Bagian Bab Sebelumnya

حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ سَلْمَانَ أَبُو عُمَرَ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً فَإِنْ كَانَ صَاحِبُهَا سَدَّدَ وَقَارَبَ فَارْجُوهُ وَإِنْ أُشِيرَ إِلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ فَلَا تَعُدُّوهُ

Yusuf bin Salman Abu Umar Al Bashri menceritakan kepada kami, Hatim bin Ismail menceritakan kepada kami. dari Ibnu Ajlan, dari Al Qa'qa' bin Hakim, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah,

beliau bersabda, "Sesungguhnya pada setiap sesuatu itu ada kesemangatan, dan setiap kesemangatan itu ada kelemahan Jika seseorang ingin melakukan sesuatu dengan benar dan istiqomah dan berusaha mendekatkan diri pada kebenaran, maka harapkan kebahagiaannya.

Namun. jika ia melakukannya agar ditunjuk dengan jari (ingin masyhur), maka janganlah kamu sekalian menganggapnya (orang yang shalih) ". Hadits ini hasan: Al Misykah (5325-Tahqiq kedua), At-Ta'liq Ar-Raghib (1/46), dan Azh-Zhilal (1/28).

Abu Isa berkata. "Hadits ini adalah hasan shahih gharib dari jalur periwayatan ini". Hadits ini juga diriwayatkan dari Anas bin Malik, dari Rasulullah. Beliau bersabda,

"Cukuplah seseorang dianggap buruk dengan melakukan sesuatu agar orang-orang menganggapnya (sebagai orang yang ahli ibadah atau orang alim) dalam agama dan dunia, kecuali orang yang dilindungi oleh Allah ".