Sebagian Ayat dalam Surah At-Taubah
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ وَسَهْلُ بْنُ يُوسُفَ قَالُوا حَدَّثَنَا عَوْفُ بْنُ أَبِي جَمِيلَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ الْفَارِسِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ قُلْتُ لِعُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ مَا حَمَلَكُمْ أَنْ عَمَدْتُمْ إِلَى الْأَنْفَالِ وَهِيَ مِنْ الْمَثَانِي وَإِلَى بَرَاءَةٌ وَهِيَ مِنْ الْمِئِينَ فَقَرَنْتُمْ بَيْنَهُمَا وَلَمْ تَكْتُبُوا بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَوَضَعْتُمُوهَا فِي السَّبْعِ الطُّوَلِ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى ذَلِكَ فَقَالَ عُثْمَانُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يَأْتِي عَلَيْهِ الزَّمَانُ وَهُوَ تَنْزِلُ عَلَيْهِ السُّوَرُ ذَوَاتُ الْعَدَدِ فَكَانَ إِذَا نَزَلَ عَلَيْهِ الشَّيْءُ دَعَا بَعْضَ مَنْ كَانَ يَكْتُبُ فَيَقُولُ ضَعُوا هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ فِي السُّورَةِ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا وَإِذَا نَزَلَتْ عَلَيْهِ الْآيَةَ فَيَقُولُ ضَعُوا هَذِهِ الْآيَةَ فِي السُّورَةِ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا وَكَانَتْ الْأَنْفَالُ مِنْ أَوَائِلِ مَا أُنْزِلَتْ بِالْمَدِينَةِ وَكَانَتْ بَرَاءَةٌ مِنْ آخِرِ الْقُرْآنِ وَكَانَتْ قِصَّتُهَا شَبِيهَةً بِقِصَّتِهَا فَظَنَنْتُ أَنَّهَا مِنْهَا فَقُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَنَا أَنَّهَا مِنْهَا فَمِنْ أَجْلِ ذَلِكَ قَرَنْتُ بَيْنَهُمَا وَلَمْ أَكْتُبْ بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَوَضَعْتُهَا فِي السَّبْعِ الطُّوَلِ
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id, Muhammad bin Ja'far, Ibnu Abu Adi dan Sahl bin Yusuf menceritakan kepada kami, Auf bin Abu Jamilah menceritakan kepada kami, Yazid Al Farisi menceritakan kepada kami,
Ibnu Abbas RA menceritakan kepada kami, ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Utsman bin Affan, 'Apa yang mendorongmu meletakkan surah Al Anfaal, surah yang jumlah ayatnya kurang dari seratus sebelum surah Baraa'ah (surah At-Taubah),
surah yang jumlah ayatnya lebih dari seratus, tanpa menuliskan bismillaahirrahmaanirrahiim di antara dua surah tersebut. Bahkan kamu juga meletakkannya pada surah-surah panjang?' Utsman menjawab,
'Dalam beberapa masa, turun beberapa surah yang jumlah ayatnya sedikit. Apabila turun sesuatu, beliau selalu memanggil beberapa orang yang biasa menulis wahyu. Beliau juga bersabda,
"Letakkan ayat-ayat itu pada surah yang menyebutkan tentang ini dan itu." Apabila turun sebuah ayat, beliau juga bersabda —kepada para penulis wahyu—, "Letakkan ayat ini dalam surah yang menyebutkan tentang ini dan itu."
Tentang surah Al Anfaal, ia termasuk salah satu surah-surah yang pertama diturunkan di Madinah, sedangkan Baraa'ah (surah At-Taubah) merupakan surah terakhir yang diturunkan.
Akan tetapi kisah dalam surah Al Anfaal mirip dengan kisah yang ada dalam surah Baraa'ah. Oleh karena itu, aku kira ia termasuk dalam surah Al Anfaal. Sayangnya, sebelum menjelaskan tentang hal ini, Rasulullah SAW wafat.
Berdasarkan perkiraanku itu, akhirnya aku letakkan surah Baraaah sesudah surah Al Anfaal dan tidak kutulis di antara dua surah ini bismillaahirrahmaanirrahiim. Aku juga meletakkarmya dalam surah-surah panjang'." Dha'if: Dha'if Abu Daud (140).
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْجُعْفِيُّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ شَبِيبِ بْنِ غَرْقَدَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْأَحْوَصِ حَدَّثَنَا أَبِي أَنَّهُ شَهِدَ حَجَّةَ الْوَدَاعِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَذَكَّرَ وَوَعَظَ ثُمَّ قَالَ أَيُّ يَوْمٍ أَحْرَمُ أَيُّ يَوْمٍ أَحْرَمُ أَيُّ يَوْمٍ أَحْرَمُ قَالَ فَقَالَ النَّاسُ يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا أَلَا لَا يَجْنِي جَانٍ إِلَّا عَلَى نَفْسِهِ وَلَا يَجْنِي وَالِدٌ عَلَى وَلَدِهِ وَلَا وَلَدٌ عَلَى وَالِدِهِ أَلَا إِنَّ الْمُسْلِمَ أَخُو الْمُسْلِمِ فَلَيْسَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ إِلَّا مَا أَحَلَّ مِنْ نَفْسِهِ أَلَا وَإِنَّ كُلَّ رِبًا فِي الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ لَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ غَيْرَ رِبَا الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَإِنَّهُ مَوْضُوعٌ كُلُّهُ أَلَا وَإِنَّ كُلَّ دَمٍ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ وَأَوَّلُ دَمٍ وُضِعَ مِنْ دِمَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ دَمُ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ كَانَ مُسْتَرْضَعًا فِي بَنِي لَيْثٍ فَقَتَلَتْهُ هُذَيْلٌ أَلَا وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٍ عِنْدَكُمْ لَيْسَ تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ فَإِنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا أَلَا إِنَّ لَكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ حَقًّا وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقًّا فَأَمَّا حَقُّكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ فَلَا يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُونَ وَلَا يَأْذَنَّ فِي بُيُوتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُونَ أَلَا وَإِنَّ حَقَّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوا إِلَيْهِنَّ فِي كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ
Al Hasan bin Ali Al Khallal menceritakan kepada kami, Husain bin Ali Al Ju'fi menceritakan kepada kami dari Za'idah dari Syabib bin Gharqadah dari Sulaiman bin Amr bin Ahwash, bapakku menceritakan kepada kami bahwa ia hadir bersama Rasulullah SAW pada haji wada'.
Saat itu, Rasulullah SAW memuji Allah dan memuja-Nya, lalu mengingatkan juga menasehati kaum muslimin. Kemudian beliau bersabda, "Hari apa yang lebih mulia, hari apa yang lebih mulia, apa yang lebih mulia? "
Kaum muslimin yang hadir saat itu menjawab, "Hari haji akbar, wahai Rasulullah." Beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram bagi kalian (haram menumpahkan dan mengganggu tanpa alasan yang dibenarkan agama -penj),
seperti (haramnya mengganggu -penj) kehormatan hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Ketahuilah, tidak ada seorangpun yang melakukan kejahatan kecuali kejahatan itu akan memudharatkan dirinya sendiri.
Orangtua tidak boleh berlaku jahat terhadap anaknya dan seorang anak tidak boleh berlaku jahat terhadap orangtuanya. Ketahuilah, sesungguhnya seorang muslim adalah saudara muslim lainnya.
Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh melakukan sesuatu terhadap saudaranya, kecuali seperti apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya. Ketahuilah, segala bentuk riba pada masa jahiliyah telah dibatalkan.
Oleh karena itu, silakan ambil milik kalian, yaitu pokok harta kalian. Kalian tidak boleh lagi berlaku zhalim dan tidak boleh dizalimi. Kecuali riba Abbas bin Abdul Muththalib. Segala sesuatu yang berkenaan dengan riba telah dibatalkan seluruhnya (artinya, tidak bisa diambil kembali -penj).
Ketahuilah, segala darah yang ditumpahkan (pembunuhan yang terjadi) pada masa jahiliyah telah dihapuskan (tidak dituntut balas -penj). Darah pertama yang ditumpahkan pada masajahiliyah adalah darah Harits bin Abdul Muththalib.
Seorang anak yang pernah disusui oleh Bani Laits dan dibunuh oleh Hudzail. Ketahuilah, bersikap baiklah terhadap kaum perempuan (para isteri), sebab mereka adaiah penolong bagi kalian. Kalian tidak memiliki apapun dari mereka kecuali kewajiban bersikap baik.
Kecuali mereka melakukan suatu kekejian yang nyaia. Jika mereka terbukti melakukannya, tinggalkanlah mereka di tempat pembaringan dan —jika mereka masih melakukannya— pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan.
Jika mereka taat kepada kalian (taubat) maka janganlah kalian mencari-cari alasan untuk menyakiti mereka. Ketahuilah, sesungguhnya kalian mempunyai hak pada isteri kalian dan isteri kalian mempunyai hak pada kalian.
Hak kalian pada isteri adalah mereka tidak boleh membiarkan ranjang kalian diinjak oleh orang yang tidak kalian sukai dan tidak boleh mengizinkan orang yang tidak kalian sukai masuk ke rumah kalian.
Ketahuilah, sedangkan hak mereka pada kalian adalah kalian harus berbuat baik terhadap mereka dalam halpakaian dan makanan. " Hasan: Ibnu Majah (1851).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih" Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abul Ahwash dari Syabib bin Gharqadah.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْحَارِثِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ يَوْمِ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ فَقَالَ يَوْمُ النَّحْرِ
Abdul Harits bin Abdush-shamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami, bapakku menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Muhammad bin Ishaq, dari Abu Ishaq, dari Harits, dari Ali RA. ia berkata,
"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari haji akbar. Beliau menjawab, 'Yaitu hari kurban '. " Shahih: Lihat hadits sebelumnya (957).
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْحَارِثِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ يَوْمُ النَّحْرِ
Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Harits dari Ali RA, ia berkata, "Hari haji akbar itu adalah hari kurban." Shahih: Referensi yang sama.
Abu Isa berkata, "Hadits ini lebih shahih dari hadits yang diriwayatkan Muhammad bin Ishaq. Hadits ini diriwayatkan dari beberapa jalur, dari Abu Ishaq dari Harits dari Ali, secara mauquf" Kami tidak mengetahui ada orang yang me-marfu '-kannya kecuali Muhammad bin Ishaq.
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Syu'bah dari Abu Ishaq dari Abdullah bin Murrah dari Harits dari Ali secara mauquf
حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ وَعَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبَرَاءَةٌ مَعَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يُبَلِّغَ هَذَا إِلَّا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِي فَدَعَا عَلِيًّا فَأَعْطَاهُ إِيَّاهَا
Bundar menceritakan kepada kami, Affan bin Muslim dan Abdush-shamad bin Abdul Harits mencentakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb dari Anas bin Malik RA. ia berkata.
"'Nabi SAW mengirim surah Baraa'ah (surah At-Taubah) bersama Abu Bakar (maksudnya, menyuruh Abu Bakar untuk menyampaikan kepada kaum muslimin -penj). Namun tak lama kemudian,
beliau memanggilnya dan bersabda, 'Tidak ada yangpantas menyampaikan surah ini kecuali seorang laki-laki dari keluargaku.' Selanjutnya beliau memanggil Ali dan memberikan surah Baraa'ah kepadanya." Sanad-nya hasan. Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ الْعَوَّامِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ حُسَيْنٍ عَنْ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ عَنْ مِقْسَمٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا بَكْرٍ وَأَمَرَهُ أَنْ يُنَادِيَ بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ ثُمَّ أَتْبَعَهُ عَلِيًّا فَبَيْنَا أَبُو بَكْرٍ فِي بَعْضِ الطَّرِيقِ إِذْ سَمِعَ رُغَاءَ نَاقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَصْوَاءِ فَخَرَجَ أَبُو بَكْرٍ فَزِعًا فَظَنَّ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ عَلِيٌّ فَدَفَعَ إِلَيْهِ كِتَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ عَلِيًّا أَنْ يُنَادِيَ بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ فَانْطَلَقَا فَحَجَّا فَقَامَ عَلِيٌّ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَنَادَى ذِمَّةُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ بَرِيئَةٌ مِنْ كُلِّ مُشْرِكٍ فَسِيحُوا فِي الْأَرْضِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَلَا يَحُجَّنَّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلَا يَطُوفَنَّ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مُؤْمِنٌ وَكَانَ عَلِيٌّ يُنَادِي فَإِذَا عَيِيَ قَامَ أَبُو بَكْرٍ فَنَادَى بِهَا
Muhammad bin Ismail menceritakan kepada kami, Sa'id bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abbad bin Awwam menceritakan kepada kami, Sufyan bin Husain menceritakan kepada kami dari Hakam bin Utaibah dari Miqsam dari Ibnu Abbas RA,
ia berkata, "Nabi SAW mengutus Abu Bakar dan memerintahkannya untuk menyerukan kalimat-kalimat ini (ayat-ayat surah Bara'ah), tetapi kemudian beliau menyuruh Ali untuk mengikutinya.
Di sebuah jalan, Abu Bakar mendengar suara unta Rasulullah SAW, bernama Al Qashwa', ia segera mencari sumber suara itu yang ia kira bahwa pengendara unta itu adalah Rasulullah SAW.
Namun ternyata pengendaranya adalah Ali. Kemudian Ali menyerahkan surat dari Rasulullah SAW, yang isinya memerintahkan Ali untuk menyerukan kalimat-kalimat tersebut.
Akhirnya mereka berdua berangkat bersama menuju Mekah untuk melaksanakan haji. Pada hari-hari tasyriq, Ali berdiri dan berseru, 'Jaminan Allah dan Rasul-Nya terhadap setiap orang musyrik telah dibatalkan.
Oleh karena itu, silakan kalian (orang-orang musyrik) berjalan di muka bumi (di bumi Mekah) selama empat bulan dan setelah tahun ini tidak boleh lagi seorang musyrikpun berhaji, tidak boleh lagi orang telanjang thawaf di Baitullah dan tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman.'
Ali terus berseru seperti itu, namun apabila ia sudah lelah, maka Abu Bakar yang berdiri dan berseru menggantikannya. Sanad-nya shahih. Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib.
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ زَيْدِ بْنِ يُثَيْعٍ قَالَ سَأَلْنَا عَلِيًّا بِأَيِّ شَيْءٍ بُعِثْتَ فِي الْحَجَّةِ قَالَ بُعِثْتُ بِأَرْبَعٍ أَنْ لَا يَطُوفَ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ وَمَنْ كَانَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَهْدٌ فَهُوَ إِلَى مُدَّتِهِ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَهْدٌ فَأَجَلُهُ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُؤْمِنَةٌ وَلَا يَجْتَمِعُ الْمُشْرِكُونَ وَالْمُسْلِمُونَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا
Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Zaid bin Yutsai', ia berkata, "Kami pemah bertanya kepada Ali, 'Dengan apa kamu diutus pada waktu haji?' Ali menjawab,
'Aku diutus untuk menyampaikan empat hal: Tidak boleh orang telanjang thawaf di Baitullah; Orang musyrik yang mempunyai perjanjian dengan Nabi SAW, maka masanya —dia diizinkan untuk tinggal di Makkah— adalah sampai habis masa perjanjian itu.
Namun jika ia tidak mempunyai perjanjian, maka diberi tempo selama empat bulan; Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman; Tidak akan berkumpul lagi orang-orang musyrik dan orang-orang muslim setelah tahun ini'." Shahih: Lihat (871).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ats-Tsauri dari Abu Ishaq dari sebagian sahabatnya dari Ali RA. Dalam bab ini ada riwayat lain dari Abu Hurairah.
Nashr bin Ali dan lainnya menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Zaid bin Utsai' dari Ali RA, seperti di atas.
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ { وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ } قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ فَقَالَ بَعْضُ أَصْحَابِهِ أُنْزِلَ فِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ مَا أُنْزِلَ لَوْ عَلِمْنَا أَيُّ الْمَالِ خَيْرٌ فَنَتَّخِذَهُ فَقَالَ أَفْضَلُهُ لِسَانٌ ذَاكِرٌ وَقَلْبٌ شَاكِرٌ وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ تُعِينُهُ عَلَى إِيمَانِهِ
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami dari Israil dari Manshur dari Salim bin Abu Ja'd dari Tsauban RA. ia berkata: Ketika turun ayat, "Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, " (Qs. At-Taubah [9]: 34)
kami sedang bersama Nabi SAW dalam sebuah perjalanan. Lalu beberapa orang sahabat berkata, "Ayat itu turun berkenaan dengan emas dan perak. Seandainya kami tahu harta apa yang paling baik, pasti kami akan menyimpannya?" Rasulullah SAW pun bersabda,
"Harta yang paling baik adalah lisan yang selalu berzikir, hati yang selalu bersyukur dan isteri beriman vang selalu membantunya (suami) —melaksanakan— keimanannya. " Shahih: Ibnu Maajah (1856).
Abu Isa berkata, "ini adalah hadits hasan." Aku pernah bertanya kepada Muhammad bin Ismail, "Apakah Salim bin Abu Ja'd pemah mendengar langsung dari Tsauban?" ia menjawab,
"Tidak." Aku bertanya lagi, "Lantas siapa dari sahabat Rasulullah SAW yang pernah didengarnya?" ia menjawab, "Dia pernah mendengar langsung dari Jabir bin Abdullah dan Anas bin Malik." Ia juga menyebutkan beberapa sahabat Rasulullah SAW lainnya.
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ يَزِيدَ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ حَرْبٍ عَنْ غُطَيْفِ بْنِ أَعْيَنَ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي عُنُقِي صَلِيبٌ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ يَا عَدِيُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ وَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ فِي سُورَةِ بَرَاءَةٌ { اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ } قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
Husain bin Yazid Al Kufi menceritakan kepada kami, Abdus-salam bin Harb menceritakan kepada kami dari Ghuthaif bin A'yan dari Mush'ab bin Sa'ad dari Adi bin Hatim RA, ia berkata: Aku pernah menemui Nabi SAW.
Saat itu aku memakai kalung salib yang terbuat dari emas. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Hai Adi, buang berhala ini." Aku juga mendengar beliau membaca ayat dalam surah Baraa'ah,
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selam Allah. " (Qs. At-Taubah [9]: 31) Lalu Rasulullah SAW bersabda. Mereka tidak menyembah orang-orang alim dan rahib-rahib, akan tetapi apabila orang-orang alim dan rahib-rahib menghalalkan sesuatu.
maka merekapun menghalalkannya dan apabila orang-orang alim dan rahib-rahib mengharamkan sesuatu maka merekapun mengharamkannya, " Hasan.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits gharib. Kami tidak mengenalnya kecuali dari Abdus-salam bin Harb." Apalagi Ghuthaif bin A'yan adalah orang yang tidak terkenal dalam periwayatan hadits.
حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ حَدَّثَهُ قَالَ قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِي الْغَارِ لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ يَنْظُرُ إِلَى قَدَمَيْهِ لَأَبْصَرَنَا تَحْتَ قَدَمَيْهِ فَقَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ مَا ظَنُّكَ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا
Ziad bin Ayyub Al Baghdadi menceritakan kepada kami, Affan bin Muslim menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, Tsabit menceritakan kepada kami dari Anas RA bahwa Abu Bakar RA menceritakan kepadanya, ia berkata:
Aku pernah berkata kepada Nabi SAW, saat kami berada di dalam gua, "Seandainya salah seorang dari mereka memandang ke arah kakinya, pasti ia akan melihat kita di bawah kakinya." Beliau SAW bersabda,
"Hai Abu Bakar, kamu kira kita hanya berdua?! Sesungguhnya Allah-lah orang ketiganya" Shahih: Takhrij Fiqh As-Sirah (173); Muttafaq alaih
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits shahih gharib. Hadits ini hanya dikenal dan Hammam." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Habban bin Hilal dan lainnya dari Hammam. seperti kontek di atas.
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَال سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ لَمَّا تُوُفِّيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ دُعِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلصَّلَاةِ عَلَيْهِ فَقَامَ إِلَيْهِ فَلَمَّا وَقَفَ عَلَيْهِ يُرِيدُ الصَّلَاةَ تَحَوَّلْتُ حَتَّى قُمْتُ فِي صَدْرِهِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعَلَى عَدُوِّ اللَّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ الْقَائِلِ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا يَعُدُّ أَيَّامَهُ قَالَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَبَسَّمُ حَتَّى إِذَا أَكْثَرْتُ عَلَيْهِ قَالَ أَخِّرْ عَنِّي يَا عُمَرُ إِنِّي خُيِّرْتُ فَاخْتَرْتُ قَدْ قِيلَ لِي { اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ } لَوْ أَعْلَمُ أَنِّي لَوْ زِدْتُ عَلَى السَّبْعِينَ غُفِرَ لَهُ لَزِدْتُ قَالَ ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهِ وَمَشَى مَعَهُ فَقَامَ عَلَى قَبْرِهِ حَتَّى فُرِغَ مِنْهُ قَالَ فَعُجِبَ لِي وَجُرْأَتِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَوَاللَّهِ مَا كَانَ إِلَّا يَسِيرًا حَتَّى نَزَلَتْ هَاتَانِ الْآيَتَانِ { وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ قَالَ فَمَا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَهُ عَلَى مُنَافِقٍ وَلَا قَامَ عَلَى قَبْرِهِ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad dari bapaknya dari Muhammad bin Ishaq dari Az-Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dari Ibnu Abbas RA, ia berkata:
Aku mendengar Umar bin Al Khaththab RA berkata, "Ketika Abdullah bin Ubai meninggal dunia, Rasulullah SAW diminta untuk menyalatkannya. Beliaupun datang dan berdiri di hadapan jenazah Abdullah bin Ubai. Saat beliau hendak menyalatkannya,
aku bergeser hingga sejajar dengan dada beliau. Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan musuh Allah Abdullah bin Ubai yang pada hari ini dan itu pemah mengatakan ini dan iru."
Rasulullah SAW hanya tersenyum. hingga aku sedikit kesal terhadap beliau. Lalu beliau bersabda. Mundurlah kamu, hai Umar. Sesungguhnya aku disuruh memilih dan aku sudah memilih.
Dijirmankan kepadj.ku. 'Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonLm ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekah-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka.' (Qs. At-Taubah [9]: 80)
Seandainya aku tahu; jika menambah permohonan ampun lebih dari tujuh puluh kali ia akan diampuni, pasti aku akan menambahkan.'' —Umar berkata— Kemudian beliau menyalatkannya dan berjalan bersamanya (ikut mengantar jenazahnya -penj).
Beliau juga berdiri di depan kuburnya hingga selesai pelaksanaan penguburannya. —Umar berkata— Aku heran terhadap diriku dan keberanianku terhadap Rasulullah SAW, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Namun demi Allah, tidak lama waktu berlalu dari kejadian itu, turunlah dua ayat berikut, 'Dan janganlah kamu sekali- kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya...' (Qs.At-Taubah[9]:84)
—Umar berkata— Setelah itu, Rasulullah SAW tidak pernah lagi menyalatkan orang munafik dan tidak pernah lagi berdiri untuk berdoa di kuburnya, hingga beliau wafat." Shahih: Ahkam Al Jana'iz (93 dan 95). Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih gharib.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ مَاتَ أَبُوهُ فَقَالَ أَعْطِنِي قَمِيصَكَ أُكَفِّنْهُ فِيهِ وَصَلِّ عَلَيْهِ وَاسْتَغْفِرْ لَهُ فَأَعْطَاهُ قَمِيصَهُ وَقَالَ إِذَا فَرَغْتُمْ فَآذِنُونِي فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ جَذَبَهُ عُمَرُ وَقَالَ أَلَيْسَ قَدْ نَهَى اللَّهُ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ فَقَالَ أَنَا بَيْنَ خِيرَتَيْنِ { اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ } فَصَلَّى عَلَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ } فَتَرَكَ الصَّلَاةَ عَلَيْهِمْ
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, Nafi' mengabarkan kepada kami dari Ibnu Umar RA, ia berkata:
Abdullah bin Ubay pernah datang menemui Nabi SAW, ketika bapaknya meninggal dunia. Lalu ia berkata, "Tolong berikan bajumu kepadaku untuk kukafankan pada tubuh bapakku dan tolong sembahyangkan juga mintakan ampun untuknya."
Beliau lalu memberikan baju beliau kepadanya. Bahkan beliau bersabda, "Apabila kalian sudah selesai —mempersiapkan jenazahnya—, maka beritahu aku." Ketika Rasulullah SAW hendak menyalatkannya, Umar menarik beliau dan berkata,
'Bukankah Allah melarang engkau menyembahyangkan orang-orang munafik?' Rasulullah SAW bersabda, 'Aku telah diberikan dua pilihan, 'Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).'
Akhirnya, beliau menyembahyangkannya. Tak lama kemudian, Allah menurunkan ayat, 'Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.'
Setelah itu, beliau tidak pernah menyembahyangkan mereka lagi." Shahih: Ibnu Majah (1523); Muttafaq alaih.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي أَنَسٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ قَالَ تَمَارَى رَجُلَانِ فِي الْمَسْجِدِ الَّذِي أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ فَقَالَ رَجُلٌ هُوَ مَسْجِدُ قُبَاءَ وَقَالَ الْآخَرُ هُوَ مَسْجِدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ مَسْجِدِي هَذَا
Qutaibah menceritakan kepada kami, Laits menceritakan kepada kami dari Imran bin Abu Anas dan Abdurrahman bin Abu Sa'id dari Abu Sa'id Al Khudri RA, ia berkata.
"Ada dua orang laki-laki berdebat mengenai masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama. Salah seorang laki-laki berkata, 'Itu adalah masjid Quba.' Laki-laki yang lain berkata. "Itu adalah masjid Rasulullah SAW.'
Maka Rasulullah SAW bersabda. 'Itu adalah masjidku ini' Shahih: Muslim. Untuk lebih sempurna, silakan lihat pada no. 323.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih gharib." Hadits ini juga diriwayatkan dari jalur lain dari Abu Sa'id RA. Sedangkan Unais bin Abu Yahya meriwayatkan hadits ini dari bapaknya dari Abu Sa'id RA.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ الْحَارِثِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِي أَهْلِ قُبَاءَ { فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ } قَالَ كَانُوا يَسْتَنْجُونَ بِالْمَاءِ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِيهِمْ
Muhammad bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Hisyam menceritakan kepada kami, Yunus bin Harits menceritakan kepada kami
dari Ibrahim bin Abu Maimunah dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda, "Ayat ini turun pada warga Quba, 'Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.
Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih'." (Qs. At-Taubah [9]: 108) Abu Hurairah berkata, "Mereka selalu istinja dengan air, maka turunlah ayat ini pada mereka." Shahih: lbnu Majah (357).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits gharib." Dia juga berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Abu Ayyub, Anas bin Malik dan Muhammad bin Abdullah bin Salam."
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي الْخَلِيلِ كُوفِيٌّ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ رَجُلًا يَسْتَغْفِرُ لِأَبَوَيْهِ وَهُمَا مُشْرِكَانِ فَقُلْتُ لَهُ أَتَسْتَغْفِرُ لِأَبَوَيْكَ وَهُمَا مُشْرِكَانِ فَقَالَ أَوَلَيْسَ اسْتَغْفَرَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَهُوَ مُشْرِكٌ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ { مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ }
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Abul Khalil —orang Kufi— dari Ali RA, ia berkata,
"Aku mendengar seorang laki-laki memintakan ampun untuk kedua orangtuanya yang musyrik. Akupun berkata kepadanya, 'Kamu memintakan ampun untuk kedua orangtuamu,
padahal mereka musyrik?!' Laki-laki itu menjawab, 'Bukankah Ibrahim juga memintakan ampun untuk bapaknya yang musyrik?!' Kejadian ini kuceritakan kepada Rasulullah SAW, maka turunlah ayat,
'Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik'. " (Qs. At-Taubah [9]: 113) Shahih: Ibnu Majah (1523); Muttafaq alaih
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan." Ia juga berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Sa'id bin Musayyib dari bapaknya."
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ لَمْ أَتَخَلَّفْ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ غَزَاهَا حَتَّى كَانَتْ غَزْوَةُ تَبُوكَ إِلَّا بَدْرًا وَلَمْ يُعَاتِبْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدًا تَخَلَّفَ عَنْ بَدْرٍ إِنَّمَا خَرَجَ يُرِيدُ الْعِيرَ فَخَرَجَتْ قُرَيْشٌ مُغِيثِينَ لِعِيرِهِمْ فَالْتَقَوْا عَنْ غَيْرِ مَوْعِدٍ كَمَا قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَعَمْرِي إِنَّ أَشْرَفَ مَشَاهِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ لَبَدْرٌ وَمَا أُحِبُّ أَنِّي كُنْتُ شَهِدْتُهَا مَكَانَ بَيْعَتِي لَيْلَةَ الْعَقَبَةِ حَيْثُ تَوَاثَقْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ ثُمَّ لَمْ أَتَخَلَّفْ بَعْدُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَانَتْ غَزْوَةُ تَبُوكَ وَهِيَ آخِرُ غَزْوَةٍ غَزَاهَا وَآذَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّاسَ بِالرَّحِيلِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ قَالَ فَانْطَلَقْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَحَوْلَهُ الْمُسْلِمُونَ وَهُوَ يَسْتَنِيرُ كَاسْتِنَارَةِ الْقَمَرِ وَكَانَ إِذَا سُرَّ بِالْأَمْرِ اسْتَنَارَ فَجِئْتُ فَجَلَسْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ أَبْشِرْ يَا كَعْبُ بْنَ مَالِكٍ بِخَيْرِ يَوْمٍ أَتَى عَلَيْكَ مُنْذُ وَلَدَتْكَ أُمُّكَ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَمِنْ عِنْدِ اللَّهِ أَمْ مِنْ عِنْدِكَ قَالَ بَلْ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ثُمَّ تَلَا هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ { لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ حَتَّى بَلَغَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ } قَالَ وَفِينَا أُنْزِلَتْ أَيْضًا { اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ } قَالَ قُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّ مِنْ تَوْبَتِي أَنْ لَا أُحَدِّثَ إِلَّا صِدْقًا وَأَنْ أَنْخَلِعَ مِنْ مَالِي كُلِّهِ صَدَقَةً إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ فَقُلْتُ فَإِنِّي أُمْسِكُ سَهْمِيَ الَّذِي بِخَيْبَرَ قَالَ فَمَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ نِعْمَةً بَعْدَ الْإِسْلَامِ أَعْظَمَ فِي نَفْسِي مِنْ صِدْقِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ صَدَقْتُهُ أَنَا وَصَاحِبَايَ وَلَا نَكُونُ كَذَبْنَا فَهَلَكْنَا كَمَا هَلَكُوا وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ لَا يَكُونَ اللَّهُ أَبْلَى أَحَدًا فِي الصِّدْقِ مِثْلَ الَّذِي أَبْلَانِي مَا تَعَمَّدْتُ لِكَذِبَةٍ بَعْدُ وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ يَحْفَظَنِي اللَّهُ فِيمَا بَقِيَ
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri dari Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik dari bapaknya, ia berkata,
"Aku tidak pernah absen (tertinggal) dalam setiap peperangan bersama Rasulullah SAW hingga perang Tabuk, kecuali perang Badar. Namun beliau tidak mengecam siapapun yang tidak ikut dalam perang Badar tersebut,
sebab sebenarnya beliau keluar hanya untuk mencegat rombongan unta dan orang-orang Quraisy keluar untuk membantu rombongan tersebut. Maka bertemulah mereka tanpa ada perjanjian sebelumnya, seperti yang difirmankan Allah SWT.
Selama hidupku, peperangan Rasulullah SAW yang paling mulia bagi para sahabat adalah perang Badar, sementara yang paling kusukai adalah aku dapat hadir di tempat baiatku, pada malam baiat Aqabah. Waktu itu,
kami berjanji setia akan selalu berada dalam Islam. Aku juga sangat senang, karena tidak pernah absen (tertinggal) dalam setiap peperangan bersama Rasulullah SAW hingga perang Tabuk, ia adalah peperangan terakhir yang dilakukan Rasulullah SAW dan pasukan terakhir yang diberangkatkan beliau.
(Selanjutnya perawi menyebutkan hadits yang cukup panjang)." Ia (Ka'ab bin Malik RA) berkata, "Suatu hari, aku pergi menemui Rasulullah SAW. Saat itu, beliau sedang duduk di dalam masjid dan di sekeliling beliau ada beberapa kaum muslimin.
Beliau kelihatan bercahaya seperti bulan dan apabila ada sesuatu yang menggembirakan, maka wajah beliau kelihatan berseri-seri. Aku segera mendekat dan duduk di hadapan beliau. Tak lama kemudian beliau bersabda,
'Bergembiralah wahai Ka'ab bin Malik dengan datangnya hari terbaik bagimu sejak kamu dilahirkan ibumu.' Aku berkata, ' Apakah berita ini dari Allah atau dari engkau?' Beliau menjawab, 'Berita ini dari Allah.' Kemudian beliau membaca ayat-ayat berikut,
'Sesungguhnya Allah telah menerima taubat S'abi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar yang mengikuti Sabi dalam masa kesulitan' sampai ayat. 'Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang'." (Qs. At-taubah [9]:117-118) Ia (Ka'ab bin Malik RA) berkata,
"Tentang kami, diturunkan pula ayat, 'Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar'" (Qs. At-Taubah [9]: 119) Aku berkata,
"Wahai Nabi Allah, sebagai bukti taubatku, aku tidak akan berbicara kecuali yang benar dan aku akan memberikan semua hartaku sebagai sedekah kepada Allah dan Rasul-Nya."
Rasulullah SAW bersabda, "Tahan sebagian hartamu, itu lebih baik bagimu" Aku berkata, "Aku telah menahan bagianku yang ada di Khaibar." Ia (Ka'ab bin Malik RA) berkata,
"Tidak ada nikmat yang lebih besar setelah Islam, yang diberikan Allah kepadaku daripada sikap jujurku terhadap Rasulullah SAW ketika aku dan dua sahabatku bersikap jujur kepada beliau. Sejak saat itu, kami tidak pernah berbohong hingga kami meninggal dunia seperti orang-orang terdahulu.
Aku berharap, Allah tidak menguji seseorang dalam masalah kejujuran seperti yang telah ia ujikan kepadaku. Sejak saat itu, aku tidak pernah berbohong dan semoga Allah memeliharaku —dari kebohongan— sepanjang sisa hidupku'." Shahih: Shahih Abu Daud (1912).
Abu Isa berkata, "Hadits ini juga diriwayatkan dari Az-Zuhri dengan sanad yang berbeda dengan di atas." Ada yang mengatakan, "Sanad yang berbeda tersebut adalah dari Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bin Malik dari pamannya Ubaidullah dari Ka'ab RA."
Ada juga yang mengatakan, "Sanad-nya bukan itu." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Yunus bin Yazid dari Az-Zuhri dari Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bin Malik bahwa bapaknya menceritakan kepadanya dari Ka'ab bin Malik RA.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ السَّبَّاقِ أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ حَدَّثَهُ قَالَ بَعَثَ إِلَيَّ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ مَقْتَلَ أَهْلِ الْيَمَامَةِ فَإِذَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عِنْدَهُ فَقَالَ إِنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَدْ أَتَانِي فَقَالَ إِنَّ الْقَتْلَ قَدْ اسْتَحَرَّ بِقُرَّاءِ الْقُرْآنِ يَوْمَ الْيَمَامَةِ وَإِنِّي لَأَخْشَى أَنْ يَسْتَحِرَّ الْقَتْلُ بِالْقُرَّاءِ فِي الْمَوَاطِنِ كُلِّهَا فَيَذْهَبَ قُرْآنٌ كَثِيرٌ وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَأْمُرَ بِجَمْعِ الْقُرْآنِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ لِعُمَرَ كَيْفَ أَفْعَلُ شَيْئًا لَمْ يَفْعَلْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ عُمَرُ هُوَ وَاللَّهِ خَيْرٌ فَلَمْ يَزَلْ يُرَاجِعُنِي فِي ذَلِكَ حَتَّى شَرَحَ اللَّهُ صَدْرِي لِلَّذِي شَرَحَ لَهُ صَدْرَ عُمَرَ وَرَأَيْتُ فِيهِ الَّذِي رَأَى قَالَ زَيْدٌ قَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّكَ شَابٌّ عَاقِلٌ لَا نَتَّهِمُكَ قَدْ كُنْتَ تَكْتُبُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَحْيَ فَتَتَبَّعْ الْقُرْآنَ قَالَ فَوَاللَّهِ لَوْ كَلَّفُونِي نَقْلَ جَبَلٍ مِنْ الْجِبَالِ مَا كَانَ أَثْقَلَ عَلَيَّ مِنْ ذَلِكَ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ تَفْعَلُونَ شَيْئًا لَمْ يَفْعَلْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ هُوَ وَاللَّهِ خَيْرٌ فَلَمْ يَزَلْ يُرَاجِعُنِي فِي ذَلِكَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ حَتَّى شَرَحَ اللَّهُ صَدْرِي لِلَّذِي شَرَحَ لَهُ صَدْرَهُمَا صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ فَتَتَبَّعْتُ الْقُرْآنَ أَجْمَعُهُ مِنْ الرِّقَاعِ وَالْعُسُبِ وَاللِّخَافِ يَعْنِي الْحِجَارَةَ وَصُدُورِ الرِّجَالِ فَوَجَدْتُ آخِرَ سُورَةِ بَرَاءَةٌ مَعَ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ { لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ }
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami. Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dan Ubaid bm Sabbaq bahwa Zaid bin Tsabit RA menceritakan kepadanya. ia berkata,
"Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah memanggilku, berkenaan dengan para sahabat yang gugur pada perang Yamamah. Saat aku menemuinya, di sampingnya sudah ada Umar bm Khaththab. Lalu Abu Bakar berkata, 'Umar bin Khaththab datang menemuiku dan berkata, '
Perang Yamamah telah memakan korban begitu banyak dari para sahabat yang hafal Al Quran. Aku khawatir perang-perang lainnya akan memakan korban lagi dari para sahabat yang hafal Al Qur'an, maka akan hilang begitu banyak Al Quran.
Aku mengusulkan, agar kamu (Abu Bakar) mengumpulkan Al Qur'an.' Abu Bakar berkata kepada Umar, "Bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW?!' Umar berkata, "Demi Allah, ini sangat baik.
" Umar terus mengusulkan hal ini kepadaku, hingga akhiraya Allah membukakan dadaku untuk menerima apa yang dibukakan-Nya untuk Umar dan dapat melihat seperti apa yang dilihat olehnya'." Zaid berkata: Abu Bakar berkata lagi,
"Sesungguhnya kamu adalah seorang pemuda yang berakal dan kami tidak meragukanmu. Apalagi kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah SAW, karena itu, kumpulkanlah Al Quran." Zaid berkata, "Demi Allah, seandainya mereka menugaskanku untuk memindah sebuah gunung,
itu tidaklah berat bagiku bila dibandingkan dengan tugas ini." Aku berkata, "Bagaimana mungkin kalian melakukan sesuatu yang tidak pemah dilakukan Rasulullah SAW?!" Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, ini sangat baik."
Abu Bakar dan Umar terus mengusulkan hal ini kepadaku, hingga akhirnya Allah membukakan dadaku untuk menerima apa yang dibukakan-Nya untuk Abu Bakar dan Umar. Akhirnya, akupun segera mencari dan mengumpulkan Al Qur'an dari kulit binatang, pelepah kurma,
lempengan batu dan dari hafalan para sahabat. Aku menemukan akhir surah Baraa'ah (surah at-Taubah) pada Khuzaimah bin Tsabit, yaitu ayat, "Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri,
berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah,
'Cukuplah Allah bagiku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan ia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang agung." (Qs. At-Taubah [9]: 128-129) Shahih: Muttafaq alaih Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih"
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ حُذَيْفَةَ قَدِمَ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ وَكَانَ يُغَازِي أَهْلَ الشَّامِ فِي فَتْحِ أَرْمِينِيَةَ وَأَذْرَبِيجَانَ مَعَ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَرَأَى حُذَيْفَةُ اخْتِلَافَهُمْ فِي الْقُرْآنِ فَقَالَ لِعُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَدْرِكْ هَذِهِ الْأُمَّةَ قَبْلَ أَنْ يَخْتَلِفُوا فِي الْكِتَابِ كَمَا اخْتَلَفَتْ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَأَرْسَلَ إِلَى حَفْصَةَ أَنْ أَرْسِلِي إِلَيْنَا بِالصُّحُفِ نَنْسَخُهَا فِي الْمَصَاحِفِ ثُمَّ نَرُدُّهَا إِلَيْكِ فَأَرْسَلَتْ حَفْصَةُ إِلَى عُثْمَانَ بِالصُّحُفِ فَأَرْسَلَ عُثْمَانُ إِلَى زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ وَسَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنْ انْسَخُوا الصُّحُفَ فِي الْمَصَاحِفِ وَقَالَ لِلرَّهْطِ الْقُرَشِيِّينَ الثَّلَاثَةِ مَا اخْتَلَفْتُمْ أَنْتُمْ وَزَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ فَاكْتُبُوهُ بِلِسَانِ قُرَيْشٍ فَإِنَّمَا نَزَلَ بِلِسَانِهِمْ حَتَّى نَسَخُوا الصُّحُفَ فِي الْمَصَاحِفِ بَعَثَ عُثْمَانُ إِلَى كُلِّ أُفُقٍ بِمُصْحَفٍ مِنْ تِلْكَ الْمَصَاحِفِ الَّتِي نَسَخُوا قَالَ الزُّهْرِيُّ وَحَدَّثَنِي خَارِجَةُ بْنُ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ قَالَ فَقَدْتُ آيَةً مِنْ سُورَةِ الْأَحْزَابِ كُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَؤُهَا { مِنْ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ } فَالْتَمَسْتُهَا فَوَجَدْتُهَا مَعَ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ أَوْ أَبِي خُزَيْمَةَ فَأَلْحَقْتُهَا فِي سُورَتِهَا قَالَ الزُّهْرِيُّ فَاخْتَلَفُوا يَوْمَئِذٍ فِي التَّابُوتِ وَالتَّابُوهِ فَقَالَ الْقُرَشِيُّونَ التَّابُوتُ وَقَالَ زَيْدٌ التَّابُوهُ فَرُفِعَ اخْتِلَافُهُمْ إِلَى عُثْمَانَ فَقَالَ اكْتُبُوهُ التَّابُوتُ فَإِنَّهُ نَزَلَ بِلِسَانِ قُرَيْشٍ قَالَ الزُّهْرِيُّ فَأَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ كَرِهَ لِزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ نَسْخَ الْمَصَاحِفِ وَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ أُعْزَلُ عَنْ نَسْخِ كِتَابَةِ الْمُصْحَفِ وَيَتَوَلَّاهَا رَجُلٌ وَاللَّهِ لَقَدْ أَسْلَمْتُ وَإِنَّهُ لَفِي صُلْبِ رَجُلٍ كَافِرٍ يُرِيدُ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ وَلِذَلِكَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ يَا أَهْلَ الْعِرَاقِ اكْتُمُوا الْمَصَاحِفَ الَّتِي عِنْدَكُمْ وَغُلُّوهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ { وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ } فَالْقُوا اللَّهَ بِالْمَصَاحِفِ قَالَ الزُّهْرِيُّ فَبَلَغَنِي أَنَّ ذَلِكَ كَرِهَهُ مِنْ مَقَالَةِ ابْنِ مَسْعُودٍ رِجَالٌ مِنْ أَفَاضِلِ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Anas RA bahwa Hudzaifah pemah datang menemui Utsman bin Affan
yang saat itu sedang memerangi orang-orang Syam pada penaklukan Arminiyah dan Adzarbaijan, bersama orang-orang Irak. Hudzaifah melihat adanya tanda-tanda perselisihan tentang Al Qur'an, oleh karena itulah ia menemui Utsman bin Affan dan berkata kepadanya,
"Wahai Amirul Mukminin, segeralah selesaikan permasalahan umat ini, sebelum mereka berselisih tentang Al Kitab seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani." Utsman pun segera mengirim surat kepada Hafshah,
isi surat itu, "Tolong kirimkan lembaran-lembaran Al Qur'an kepada kami, agar kami dapat menyalinnya dalam beberapa mushhaf. Setelah itu kami pasti akan mengembalikannya kepadamu." Hafshah segera mengirim lembaran-lembaran Al Qur'an kepada Utsman,
lalu Utsman mengirimkannya kepada Zaid bin Tsabit, Sa'id bin Ash, Abdurrahman bin Harits bin Hisyam dan Abdullah bin Zubair. Ia juga mengirim surat untuk mereka yang isinya, "Salinlah lembaran-lembaran Al Qur'an ini ke dalam beberapa mushhaf."
Dalam surah itu, Utsman juga berkata kepada tiga orang di antara mereka yang berasal dari Quraisy, "Apabila kalian dan Zaid bin Tsabit berselisih pendapat tentang sesuatu —lafazh atau kalimat dalam Al Qur'an—, maka tulislah menurut bahasa Quraisy
, sebab Al Qur'an turun menurut bahasa mereka." Setelah mereka selesai menyalin lembaran-lembaran Al Quran dalam beberapa mushhaf, Utsman memerintahkan mereka untuk mengirim beberapa mushhaf salinan itu ke segala penjuru."
Az-Zuhri berkata, "Kharijah bin Zaid bin Tsabit menceritakan kepadaku bahwa Zaid bin Tsabit berkata, 'Aku tidak menemukan satu ayat dari surah Al Ahzaab yang pernah kudengar dari Rasulullah SAW, yaitu ayat,
'Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu.' (Qs. Al Ahzaab [9]: 23)
Aku terus mencarinya, hingga akhirnya kutemukan pada Khuzaimah bin Tsabit —atau Abu Khuzaimah—. Maka akupun segera menggabungkan ayat itu ke dalam surahnya." Az-Zuhri berkata, "Pada waktu itu, mereka berselisih pendapat tentang kata at-taabuut dan at-taabuuh.
Orang-orang Quraisy berkata, 'At-Taabuut,' sementara Zaid berkata, 'At-Taabuuh' Karena tidak menemukan kata sepakat, hal ini diadukan kepada Utsman. Utsman pun berkata, 'Tulis at-taabuut, sebab Al Qur'an turun menurut bahasa Quraisy'."
Az-Zuhri berkata, "Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengabarkan kepadaku bahwa Abdullah bin Mas'ud tidak senang Zaid bin Tsabit menyalin lembaran-lembaran Al Qur'an. ia berkata. 'Wahai kaum muslimin, aku tidak diberi tugas menyalin Al Qur'an.
namun ia (Utsman) memberikan tugas itu kepada seorang laki-laki yang demi Allah, saat aku Islam. laki-laki itu masih dalam sulbi seseorang yang kafir?' —Yang ia maksudkan dengan laki-laki itu adalah Zaid bin Tsabit—Oleh karena ketidaksenangan ini, Abdullah bin Mas'ud berkata,
'Wahai warga Irak. sembunyikanlah dan simpanlah lembaran-lembaran Al Qur'an yang ada pada kalian, sesungguhnya Allah SWT berfirman, 'Barangsiapa yang berkhianat (menyembunyikan) maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatinya.' (Qs. Aali Imraan '3]: 161)
Temuilah Allah dengan membawa lembaran-lembaran Al Qur'an.' Az-Zuhri berkata, 'Aku mendengar bahwa beberapa tokoh sahabat Rasulullah SAW tidak senang dengan perkataan Abdullah bin Mas'ud ini'." Shahih: Al Bukhari (4987 dan 4988). Shahih namun maqthu'.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih. Kami tidak mengenalnya kecuali dari Az-Zuhri."