Ciri Orang Munafik
حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Abu Hafsh Amru bin Ali menceritakan kepada kami, Yahya bin Muhammad bin Qais menceritakan kepada kami, dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Tanda orang munafik ada tiga perkara; jika berbicara dusta, jika berjanji tidak menepati (ingkar), jika dipercaya khianat. " Shahih: Iman Abu Ubaid, h. 95; Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib, dari hadits Al Ala." Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu jalur periwayatan, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah. Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Ibnu Mas'ud,
Anas, dan Jabir: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami. Ismail bin Ja'far menceritakan kepada kami, dari Abu Suhail bin Malik, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama secara makna. Abu Isa berkata,
"Hadits ini shahih." Abu Suhail adalah paman Malik bin Anas. Nama aslinya adalah Nafi' bin Malik bin Abu Amir Al Ashbahi Al Khaulani.
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ سُفْيَانَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا وَإِنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Al A'masy, dari Abdullah bin Murrah, dari Masruq, dari Abdullah bin Amr, dari Nabi, beliau bersabda,
"Empat perkara yang jika (keempatnya) terdapat dalam dirinya (seseorang) maka ia adalah seorang munafik (sejati). Jika hanya ada salah satunya saja maka dalam dirinya terdapat benih kemunafikan hingga ia meninggalkannya,
Yaitu; jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia ingkar (tidak menepati), jika berselisih ia berlaku curang (jahat),jika bersumpah ia khianat. " Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (4/27); Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Al Hasan bin Ali Al Khallal menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abdullah bin Murrah dengan sanad yang sama. Abu Isa berkata,
"Hadits ini hasan shahih." Menurut para ulama maknanya adalah nifak dalam hal amal perbuatan. Adapun nifak berupa pendustaan terjadi pada masa Rasulullah. Demikianlah diriwayatkan dari Hasan Al Bashri sebagian dari hadits ini. Ia berkata, "Nifak itu ada dua macam, nifak amal dan nifak pendustaan."