Keringanan untuk Meninggalkan Puasa Asyura'

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَقَ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ عَاشُورَاءُ يَوْمًا تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ رَمَضَانُ هُوَ الْفَرِيضَةُ وَتَرَكَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abdah bin Sulaiman memberitahukan kepada kami dari Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, "Asyura' dulunya adalah hari puasa orang-orang Quraisy pada zaman jahiliyah.

Beliau SAW dulu juga berpuasa pada hari itu. Setelah beliau masuk Madinah, beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa pada hari itu. Ketika diwajibkan puasa bulan Ramadhan, maka puasa Ramadhan-lah yang menjadi kewajiban, sedangkan puasa Asyura" ditinggalkan.

Oleh karena itu, siapa yang mau berpuasa maka ia boleh berpuasa dan siapa yang tidak mau berpuasa maka ia boleh meninggalkannya." Shahih: Shahih Abu Daud (2110) dan Muttafaq 'alaih

Dalam bab ini terdapat hadits dari Ibnu Mas'ud, Qais bin Sa'd, Jabir Samurah, Ibnu Umar, dan Mu'awiyah. Abu Isa berkata, "Menurut ulama, dalam hal ini yang harus diamalkan adalah hadits Aisyah."

Itu adalah hadits shahih. Mereka tidak berpendapat bahwa puasa Asyura' hukumnya wajib, kecuali untuk orang yang ingin mengerjakannya pada hari itu, karena telah adanya keutamaan puasa pada hari itu.