Menunjuk (dengan Jari Telunjuk)
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ وَيَحْيَى بْنُ مُوسَى وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ وَرَفَعَ إِصْبَعَهُ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ الْيُمْنَى يَدْعُو بِهَا وَيَدُهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ بَاسِطَهَا عَلَيْهِ
Mahmud bin Ghailan dan Yahya bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, "Abdurrazaq memberitahukan kepada kami dari Ma'mar, dari Ubaidillah bin Umar, dari Nafi',
dari Ibnu Umar: Apabila Nabi SAW duduk di dalam shalat, maka beliau meletakkan tangan kanannya pada lututnya dan mengangkat jari-jari yang berada di sebelah ibu jari (maksudnya jari telunjuk),
berdoa dengannya, dan tangan kirinya di lututnya dengan membentangkan jari-jarinya. Shahih: IbnuMajah (913)
Ia berkata, "Dalam bab ini ada hadits dari Abdullah bin Az-Zubair, Numair Al Khuza'i, Abu Hurairah, Abu Humaid, dan Wa'il bin Hujr." Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan gharib.
Kami tidak mengetahui hadits Ubaidillah bin Umar kecuali dari jalur ini." Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi SAW dan tabiin mengamalkan hadits ini.
Mereka memilih untuk menunjuk (dengan jari telunjuk) dalam tasyahud. Sahabat kami juga berpendapat seperti itu.