Keutamaan Nabi SAW
حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ أَسْلَمَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِبْرَاهِيمَ إِسْمَعِيلَ وَاصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ بَنِي كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ بَنِي كِنَانَةَ قُرَيْشًا وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
Khallad bin Aslam menceritakan kepada kami. Muhammad bm Mush'ab menceritakan kepada kami. Al Auza'i mencerr.akan kepada kami, dari Abu Ammar. dari Wa'ilah bin Al Aqsa —ra—. ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda. "Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail dari keturunan Ibrahim. telah memilih Bani Kinanah dan keturunan Ismail. telah memilih suku Quraiss dari Bani Kinanah. telah memilih Bani Hasyim dari suku Quraisy, dan telah memilihku dari Bani Hasyim. "
Shahih: Kecuali kata 'memilih' yang pertama. Ash-Shahiihah (302); Muslim. Akan dijelaskan pada no. 3606. Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي شَدَّادٌ أَبُو عَمَّارٍ حَدَّثَنِي وَاثِلَةُ بْنُ الْأَسْقَعِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى هَاشِمًا مِنْ قُرَيْشٍ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
Muhammad bin Isma'il menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Abdurrahman Ad-Damsyiqi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepada kami, Syadad bin Ammar menceritakan kepadaku,
Wa'ilah bin Al Asqa' menceritakan kepadaku, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma'il,
telah memilih suku Quraisy dari Kinanah, telah memilih Hasyim dari suku Quraisy, dan telah memilihku dari Bani Hasyim. " Shahih: Ash-Shahiihah (302); Muslim. Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib"
حَدَّثَنَا أَبُو هَمَّامٍ الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعِ بْنِ الْوَلِيدِ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى وَجَبَتْ لَكَ النُّبُوَّةُ قَالَ وَآدَمُ بَيْنَ الرُّوحِ وَالْجَسَدِ
Abu Hammam Al Walid bin Syuja' bin Al Walid Al Baghdadi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata: Para sahabat bertanya,
"Ya Rasulullah, kapan status kenabian ditetapkan untukmu?" Beliau menjawab, 'Ketika Adam berada di antara ruh dan jasad'. " Shahih: Ash-Shahihah (1856) dan Al Misykah (5758).
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib dari hadits Abu Hurairah. Kami tidak mengetahui haditsnya Kecuali dari jalur ini." Dalam bab ini ada riwayat lain dari Maisarah Al Far.
حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ وَهُوَ ابْنُ أَبِي سُلَيْمٍ حَدَّثَنِي كَعْبٌ حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَلُوا اللَّهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَسِيلَةُ قَالَ أَعْلَى دَرَجَةٍ فِي الْجَنَّةِ لَا يَنَالُهَا إِلَّا رَجُلٌ وَاحِدٌ أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ
Bundar menceritakan kepada kami, Ashim menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Al Laits -yaitu Ibnu Abu Sulaim, Ka'ab menceritakan kepadaku, Abu Hurairah menceritakan kepadaku, • ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda, "Mintalah kepada Allah wasilah untukku!" Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah wasilah itu?" Beliau menjawab, "(Wasilah adalah) derajat tertinggi di dalam surga yang tidak akan didapatkan kecuali oleh satu orang.
Aku berharap, akulah yang menjadi orang tersebut. " Shahih: Al Misykah (5767), Muslim (2/4) —Ibnu Umar— ia adalah sosok yang akan dijelaskan pada hadits no. 3614.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits gharib. Sanad hadits ini tidak kuat." Ka'ab itu tidak diketahui. Aku tidak pernah mengetahui ada seorang pun yang meriwayatkan hadits darinya kecuali Laits bin Abu Sulaim.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلِي فِي النَّبِيِّينَ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا فَأَحْسَنَهَا وَأَكْمَلَهَا وَأَجْمَلَهَا وَتَرَكَ مِنْهَا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِالْبِنَاءِ وَيَعْجَبُونَ مِنْهُ وَيَقُولُونَ لَوْ تَمَّ مَوْضِعُ تِلْكَ اللَّبِنَةِ وَأَنَا فِي النَّبِيِّينَ مَوْضِعُ تِلْكَ اللَّبِنَةِ
Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abu Amir Al Aqadi menceritakan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Ath-Thufail bin Ubai bin Ka'ab,
dari ayah Ath-Thufail yaitu Ubay bin Ka'ab, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan (diri)ku di antara para nabi adalah seperti orang yang membangun rumah, kemudian ia memperbaiki, menyempurnakan, dan memperindah rumah tersebut,
—namun— ia meninggalkan satu tempat untuk sebuah batu. Orang-orang kemudian mengelilingi bangunan itu dan merasa kagum terhadapnya. Mereka berkata, 'Seandainya —rumah itu— sempurna —hingga— tempat batu bata itu. '
Dan aku di antara para nabi adalah (seperti) tempat batu bata itu'. " Shahih: Takhrij Fiqh As-Sirah (141); Muttafaq alaih, Jabir dan Abu Hurairah.
Diriwayatkan dari nabi dengan sanad ini pula. Beliau bersabda, "Apabila hari kiamat terjadi, maka aku akan menjadi pemimpin para nabi dan khatib mereka, serta pemilik syafaat mereka yang tidak sombong." Hasan: Misykah Al Mashabih (5768).
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِيُّ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنَا كَعْبُ بْنُ عَلْقَمَةَ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ جُبَيْرٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا لِيَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ وَمَنْ سَأَلَ لِيَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةُ
Muhammad bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yazid Al Muqri menceritakan kepada kami, Haiwah menceritakan kepada kami, Ka'ab bin Alqamah mengabarkan kepada kami bahwa dirinya mendengar dari Abdurahman bin Jubair:
ia mendengar dari Abdullah bin Amr: ia mendengar Nabi SAW bersabda, "Apabila kalian mendengar (suara) muadzin, maka katakanlah (oleh kalian) seperti apa yang ia katakan. Lalu bacalah shalawat kepadaku. Barang siapa yang membaca satu shalawat kepadaku,
maka Allah akan membaca sepuluh shalawat untuknya. Lalu mintalah wasilah kepada Allah untuk diriku. Sesungguhnya wasilah adalah sebuah derajat di dalam surga yang tidak semestinya —diberikan— kecuali hanya untuk seorang hamba di antara hamba-hamba-Nya.
Aku berharap, akulah yang akan menjadi hamba tersebut. Barang siapa yang memohon wasilah untukku, maka wajib baginya syafaat. " Shahih: Al Irwa' (242), At-Ta'liiq ala Bidaayah As-Sul (20/52); Muslim.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan shahih." Muhammad berkata, "Abdurrahman bin Jubair di sini adalah orang Quraisy yang kemudian menjadi orang Mesir, kemudian menjadi orang Madinah. Abdurrahman bin Jubair bin Nufair adalah orang Syam.
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ جُدْعَانَ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ وَبِيَدِي لِوَاءُ الْحَمْدِ وَلَا فَخْرَ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمُ فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الْأَرْضُ وَلَا فَخْرَ
Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, sufyan menceritakan kepada kami, Ibnu Jad'an menceritakan kepada kami, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Aku adalah pemimpin umat manusia pada hari kiamat. —namun aku— tidak sombong. Ditanganku ada bendera putih —namun aku— tidak sombong. Tidaklah seorang nabi pada hari itu, —mulai dari— Adam kemudian yang lainnya,
kecuali mereka akan berada di bawah benderaku. Aku adalah orang pertama yang untuknya, bumi (kuburan/makam) akan dibelah, —namun aku— tidak sombong. " Shahih: Ibnu Majah (4308). Sebagian redaksinya terdapat dalam shahih Muslim.
Abu Isa berkata, "Dalam hadits ini terkandung sebuah kisah." Hadits ini adalah hadits hasan shahih. Hadts ini juga diriwayatkan dengan sanad ini dari Abu Nadhrah, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW.
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ الضُّبَعِيُّ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي دَخَلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ أَضَاءَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ أَظْلَمَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ وَلَمَّا نَفَضْنَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَيْدِي وَإِنَّا لَفِي دَفْنِهِ حَتَّى أَنْكَرْنَا قُلُوبَنَا
Bisyr bin Hilal Ash-Shawaf Al Bashri menceritakan kepada kami, Ja'far bin Sulaiman Adh-Dhuba'i menceritakan kepada kami, dari Tsabit. dari Anas bin Malik, ia berkata,
"Pada hari Rasulullah memasuki kota Madinah, segala sesuatu menjadi bersinar darinya. Dan tatkala beliau meninggal dunia, segala sesuatu yang ada menjadi gelap. Dan tatkala tangan kami tidak lagi menyentuh Rasulullah SAW.
padahal kami berada dalam pemakaman beliau, kami tetap mengingakari hati kami." Shahih: Ibnu Majah (1631). Abu Isaberkata, "Hadits ini adalah hadits gharib shahih.