Bercakap-cakap Sesudah Shalat Dua Rakaat Fajar

حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ عِيسَى الْمَرْوَزِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ قَال سَمِعْتُ مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ فَإِنْ كَانَتْ لَهُ إِلَيَّ حَاجَةٌ كَلَّمَنِي وَإِلَّا خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ

Yusuf bin Isa Al Marwazi bercerita kepada kami, ia berkata, "Aku mendengar Malik bin Anas, dari Nadhr, dari Abu Salamah, dari Aisyah, ia berkata, 'Setelah Nabi SAW mengerjakan shalat Fajar dua rakaat (sebelum shalat Subuh),

maka beliau SAW berbicara kepadaku jika ada keperluan denganku, tetapi jika tidak ada keperluan beliau keluar mengerjakan shalat (Subuh)'." Shahih: Shahih Abu Daud (1147,1148) dan Muttafaq 'alaih

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Sebagian ulama menganggap makruh bercakap-cakap sesudah terbit Fajar sampai mengerjakan shalat Subuh, kecuali dzikir kepada Allah atau untuk sesuatu yang mengharuskan berbicara. Itu adalah pendapat Ahmad dan Ishaq.