Bagian Bab Sebelumnya
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَخَلَتْ الْعُمْرَةُ فِي الْحَجِّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Ziyad bin Abdullah menceritakan kepada kami dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau SAW bersabda, "Umrah itu masuk dalam haji sampai hari Kiamat." Shahih: Shahih Abu Daud (1571) dan Shahih Muslim
Ia berkata, "Pada bab ini ada hadits yang diriwayatkan dari Suraqah bin Malik bin Ju'syum dan Jabir bin Abdullah." Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Abbas adalah hadits hasan." Maksud hadits ini adalah: tidak ada iarangan menunaikan umrah dalam bulan-bulan haji.
Demikianlah pendapat Asy-Syafi'i, Ahmad, dan Ishaq. Maksud hadits tersebut adalah: orang-orang Jahiliyah tidak mengerjakan umrah pada bulan-buian haji. Ketika Islam datang, Nabi SAW memberi keringanan dalam masalah itu, beliau bersabda,
"Umrah masuk dalam haji sampai hari Kiamat." Maksudnya: tidak ada larangan mengerjakan umrah pada bulan-bulan haji. Bulan-bulan haji adalah Syawal, Dzulqa'dah, dan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah dan Muharam.
Sesungguhnya tidak boleh memulai haji kecuali pada bulan-bulan haji. Sedangkan bulan-bulan yang mulia adalah Rajab, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharam. Demikianlah, diriwayatkan oleh ulama dari kalangan sahabat Nabi SAW dan yang lain.