Sebagian Surah Al Baqarah

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَعَبْدُ الْوَهَّابِ قَالُوا حَدَّثَنَا عَوْفُ بْنُ أَبِي جَمِيلَةَ الْأَعْرَابِيُّ عَنْ قَسَامَةَ بْنِ زُهَيْرٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَرْضِ فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ فَجَاءَ مِنْهُمْ الْأَحْمَرُ وَالْأَبْيَضُ وَالْأَسْوَدُ وَبَيْنَ ذَلِكَ وَالسَّهْلُ وَالْحَزْنُ وَالْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ

Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Said, Ibnu Abu Adi, Muhammad bin Ja'far, dan Abdul Wahab menceritakan kepada kami, mereka berkata: Auf bin Abu Jamilah Al A'rabi menceritakan kepada kami,

dari Qasamah bin Zuhair, dari Abu Musa Al Asy'ari, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam (tanah) yang Allah genggam dari semua penjuru bumi.

Maka anak cucu Adam datang (tercipta) sesuai dengan kadar bumi. Di antara mereka ada yang tercipta dalam keadaan berkulit merah, putih, dan hitam, atau antara itu semua.

Di antara mereka ada yang lembut, keras, buruk (perangainya), dan baik (perangainya). " Shahih: Al Misykah (100) dan Ash-Shahihah (1630). Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ { ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا } قَالَ دَخَلُوا مُتَزَحِّفِينَ عَلَى أَوْرَاكِهِمْ أَيْ مُنْحَرِفِينَ وَبِهَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ } قَالَ قَالُوا حَبَّةٌ فِي شَعْرَةٍ

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Abdurrazaq mengabarkan kepada kami, dari Ma'mar, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah. ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda mengenai firman Allah 'Masukilah pintu gerbangnya (Baitul Maqdis) sambil bersujud'."

Beliau bersabda, "Mereka (kaum Nabi Musa) masuk ke dalam (Baitul Maqdis) dengan menundukkan diri pada pangkalpahanya. Artinya mereka berjalan sambil membungkuk. "

Dengan sanad yang sama, dari Rasulullah, Allah berfirman, "Lalu orang-orang yang zhalim menggantikan perintah dengan mengerjakan yang tidak diperintahkan kepada mereka." Rasulullah bersabda, "Sebutir biji jelai." Shahih: Muttafaq alaih Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih"

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا أَشْعَثُ السَّمَّانُ عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ فَلَمْ نَدْرِ أَيْنَ الْقِبْلَةُ فَصَلَّى كُلُّ رَجُلٍ مِنَّا عَلَى حِيَالِهِ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا ذَكَرْنَا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ { فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ }

Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Asy'ats As-Samman menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Ubaidullah, dari Abdullah bin Amir bin Rabi'ah, dari ayahnya, ia berkata,

"Kami pernah bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan di malam yang gelap gulita. Kami tidak mengetahui di mana arah kiblat. Masing-masing dari kami melaksanakan shalat sesuai dengan perkiraan masing-masing.

Ketika hari telah pagi, kami menceritakan hal itu kepada Rasulullah. Kemudian, turunlah ayat, 'Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah '. " Hasan: Ibnu Majah (1020).

Abu Isa berkata, "Hadits ini gharib. Kami tidak mengetahui hadits ini selain dari hadits Asy'ats As-Samman Abu Ar-Rabi', dari Ashim bin Ubaidullah." Asy'ats dianggap lemah pada hadits ini.

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ قَال سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ تَطَوُّعًا أَيْنَمَا تَوَجَّهَتْ بِهِ وَهُوَ جَاءٍ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ ثُمَّ قَرَأَ ابْنُ عُمَرَ هَذِهِ الْآيَةَ وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ } الْآيَةَ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ فَفِي هَذَا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Abu Sulaiman mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Said bin Jubair bercerita, dari Ibnu Umar, ia berkata,

"Nabi SAW pernah melaksanakan shalat sunnah di atas hewan tunggangannya. Beliau menghadap ke arah mana saja hewan itu mengarah. Beliau datang dari kota Makkah menuju Madinah."

Lalu, Ibnu Umar membaca ayat berikut, "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat. " Ibnu Umar berkata, "Pada waktu peristiwa seperti inilah ayat ini diturunkan." Shahih: Shifat Ash-Shalah dan Muslim. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih''

عَنْ قَتَادَةَ أَنَّهُ قَالَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ { وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ } قَالَ قَتَادَةُ هِيَ مَنْسُوخَةٌ نَسَخَهَا قَوْلُهُ { فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ } أَيْ تِلْقَاءَهُ حَدَّثَنَا بِذَلِكَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ وَيُرْوَى عَنْ مُجَاهِدٍ فِي هَذِهِ الْآيَةِ { فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ } قَالَ فَثَمَّ قِبْلَةُ اللَّهِ

Diriwayatkan dari Qatadah, bahwasanya ia berkata mengenai ayat ini, yaitu "walillahil masyriqu wal maghribu fa ainama tuwalluu fatsamma wajhullah (Maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat)".

Qatadah berkata, "ayat ini mansukh (terhapus)" oleh firman Allah "fawalli wajhaka syathral masjidil haraam ", artinya: menghadap kearahnya. Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy-Syawarib menceritakan kepada kami dengan hadits itu,

Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, dari Said, dari Qatadah. Diriwayatkan dari Mujahid pada ayat berikut, "fa ainama tuwalluu fatsamma wajhullah (Maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah)". Ia berkata, "Maka kiblat Allah itu ke arah manapun." Sanad-nya shahih maqthu '.

Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami. dan An-Nadhr bin Arabi, dari Mujahid ... dengan hadits yang sama.

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ صَلَّيْنَا خَلْفَ الْمَقَامِ فَنَزَلَتْ { وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى }

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Al Hajjaj bin Minhal menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami. dari Humaid, dari Anas bahwasanya Umar bin Al Khaththab berkata.

"Wahai Rasulullah, bagaimana seandainya kita shalat di belakang maqam Ibrahim?" Lalu, turunlah ayat 'dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat'. Shahih: Muttafaq alaih Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قُلْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ اتَّخَذْتَ مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى فَنَزَلَتْ { وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى }

Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil mengabarkan kepada kami, dari Anas. Ia berkata, Umar bin Khaththab berkata, aku berkata kepada Rasulullah SAW,

"Bagaimana kalau kita shalat di belakang maqam Ibrahim?" Lalu, turunlah ayat 'Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalaf. Shahih: Muttafaq alaih

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Ibnu Umar.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ { وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا } قَالَ عَدْلًا

Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami. dari Abu Shalih, dari Abu Said, dari Nabi SAW. Pada firman Allah,

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan. " Beliau bersabda, "Keadilan. " Shahih: Muttafaq alaih Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُدْعَى نُوحٌ فَيُقَالُ هَلْ بَلَّغْتَ فَيَقُولُ نَعَمْ فَيُدْعَى قَوْمُهُ فَيُقَالُ هَلْ بَلَّغَكُمْ فَيَقُولُونَ مَا أَتَانَا مِنْ نَذِيرٍ وَمَا أَتَانَا مِنْ أَحَدٍ فَيُقَالُ مَنْ شُهُودُكَ فَيَقُولُ مُحَمَّدٌ وَأُمَّتُهُ قَالَ فَيُؤْتَى بِكُمْ تَشْهَدُونَ أَنَّهُ قَدْ بَلَّغَ فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى { وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا } وَالْوَسَطُ الْعَدْلُ

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Ja'far bin 'Aun mengabarkan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Abu Shalih, dari Abu Said, Rasulullah bersabda,

"Nuh dipanggil (pada hari kiamat). Lalu ditanyakan kepadanya, 'Apakah kamu telah menyampaikan amanah?'" Dia menjawab, "Ya. " Lalu, kaumnya dipanggil.

Ditanyakan kepada mereka, "Apakah dia (Nuh) telah menyampaikan (amanah) kepada kalian?" Mereka menjawab, "Tidak ada seorang pemberi peringatan atau seorang pun yang datang kepada kami."

Mereka ditanyakan, "Siapa saksimu?" Mereka menjawb, "Muhammad dan umatnya. " Rasulullah bersabda, "Lalu, kalian dimintakan untuk menjadi saksi bahwa dirinya (Nabi Nuh) telah menyampaikan amanah.

Oleh karena itulah turun firman Allah, 'Dan demikian (pulaj Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul Muhammad menjadi saksi atas perbuatanmu'. " Yang dimaksud wasath di sini adalah keadilan. Shahih: Al Bukhari

Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Ja'far bin 'Aun menceritakan kepada kami, dari Al A'masy ... dengan hadits yang sama. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ صَلَّى نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ } فَوُجِّهَ نَحْوَ الْكَعْبَةِ وَكَانَ يُحِبُّ ذَلِكَ فَصَلَّى رَجُلٌ مَعَهُ الْعَصْرَ قَالَ ثُمَّ مَرَّ عَلَى قَوْمٍ مِنْ الْأَنْصَارِ وَهُمْ رُكُوعٌ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ هُوَ يَشْهَدُ أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ قَدْ وُجِّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ قَالَ فَانْحَرَفُوا وَهُمْ رُكُوعٌ

Hannad menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Isra'il, dari Abu Ishaq, dari Al Barra' bin Azib, ia berkata, "Ketika Rasulullah datang ke kota Madinah,

beliau melaksanakan shalat menghadap ke arah.Baitul Maqdis selama enam atau tujuh belas bulan. Rasulullah SAW senang jika dirinya dihadapkan ke arah Ka'bah." Lalu, Allah menurunkan firman-Nya,

"Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram."

Rasulullah SAW pun lalu menghadap ke Ka'bah. Beliau menyukai hal itu. Lalu, ada seseorang melaksanakan shalat ashar bersamanya. Ia (Al Barra') berkata,

"Orang ltu melewati kaum Anshar yang sedang ruku' ketika melaksanakan shalat ashar dengan menghadap ke Baitul Maqdis." Ia (Al Barra) melanjutkan. "Orang itu bersaksi bahwa dirinya telah melaksanakan shalat bersama Rasulullah SAW dan ia menghadapkan wajahnya ke arah Ka'bah.

Ia melanjutkan. "Maka semua orang memalingkan wajahnya keadaan ruku." Shahih: Ashlu Shifat Ash-Shalah dan Muttafaq alaih Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkannya dari Abu Ishaq.

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانُوا رُكُوعًا فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ

Hannad menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Mereka ruku dalam shalat fajar." Shahih: Referensi yang sama; Al Irwa' (290) dan Muttafaq alaih.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Amr bin Auf Al Muzani, Ibnu Umar, Umarah bin Aus, dan Anas bin Malik. Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Umar ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ وَأَبُو عَمَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا وُجِّهَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ مَاتُوا وَهُمْ يُصَلُّونَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ }الْآيَةَ

Hannad dan Abu Ammar menceritakan kepada kami. Mereka berdua berkata, Waki' menceritakan kepada kami, dari Israil, dari Simak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas.

Dia berkata, "Ketika Nabi SAW diperintahkan untuk menghadap ke arah Ka'bah (dalam shalat), para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia? Mereka melaksanakan shalat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis'."

Lalu, Allah menurunkan firman-Nya, "Dan Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan imanmu. " Shahih lighairih: At-Ta'liqat Al Hassan (1714); Al Bukhari. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَال سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عُرْوَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ مَا أَرَى عَلَى أَحَدٍ لَمْ يَطُفْ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ شَيْئًا وَمَا أُبَالِي أَنْ لَا أَطُوفَ بَيْنَهُمَا فَقَالَتْ بِئْسَ مَا قُلْتَ يَا ابْنَ أُخْتِي طَافَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَافَ الْمُسْلِمُونَ وَإِنَّمَا كَانَ مَنْ أَهَلَّ لِمَنَاةَ الطَّاغِيَةِ الَّتِي بِالْمُشَلَّلِ لَا يَطُوفُونَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى { فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا } وَلَوْ كَانَتْ كَمَا تَقُولُ لَكَانَتْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا قَالَ الزُّهْرِيُّ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِأَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ فَأَعْجَبَهُ ذَلِكَ وَقَالَ إِنَّ هَذَا الْعِلْمُ وَلَقَدْ سَمِعْتُ رِجَالًا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَقُولُونَ إِنَّمَا كَانَ مَنْ لَا يَطُوفُ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ مِنْ الْعَرَبِ يَقُولُونَ إِنَّ طَوَافَنَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْحَجَرَيْنِ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ وَقَالَ آخَرُونَ مِنْ الْأَنْصَارِ إِنَّمَا أُمِرْنَا بِالطَّوَافِ بِالْبَيْتِ وَلَمْ نُؤْمَرْ بِهِ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ } قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَأُرَاهَا قَدْ نَزَلَتْ فِي هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Az-Zuhri bercerita dari Urwah, ia berkata, aku pernah berkata kepada Aisyah,

"Aku tidak melihat ada sesuatu yang terjadi terhadap seseorang yang tidak melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah. Aku tidak peduli untuk tidak melakukan sa'i antara keduanya itu." Aisyah berkata,

"Sungguh buruk apa yang kamu katakan wahai ar.ak saudara perempuanku. Rasulullah telah melakukan sa'i dan kaum muslimin pun melakukannya. Hanya orang-orang yang menyembah manat yang terdapat di Musyallal saja yang tidak melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah."

Lalu Allah menurukan firman-Nya, 'Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah dan berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sdi antara keduanya (Shafa dan Marwah).'

Jika seperti apa yang kamu katakan, maka maknanya adalah: tidak ada dosa baginya untuk tidak melakukan sai antara keduanya." Az-Zuhri berkata, "Aku menceritakan hal itu kepada Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam, dan ia merasa heran."

Ia berkata, "Ilmu tentang hal ini pernah aku dengar. Sesungguhnya sebagian ulama berkata, 'Sesungguhnya orang yang tidak melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah adalah dari bangsa Arab.'

Mereka berkata, 'Sesungguhnya sa'i yang kita lakukan antara dua batu ini adalah termasuk perkara jahiliyah.' Yang lain, yaitu dari kaum Anshar, mereka berkata,

'Kami diperintahkan untuk melakukan thawaf di baitullah dan kami tidak diperintahkan untuk melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah'." Lalu, Allah menurunkan firman-Nya,

"Sesunggnhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. " Abu Bakar bin Abdurrahman berkata, "Aku mengira ayat ini turun untuk mereka." Shahih: Ibnu Majah (2986); Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَكِيمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنْ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَقَالَ كَانَا مِنْ شَعَائِرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمَّا كَانَ الْإِسْلَامُ أَمْسَكْنَا عَنْهُمَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا } قَالَ هُمَا تَطَوُّعٌ { وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ }

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami. dari Ashim bin Al Ahwal, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik tentang Shafa dan Marwah."

ia berkata, "Dahulu keduanya adalah syiar jahiliyah. Ketika Islam datang. kita berhasil menguasainya. Lalu Allah menurunkan firman-Nva. Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.

maka barangsiapa yang beribadah haji ke baitullah atau berumrah. maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya'." Anas melanjutkan, "Melakukan sa'i antara keduanya adalah sunnah." Allah berfirman,

"Dan barangsiapa mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri lagi Maha Mengetahui. " Shahih: Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَدِمَ مَكَّةَ طَافَ بِالْبَيْتِ سَبْعًا فَقَرَأَ { وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى } فَصَلَّى خَلْفَ الْمَقَامِ ثُمَّ أَتَى الْحَجَرَ فَاسْتَلَمَهُ ثُمَّ قَالَ نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ وَقَرَأَ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ }

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW ketika beliau datang ke kota Makkah,

beliau melakukan thawaf di Baitullah sebanyak tujuh kali putaran, beliau membaca, 'Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat shalat.' Beliau melaksanakan shalat di belakang maqam Ibrahim.

Setelah itu, beliau mendekati hajar Aswad dan menciumnya. Beliau bersabda, "Kita memulai seperti yang telah Allah mulai. " Lalu, beliau membaca firman Allah, "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. " Shahih: Ibnu Majah (2960); Muttafaq alaih. Abu Isa berkata. "Hadits ini hasan shahih'"

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ بْنِ يُونُسَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَائِمًا فَحَضَرَ الْإِفْطَارُ فَنَامَ قَبْلَ أَنْ يُفْطِرَ لَمْ يَأْكُلْ لَيْلَتَهُ وَلَا يَوْمَهُ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنَّ قَيْسَ بْنَ صِرْمَةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَ صَائِمًا فَلَمَّا حَضَرَ الْإِفْطَارُ أَتَى امْرَأَتَهُ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكِ طَعَامٌ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ أَنْطَلِقُ فَأَطْلُبُ لَكَ وَكَانَ يَوْمَهُ يَعْمَلُ فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ وَجَاءَتْهُ امْرَأَتُهُ فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ خَيْبَةً لَكَ فَلَمَّا انْتَصَفَ النَّهَارُ غُشِيَ عَلَيْهِ فَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةَ { أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ } فَفَرِحُوا بِهَا فَرَحًا شَدِيدًا { وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْفَجْرِ }

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Isra'il bin Yunus, dari Abu Ishaq, dari Al Barra', ia berkata, "Di antara sahabat Nabi SAW ada seseorang yang berpuasa.

Ketika datang waktu berbuka, ia tidur sebelum berbuka, ia tidak makan malam dan selama sehari hingga datang waktu sore. Qais bin Al Anshari berpuasa, ketika datang waktu berbuka ia mendatangi istrinya dan bertanaya,

'Apakah kamu memiliki makanan?' Istrinya menjawab, Tidak, akan tetapi aku akan pergi untuk mencari makanan untukmu.' Hari itu ia (Qais) sibuk bekerja hingga ia mengantuk dan tidur. Lalu, istrinya datang.

Ketika si istri melihat suaminya, ia berkata, 'Kamu merugi, karena tidak mendapatkan apapun dari apa-apa yang kamu cari.' Ketika datang waktu tengah hari ia pingsan.

Ia lalu menceritakan hal itu kepada Rasulullah. kemudian. turunlah ayat berikut, 'Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu.'

Orang-orang sangat bergembira dengan turunnya ayat ini." Allah berfirman, "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. " Shahih: Shahih Abu Daud (2034); Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ ذَرٍّ عَنْ يُسَيِّعٍ الْكِنْدِيِّ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ { وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ } قَالَ الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ وَقَرَأَ { وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِلَى قَوْلِهِ دَاخِرِينَ }

Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Dzarr, dari Yusa'i Al Kindi, dari An-Nu'man bin Basyir, dari Nabi SAW.

Mengenai firman Allah, "Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku niscaya Kuperkenankan bagimu'. " Beliau bersabda, "Doa itu adalah ibadah. " Beliau lalu membaca firman Allah,

"Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku nicaya Kuperkenankan bagimu," hingga firman-Nya yang berbunyi, "Dalam keadaan hina dina. " Shahih: Ibnu Majah (3828).

Manshur meriwayatkan hadits ini. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا حُصَيْنٌ عَنْ الشَّعْبِيِّ أَخْبَرَنَا عَدِيُّ بْنُ حَاتِمٍ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْفَجْرِ } قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا ذَاكَ بَيَاضُ النَّهَارِ مِنْ سَوَادِ اللَّيْلِ

Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami. Husyaim menceritakan kepada kami, Hushain mengabarkan kepada kami. dari Asy-Sya'bi, Adi bin Hatim mengabarkan kepada kam;.

ia berkata, "Ketikaturun firman Allah. 'Hingga terang bagimu benar.g pu::h dari benang hitam, yaitu fajar, ' Nabi SAW bersabda kepadaku. 'Sesungguhnya itu adalah putihnya siang dan hitamnya malam '. " Shahih: Shahih Abu Daud (2034); Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Mujalid menceritakan kepada kami, dari Asy-Sya'bi, dari Adi bin Hatim, dari Rasulullah ... seperti itu.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مُجَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصَّوْمِ فَقَالَ { حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ } قَالَ فَأَخَذْتُ عِقَالَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْيَضُ وَالْآخَرُ أَسْوَدُ فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَيْهِمَا فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا لَمْ يَحْفَظْهُ سُفْيَانُ قَالَ إِنَّمَا هُوَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Mujalid, dari Asy-Sya'bi, dari Adi bin Hatim, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa."

Beliau bersabda, "Hinggajelas bagimu benang putih dari benang hitam. " Aku berkata, "Aku pun lalu mengambil dua tali, yang satu putih dan yang lainnya hitam. Aku perhatikan kedua tali itu.

Rasulullah SAW lalu mengatakan sesuatu yang Sufyan tidak dihapal." Beliau bersabda, "Itu adalah malam dan siang. " Shahih: Sumber referensi yang sama, Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَسْلَمَ أَبِي عِمْرَانَ التُّجِيبِيِّ قَالَ كُنَّا بِمَدِينَةِ الرُّومِ فَأَخْرَجُوا إِلَيْنَا صَفًّا عَظِيمًا مِنْ الرُّومِ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ مِنْ الْمُسْلِمِينَ مِثْلُهُمْ أَوْ أَكْثَرُ وَعَلَى أَهْلِ مِصْرَ عُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ وَعَلَى الْجَمَاعَةِ فَضَالَةُ بْنُ عُبَيْدٍ فَحَمَلَ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ عَلَى صَفِّ الرُّومِ حَتَّى دَخَلَ فِيهِمْ فَصَاحَ النَّاسُ وَقَالُوا سُبْحَانَ اللَّهِ يُلْقِي بِيَدَيْهِ إِلَى التَّهْلُكَةِ فَقَامَ أَبُو أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تَتَأَوَّلُونَ هَذِهِ الْآيَةَ هَذَا التَّأْوِيلَ وَإِنَّمَا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةَ فِينَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ لَمَّا أَعَزَّ اللَّهُ الْإِسْلَامَ وَكَثُرَ نَاصِرُوهُ فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ سِرًّا دُونَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَمْوَالَنَا قَدْ ضَاعَتْ وَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَعَزَّ الْإِسْلَامَ وَكَثُرَ نَاصِرُوهُ فَلَوْ أَقَمْنَا فِي أَمْوَالِنَا فَأَصْلَحْنَا مَا ضَاعَ مِنْهَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرُدُّ عَلَيْنَا مَا قُلْنَا { وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ } فَكَانَتْ التَّهْلُكَةُ الْإِقَامَةَ عَلَى الْأَمْوَالِ وَإِصْلَاحِهَا وَتَرْكَنَا الْغَزْوَ فَمَا زَالَ أَبُو أَيُّوبَ شَاخِصًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى دُفِنَ بِأَرْضِ الرُّومِ

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Makhlad menceritakan kepada kami, dari Haiwah bin Syuraih, dari Yazid bin Abu Habib, dari Aslam bin Imran At-Tujibi, ia berkata,

"Kami sedang berada di kota Romawi. Mereka mengerahkan barisan pasukan dalam jumlah yang sangat besar dari Romawi. Kaum muslimin pun mengerahkan pasukan kepada mereka dengan jumlah yang sama atau mungkin lebih banyak.

Tentara Mesir dipimpin oleh Uqbah bin Amir. Panglima perangnya adalah Fadhalah bin Ubaid. Seseorang dari kaum muslimin pun masuk menerobos ke bansan pasukan bangsa Romawi hingga ia berhasil masuk ke dalam bansan mereka,

lalu orang-orang bertenak." Mereka berkata. "Subhanallah (Maha Suci Allah). Apakah ia menjerumuskan dinnya ke dalam kebinasaan?" Abu Ayyub Al Anshari pun berdiri dan berkata,

"Wahai sekalian manusia, kalian menakwilkan (menafsirkan) ayat itu dengan penakwilan seperti ini? Sesungguhnya ayat ini diturunkan kepada kami —kaum Anshar— ketika Allah memberikan kejayaan kepada Islam dan banyak para pengikutnya."

Sebagian dari kami berbisik dengan sebagian yang lain tanpa didengar oleh Rasulullah. Bunyi bisikan itu adalah, "Sesungguhnya harta kami telah habis. Sesungguhnya Allah telah memberikan kejayaan kepada Islam dan pengikutnya pun telah banyak.

Jika saja kita dapat memanfaatkan harta kita dengan baik, maka kita dapat memperbaiki apa yang telah hilang dari kita." Allah lalu menurunkan kepada Nabi-Nya SAW sebuah ayat yang menjawab ucapan kami itu,

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." Kebinasaan yang dimaksud di sini adalah sibuk dengan harta dan cara mengembangkannya,

sedangkan kita meninggalkan perang. Abu Ayub tetap bertempur di jalan Allah hingga ia dimakamkan di tanah Romawi. Shahih: Ash-Shahihah (13). Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih gharib."

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا مُغِيرَةُ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَفِيَّ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ وَإِيَّايَ عَنَى بِهَا { فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ } قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ وَنَحْنُ مُحْرِمُونَ وَقَدْ حَصَرَنَا الْمُشْرِكُونَ وَكَانَتْ لِي وَفْرَةٌ فَجَعَلَتْ الْهَوَامُّ تَسَاقَطُ عَلَى وَجْهِي فَمَرَّ بِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَأَنَّ هَوَامَّ رَأْسِكَ تُؤْذِيكَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَاحْلِقْ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ قَالَ مُجَاهِدٌ الصِّيَامُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ وَالطَّعَامُ لِسِتَّةِ مَسَاكِينَ وَالنُّسُكُ شَاةٌ فَصَاعِدًا

Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Husyaim mengabarkan kepada kami, Al Mughirah mengabarkan kepada kami, dari Mujahid. Ka'ab bin Ujrah berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,

ayat mi diturunkan kepadaku dan untukku." Ayat itu adalah, "Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bershadaqah atau berkurban.".

Ka'ab berkata, "Kami sedang bersama Nabi SAW di tanah Hudaibiyyah. Ketika itu kami dalam keadaan berihram. Orang-orang musyrik mengepung kami, padahal rambutku ketika itu panjang. Kutu-kutu pun berjatuhan di atas wajahku.

Tatkala Rasulullah melewatiku, beliau bersabda, 'Sepertinya kutu-kutu di kepalamu menyiksa (menyakiti) dirimu.' Ia berkata: Aku berkata, "Ya." Beliau bersabda, "(Kalau begitu) cukurlah!" Lalu, turunlah ayat ini. Mujahid berkata,

"Puasa tiga hari dan memberi makan enam orang miskin, serta berkurban satu ekor kambing atau lebih." Shahih: Muttafaq alaih. Telah disebutkan hadits yang sama pada no. 953.

Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Asy'ats bin Sawwar, dari Asy-Sya'bi, dari Abdullah bin Ma'qil, dari Ka'ab bin Ujrah, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Abdurrahman Al Ashfahani, dari Abdullah bin Ma'qil juga.

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ أَتَى عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُوقِدُ تَحْتَ قِدْرٍ وَالْقَمْلُ يَتَنَاثَرُ عَلَى جَبْهَتِي أَوْ قَالَ حَاجِبَيَّ فَقَالَ أَتُؤْذِيكَ هَوَامُّ رَأْسِكَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَاحْلِقْ رَأْسَكَ وَانْسُكْ نَسِيكَةً أَوْ صُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ أَوْ أَطْعِمْ سِتَّةَ مَسَاكِينَ قَالَ أَيُّوبُ لَا أَدْرِي بِأَيَّتِهِنَّ بَدَأَ

Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, dari Ayub. dan Mujahid, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Ka'ab bin Ujrah. ia berkata, "Rasulullah SAW mendatangiku,

ketika itu aku sedang menyalakan api di bawah periuk. Kutu-kutu kepalaku berjatuhan di keningku —atau di pelipisku—." Beliau lalu bertanya, 'Apakah kutu-kutu kepalamu menyakitimu?"

Ia berkata: Aku menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Cukurlah rambut kepalamu, berkurbanlah dengan satu ekor kambing, atau berpuasa selama tiga hari, atau memberi makan enam orang miskin."

Ayyub berkata, "Aku tidak mengetahui mana di antara ketiganya yang dilaksanakan pertama kali." Shahih: Lihat hadits sebelumnya. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَطَاءٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجُّ عَرَفَاتٌ الْحَجُّ عَرَفَاتٌ الْحَجُّ عَرَفَاتٌ أَيَّامُ مِنًى ثَلَاثٌ { فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ } وَمَنْ أَدْرَكَ عَرَفَةَ قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَقَدْ أَدْرَكَ الْحَجَّ

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Sufyan Ats-Tsauri, dari Bukair bin Atha' Dari Abdurrahman bin Ya'mar. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

"Haji itu wukufdi Arafah, haji itu wukufdi Arafah, haji itu wukuf di Arafah, tinggal di Mina selama tiga hari. Allah berfirman, 'Barangsiapa yang ingin cepat pulang (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya.

Dan, barangsiapa yang ingin menangguhkan dari kepulangannya dari dua hari itu maka tidak ada dosa pula baginya. ' Siapa saja yang sempat mendapatkan sebelum fajar terbit maka dia telah mendapatkan haji." Shahih: Telah disebutkan pada hadits no. 889.

Ibnu Abu Umar berkata. Sufyan bin Uyainah berkata, "Hadits ini adalah hadits yang paling baik yang dinwayatkan oleh Ats-Tsauri." Abu Isa berkata. '"Hadits ini hasan shahih." Syu'bah meriwayatkan hadits ini dari Bukair bin Atha' Kami tidak mengetahui hadits ini selain dari hadits Bukair bin Atha'.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Aisyah. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

"Lelaki yang paling dibenci Allah adalah yang paling banyak berbantah-bantahan (bermusuhan)." Shahih: Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan."

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَتْ الْيَهُودُ إِذَا حَاضَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُمْ لَمْ يُؤَاكِلُوهَا وَلَمْ يُشَارِبُوهَا وَلَمْ يُجَامِعُوهَا فِي الْبُيُوتِ فَسُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى } فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُؤَاكِلُوهُنَّ وَيُشَارِبُوهُنَّ وَأَنْ يَكُونُوا مَعَهُنَّ فِي الْبُيُوتِ وَأَنْ يَفْعَلُوا كُلَّ شَيْءٍ مَا خَلَا النِّكَاحَ فَقَالَتْ الْيَهُودُ مَا يُرِيدُ أَنْ يَدَعَ شَيْئًا مِنْ أَمْرِنَا إِلَّا خَالَفَنَا فِيهِ قَالَ فَجَاءَ عَبَّادُ بْنُ بِشْرٍ وَأُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَاهُ بِذَلِكَ وَقَالَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَنْكِحُهُنَّ فِي الْمَحِيضِ فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ غَضِبَ عَلَيْهِمَا فَقَامَا فَاسْتَقْبَلَتْهُمَا هَدِيَّةٌ مِنْ لَبَنٍ فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَثَرِهِمَا فَسَقَاهُمَا فَعَلِمَا أَنَّهُ لَمْ يَغْضَبْ عَلَيْهِمَا

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Harb menceritakan kepadaku, Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata, "Bangsa Yahudi jika ada wanita di antara mereka yang haid,

maka ia (suaminya) tidak mau makan dan minum dengannya serta tidak menggaulinya di rumah." Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai hal ini. Allah lalu menurunkan firman-Nya, "Mereka bertanya kepadamu tentang haid.

Katakanlah, 'Haid itu adalah suatu kotoran'. " Rasulullah SAW lalu memerintahkan kepada mereka untuk makan dan minum bersama istri-istri mereka, serta tinggal bersama mereka di rumah.

Mereka boleh melakukan segala hal selain berhubungan suami istri. Orang Yahudi berkata, "Muhammad tidak mau membiarkan sesuatu yang sebenamya urusan kami melainkan ia pasti menyelisihi kami tentang urusan itu."

Anas berkata, "Abbad bin Basyar dan Usaid bin Hudhair lalu mendatangi Rasulullah dan keduanya mengabarkan hal itu kepada beliau." Mereka berdua berkata, "Wahai Rasulullah, Tidakkah lebih baik kita menyetubuhinya di kala haid?"

Wajah Rasulullah SAWpun memerah hingga kami mengira beliau marah terhadap mereka berdua. Keduanya pun berdiri. Namun, mereka disambut dengan sebuah hadiah berupa susu. Lalu, Rasulullah memberikan kepada mereka dan mereka pun meminumya.

Akhirnya, keduanya mengetahui bahwa Rasulullah SAW tidak marah kepada mereka. Shahih: Adab Az-Zifaf (44) dan Shahih Abu Daud (250).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Anas ... dengan hadits yang sama secara makna.

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ سَمِعَ جَابِرًا يَقُولُ كَانَتْ الْيَهُودُ تَقُولُ مَنْ أَتَى امْرَأَتَهُ فِي قُبُلِهَا مِنْ دُبُرِهَا كَانَ الْوَلَدُ أَحْوَلَ فَنَزَلَتْ { نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ }

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnu Al Munkadir, ia mendengar Jabir berkata, "Orang Yahudi berkata,

'Siapa saja yang menggauli istrinya pada kemaluannya dari belakang, maka anaknya akan menjadi juling'." Lalu, turunlah firman Allah, "Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam.

Maka, datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. " Shahih: Ibnu Majah (1925); Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ ابْنِ سَابِطٍ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ { نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ } يَعْنِي صِمَامًا وَاحِدًا

Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnu Khutsaim, dari Ibnu Sabith, dari Hafshah binti Abdurrahman,

dari Ummu Salamah, dari Nabi SAW. Mengenai flrman Allah, "Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam. Maka, datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki." Yaitu: dari lubang yang satu. Shahih: Adab Az-Zifaf(27-28).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Ibnu Khutsaim adalah Abdullah bin Utsman bin Khutsaim. Ibnu Sabith adalah Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shiddiq. Diriwayatkan, "Dari lubang yang satu."

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَشْعَرِيُّ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي الْمُغِيرَةِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَاءَ عُمَرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ قَالَ وَمَا أَهْلَكَكَ قَالَ حَوَّلْتُ رَحْلِي اللَّيْلَةَ قَالَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَالَ فَأُنْزِلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ { نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ } أَقْبِلْ وَأَدْبِرْ وَاتَّقِ الدُّبُرَ وَالْحَيْضَةَ

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Musa menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Abdullah Al Asy'ari, dari Ja'far bin Abu Al Mughirah, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Umar datang kepada Rasulullah SAW."

Ia (Umar) berkata, "Wahai Rasulullah, binasa aku." Beliau bertanya, "Apa yang membuat dirimu binasa?" Umar menjawab, "Semalam aku telah menggauli istriku dari belakang." Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah SAW tidak menjawab apapun."

Lalu, turunlah kepada Rasulullah SAW ayat ini, "Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam. Maka, datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki."

Gaulilah dari depan atau belakang, dan hindarilah dubur dan ketika dalam keadaan haid. Hasan: Adab Az-Zifaf (28-29).Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib." Ya'qub bin Abdullah Al Asy'ari adalah Ya'qub Al Qummiy.

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا الْهَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّهُ زَوَّجَ أُخْتَهُ رَجُلًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَتْ عِنْدَهُ مَا كَانَتْ ثُمَّ طَلَّقَهَا تَطْلِيقَةً لَمْ يُرَاجِعْهَا حَتَّى انْقَضَتْ الْعِدَّةُ فَهَوِيَهَا وَهَوِيَتْهُ ثُمَّ خَطَبَهَا مَعَ الْخُطَّابِ فَقَالَ لَهُ يَا لُكَعُ أَكْرَمْتُكَ بِهَا وَزَوَّجْتُكَهَا فَطَلَّقْتَهَا وَاللَّهِ لَا تَرْجِعُ إِلَيْكَ أَبَدًا آخِرُ مَا عَلَيْكَ قَالَ فَعَلِمَ اللَّهُ حَاجَتَهُ إِلَيْهَا وَحَاجَتَهَا إِلَى بَعْلِهَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى { وَإِذَا طَلَّقْتُمْ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ إِلَى قَوْلِهِ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ } فَلَمَّا سَمِعَهَا مَعْقِلٌ قَالَ سَمْعًا لِرَبِّي وَطَاعَةً ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ أُزَوِّجُكَ وَأُكْرِمُكَ

Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Al Hasyim bin Al Qasim menceritakan kepada kami, dari Al Mubarak bin Fadhalah, dari Al Hasan, dari Ma'qil bin Yasar. Ia menikahkan saudara perempuannya dengan seorang pria dari kaum muslimin pada masa Rasulullah SAW.

Wanita itu lalu cekcok dengan suaminya itu. Sang suami pun menceraikannya satu talak. Dia tidak merujuknya hingga habis masa iddahnya. Namun, setelah itu mantan suami kembali mencintainya dan mantan istri pun mencintai mantan suaminya.

Kemudian mantan suaminya itu datang meminang wanita itu kembali bersama keluarganya. Ma'qil bin Yasar berkata kepada mantan suami adiknya itu, "Wahai orang bodoh, aku telah memuliakanmu dengannya dan menikahkanmu dengannya.

Namun dirimu telah menceraikannya. Demi AHah ia tidak akan kembali kepadamu selamanya. Ini adalah kesempatan terakhir bagimu." Ia (Ma'qil) berkata, "Namun Allah Maha Mengetahui kebutuhan pria terhadap mantan istrinya dan kebutuhan mantan istrinya terhadap mantan suaminya itu."

Allah lalu menurunkan firman-Nya, "Apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu habis masa iddahnya, " hingga pada lafazh "Sedang kamu tidak mengetahui. " Setelah Ma'qil mendengar ayat itu ia berkata, "Aku mendengar dan menaati perintah Tuhanku."

Ia lalu memanggil pria itu dan berkata, "Aku akan menikahkanmu dan memuliakanmu." Shahih: Al Irwa (1843) dan Shahih Abu Daud (1820); Al Bukhari

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu jalur penwayatan, dari Al Hasan. Hadits ini dari Al Hasan dinyatakan gharib. Pada hadits ini terdapat dalil bahwa tidak diperbolehkan menikah tanpa seorang wali,

karena saudara perempuan Ma'qil bin Yasar adalah seorang janda. Jika saja ia diberikan kebebasan untuk menikah tanpa seorang wali, maka pasti ia akan menikahi dirinya sendiri. Selain itu, ia tidak akan membutuhkan seorang wali, yaitu Ma'qil bin Yasar.

Pada hadits ini Allah menunjukan perintah-Nya kepada Auliya (para wali). Dia berfirman, "Maka janganlah kamu 'para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bekas suaminya. " Pada ayat ini ada dalil bahwa perintah menikahi seorang wanita diserahkan kepada para wali, tentunya dengan keridhaan wanita itu.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ قَالَ ح و حَدَّثَنَا الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي يُونُسَ مَوْلَى عَائِشَةَ قَالَ أَمَرَتْنِي عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنْ أَكْتُبَ لَهَا مُصْحَفًا فَقَالَتْ إِذَا بَلَغْتَ هَذِهِ الْآيَةَ فَآذِنِّي { حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى } فَلَمَّا بَلَغْتُهَا آذَنْتُهَا فَأَمْلَتْ عَلَيَّ حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَصَلَاةِ الْعَصْرِ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ وَقَالَتْ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Qutaibah menceritakan kepada kami, dari Malik bin Anas. Ia berkata (ha), Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'nun menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari Al Qa'qa' bin Hakim,

dari Abu Yunus -pelayan Aisyah-. Ia berkata, "Aisyah memerintahkan kepadaku untuk menulis mushaf." Ia berkata, "Jika kamu sampai pada ayat ini, maka beritahukanlah aku." Ayat itu berbunyi, "Peliharalah segala shalatmu dan (peliharalah) shalat wustha. "

Ketika aku sampai pada ayat itu aku memberitahukan kepadanya. Dia mendiktekan ayat itu kepadaku. Ayat itu berbunyi. "Peliharalah segala shalatmu dan (peliharalah) shalat wustha, " dan shalat ashar. Allah berfirman,

"Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'." Aisyah berkata, "Aku mendengar ayat itu dan Rasulullah SAW." Shahih: Shahih Abu Daud (437); Muslim.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Hafshah. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الْعَصْرِ

Humaid bin Mas'adah menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, dari Said, dari Qatadah. Al Hasan menceritakan kepada kami, dari Samurah bin Jundab,

bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Shalat wustha itu adalah shalat ashar. " Shahih: Al Misykah (634). Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي حَسَّانَ الْأَعْرَجِ عَنْ عَبِيدَةَ السَّلْمَانِيِّ أَنَّ عَلِيًّا حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ اللَّهُمَّ امْلَأْ قُبُورَهُمْ وَبُيُوتَهُمْ نَارًا كَمَا شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى غَابَتْ الشَّمْسُ

Hannad menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami, dari Said, dari Qatadah, dari Abu Hassan Al A'raj, dari Abidah As-Salmani. Ali menceritakan kepadanya. Bahwasanya Nabi SAW pernah berdoa pada saat perang Ahzab,

"Ya Allah, penuhilah kuburan mereka (orang kafir) dan rumah mereka dengan api neraka, sebagaimana mereka telah mempersulit kami untuk dapat melakukan shalat wustha hingga matahari terbenam. " Shahih: Shahih Abu Daud (436); Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih. telah dimvayatkan lebih dari satu jalur periwayatan, dari Ali." Nama asli Abu Hassan Al A'raj adalah Muslim.

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ وَأَبُو دَاوُدَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ مُرَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةُ الْوُسْطَى صَلَاةُ الْعَصْرِ

Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr dan Abu Daud menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Thalhah bin Musharrif, dari Zubaidah, dari Murrah, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Shalat wustha adalah shalat ashar." Shahih: Al Misykah (634).

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Zaid bin Tsabit, Abu Hasyim bin Utbah, dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الْحَارِثِ بْنِ شُبَيْلٍ عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ كُنَّا نَتَكَلَّمُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّلَاةِ فَنَزَلَ