Waktu yang Mustajab
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْهَاشِمِيُّ الْبَصْرِيُّ الْعَطَّارُ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ وَرْدَانَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ
Abdullah bin Ash-Shabbah Al Hasyimi Al Bashri Al Aththar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdul Majid Al Hanafi memberitahukan kepada kami, Muhammad bin Abu Humaid memberitahukan kepada kami,
Musa bin Wardan memberitahukan kepada kami dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, ia bersabda, "Carilah yvaktu yang mustqjab (dikabulkan doa) pada hari Jum 'at, yaitu sesudah Ashar sampai matahari terbenam. " Hasan Al Misykah (1360) Ta'liq Ar-Raghib (1/251)
Abu Isa berkata, "Hadits ini gharib dari sanad ini. " Hadits ini diriwayatkan dari Anas, dari Nabi SAW, selain dari jalur (sanad) ini. Muhammad bin Abu Humaid dianggap lemah haditsnya. Beberapa ulama menganggap lemah dari sisi hafalannya.
Terkadang ia dipanggil Hammad bin Abu Humaid dan terkadang dipanggil Abu Ibrahim Al Anshari. Haditsnya adalah munkar. Sebagian ulama dari sahabat Nabi SAW dan yang lain berpendapat,
"Sesungguhnya waktu yang mustajab adalah sesudah Ashar sampai matahari terbenam." Ahmad dan Ishaq berpendapat seperti ini. Imam Ahmad berkata, "Kebanyakan hadits yang menerangkan waktu terkabulnya doa yaitu sesudah Ashar dan sesudah tergelincirnya matahari."
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُهْبِطَ مِنْهَا وَفِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يُصَلِّي فَيَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلَامٍ فَذَكَرْتُ لَهُ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ أَنَا أَعْلَمُ بِتِلْكَ السَّاعَةِ فَقُلْتُ أَخْبِرْنِي بِهَا وَلَا تَضْنَنْ بِهَا عَلَيَّ قَالَ هِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَقُلْتُ كَيْفَ تَكُونُ بَعْدَ الْعَصْرِ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي وَتِلْكَ السَّاعَةُ لَا يُصَلَّى فِيهَا فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَلَسَ مَجْلِسًا يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ فَهُوَ فِي صَلَاةٍ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَهُوَ ذَاكَ
Ishaq bin Musa Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n memberitahukan kepada kami, Malik bin Anas memberitahukan kepada kami dari Yazid bin Abdullah bin Al Hadi, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Sebaik-baik hari matahari terbit adalah hari Jum 'at; pada hari itu Nabi Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu juga dia diturunkan dari surga.
Pada hari itu ada waktu dimana seorang muslim mengerjakan shalat kemudian berdoa kepada Allah, maka tidak ada sesuatu kecuali pasti Allah akan mengabulkan doanya'. "
Abu Hurairah berkata, "Aku bertemu dengan Abdullah bin Salam, sehingga aku menuturkan hadits kepadanya, maka ia berkata, 'Aku tahu waktu yang mustajab itu'. Aku berkata, 'Kabarkanlah kepadaku tentang hal itu dan janganlah menyembunyikan hal itu dariku?' Ia menjawab,
'Sesudah Ashar sampai matahari terbenam!' Aku berkata, 'Bagaimana hal itu terjadi sesudah Ashar, padahal Rasulullah SAW bersabda, "Dimana seorang muslim mengerjakan shalat bertepatan dengan saat mustajab.
Padahal saat itu (setelah Ashar) tidak ada seorangpun yang shalat?' Ia berkata, 'Bukankah Rasulullah bersabda, "Barangsiapa duduk di suatu majelis untuk menunggu shalat,
maka perbuatan itu (pahalanya) sama halnya dengan mengerjakan shalat? "' Aku menjawab,'Ya' Maka ia berkata, 'Ya, itu dia'. " Shahih: Ibnu Majah (1139)
Abu Isa berkata, "Dalam hadits ini ada kisah yang panjang." Abu Isa berkata, "Hadits ini shahih. " Kemudian ia berkata, "Makna ucapan, 'Akhbirni biha wa laa tadhnan biha alayya' adalah:
jangan kamu bersikap bakhil atau pelit terhadapku (tidak memberitahukan). Dhanin artinya bakhil, tetapi kalau zhanin artinya yang tertuduh.