Keutamaan Puasa Pada Hari Arafah

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

Qutaibah dan Ahmad bin Abbdah Adh-Dhabbi memberitahukan kami bahwa Hammad bin Zaid memberitahukan kami dari Ghailan bin Jarir, dari Abdullah bin Ma'bad Az-Zammani, dari Abu Qatadah, bahwa Nabi SAW bersabda,

"Puasa pada hari Arafah; sungguh aku mohon kepada Allah agar pahalanya dapat menghapus dosa satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya." Shahih: Ibnu Majah (1730) dan Shahih Muslim

Ia berkata, "Dalam hadits ini terdapat hadits Abu Sa'id." Abu Isa berkata, "Hadits Abu Qatadah itu adalah hadits hasan." Para ulama menganggap bahwa berpuasa pada hari Arafah hukumnya sunah, kecuali di Arafah (jama'ah haji).