Ketika Bangun Tidur Dilarang Memasukkan Tangan ke Bejana Sebelum Dicuci

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ أَحْمَدُ بْنُ بَكَّارٍ الدِّمَشْقِيُّ يُقَالُ هُوَ مِنْ وَلَدِ بُسْرِ بْنِ أَرْطَاةَ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ وَأَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ اللَّيْلِ فَلَا يُدْخِلْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يُفْرِغَ عَلَيْهَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ

Abul Walid dan Ahmad bin Bakar Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami —dikatakan bahwa dia termasuk putra Busr bin Arthah (sahabat Nabi SAW)— Walid bin Muslim menceritakan kepada kami dari Al Auza'i, dari Az-Zuhri, dari Sa'id bin Musayyab dan Abu Salamah,

dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian bangun di malam hari, maka janganlah memasukkan tangannya ke dalam bejana hingga menuangkan air ke tangannya dua atau tiga kali, karena ia tidak tahu dimana tangannya semalam?" Shahih: Ibnu Majah (293)

dan Muttafaq 'alaih, dan tidaklah menurut Bukhari itu hitungan. Didalam bab ini terdapat riwayat dari Ibnu Umar, Jabir, dan Aisyah. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Asy-Syafi'i berkata,

"Aku senang kepada mereka yang bangun dari tidurnya —baik tidur siang maupun yang lain— tetapi tidak memasukkan tangannya di tempat wudhunya hingga ia mencucinya terlebih dahulu. Jika tidak, maka aku benci hal itu.

Hal itu tidak membuat air itu menjadi najis, apabila ditangannya tidak ada najis." Ahmad bin Hambal berkata, "Apabila seseorang terjaga dari tidurnya di malam hari lalu ia memasukkan tangannya di dalam air wudhunya sebelum ia mencucinya,

maka aku akan sangat menyukai apabila ia menuangkan air itu terlebih dahulu." Ishaq berkata, "Apabila seseorang bangun dari tidurnya, maka janganlah memasukkan tangannya ke dalam air wudhunya hingga ia mencucinya."