Itikaf
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Ma'mar menceritakan kepada kami dari Zuhri, dari Sa'id bin Musayyib, dari Abu Hurairah dan Urwah, dari Aisyah, ia berkata,
"Nabi SAW melaksanakan i'tikaf pada sepuluh terakhir dibulan Ramadhan hingga beliau SAW wafat." Shahih: Irwa Al Ghalil (966), Shahih Abu Daud (2125), dan Muttafaq 'alaih
Ia berkata, "Pada bab ini ada riwayat dari Ubay bin Ka'b, Abu Laila, Abu Sa'id, Anas, dan Ibnu Umar." Abu Isa berkata, "Hadits Abu Hurairah dan Aisyah ini adalah hadits hasan shahih."
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْتَكِفَ صَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ دَخَلَ فِي مُعْتَكَفِهِ
Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah memberitahukan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Amrah, dari Aisyah, ia berkata, "Apabila Rasulullah SAW hendak beri'tikaf maka beliau mengerjakan shalat Subuh, lalu masuk ke tempat i'tikafhya." Shahih: Ibnu Majah (1771) dan Muttafaq 'alaih
Abu Isa berkata, "Hadits ini diriwayatkan pula dari Yahya bin Sa'id, dari Amrah, dari Nabi SAW, secara mursal." Malik dan yang lain meriwayatkan dari Yahya bin Sa'id secara mursal.
Al Auza'i juga meriwayatkan dari Sufyan Ats-Tsauri, dari Yahya bin Amrah, dari Aisyah. Dalam mengamalkan hadits ini sebagaimana ulama berpendapat, "Apabila seseorang hendak beri'tikaf, maka hendaklah mengerjakan shalat Subuh, kemudian masuk ke tempat i'tikafhya. "
Demikianlah pendapat Ahmad bin Hambal dan Ishaq bin Ibrahim. Sebagian ulama, "Apabila seseorang ingin beri'tikaf esok hari, maka hendaknya ia memulainya sejak malam; yakni ia sudah duduk di tempat i'tikafhya " Demikianlah pendapat Sufyan Ats-Tsauri dan Malik bin Anas.