Hilangnya Ilmu
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abdah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amru bin Al Ash, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya dari manusia. Akan tetapi, Allah mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama. Sehingga, jika Allah tidak menyisakan orang alim,
maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka. Ketika mereka ditanya, maka mereka mengeluarkan fatwa tanpa didasari ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan (orang lain)." Shahih: Ibnu Majah (52); Muttafaq alaih.
Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Aisyah dan Ziyad bin Labid. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Az-Zuhri meriwayatkan hadits ini dari Urwah, dari Abdullah bin Amru, dari Urwah, dari Aisyah, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَخَصَ بِبَصَرِهِ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ قَالَ هَذَا أَوَانُ يُخْتَلَسُ الْعِلْمُ مِنْ النَّاسِ حَتَّى لَا يَقْدِرُوا مِنْهُ عَلَى شَيْءٍ فَقَالَ زِيَادُ بْنُ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ كَيْفَ يُخْتَلَسُ مِنَّا وَقَدْ قَرَأْنَا الْقُرْآنَ فَوَاللَّهِ لَنَقْرَأَنَّهُ وَلَنُقْرِئَنَّهُ نِسَاءَنَا وَأَبْنَاءَنَا فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا زِيَادُ إِنْ كُنْتُ لَأَعُدُّكَ مِنْ فُقَهَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَذِهِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ عِنْدَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى فَمَاذَا تُغْنِي عَنْهُمْ قَالَ جُبَيْرٌ فَلَقِيتُ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ قُلْتُ أَلَا تَسْمَعُ إِلَى مَا يَقُولُ أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ فَأَخْبَرْتُهُ بِالَّذِي قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ قَالَ صَدَقَ أَبُو الدَّرْدَاءِ إِنْ شِئْتَ لَأُحَدِّثَنَّكَ بِأَوَّلِ عِلْمٍ يُرْفَعُ مِنْ النَّاسِ الْخُشُوعُ يُوشِكُ أَنْ تَدْخُلَ مَسْجِدَ جَمَاعَةٍ فَلَا تَرَى فِيهِ رَجُلًا خَاشِعًا
Abdullah bin Abdurahman menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih mengabarkan kepada kami, Muawiyah bin Shalih menceritakan kepadaku, dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, dari ayahnya, Jubair bin Nufair,
dari Abu Ad-Darda' ia berkata: Ketika kami berada bersama Rasulullah SAW, beliau mengangkat pandangannya ke arah langit, beliau lalu bersabda, "Ini adalah saatnya ilmu diambil dari manusia hingga mereka tidak mampu memperoleh ilmu sedikit pun.
" Ziyad bin Labid Al Anshari bertanya, "Bagaimana ilmu itu diambil dari kami? Sedangkan kami membaca Al Qur'an? Demi Allah, kami telah membacanya dan membacakannya kepada istri dan anak-anak kami."
Beliau bersabda, "Celaka kamu, wahai Ziyad, jika aku menganggapmu termasuk ahli fikih kota Madinah, maka kitab Taurat dan Injil ini ada di sisi bangsa Yahudi dan Nashrani. lalu apakah kiiab itu berguna bagi mereka' " Jubair berkata.
"Aku bertemu dengan Ubadah bin Ash-Shamit." Aku (Jubair) berkata. "Tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan oleh saudaramu. Abu Ad-Darda'" Aku pun lalu memberitahukan kepadanya apa yang dikatakan oleh Abu Ad-Darda'.
Dia berkata. "Benar apa yang dikatakan Abu Ad-Darda' Jika kamu mau. maka aku akan beritahukan kepadamu tentang ilmu pertama yang akan diangkat dari manusia, yaitu kekhusyu'an. Ketika kamu masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat jama'ah,
maka hampir saja kamu tidak melihat ada seorang pun yang melakukan shalat dengan khusyu'." Shahih: Takhrij Iqtidha Al Ilm Al Amal (89).
Muawiyah bin Shalih adalah orang yang tsiqah menurut ahlul hadits. Kita tidak mengetahui seorang pun yang berbicara seperti ini selain Yahya bin Sa'id Al Qaththan. Diriwayatkan pula dari Muawiyah bin Shalih dengan hadits seperti ini.
Sebagian dari mereka meriwayatkan hadits ini dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, darir ayahnya, dari Auf bin Malik, dari Rasulullah.