Rasa Malu Adalah Bagian dari Iman

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ الْمَعْنَى وَاحِدٌ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَيَاءُ مِنْ الْإِيمَانِ

Ibnu Abu Umar dan Ahmad bin Mani —dengan satu makna— menceritakan kepada kami. Mereka berdua berkata, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya.

Bahwasanya Rasulullah SAW berjalan melewati seorang pria, ia sedang menasihati saudaranya tentang rasa malu. Rasulullah lalu bersabda, "Malu adalah bagian dari iman. " Shahih: Ibnu Majah (58); Muttafaq alaih.

Ahmad bin Mani' berkata dalam haditsnya: bahwasanya Rasulullah mendengar seorang pria sedang menasihati saudaranya tentang rasa malu. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Abu Hurairah, Abu Bakrah, dan Abu Umamah.