Cara Duduk dalam Tasyahud

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ الْجَرْمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ حُجْرٍ قَالَ قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا جَلَسَ يَعْنِي لِلتَّشَهُّدِ افْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى يَعْنِي عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى

Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris memberitahukan kepada kami dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wa'il bin Hujr, ia berkata, "Aku datang ke Madinah lalu aku berkata,

'Sungguh aku melihat shalatnya Rasulullah SAW. Ketika beliau SAW duduk untuk tasyahud, beliau membentangkan kaki kirinya, dan meletakkan tangan kirinya -maksudnya di atas paha kirinya- dan menegakkan (telapak) kaki kanannya'. " Shahih: Shahih Abu Daud (716)

Abu Isa berkata, "Hadits ini hadits hasan shahih." Mayoritas ulama mengamalkan hadits ini. Demikianlah pendapat Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Al Mubarak, dan ulama Kufah.