Takbir Pada Dua Hari Raya

حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ عَمْرٍو أَبُو عَمْرٍو الْحَذَّاءُ الْمَدِينِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ الصَّائِغُ عَنْ كَثِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ فِي الْعِيدَيْنِ فِي الْأُولَى سَبْعًا قَبْلَ الْقِرَاءَةِ وَفِي الْآخِرَةِ خَمْسًا قَبْلَ الْقِرَاءَةِ

Muslim bin Umar dan Abu Amr Al Hadzdza' Al Madini menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi Ash-Shaigh memberitahukan kepada kami dari Katsir bin Abdullah, dari ayahnya,

dari kakeknya: Nabi SAW bertakbir tujuh kali sebelum bacaan (Al Fatihah) pada rakaat pertama dalam dua shalat hari raya, dan lima kali sebelum bacaan pada rakaat terakhir. Shahih: Ibnu Majah (1279)

Ia berkata, "Pada bab ini ada hadits yang diriwayatkan pula dari Aisyah, Ibnu Umar, dan Abdullah bin Amr." Abu Isa berkata, "Hadits kakek Katsir ini adalah hadits hasan, dan merupakan hadits yang paling baik yang diriwayatkan dari Nabi SAW dalam masalah ini."

Nama kakek Katsir ini adalah Amr bin Auf Al Muzanni. Pengamalan hadits ini disepakati oleh sebagian ulama dikalangan sahabat Nabi SAW dan yang lain.

Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah, bahwa ia melaksanakan shalat di Madinah seperti cara shalat yang disebutkan di atas. Ulama Madinah, Malik bin Anas, Asy-Syafi'i,

Ahmad, dan Ishaq juga mempunyai pendapat seperti itu. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, ia berkata (tentang takbir pada dua hari raya), "Sembilan kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali takbir sebelum bacaan pada rakaat kedua.

Beliau mulai membaca bacaan, kemudian takbir empat kali bersama dengan takbir ruku' Diriwayatkan pula tidak hanya dari seorang di kalangan sahabat Nabi SAW seperti yang di atas. Itulah pendapat ulama Kufah. Sufyan Ats-Tsauri juga berpendapat seperti itu.