Mengakhirkan Makan Sahur

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنَا هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ ذَلِكَ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Yahya bin Musa Abu Daud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Hisyam Ad-Dastawa'i memberitahukan kepada kami dari Qatadah, dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,

"Kami makan sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami mendirikan shalat." Ia berkata, "Aku bertanya, 'Berapa lama kira-kira?' Ia menjawab, 'Kira-kira 50 ayat'." Shahih: Muttafaq 'alaih

Hannad menceritakan kepada kami, Waki' memberitahukan kepada kami dari Hisyam dengan hadits yang serupa, tetapi ia berkata, "Kira-kira bacaan 50 ayat. " Ia berkata, "Didalam bab ini terdapat hadits yang diriwayatkan dari Abu Hudzaifah."

Abu Isa berkata, "Hadits Zaid bin Tsabit adalah hadits hasan shahih." Asy-Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq juga suka mengakhirkan makan sahur.