Sebagian Surah Al Ahzaab
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ عَمِّي أَنَسُ بْنُ النَّضْرِ سُمِّيتُ بِهِ لَمْ يَشْهَدْ بَدْرًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبُرَ عَلَيَّ فَقَالَ أَوَّلُ مَشْهَدٍ شَهِدَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غِبْتُ عَنْهُ أَمَا وَاللَّهِ لَئِنْ أَرَانِي اللَّهُ مَشْهَدًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا بَعْدُ لَيَرَيَنَّ اللَّهُ مَا أَصْنَعُ قَالَ فَهَابَ أَنْ يَقُولَ غَيْرَهَا فَشَهِدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ مِنْ الْعَامِ الْقَابِلِ فَاسْتَقْبَلَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ يَا أَبَا عَمْرٍو أَيْنَ قَالَ وَاهًا لِرِيحِ الْجَنَّةِ أَجِدُهَا دُونَ أُحُدٍ فَقَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ فَوُجِدَ فِي جَسَدِهِ بِضْعٌ وَثَمَانُونَ مِنْ بَيْنِ ضَرْبَةٍ وَطَعْنَةٍ وَرَمْيَةٍ فَقَالَتْ عَمَّتِي الرُّبَيِّعُ بِنْتُ النَّضْرِ فَمَا عَرَفْتُ أَخِي إِلَّا بِبَنَانِهِ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةَ { رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا }
Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdullah bin Mubarak menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Mughirah mengabarkan kepada kami dari Tsabit dari Anas RA, ia berkata,
"Pamanku Anas bin Nadhr —aku diberi nama dengan nama pamanku itu— tidak ikut berperang bersama Rasulullah SAW dalam perang Badar, dan hal itu membuatnya sangat sedih.
Dia berkata, 'Aku tidak ikut dalam peperangan pertama yang diikuti oleh Rasulullah SAW. Demi Allah, seandainya Allah memperkenankanku untuk ikut dalam peperangan —berikutnya— bersama Rasulullah SAW, niscaya Allah akan.
terlihat apa Yang bisa kulakukan.' —Perawi berkata— ia takut untuk mengatakan selain kata-kata itu. Maka di tahun berikutnya, yakni pada perang Uhud, ia ikut bersama Rasulullah SAW.
Saat perang berlangsung, Sa'ad bin Mu'adz menemuinya dan berkata, 'Hai Abu Amr, hendak ke manakah kamu?' Ia menjawab, 'Menuju aroma wangi surga! Aku dapat menciumnya di balik gunung Uhud itu.'
Ia berperang hingga tewas. Di tubuhnya, terdapat delapan puluh lebih luka bekas tikaman pedang, tusukan tombak dan anak panah. Bibiku Rubaiyi' binti Nadhr berkata, 'Aku tidak dapat mengenali saudaraku itu kecuali dari ujung jarinya.'
Tak lama kemudian, turunlah ayat, 'Ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur.
Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)'" (Qs. Al Ahzaab [33]: 23) Shahih: Muslim (6/45-46). Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ عَمَّهُ غَابَ عَنْ قِتَالِ بَدْرٍ فَقَالَ غِبْتُ عَنْ أَوَّلِ قِتَالٍ قَاتَلَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُشْرِكِينَ لَئِنْ اللَّهُ أَشْهَدَنِي قِتَالًا لَلْمُشْرِكِينَ لَيَرَيَنَّ اللَّهُ كَيْفَ أَصْنَعُ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ انْكَشَفَ الْمُسْلِمُونَ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا جَاءَ بِهِ هَؤُلَاءِ يَعْنِي الْمُشْرِكِينَ وَأَعْتَذِرُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ يَعْنِي أَصْحَابَهُ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَلَقِيَهُ سَعْدٌ فَقَالَ يَا أَخِي مَا فَعَلْتَ أَنَا مَعَكَ فَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَصْنَعَ مَا صَنَعَ فَوُجِدَ فِيهِ بِضْعٌ وَثَمَانُونَ مِنْ ضَرْبَةٍ بِسَيْفٍ وَطَعْنَةٍ بِرُمْحٍ وَرَمْيَةٍ بِسَهْمٍ فَكُنَّا نَقُولُ فِيهِ وَفِي أَصْحَابِهِ نَزَلَتْ { فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ }
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik RA bahwa pamannya tidak ikut dalam perang Badar.
Pamannya berkata, "Aku tidak ikut dalam perang yang pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW melawan orang-orang musyrik. Seandainya Allah memperkenankanlai untuk ikut dalam peperangan —berikutnya— melawan orang-orang musyrik,
niscaya Allah akan dapat melihat apa yang bisa aku lakukan!" Pada peristiwa perang Uhud, kaum muslimin sempat kocar-kacir. Ketika itu, pamannya berkata, "Ya Allah.
aku berlepas diri dari apa yang dibawa oleh mereka —maksudnya adalah orang-orang musyrik— dan aku meminta maaf kepada-Mu atas apa yang mereka lakukan —maksudnya para sahabatnya—."
Selanjutnya, ia maju dan ketika itulah Sa'ad menemuinya. —Sa'ad berkata, "Hai saudaraku, apa yang kamu lakukan? Aku akan tetap bersamamu." Namun aku tidak bisa melakukan apa yang ia lakukan.— Ia (paman Anas RA)
ditemukan dalam keadaan tewas dengan lebih dari delapan puluh buah luka, bekas tikaman pedang, tusukan tombak dan anak panah. Kami berkata, "Tentangnya (paman Anas RA) dan para sahabatnya turun ayat,
'Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu'." Shahih: Al Bukhari (2805).
Yazid berkata, "Maksudnya adalah ayat dalam surah Al Ahzaab ini." Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih." Nama paman Anas adalah Anas bin Nadhr.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْقُدُّوسِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَطَّارُ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى مُعَاوِيَةَ فَقَالَ أَلَا أُبَشِّرُكَ فَقُلْتُ بَلَى قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ طَلْحَةُ مِمَّنْ قَضَى نَحْبَهُ
Abdul Quddus bin Muhammad Al 'Aththar Al Bashri menceritakan kepada kami, Amr bin Ashim menceritakan kepada kami dari Ishak bin Yahya bin Thalhah dari Musa bin Thalhah, ia berkata:
Aku pernah menemui Mu'awiyah, lalu ia berkata, "Maukah kamu aku beri kabar gembira?!" Aku menjawab, "Tentu." Ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Thalhah termasuk di antara mereka yang gugur —yang disebutkan dalam surah Al Ahzaat)—." Hasan: Ibnu Majah (126).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits gharib. Kami tidak mengenalnya dari Mu'awiyah kecuali dari jalur ini dan hanya diriwayatkan dari Musa bin Thalhah dari bapaknya."
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ مُوسَى وَعِيسَى ابْنَيْ طَلْحَةَ عَنْ أَبِيهِمَا طَلْحَةَ أَنَّ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا لِأَعْرَابِيٍّ جَاهِلٍ سَلْهُ عَمَّنْ قَضَى نَحْبَهُ مَنْ هُوَ وَكَانُوا لَا يَجْتَرِئُونَ عَلَى مَسْأَلَتِهِ يُوَقِّرُونَهُ وَيَهَابُونَهُ فَسَأَلَهُ الْأَعْرَابِيُّ فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ إِنِّي اطَّلَعْتُ مِنْ بَابِ الْمَسْجِدِ وَعَلَيَّ ثِيَابٌ خُضْرٌ فَلَمَّا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيْنَ السَّائِلُ عَمَّنْ قَضَى نَحْبَهُ قَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هَذَا مِمَّنْ قَضَى نَحْبَهُ
Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami dari Thalhah bin Yahya dari Musa dan Isa —keduanya— putra Thalhah dari bapak mereka;
Thalhah, bahwa para sahabat Rasulullah SAW pemah berkata kepada seorang Arab badui yang bodoh, "Tolong tanyakan kepada Rasulullah SAW tentang orang yang gugur —yakni yang tersebut dalam surah Al Ahzaab— Siapakah ia?"
Para sahabat tidak berani bertanya langsung kepada Rasulullah SAW. Mereka sangat menghormati dan segan terhadap beliau. Orang Arab Badui itupun bertanya kepada Rasulullah SAW, namun beliau berpaling darinya.
Orang Arab Badui itu bertanya lagi, namun beliau kembali berpaling darinya. Orang Arab Badui itu kembali bertanya, kali ini beliau juga berpaling darinya. Aku mengintip dari pintu masjid dan saat itu aku memakai baiu warna hijau.
Ketika Rasulullah SAW melihatku, beliau bersabda. "Mana orang yang bertanya tentang orang yang gugur? " Thalhah menjawab, "Aku wahai Rasulullah." Beliau bersabda. "Orang ini (Thalhah) termasuk di antara orang yang gugur. " hasan shahih: Ash-Shahihah (1/36).
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib. Kami tidak mengenalnya kecuali dari Yunus bin Bukair."
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ عَنْ يُونُسَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا أُمِرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَخْيِيرِ أَزْوَاجِهِ بَدَأَ بِي فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَسْتَعْجِلِي حَتَّى تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ قَالَتْ وَقَدْ عَلِمَ أَنَّ أَبَوَايَ لَمْ يَكُونَا لِيَأْمُرَانِي بِفِرَاقِهِ قَالَتْ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ { يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ حَتَّى بَلَغَ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا } فَقُلْتُ فِي أَيِّ هَذَا أَسْتَأْمِرُ أَبَوَيَّ فَإِنِّي أُرِيدُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ وَفَعَلَ أَزْوَاجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ مَا فَعَلْتُ
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami dari Yunus bin Yazid dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Aisyah RA, ia berkata:
Ketika Rasulullah SAW diperintahkan untuk menyuruh para istri beliau memilih (tetap menjadi istri Rasulullah SAW atau tidak -penj.), beliau memulai denganku.
Beliau bersabda, "Hai Aisyah, aku akan menyampaikan sesuatu kepadamu, namun hendaknya kamu tidak terburu-buru —dalam memutuskannya—, hingga kamu bermusyawarah dengan kedua orangtuamu.
"—Aisyah berkata—, "Beliau yakin bahwa kedua orangtuaku tidak akan menyuruhku berpisah dengan beliau." Kemudian beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya Allah SWT berfirman, 'Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
"Jika kalian semua menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka marilah,... Bagi siapa yang berbuat baik di antara kalian pahala yang besar." (Qs. Al Ahzaab [33]: 28-29) Aku berkata,
"Dalam masalah ini engkau menyuruhku untuk bermusyawarah dengan kedua orangtuaku?! Sesungguhnya aku hanya menginginkan Allah dan Rasul-Nya. juga negeri akhirat. Para istri Rasulullah SAW yang lain juga melakukan seperti apa yang kulakukan." Shahih: Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih." Hadits ini juga diriwayatkan dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah RA.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ رَبِيبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا } فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فَدَعَا فَاطِمَةَ وَحَسَنًا وَحُسَيْنًا فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ وَعَلِيٌّ خَلْفَ ظَهْرِهِ فَجَلَّلَهُ بِكِسَاءٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأَنَا مَعَهُمْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ أَنْتِ عَلَى مَكَانِكِ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ
Qutaibah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sulaiman bin Al Ashbahani menceritakan kepada kami dari Yahya bin Ubaid dari Atha" bin Abu Rabah dari Umar bin Abu Salamah —anak tiri Nabi SAW—, ia berkata:
Ketika turun kepada Rasulullah SAW ayat. "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian, hai ahlul bait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya. " (Qs. Al Ahzaab [33]: 33)
di rumah Ummu Salamah, beliau segera memanggil Fathimah. Hasan dan Husain, lalu menyelimuti mereka dengan sebuah pakaian. sementara Ali berada di belakang beliau, lalu beliau juga menyelimutinya dengan sebuah pakaian. Kemudian beliau bersabda,
"Ya Allah, mereka adalah ahlul baitku, maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya." Saat itu, Ummu Salamah berkata, "Wahai Nabi Allah, aku termasuk bersama mereka, bukan?"
Beliau bersabda, "Tetaplah kamu di tempatmu dan kamu selalu dalam kebaikan." Shahih: Ar-Raudh An-Nadhir (976 dan 1190),Muslim. Abu Isa berkata, "Hadits Atha dari Umar bin Thalhah ini adalah gharib."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَوْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَاتِمًا شَيْئًا مِنْ الْوَحْيِ لَكَتَمَ هَذِهِ الْآيَةَ { وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ } الْآيَةَ
Muhammad bin Aban menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami dari Daud bin Abu Hind dari Asy-Sya'bi dari Masruq dari Aisyah RA, ia berkata,
"Seandainya Nabi SAW menyembunyikan sesuatu dari wahyu, niscaya beliau akan menyembunyikan ayat ini, 'Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberikan nikmat kepadanya...'." (Qs. Al Ahzaab [33]:37)
Shahih: Muttafaq alaih. Lihat hadits sebelumnya (3507). Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ مَا كُنَّا نَدْعُو زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ إِلَّا زَيْدَ ابْنَ مُحَمَّدٍ حَتَّى نَزَلَ الْقُرْآنُ { ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ }
Qutaibah menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Abdurrahman menceritakan kepada kami dari Musa bin Uqbah dari Salim dari Ibnu Umar RA, ia berkata,
"Tidaklah kami memanggil Zaid bin Haritsah kecuali Zaid bin Muhammad, hingga turun ayat Al Qur'an, 'Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai)
nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil pada sisi Allah'." (Qs. Al Ahzaab [33]: 5) Shahih'. Muttafaq alaih. Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ كَثِيرٍ عَنْ حُصَيْنٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ أُمِّ عُمَارَةَ الْأَنْصَارِيَّةِ أَنَّهَا أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ مَا أَرَى كُلَّ شَيْءٍ إِلَّا لِلرِّجَالِ وَمَا أَرَى النِّسَاءَ يُذْكَرْنَ بِشَيْءٍ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةَ { إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ } الْآيَةَ
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Katsir menceritakan kepada kami dari Hushain dari Ikrimah dari Ummu Umarah Al Anshariyah bahwa ia pemah datang menemui Nabi SAW dan berkata,
"Aku tidak melihat segala sesuatu kecuali untuk kaum laki-laki dan aku sama sekali tidak melihat kaum perempuan disebutkan." Maka turunlah ayat, "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin..." (Qs. Al Ahzaab [33]: 35) Sanad-nya shahih.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib dan kami hanya mengenalnya dari jalur ini."
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةَ { وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ } فِي شَأْنِ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ جَاءَ زَيْدٌ يَشْكُو فَهَمَّ بِطَلَاقِهَا فَاسْتَأْمَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ
Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Tsabit dari Anas RA, ia berkata, "Ayat ini, 'Sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia,' (Qs. Al Ahzaab [33]: 37)
turun menyangkut masalah Zainab binti Jahsy. Zaid datang mengadu dan berkeinginan untuk menceraikannya (Zainab binti Jahsy). ia —datang untuk— meminta pendapat kepada Rasulullah SAW.
Maka Nabi SAW' bersabda, 'Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah'." Shahih: Al Bukhari (7420). Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits shahih."
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِي زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ { فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا } قَالَ فَكَانَتْ تَفْخَرُ عَلَى أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ زَوَّجَكُنَّ أَهْلُوكُنَّ وَزَوَّجَنِي اللَّهُ مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَاوَاتٍ
Abdu bin Humaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fadhl menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Tsabit darti Anas RA, ia berkata,
"Menyangkut masalah Zainab binti Jahsy, turun ayat ini, 'Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia'." (Qs. AI Ahzaab [33]: 37)
Anas RA juga berkata, "Dia (Zainab binti Jahsy) membanggakan diri kepada istri-istri Nabi SAW yang lain. Ia berkata,
'Kalian dikawinkan oleh keluarga kalian masing-masing, sementara aku dikawinkan Allah dari atas langit ketujuh'." Shahih: Mukhtashar Al Uluw (84/6); Al Bukhari Abu Isa berkata. "Ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو عَنْ عَطَاءٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ مَا مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أُحِلَّ لَهُ النِّسَاءُ
Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Amr dari Atha' ia berkata: Aisyah RA pernah berkata,
"Tidak wafat Rasulullah SAW, hingga semua wanita dihalalkan bagi beliau —untuk beliau nikahi—." Sanad-nya shahih. Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَشْهَلُ بْنُ حَاتِمٍ قَالَ ابْنُ عَوْنٍ حَدَّثَنَاهُ عَنْ عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَى بَابَ امْرَأَةٍ عَرَّسَ بِهَا فَإِذَا عِنْدَهَا قَوْمٌ فَانْطَلَقَ فَقَضَى حَاجَتَهُ فَاحْتُبِسَ ثُمَّ رَجَعَ وَعِنْدَهَا قَوْمٌ فَانْطَلَقَ فَقَضَى حَاجَتَهُ فَرَجَعَ وَقَدْ خَرَجُوا قَالَ فَدَخَلَ وَأَرْخَى بَيْنِي وَبَيْنَهُ سِتْرًا قَالَ فَذَكَرْتُهُ لِأَبِي طَلْحَةَ قَالَ فَقَالَ لَئِنْ كَانَ كَمَا تَقُولُ لَيَنْزِلَنَّ فِي هَذَا شَيْءٌ فَنَزَلَتْ آيَةُ الْحِجَابِ
Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Asyhal bin Hatim menceritakan kepada kami, Ibnu Aun berkata, "Kami ceritakan hadits berikut dari Amr bin Sa'id dari Anas bin Malik RA, ia berkata,
'Suatu ketika, aku bersama Rasulullah SAW. Tak lama kemudian beliau mendatangi —kamar— pintu perempuan —salah seoarng istri beliau— untuk memasukinya —pada malam pertama—.
Ternyata di sekitar perempuan itu ada sejumlah orang. Beliaupun pergi dan menunaikan keperluan beliau. Beliau tertahan sebentar, kemudian beliau pulang. Namun temyata di sekitar perempuan masih ada sejumlah orang.
Namun beliau kembali pergi dan menunaikan keperluan beliau, kemudian beliau pulang. Kali ini, sejumlah orang tersebut sudah keluar (tidak lagi berada di sekitar salah seorang istri beliau -penj)
—Perawi berkata— Beliaupun segera masuk dan menurunkan tirai antaraku dan beliau. Hal ini kusampaikan kepada Abu Thalhah, maka ia berkata, "Jika apa yang kamu katakan itu benar, pasti akan turun ayat tentang hal ini."
Tak lama kemudian, turunlah ayat hijab'." Shahih: Al Bukhari (5166, 5466 dan 6238) seperti di atas. Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib."
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيُّ عَنْ الْجَعْدِ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ تَزَوَّجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ بِأَهْلِهِ قَالَ فَصَنَعَتْ أُمِّي أُمُّ سُلَيْمٍ حَيْسًا فَجَعَلَتْهُ فِي تَوْرٍ فَقَالَتْ يَا أَنَسُ اذْهَبْ بِهَذَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْ لَهُ بَعَثَتْ بِهَذَا إِلَيْكَ أُمِّي وَهِيَ تُقْرِئُكَ السَّلَامَ وَتَقُولُ إِنَّ هَذَا لَكَ مِنَّا قَلِيلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَذَهَبْتُ بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ إِنَّ أُمِّي تُقْرِئُكَ السَّلَامَ وَتَقُولُ إِنَّ هَذَا مِنَّا لَكَ قَلِيلٌ فَقَالَ ضَعْهُ ثُمَّ قَالَ اذْهَبْ فَادْعُ لِي فُلَانًا وَفُلَانًا وَفُلَانًا وَمَنْ لَقِيتَ فَسَمَّى رِجَالًا قَالَ فَدَعَوْتُ مَنْ سَمَّى وَمَنْ لَقِيتُ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ عَدَدُ كَمْ كَانُوا قَالَ زُهَاءَ ثَلَاثِ مِائَةٍ قَالَ وَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَنَسُ هَاتِ التَّوْرَ قَالَ فَدَخَلُوا حَتَّى امْتَلَأَتْ الصُّفَّةُ وَالْحُجْرَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَتَحَلَّقْ عَشَرَةٌ عَشَرَةٌ وَلْيَأْكُلْ كُلُّ إِنْسَانٍ مِمَّا يَلِيهِ قَالَ فَأَكَلُوا حَتَّى شَبِعُوا قَالَ فَخَرَجَتْ طَائِفَةٌ وَدَخَلَتْ طَائِفَةٌ حَتَّى أَكَلُوا كُلُّهُمْ قَالَ فَقَالَ لِي يَا أَنَسُ ارْفَعْ قَالَ فَرَفَعْتُ فَمَا أَدْرِي حِينَ وَضَعْتُ كَانَ أَكْثَرَ أَمْ حِينَ رَفَعْتُ قَالَ وَجَلَسَ مِنْهُمْ طَوَائِفُ يَتَحَدَّثُونَ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ وَزَوْجَتُهُ مُوَلِّيَةٌ وَجْهَهَا إِلَى الْحَائِطِ فَثَقُلُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمَ عَلَى نِسَائِهِ ثُمَّ رَجَعَ فَلَمَّا رَأَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ رَجَعَ ظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ ثَقُلُوا عَلَيْهِ قَالَ فَابْتَدَرُوا الْبَابَ فَخَرَجُوا كُلُّهُمْ وَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَرْخَى السِّتْرَ وَدَخَلَ وَأَنَا جَالِسٌ فِي الْحُجْرَةِ فَلَمْ يَلْبَثْ إِلَّا يَسِيرًا حَتَّى خَرَجَ عَلَيَّ وَأُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَاتُ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَرَأَهُنَّ عَلَى النَّاسِ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ قَالَ الْجَعْدُ قَالَ أَنَسٌ أَنَا أَحْدَثُ النَّاسِ عَهْدًا بِهَذِهِ الْآيَاتِ وَحُجِبْنَ نِسَاءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Qutaibah menceritakan kepada kami, Ja'far bin Sulaiman Adh-Dhuba'i menceritakan kepada kami dari Ja'd bin Utsman dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Rasulullah SAW menikah, lalu beliau masuk menemui istri —baru— beliau. —Anas berkata— Lalu ibuku,
Ummu Sulaim, membuat hais (makanan yang terbuat dari kurma, gandum dan samin -penj.). Setelah matang, ia masukkan makanan itu ke dalam bejana. Lalu ia berkata, "Hai Anas, pergilah dengan membawa makanan ini kepada Rasulullah SAW.
Katakan kepadanya bahwa ibuku mengirimkannya untukmu dan mengucap salam kepadamu. ia juga mengatakan bahwa makanan sedikit dari kami ini untuk engkau, wahai Rasulullah." Aku segera pergi membawa makanan tersebut kepada Rasulullah SAW.
Sesampainya di rumah Rasulullah SAW, akupun berkata, "Sesungguhnya ibuku mengucap salam kepadamu dan ia berkata bahwa makanan sedikit dari kami untuk engkau." Rasulullah SAW bersabda,
"Letakkanlah makanan itu." Kemudian beliau bersabda lagi, "Pergilah dan panggilkan fulan, fulan, fulan dan siapa saja yang kamu temui untuk datang kepadaku." —Beliau menyebut nama beberapa orang laki-laki—.
Maka akupun memanggil orang-orang yang disebutkan namanya oleh Rasulullah SAW dan siapa saja yang aku temui. —Perawi berkata, "Aku bertanya kepada Anas, 'Berapa jumlah mereka semua?' ia menjawab, 'Kurang lebih tiga ratus orang'."— —Anas berkata—
Lalu Rasulullah SAW berkata kepadaku, "Hai Anas, ambilkan bejana itu." Sementara orang-orang yang kupanggil tersebut masuk ke dalam rumah hingga memenuhi teras (selasar) masjid dan kamar. Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Hendaklah kalian duduk berkelompok sepuluh orang-sepuluh orang dan hendaklah setiap orang memakan makanan yang ada di dekatnya." —Anas berkata— Lalu mereka makan sampai kenyang.
—Anas juga berkata— Apabila satu kelompok keluar, masuk lagi satu kelompok lainnya, hingga mereka semuanya makan. —Anas berkata— Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Hai Anas, coba kamu angkat bejana itu."
Maka akupun mengangkatnya. Saat itu, aku tidak bisa membedakan apakah makanan yang di dalam bejana itu lebih banyak saat kuletakkan atau lebih banyak saat kuangkat?! —Anas berkata— Di antara orang-orang yang datang tadi,
ada beberapa orang yang masih duduk dan berbincang-bincang di rumah Rasulullah SAW, sementara beliau hanya duduk dan istri beliau memalingkan wajah ke arah dinding. Mereka membuat Rasulullah SAW tidak nyaman. Akhirnya beliau keluar dan memberi salam kepada istri-istri beliau yang lain.
Tak lama kemudian beliau kembali. Ketika orang-orang tersebut melihat Rasulullah SAW sudah kembali, mereka menyadari bahwa mereka telah membuat beliau merasa tidak nyaman.
—Anas berkata— Maka merekapun segera menuju pintu dan keluar. Rasulullah SAW datang dan segera menurunkan tirai lalu masuk ke dalamnya, sementara aku masih duduk di dalam kamar.
Tak lama kemudian, beliau keluar dan menemuiku. Saat itu, turun ayat-ayat ini. Lalu beliau keluar dan membacakannya di hadapan manusia.
Ayat itu adalah, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kalian diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya),
tetapi jika kalian diundang maka masuklah dan bila kalian selesai makan keluarlah kalian tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi... " (Qs. Al Ahzaab [33]: 53)
Ja'd berkata: Anas RA berkata, "Aku adalah orang pertama yang mengetahui ayat ini dan —sejak saat itu— diberlakukan hukum hijab kepada istri-istri Rasulullah SAW'." Shahih: Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih." Ja'd adalah putra Utsman. Ada yang mengatakan ia adalah putra Dinar dan diberi gelar dengan Abu Utsman.
ia adalah orang Bashrah dan menurut para ahli hadits, ia seorang yang tsiqah. Yunus bin Ubaid, Syu'bah dan Hammad bin Zaid pernah meriwayatkan hadits darinya.
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُجَالِدٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ بَيَانٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَنَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ مِنْ نِسَائِهِ فَأَرْسَلَنِي فَدَعَوْتُ قَوْمًا إِلَى الطَّعَامِ فَلَمَّا أَكَلُوا وَخَرَجُوا قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْطَلِقًا قِبَلَ بَيْتِ عَائِشَةَ فَرَأَى رَجُلَيْنِ جَالِسَيْنِ فَانْصَرَفَ رَاجِعًا قَامَ الرَّجُلَانِ فَخَرَجَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ }
Umar bin Ismail bin Mujalid menceritakan kepada kami, bapakku menceritakan kepadaku dari Bayan dari Anas bin Malik RA, ia berkata, "Rasulullah SAW baru saja menikah dengan salah satu wanita dari istri-istri beliau,
lalu beliau menugaskanku untuk mengundang beberapa orang. Aku segera mengundang beberapa orang untuk datang pada acara jamuan makan. Ketika mereka (para undangan) sudah selesai makan dan keluar, Rasulullah SAW segera berdiri dan pergi menuju rumah Aisyah.
Saat itu, beliau melihat dua orang sedang duduk, maka beliau berbalik dan kembali. Melihat hal itu, kedua orang itu berdiri dan keluar. Tak lama kemudian, Allah SWT menurunkan ayat,
'Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kalian diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya)'." Shahih: Al Bukhari (4791,6239 dan 6271) seperti di atas.
Dalam hadits ini ada kisah. Abu Isa berkata, "Hadits Bayan ini adalah hasan gharib." Hadits ini diriwayatkan oleh Tsabit dari Anas secara keseluruhan.
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْأَنْصَارِيَّ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ زَيْدٍ الَّذِي كَانَ أُرِيَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ أَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِي مَجْلِسِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فَقَالَ لَهُ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ أَمَرَنَا اللَّهُ أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَمَنَّيْنَا أَنَّهُ لَمْ يَسْأَلْهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ وَالسَّلَامُ كَمَا قَدْ عُلِّمْتُمْ
Ishaq bin Musa Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami dari Nu'aim bin Abdullah Al Mujmir bahwa Muhammad bin Abdullah bin Zaid Al Anshari —Abdullah bin Zaid
adalah orang yang bermimpi mendapatkan kalimat azan shalat— mengabarkan kepadanya dari Abu Mas'ud Al Anshari RA bahwa ia berkata, "Rasulullah SAW datang menemui kami saat kami berada di majelis Sa'ad bin Ubadah.
Saat itu, Basyir bin Sa'ad bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Kami diperintahkan Allah untuk bershalawat kepadamu. Lantas bagaimana caranya kami bershalawat kepadamu?' —Abu Mas'ud berkata— Rasulullah SAW diam, hingga kami berangan-angan bahwa kami tidak menanyakannya kepada beliau.
Tetapi, tak lama kemudian beliau bersabda, 'Ucapkanlah, 'Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana telah Engkau berkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia di seluruh alam.' Sedangkan salam adalah seperti yang telah kalian ketahui. " Shahih: Shifah Ash-Shalah dan Shahih Abu Daud (901); Muslim.
Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali, Abu Humaid, Ka'ab bin Ujrah, Thalhah bin Ubaidullah, Abu Sa'id, Zaid bin Kharijah —ada yang mengatakan bin Jariyah— dan Buraidah. Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ عَنْ عَوْفٍ عَنْ الْحَسَنِ وَمُحَمَّدٍ وَخِلَاسٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ رَجُلًا حَيِيًّا سَتِيرًا مَا يُرَى مِنْ جِلْدِهِ شَيْءٌ اسْتِحْيَاءً مِنْهُ فَآذَاهُ مَنْ آذَاهُ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَقَالُوا مَا يَسْتَتِرُ هَذَا التَّسَتُّرَ إِلَّا مِنْ عَيْبٍ بِجِلْدِهِ إِمَّا بَرَصٌ وَإِمَّا أُدْرَةٌ وَإِمَّا آفَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَرَادَ أَنْ يُبَرِّئَهُ مِمَّا قَالُوا وَإِنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام خَلَا يَوْمًا وَحْدَهُ فَوَضَعَ ثِيَابَهُ عَلَى حَجَرٍ ثُمَّ اغْتَسَلَ فَلَمَّا فَرَغَ أَقْبَلَ إِلَى ثِيَابِهِ لِيَأْخُذَهَا وَإِنَّ الْحَجَرَ عَدَا بِثَوْبِهِ فَأَخَذَ مُوسَى عَصَاهُ فَطَلَبَ الْحَجَرَ فَجَعَلَ يَقُولُ ثَوْبِي حَجَرُ ثَوْبِي حَجَرُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى مَلَإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَرَأَوْهُ عُرْيَانًا أَحْسَنَ النَّاسِ خَلْقًا وَأَبْرَأَهُ مِمَّا كَانُوا يَقُولُونَ قَالَ وَقَامَ الْحَجَرُ فَأَخَذَ ثَوْبَهُ وَلَبِسَهُ وَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا بِعَصَاهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ بِالْحَجَرِ لَنَدَبًا مِنْ أَثَرِ عَصَاهُ ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا أَوْ خَمْسًا فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا }
Abd bin Humaid menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami dari Auf dari Al Hasan, Muhammad dan Khilas dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bahwa Musa AS adalah seorang laki-laki pemalu dan suka memakai sarung.
Sedikitpun kulitnya tidak pemah terlihat, karena sangat pemalu. Ada sekelompok orang dari Bani Israil yang suka mengganggunya. Mereka berkata, "Tidaklah ia menutup tubuhnya sedemikian ketatnya kecuali karena ada cacat pada kulitnya, mungkin kusta, bengkak biji pelir (kondor) atau penyakit lainnya."
Dan, Allah SWT ingin membebaskannya dari apa yang mereka katakan, maka pada suatu hari Musa pergi ke tempat sepi sendirian, lalu ia meletakkan pakaiannya di atas sebuah batu, kemudian iapun mandi.
Selesai mandi, ia berialan menuju pakaiannya untuk mengambilnya, namun batu itu lari dengan membawa pakaiannya. Musa segera mengambil tongkatnya dan berusaha mengejar batu itu sambil berkata,
"Pakaianku, hai batu! Pakaianku, hai batu!" Hingga ia sampai pada sekelompok orang Bani Israil. Ketika itu, orang-orang Bani Israil melihat Musa dalam keadaan telanjang dan dengan tubuh juga kulit yang sangat bagus.
Maka merekapun membebaskannya dari apa yang telah mereka katakan. —Rasulullah SAW bersabda— Batu itupun berhenti dan Musapun mengambil pakaiannya lalu memakainya. Musa juga memukul batu itu dengan tongkatnya.
Demi Allah, di batu itu terdapat bekas pukulan tongkat Musa, tiga, empat atau lima bekas pukulan. Inilah kisah Musa yang disinggung dalam firman Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadi seperti orang- orang yang menyakiti Musa,
maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah ia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. " (Qs. Al Ahzaab [33]:69) Shahih'. Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih." Hadits ini juga diriwayatkan selain dari jalur ini dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW. Dalam bab ini ada riwayat lain dari Anas RA dari Rasulullah SAW.