Beristinja' dengan Air
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ الْبَصْرِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُعَاذَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مُرْنَ أَزْوَاجَكُنَّ أَنْ يَسْتَطِيبُوا بِالْمَاءِ فَإِنِّي أَسْتَحْيِيهِمْ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُهُ
Qutaibah dan Muhammad bin Abdul Malik bin Abisy-Syawarib Al Bashri menceritakan kepada kami, keduanya berkata, "Abu Awanah menceritakan kepadaku dari Qatadah, dari Mu'adzah, dari Aisyah, beliau berkata, 'Perintahkanlah kepada para suami kalian untuk bersuci dengan air.
Sesungguhnya aku malu kepada mereka, karena Rasulullah SAW selalu melakukannya'." Shahih: Irwaul Ghalil (42) Di dalam bab ini terdapat hadits dari Jabir bin Abdullah Al Bajali, Anas, dan Abu Hurairah.
Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih" Dalam mengamalkan hadits ini para ulama memilih beristinja' (cebok) dengan air. Walaupun menurut mereka beristinja' dengan batu dibolehkan, namun mereka lebih menyukai dengan air (menurut mereka hal itu lebih utama).
Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Mubarak, Asy-Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq juga berpendapat demikian.