Adzan Dalam Perjalanan (safar)
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَابْنُ عَمٍّ لِي فَقَالَ لَنَا إِذَا سَافَرْتُمَا فَأَذِّنَا وَأَقِيمَا وَلْيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا
Mahmud bin Ghailam menceritakan kepada kami, Waki menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Khalid Al Hadzdza', dari Abu Qilabah, dari Malik bin Al Huwairits, ia berkata,
"Aku dan anak lelaki pamanku (keponakanku) datang kepada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepada kami, 'Apabila kamu berdua bepergian, maka adzan dan qamatlah, serta orang yang paling besar di antara kalian berdua hendaknya menjadi imam'. " Shahih: lhnu Majah (979) dan Muttafaq 'alaih
Abu Isa berkata, "Hadits ini hascm shahih." Menurut mayoritas uiama wajib mengamalkannya. Mereka memilih adzan dan iqamah. Sebagian dari mereka berkata,
"Cukup iqamah, karena adzan itu bagi orang yang hendak mengumpulkan manusia." Pendapat yang pertama lebih shahih. Ahmad dan Ishaq juga berpendapat demikian.