Makruhnya Menulis Ilmu
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ اسْتَأْذَنَّا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْكِتَابَةِ فَلَمْ يَأْذَنْ لَنَا
Sufyan bin Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari Atha'' bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri. Beliau bersabda,
"Kami meminta izin kepada Rasulullah untuk menuliskan (ilmu), namun beliau tidak memberi izin kepada kami." Shahih: Muslim (8/229) seperti itu.
Abu Isa berkata, "Hadits ini diriwayatkan tidak dengan jalur periwayatan seperti ini, dari Zaid bin Aslam. Hammam meriwayatkannya dari Zaid bin Aslam.