Apabila Imam Shalat dengan Duduk Maka Shalatlah dengan Duduk

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ خَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ فَرَسٍ فَجُحِشَ فَصَلَّى بِنَا قَاعِدًا فَصَلَّيْنَا مَعَهُ قُعُودًا ثُمَّ انْصَرَفَ فَقَالَ إِنَّمَا الْإِمَامُ أَوْ إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا أَجْمَعُونَ

Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits memberitahukan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah SAW jatuh dari kudanya lalu terluka.

Kemudian beliau SAW shalat bersama kami dengan duduk. Setelah selesai shalat, beliau bersabda, 'Sesungguhnya imam -atau beliau bersabda- sesungguhnya imam itu- dijadikan untuk diikuti; apabila dia takbir maka bertakbirlah,

apabila dia ruku' maka ruku 'lah, apabila ia mengangkat (kepala) maka angkatlah (kepalamu), apabila dia mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah (Semoga Allah mendengar orang yang memujinya) maka ucapkan,

"Rabbanaaa wa lakal hamdu (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji)', apabila dia sujud maka sujudlah, dan apabila dia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk. " Shahih'. IbnuMajah (1238) Muttafaq 'alaih

Ia berkata, "Dalam bab ini terdapat hadits dari Aisyah, Abu Hurairah, Jabir, Ibnu Umar, dan Muawiyah." Abu Isa berkata, "Hadits Anas (Rasulullah SAW jatuh dari kuda dan terluka) adalah hadits hasan shahih."

Sebagian ulama berpegang dengan hadits ini, di antara mereka adalah Jabir bin Abdullah, Usaid bin Hudhair, Abu Hurairah, dan lain-lain. Hadits ini dijadikan landasan oleh Ahmad dan Ishaq. Sebagian ulama berkata, "Apabila seorang imam duduk,

maka yang di belakangnya tidak boleh shalat kecuali dengan berdiri. Kalau mereka shalat dengan duduk, maka tidak sah shalat mereka." Ini adalah pendapat Suryan Ats-Tsauri, Malik bin Anas, Ibnu Mubarak, dan Asy-Syafi'i.