Keutamaan Khadijah —Radhiyallahu Anha

حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفَاعِيُّ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا بِي أَنْ أَكُونَ أَدْرَكْتُهَا وَمَا ذَاكَ إِلَّا لِكَثْرَةِ ذِكْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهَا وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيَتَتَبَّعُ بِهَا صَدَائِقَ خَدِيجَةَ فَيُهْدِيهَا لَهُنَّ

Abu Hisyam Ar-Rifa'i menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayah Hisyam yaitu Urwah, dari Aisyah, ia berkata,

"Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang pun dari isteri-isteri nabi sebagaimana aku merasa cemburu kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah bersua dengannya. Itu tak lain karena Rasulullah sering menyebut-nyebut namanya.

Jika beliau menyembelih seekor kambing, maka beliau mencari teman-teman dekat khadijah kemudian menghadiahkan kambing itu kepada mereka." Shahih: Ibnu Majah (1997); Muttafaq alaih.

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا حَسَدْتُ أَحَدًا مَا حَسَدْتُ خَدِيجَةَ وَمَا تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا بَعْدَ مَا مَاتَتْ وَذَلِكَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَشَّرَهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ

Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayah Hisyam yaitu Urwah, dari Aisyah, ia berkata, "Aku tidak pernah iri kepada seorang pun sebagaimana aku iri kepada Khadijah.

Sebab, Rasulullah tidak akan mengawiniku kecuali setelah Khadijah meninggal dunia. Rasa iri itu karena Rasulullah telah memberikan kabar gembira kepadanya dengan sebuah rumah di surga yang terbuat dari qashab (setiap tumbuhan yang beruas),

dimana tiada kegaduhan di dalamnya dan tiada (pula) kelelahan." Shahih: Muttafaq alaih, seperti hadits di atas. Lihat hadits sebelumnya.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan." "Yang terbuat dari qashab". Abu Isa berkata, "Maksudnya adalah terbuat dari qashab mutiara."

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَال سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ خَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَخَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ

Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayah Hisyam yaitu Urwah, dari Abdullah bin Ja'far, ia berkata: Aku mendengar Ali bin Abu Thalib berkata,

"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik wanita Quraisy adalah Khadijah binti Khuwailid dan sebaik-baik wanita Bani Israil adalah Maryam binti Imran. " Shahih: Muttafaq alaih.

Dalam bab ini ada riwayat lain dari Anas, Ibnu Abbas, dan Aisyah. Hadits ini adalah hadits hasan shahih.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ زَنْجُوَيْهِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ

Abu Bakar bin Zanjawih menceritakan kepada kami, Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas —radhiyallahu anhu—, bahwa Nabi SAW bersabda,

"Cukup bagunu ibahwa sebaik-baik wanita) di semesta alam adalam Maryam puteri Imran. Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad. dan 'Asiyah isteri Fir'aun. ' Shahih: Al Misykah (6181). Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits shahih."