Sebagian Ayat dalam Surah Al Kahfi
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا الْبِكَالِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى صَاحِبَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَيْسَ بِمُوسَى صَاحِبِ الْخَضِرِ قَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ سَمِعْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَامَ مُوسَى خَطِيبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ فَسُئِلَ أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ فَقَالَ أَنَا أَعْلَمُ فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ أَيْ رَبِّ فَكَيْفَ لِي بِهِ فَقَالَ لَهُ احْمِلْ حُوتًا فِي مِكْتَلٍ فَحَيْثُ تَفْقِدُ الْحُوتَ فَهُوَ ثَمَّ فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقَ مَعَهُ فَتَاهُ وَهُوَ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ فَجَعَلَ مُوسَى حُوتًا فِي مِكْتَلٍ فَانْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ يَمْشِيَانِ حَتَّى أَتَيَا الصَّخْرَةَ فَرَقَدَ مُوسَى وَفَتَاهُ فَاضْطَرَبَ الْحُوتُ فِي الْمِكْتَلِ حَتَّى خَرَجَ مِنْ الْمِكْتَلِ فَسَقَطَ فِي الْبَحْرِ قَالَ وَأَمْسَكَ اللَّهُ عَنْهُ جِرْيَةَ الْمَاءِ حَتَّى كَانَ مِثْلَ الطَّاقِ وَكَانَ لِلْحُوتِ سَرَبًا وَكَانَ لِمُوسَى وَلِفَتَاهُ عَجَبًا فَانْطَلَقَا بَقِيَّةَ يَوْمِهِمَا وَلَيْلَتِهِمَا وَنُسِّيَ صَاحِبُ مُوسَى أَنْ يُخْبِرَهُ فَلَمَّا أَصْبَحَ مُوسَى قَالَ لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ وَلَمْ يَنْصَبْ حَتَّى جَاوَزَ الْمَكَانَ الَّذِي أُمِرَ بِهِ قَالَ { أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا } قَالَ مُوسَى { ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا } قَالَ يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا قَالَ سُفْيَانُ يَزْعُمُ نَاسٌ أَنَّ تِلْكَ الصَّخْرَةَ عِنْدَهَا عَيْنُ الْحَيَاةِ وَلَا يُصِيبُ مَاؤُهَا مَيِّتًا إِلَّا عَاشَ قَالَ وَكَانَ الْحُوتُ قَدْ أُكِلَ مِنْهُ فَلَمَّا قُطِرَ عَلَيْهِ الْمَاءُ عَاشَ قَالَ فَقَصَّا آثَارَهُمَا حَتَّى أَتَيَا الصَّخْرَةَ فَرَأَى رَجُلًا مُسَجًّى عَلَيْهِ بِثَوْبٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى فَقَالَ أَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلَامُ قَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ يَا مُوسَى إِنَّكَ عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَكَهُ لَا أَعْلَمُهُ وَأَنَا عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَنِيهِ لَا تَعْلَمُهُ فَقَالَ مُوسَى { هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا } قَالَ لَهُ الْخَضِرُ { فَإِنْ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا } قَالَ نَعَمْ فَانْطَلَقَ الْخَضِرُ وَمُوسَى يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ فَمَرَّتْ بِهِمَا سَفِينَةٌ فَكَلَّمَاهُمْ أَنْ يَحْمِلُوهُمَا فَعَرَفُوا الْخَضِرَ فَحَمَلُوهُمَا بِغَيْرِ نَوْلٍ فَعَمَدَ الْخَضِرُ إِلَى لَوْحٍ مِنْ أَلْوَاحِ السَّفِينَةِ فَنَزَعَهُ فَقَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ حَمَلُونَا بِغَيْرِ نَوْلٍ عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ فَخَرَقْتَهَا { لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } ثُمَّ خَرَجَا مِنْ السَّفِينَةِ فَبَيْنَمَا هُمَا يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ وَإِذَا غُلَامٌ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَ الْخَضِرُ بِرَأْسِهِ فَاقْتَلَعَهُ بِيَدِهِ فَقَتَلَهُ قَالَ لَهُ مُوسَى { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ وَهَذِهِ أَشَدُّ مِنْ الْأُولَى { قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ } يَقُولُ مَائِلٌ فَقَالَ الْخَضِرُ بِيَدِهِ هَكَذَا { فَأَقَامَهُ } فَقَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ أَتَيْنَاهُمْ فَلَمْ يُضَيِّفُونَا وَلَمْ يُطْعِمُونَا { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا } قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى لَوَدِدْنَا أَنَّهُ كَانَ صَبَرَ حَتَّى يَقُصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَخْبَارِهِمَا قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأُولَى كَانَتْ مِنْ مُوسَى نِسْيَانٌ قَالَ وَجَاءَ عُصْفُورٌ حَتَّى وَقَعَ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ ثُمَّ نَقَرَ فِي الْبَحْرِ فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ مَا نَقَصَ عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا مِثْلُ مَا نَقَصَ هَذَا الْعُصْفُورُ مِنْ الْبَحْرِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَكَانَ يَعْنِي ابْنَ عَبَّاسٍ يَقْرَأُ وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ غَصْبًا وَكَانَ يَقْرَأُ وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ كَافِرًا
Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Sa'id bin Jubair, ia berkata, "Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas bahwa Nauf Al Bikali menyakini bahwa Musa Nabi Bani Israil itu bukanlah Musa yang bertemu dengan Khidr."
Ibnu Abbas berkata, "Musuh Allah itu bohong (keliru). Aku pernah mendengar Ubay bin Ka'ab berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda bahwa suatu hari, Musa berkhutbah di hadapan Bani Israil.
Tiba-tiba ada seseorang bertanya kepadanya, 'Siapa orang yang paling pandai?' Musa menjawab, 'Akulah orang yang paling pandai.' Maka Allah mencelanya, karena ia tidak mengembalikan kepandaian itu kepada-Nya.
Allah juga mewahyukan kepadanya, 'Ada seorang hamba dari hamba-hamba-Ku yang berada di pertemuan dua lautan, lebih pandai darimu.' Musa bertanya, 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa menjumpainya?' Allah berfirman,
'Bawalah ikan di dalam sebuah kantong. Di mana ikan itu hilang, berarti di sanalah ia (Khidr) berada.' Akhirnya, Musa berangkat bersama seorang muridnya yang bernama Yusa' bin Nun. ia juga memasukkan seekor ikan di dalam sebuah kantong.
Setelah semuanya siap, kedua orang ini pergi dengan berjalan kaki. Ketika sampai di sebuah batu besar, Musa dan muridnya beristirahat dan tertidur. Tiba-tiba ikan yang ada di dalam kantong meloncat- loncat lalu jatuh ke laut.
—Rasulullah SAW bersabda— Saat itu, Allah menahan mengalirnya air, hingga seakan-akan terdinding dan ikan itu hanya bisa berenang di dalamnya. Sementara Musa dan muridnya heran melihat hal itu.
Selanjutnya mereka meneruskan perjalanan sepanjang siang dan malam, sementara murid Musa lupa memberitahukan prihal ikan bawaan mereka.
Keesokan harinya, Musa berkata kepada muridnya, 'Bawalah kemari makanan kita, sesangguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. ' (Qs. Al Kahfi [18]: 62) —Rasulullah SAW bersabda— ia tidak merasa letih hingga melewati tempat yang dicari-carinya.
Muridnya berkata, 'Tahukah kamu tatkala kita mencan tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan dan tidak adalah yang melupakan aku untuk mencentakannya kecuali syaitan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' (Qs. Al Kahfi [18]: 63)
Musa berkata. 'hulah (tempat) yang kita cari.' Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula.' (Qs. Al Kahfi [18]: 64) —Rasulullah SAW bersabda— Lalu merekapun mengikuti jejak mereka semula.' —Sufyan berkata. "Sebagian orang meyakini bahwa di batu itu ada mata air kehidupan.
Tidak ada seorang mayitpun yang terkena air tersebut, kecuali mayit itu akan hidup kembali"—.—Rasulullah SAW bersabda, "Sebelumnya, ikan itu sudah dimakan sebagian, namun ketika terkena air, ia hidup kembali"—.—Rasulullah SAW bersabda— Musa dan muridnya mengikuti jejak mereka semula,
hingga sampai ke batu besar itu. Ketika itu, Musa melihat seorang laki-laki (yang tidak lain adalah Khidr) berselimut sebuah pakaian. Musapun memberi salam kepadanya dan ia menjawab, 'Siapakah yang mengatakan bahwa bumimu sejahtera itu?' Musa menjawab, 'Aku, Musa.'
Laki-laki itu bertanya, 'Apakah Musa Bani Israil?' Musamenjawab, 'Benar.' Lalu laki-laki itu berkata, 'Hai Musa, sesungguhnya kamu mempunyai ilmu yang diajarkan Allah, yang aku tidak mengetahuinya dan aku mempunyai ilmu yang diajarkan Allah, yang kamu tidak mengetahuinya.'
Musa berkata, 'Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' (Qs. Al Kahfi [18]: 66) Khidr menjawab, 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?' (Qs. Al Kahfi [18]: 67-68) Musa menjawab, 'lnsya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun.' (Qs. Al Kahfi [18]: 69)
Khidr berkata kepada Musa, 'Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri yang menerangkannya kepadamu.' (Qs. Al Kahfi [18]: 70)
Musa menjawab, 'Baiklah.' Akhirnya, Khidr dan Musa berangkat dengan berjalan kaki di tepian pantai. Tak lama kemudian mereka melewati sebuah kapal. Kedua orang inipun berbicara dengan pemilik kapal agar mau membawa mereka.
Ternyata pemilik kapal mengenal Khidr, maka merekapun dipersilakan untuk menumpang tanpa biaya. Saat berada di atas kapal. Khidr menuju ke satu sudut dindmg perahu dan melubanginya. Melihat hal itu. Musa berkata kepada Khidr,
'Mereka telah mempersilakan kita unruk menumpang kapal ;m tanpa biaya, tetapi kamu justru merusak kapal mereka ini. Yang akibatnya kamu akan menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar.' (Qs. Al Kahfi [18]: 71)
Khidr menjawab, 'Bukankah aku telah berkata bahwa sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku. ' (Qs. Al Kahfi [18]: 72) Musa berkata, 'Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku danjanganlah kamu membenani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.' (Qs. Al Kahfi [18]: 73)
Setelah itu, Khidr dan Musa turun dari kapal. Saat kedua orang ini berjalan di tepi pantai, ada seorang anak yang sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Ketika itu, Khidr langsung memegang kepala anak tersebut lalu menariknya.
Seketika itu juga anak tersebut tewas. Melihat kejadian itu, Musa berkata kepada Khidr, 'Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena ia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar.' (Qs. Al Kahfi [18]: 74)
Khidr menjawab, 'Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?!' (Qs. Al Kahfi [18]: 75) —Rasulullah SAW bersabda, "Kejadian ini lebih besar dari yang pertama"—. Musa berkata,
'Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur (maaj) padaku.' (Qs. Al Kahfi [18]: 76)
'Maka kedua orang itu berjalan, hingga tatkala kedua orang ini sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh.' (Qs. Al Kahfi [18]: 77)
—Rasulullah SAW bersabda—, lalu Khidr mengisyarat dengan tangannya seperti ini, 'Maka Khidr dapat menegakkan dinding itu.' (Qs. Al Kahfi [18]: 77) Menyaksikan hal tersebut, Musa berkata kepada Khidr, 'Kita datang pada suatu kaum yang mereka tidak mau menjamu kita dan tidak mau memberi makan kita.
'Jikalau kamu mau, niscaya kamu dapat mengambil upah untuk itu (untuk hasil menegakkan dinding rumah tersebut-penj).' (Qs. Al Kahfi [18]: 77) Khidr berkata,
'Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya: (Qs. Al Kahfi [18]: "8)
Rasulullah SAW bersabda, 'Semoga Allah merahmati Musa. Kita sangat senang seandainya Musa dapat sabar, hingga ia dapat memberitahukan kabar mereka kepada kita.' —Perawi berkata— Rasulullah SAW bersabda lagi, 'Sikap ketidaksabaran Musa pertama adalah akibat kelupaannya.'
Rasulullah SAW juga bersabda, 'Tiba-tiba, seekor burung datang dan hinggap di haluan kapal, kemudian ia meminum air laut. Ketika itu Khidr berkata kepada Musa, 'Ilmuku dan ilmumu tidak akan mengurangi ilmu Allah kecuali seperti air laut yang diminum oleh burung itu'.
" Sa'id bin Jubair berkata, "Ibnu Abbas membaca, lWa kaana amaamahum malik ya 'khudzu kulla safiinatin shaalihatin ghashban.' ia juga membaca, 'Wa ammal ghulaamu fakaana kaafiran '. " Shahih: Muttafaq alaih
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Az-Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dari Ibnu Abbas RA dari Ubay bin Ka'ab RA dari Rasulullah SAW.
Juga diriwayatkan oleh Abu Ishaq Al Hamdani dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas RA dari Ubay bin Ka'ab RA dari Rasulullah SAW. Abu Isa berkata, "Aku pernah mendengar Abu Muzahim As-Samarqandi mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ali bin Al-Madini berkata,
'Pada suatu kali, aku pergi berhaji dan tidak ada tujuanku berhaji kecuali untuk mendengar langsung dari Sufyan tentang hadits ini. Aku mendengar ia berkata, 'Amr bin Dinar menceritakan kepada kami'."
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَليٍّ حَدَّثَنَا أَبُو قُتَيْبَةَ سَلْمُ بْنُ قُتَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَبَّاسِ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْغُلَامُ الَّذِي قَتَلَهُ الْخَضِرُ طُبِعَ يَوْمَ طُبِعَ كَافِرًا
Amr bin Ali mencentakan kepada kami, Abu Qatadah Salm bin Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Abbas Al Hamdani menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas RA dari Ubai bin Ka'ab RA dari Rasulullah SAW,
beliau bersabda, "Anak kecil yang dibunuh oleh Khidr telah ditakdirkan pada hari pentakdiran sebagai orang kafir. " Shahih: Zhilal Al Jannah (194 dan 195); Muslim Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih gharib"'
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا سُمِّيَ الْخَضِرَ لِأَنَّهُ جَلَسَ عَلَى فَرْوَةٍ بَيْضَاءَ فَاهْتَزَّتْ تَحْتَهُ خَضْرَاءَ
Yahya bin Musa menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Dinamakan Khidr (hijau), karena ia duduk di atas rumput yang putih lalu rumput yang berada di bawahnya bergoyang-goyang dan menjadi hijau" Shahih: Muttafaq alaih Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih"
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ الْمَعْنَى وَاحِدٌ وَاللَّفْظُ لِابْنِ بَشَّارٍ قَالُوا حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي رَافِعٍ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّدِّ قَالَ يَحْفِرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا فَيُعِيدُهُ اللَّهُ كَأَشَدِّ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَاسْتَثْنَى قَالَ فَيَرْجِعُونَ فَيَجِدُونَهُ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ فَيَخْرِقُونَهُ فَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيَسْتَقُونَ الْمِيَاهَ وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ فِي السَّمَاءِ فَتَرْجِعُ مُخَضَّبَةً بِالدِّمَاءِ فَيَقُولُونَ قَهَرْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ وَعَلَوْنَا مَنْ فِي السَّمَاءِ قَسْوَةً وَعُلُوًّا فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ فَيَهْلِكُونَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ دَوَابَّ الْأَرْضِ تَسْمَنُ وَتَبْطَرُ وَتَشْكَرُ شَكَرًا مِنْ لُحُومِهِمْ
Muhammad bin Basysyar dan lainnya —lafazh hadits dari Ibnu Basysyar— menceritakan kepada kami, Hisyam bin Abdul Malik menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Qatadah dari Abu Rafi' dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW
tentang dinding (benteng yang dibangun oleh Dzulqarnain -penj). Beliau bersabda, "Mereka (Ya'juj Ma'juj) berusaha membobol dinding tersebut sampai ketika mereka hampir berhasil membobolnya, pemimpin mereka berkata,
'Pulanglah kalian. Besok kalian pasti akan berhasil membobolnya'. " Namun Allah mengembalikan dinding itu seperti semula. Begitulah seterusnya, hingga apabila sampai masa yang dikehendaki Allah dan ia menginginkan mereka dapat bertemu dengan manusia, pada masa itu,
pemimpin mereka berkata, 'Pulanglah kalian. Insya Allah (jika Allah menghendaki), besok kalian pasti akan dapat membobolnya.' Kali ini, pemimpin itu mengucap insya Allah. —Rasulullah SAW bersabda— Keesokan harinya,
mereka kembali dan mereka dapati keadaan dinding itu seperti saat mereka tinggalkan (hampir bobol -penj), dan dengan mudah mereka membobol dinding itu. Mereka keluar menyerang manusia dan meminum habis air, sementara manusia berlarian —saat melihat mereka—.
Mereka juga melepaskan anak panah ke langit, lalu anak panah itu jatuh dengan berlumuran darah. Ketika itu mereka berkata dengan penuh kesombongan, 'Kita jajah orang-orang yang ada di bumi dan kita kalahkan orang-orang yang ada di langit. '
Xamun, tak lama kemudian Allah menginm ulat-ulat dan menempel di kuduk mereka, lalu membinasakan mcreka. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya,
sesungguhnya binatang-binatang bumi menjadi gemuk. bersemangat dan kantong susu binatang-binatang bumi itu menjadi penuh karena memakan daging mereka." Shahih: Ibnu Majah (4080).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib. Kami hanya mengenal hadits seperti ini dari jalur ini."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ الْبُرْسَانِيُّ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ ابْنِ مِينَاءَ عَنْ أَبِي سَعْدِ بْنِ أَبِي فَضَالَةَ الْأَنْصَارِيِّ وَكَانَ مِنْ الصَّحَابَةِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا جَمَعَ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ نَادَى مُنَادٍ مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ أَحَدًا فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ
Muhammad bin Basysyar dan yang lainnya menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar Al Bursani menceritakan kepada kami dari Abdul Hamid bin Ja'far, bapakku mengabarkan kepadaku dari Ibnu Mina' dari Abu Sa'id bin Abu Fadhalah Al Anshari RA,
ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Allah telah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, hari yang tidak ada keraguan akan terjadinya, ada yang berseru,
'Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan seseorang dalam suatu amal (pekerjaan) yang ia lakukan, maka silakan ia menuntut pahalanya kepada seseorang selain Allah itu, sebab Allah tidak membutuhkan kepada persekutuan itu'. " Hasan: Ibnu Majah (4203).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib. Kami tidak mengenalnya kecuali dari Muhammad bin Bakar."