Makruhnya Menggabungkan Nama Rasulullah dengan Gelar Beliau
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَجْمَعَ أَحَدٌ بَيْنَ اسْمِهِ وَكُنْيَتِهِ وَيُسَمِّيَ مُحَمَّدًا أَبَا الْقَاسِمِ
Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits mencentakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Bahwasanya Nabi SAW pernah melarang seseorang menggabungkan namanya dengan gelar beliau,
yaitu dengan menamakan 'Muhammad Abul Qasim'. Hasan shahih: Al Misykah (4769 - tahqiq kedua] dan Ash-Shahihah (2946).
Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Jabir. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Sebagian ulama tidak suka jika ada seseorang yang menggabungkan antara nama Rasulullah dengan julukan beliau.
Namun, sebagian dari mereka ada yang melakukan hal itu. Diriwayatkan dari Rasulullah, bahwasanya beliau mendengar ada seseorang di pasar memanggil "Wahai Abu Qasim!" Rasulullah pun menengok.
Orang itu berkata, "Yang aku maksud bukan engkau." Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian memberi julukan dengan gelarku (julukanku)." Al Hasan bin Ali Al Khallal menceritakan kepada kami,
Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, dari Humaid, dari Anas, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama. Hadits ini menunjukkan beliau tidak suka seseorang dijuluki dengan 'Abul Qasim'.
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَمَّيْتُمْ بِي فَلَا تَكْتَنُوا بِي
Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, dari Al Husain bin Waqid, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Jika kalian memberi nama dengan namaku maka janganlah memberi julukan dengan gelar (jukukan)ku. " Shahih: Ibnu Majah (3736); Muttafaq alaih. Abu Isa berkata. "Hadits ini hasan gharib dari jalur periwayatan ini."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا فِطْرُ بْنُ خَلِيفَةَ حَدَّثَنِي مُنْذِرٌ وَهُوَ الثَّوْرِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ ابْنِ الْحَنَفِيَّةِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وُلِدَ لِي بَعْدَكَ أُسَمِّيهِ مُحَمَّدًا وَأُكَنِّيهِ بِكُنْيَتِكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَانَتْ رُخْصَةً لِي
Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Said Al Qaththan menceritakan kepada kami, Fithr bin Khalifah menceritakan kepada kami, Mundzir —dia adalah Ats-Tsauri— menceritakan kepadaku,
dari Muhammad Al Hanafiyyah, dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau jika sepeninggalmu nanti aku dikaruniai seorang anak, bolehkan aku menamakannya dengan nama Muhammad dan memberi julukan kepadanya seperti julukanmu?"
Beliau menjawab "Ya. " Shahih: Mukhtashar Tuhfat Al Wadud, Takhrij Al Misykah (4111 -tahqiq kedua). Hadits ini hasan shahih.