Shalat di Atas Binatang ke Mana la Menghadap
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَيَحْيَى بْنُ آدَمَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ بَعَثَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ فَجِئْتُ وَهُوَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ وَالسُّجُودُ أَخْفَضُ مِنْ الرُّكُوعِ
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' dan Yahya bin Adam memberitahukan kepada kami, mereka berkata, "Sufyan memberitahukan kepada kami dari Abu Zubair,
dari Jabir, ia berkata, 'Rasulullah mengutusku untuk suatu keperluan, lalu aku datang menghadap beliau yang sedang melakukan shalat di atas kendaraannya ke arah timur dan sujudnya lebih rendah daripada ruku 'nya'. " Shahih: Shahih Abu Daud (1112)
dan Muttafaq 'alaih tanpa ada lafazh 'Sujud'. Pada riwayat Bukhari tidak ada lafazh 'Mengutus untuk suatu keperluan'. Dalam bab ini terdapat hadits dari Anas, Ibnu Umar, Abu Sa'id, dan Amir bin Rabi'ah. Abu Isa berkata,
"Hadits Jabir adalah hadits hasan shahih." Diriwayatkan tidak hanya dari satu sanad dari Jabir. Hadits ini diamalkan oleh mayoritas ahli hadits, dan kami tidak mengetahui adanya pertentangan di antara mereka.
Mereka berpendapat: tidak ada larangan bagi seseorang untuk melakukan shalat sunah di atas kendaraannya, bagaimanapun keadaannya, baik menghadap kiblat maupun menghadap ke arah lain.