Memasuki Kamar Mandi

حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ دِينَارٍ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ الْمِقْدَامِ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَدْخُلْ الْحَمَّامَ بِغَيْرِ إِزَارٍ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُدْخِلْ حَلِيلَتَهُ الْحَمَّامَ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِالْخَمْرِ

Al Qasim bin Dinar Al Kufi menceritakan kepada kami, Mush'ab bin Miqdam menceritakan kepada kami, dari Al Hasan bin Shalih, dari Laits bin Abu Sulaim, dari Thawus, dari Jabir, bahwasanya Nabi SAW bersabda,

"Siapa saja beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka janganlah ia masuk ke dalam kamar mandi tanpa kain sarung. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah memasukkan perhiasaannya (istrinya) ke dalam kamar mandi.

Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah duduk di meja makan yang disediakan minuman khamer. " Hasan: At-Taliq Ar-Raghib (1/88-89), Al Irwa" (1949) dan Ghayah Al Maram (190).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib, kami tidak mengetahuinya berasal dari hadits Thawus, dari Jabir, kecuali dari jalur periwayatan ini." Muhammad bin Isma'il mengatakan bahwa Laits bin Abu Sulaim adalah orang yang jujur,

mungkin ia dianggap lemah dalam hal yang lain. Muhammad bin Ismail berkata, Ahmad bin Hanbal berkata, "Laits tidak bergembira dengan haditsnya itu. Laits me-marfu '-kan banyak hadits, dan tidak ada yang me-marfu '-kannya selain ia sendiri. Oleh karena itu, yang lain men-dhaif-kannya."

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَال سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ أَبِي الْجَعْدِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ الْهُذَلِيِّ أَنَّ نِسَاءً مِنْ أَهْلِ حِمْصَ أَوْ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ دَخَلْنَ عَلَى عَائِشَةَ فَقَالَتْ أَنْتُنَّ اللَّاتِي يَدْخُلْنَ نِسَاؤُكُنَّ الْحَمَّامَاتِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ امْرَأَةٍ تَضَعُ ثِيَابَهَا فِي غَيْرِ بَيْتِ زَوْجِهَا إِلَّا هَتَكَتْ السِّتْرَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ رَبِّهَا

Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitahukan kepada kami, dari Manshur, ia berkata: Aku mendengar Salim bin Abu Al Ja'd menceritakan sebuah hadits,

dari Abu Al Malih Al Hudzali, bahwasanya kaum wanita dari ahli Himash —atau ahli Syam— mendatangi Aisyah, lalu ia berkata, "Apakah kalian semua wanita-wanita yang memasukkan anak-anak perempuan kalian ke dalam kamar mandi?

Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah seorang wanita meletakkan pakaiannya di selain rumah suaminya melainkan tabir penutup antara dirinya dengan Tuhannya telah terkoyak'." Shahih: Ibnu Majah (3750). Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan."