Laki-laki Sepersusuan

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ جَاءَ عَمِّي مِنْ الرَّضَاعَةِ يَسْتَأْذِنُ عَلَيَّ فَأَبَيْتُ أَنْ آذَنَ لَهُ حَتَّى أَسْتَأْمِرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْيَلِجْ عَلَيْكِ فَإِنَّهُ عَمُّكِ قَالَتْ إِنَّمَا أَرْضَعَتْنِي الْمَرْأَةُ وَلَمْ يُرْضِعْنِي الرَّجُلُ قَالَ فَإِنَّهُ عَمُّكِ فَلْيَلِجْ عَلَيْكِ

Al Hasan bin Ali Al Khallal menceritakan kepada kami, Ibnu Numair memberitahukan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, "Telah datang pamanku sepersusuan meminta izin (untuk masuk) kepadaku,

tetapi aku menolak untuk memberi ijin kepadanya, sehingga Rasulullah SAW memerintahkanku untuk mempersilakannya masuk. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Persilakan dia masuk kepadamu, karena diapamanmu'.

" Aisyah berkata, "Aku berkata, 'Sesungguhnya yang menyusuiku adalah seorang perempuan, dan lelaki itu tidak menyusuiku'. Rasulullah menjawab, 'Sesungguhnya ia pamanmu, maka persilakan dia masuk kepadamu'." Shahih: Ibnu Majah (1948) dan Muttafaq 'alaih

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Sebagian para ulama dari sahabat Nabi SAW dan yang lain memakruhkan (lelaki sepersusuan), dan yang menjadi dasar adalah hadits Aisyah ini. Sebagian ulama memberi keringanan pada (lelaki sepersusuan). Pendapat pertamalah yang shahih.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح و حَدَّثَنَا الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيدِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ رَجُلٍ لَهُ جَارِيتَانِ أَرْضَعَتْ إِحْدَاهُمَا جَارِيَةً وَالْأُخْرَى غُلَامًا أَيَحِلُّ لِلْغُلَامِ أَنْ يَتَزَوَّجَ بِالْجَارِيَةِ فَقَالَ لَا اللِّقَاحُ وَاحِدٌ

Qutaibah menceritakan kepada kami, Malik memberitahukan kepada kami, Ma'n memberitahukan kepada kami, ia berkata, "Malik bin Anas memberitahukan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Amr bin Asy-Syarid, dari Ibnu Abbas:

Ia ditanya tentang seorang lelaki yang mempunyai dua budak perempuan; salah satunya menyusui anak perempuan dan yang lain menyusui anak lelaki. Apakah anak lelaki itu boleh mengawini anak perempuan tadi? Ibnu Abbas menjawab, 'Tidak,

karena air (mani) pejantan (bapak)nya berasal dari satu orang. Sanadnya Shahih Abu Isa berkata, "Inilah penafsiran lafazh labanul fahli. Inilah pokok permasalahan pada bab ini. Ahmad dan Ishaq berpendapat seperti itu.