Kekayaan yang Hakiki Adalah Kekayaan Jiwa
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ بُدَيْلِ بْنِ قُرَيْشٍ الْيَامِيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Ahmad bin Budail bin Quraisy Al Yami Al Kufi menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Kekayaan bukan —dinilai— dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan hati (jiwa) ". Shahih: Ibnu Majah (4137); Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih". Nama asli Abu Hashin adalah Utsman bin Ashim Al Asadi.