Shalat dengan Menggunakan Selimut Istri Hukumnya Makruh

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ عَنْ أَشْعَثَ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُصَلِّي فِي لُحُفِ نِسَائِهِ

Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Khalid bin Al Harits memberitahukan kepada kami dari Asy'ats -yaitu putra Abdul Malik-dari Muhammad bin Sirin, dari Abdulah bin Syaqiq, dari Aisyah, ia berkata,

"Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shalat dengan menggunakan selimut istri-istri beliau." Shahih: Shahih Abu Daud (391)

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Dalam hal ini diriwayatkan adanya suatu rukhshah (keringanan) dari Nabi SAW.