Larangan Puasa Pada Idul Fitri dan Idul Adha

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ مَوْلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ شَهِدْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فِي يَوْمِ النَّحْرِ بَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَى عَنْ صَوْمِ هَذَيْنِ الْيَوْمَيْنِ أَمَّا يَوْمُ الْفِطْرِ فَفِطْرُكُمْ مِنْ صَوْمِكُمْ وَعِيدٌ لِلْمُسْلِمِينَ وَأَمَّا يَوْمُ الْأَضْحَى فَكُلُوا مِنْ لُحُومِ نُسُكِكُمْ

Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy-Syawarib menceritakan kepada kami, Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Ubaid (budak Abdurrahman bin Auf), ia berkata,

"Pada hari Nahr (Idhul Adha) aku menyaksikan Umar bin Khaththab memulai shalat sebelum khutbah, kemudian dia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari ini.

Idul Fitri adalah (saat) kamu sekalian berbuka dari puasamu dan hari raya bagi kaum muslim. Sedangkan (pada) Idhul Adha makanlah dari sebagian daging Kurbanmu." Shahih: Ibnu Majah (1722) dan Muttafaq 'Alaih

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits shahih." Nama Abu Ubaid -Budak Abdurrahman bin Auf- adalah Sa'ad (dikenal sebagai pelayan Abdurrahman bin Azhar). Abdurrahman bin Azhar adalah putra dari paman Abdurrahman bin Auf.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامَيْنِ يَوْمِ الْأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ

Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad memberitahukan kepada kami dari Amr bin Yahya, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata, "Rasulullah SAW melarang dua puasa, yaitu puasa pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. " Shahih: Muttafaq 'alaih (1721)

Dalam bab ini terdapat hadits Umar, Ali, Aisyah, Abu Hurairah, Uqbah bin Amir, dan Anas. Abu Isa berkata, "Hadits Abu Sa'id itu adalah hadits hasan shahih. " Para ulama sepakat mengamalkan hadits ini. Abu Isa berkata, "Amr bin Yahya adalah Ibnu Umarah bin Abu Al Hasan Al Mazini Al Madini.

Dia orang yang dapat dipercaya. Sufyan Ats-Tsauri, Syu'bah, dan Malik bin Anas meriwayatkan darinya "