Diperbolehkannya Berjalan dan Mengerjakan Sesuatu dalam Shalat Sunah
حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ بُرْدِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ جِئْتُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي الْبَيْتِ وَالْبَابُ عَلَيْهِ مُغْلَقٌ فَمَشَى حَتَّى فَتَحَ لِي ثُمَّ رَجَعَ إِلَى مَكَانِهِ وَوَصَفَتْ الْبَابَ فِي الْقِبْلَةِ
Abu Salamah Yahya bin Khalaf menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhdhai memberitahukan kepada kami dari Burd bin Sinan, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah,
ia berkata, "Aku datang dan ternyata Rasulullah SAW sedang mengerjakan shalat di rumahnya, dan pintunya terkunci. Kemudian beliau berjalan untuk membukakan pintu bagiku, lalu beliau kembali ke tempatnya."
Ia (Aisyah) menerangkan bahwa pintu itu berada di kiblat. Hasan: Shahih Abu Daud (855), Al Misykah (1005), dan Irwa Al Ghalil (386) Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib."