Orang Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِي السَّنَابِلِ بْنِ بَعْكَكٍ قَالَ وَضَعَتْ سُبَيْعَةُ بَعْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا بِثَلَاثَةٍ وَعِشْرِينَ أَوْ خَمْسَةٍ وَعِشْرِينَ يَوْمًا فَلَمَّا تَعَلَّتْ تَشَوَّفَتْ لِلنِّكَاحِ فَأُنْكِرَ عَلَيْهَا فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنْ تَفْعَلْ فَقَدْ حَلَّ أَجَلُهَا
Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Husain bin Muhammad menceritakan kepada kami, Syaiban menceritakan kepada kami dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Abu Sanabil bin Ba'kak, ia berkata,
"Subai'ah melahirkan Setelah ditinggal mati suaminya dalam masa duapuluh tiga hari atau duapuluh lima hari (perawi ragu). Tatkala ia suci (dari nifas), maka ia berhias untuk menikah.
Lalu ada orang yang menegurnya dan menceritakan hal tersebut kepada Nabi SAW. Nabi SAW lalu bersabda, "Jika ia mau menikah, maka telah halal masanya (untuk menikah)." Shahih: Ibnu Majah (2027)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ وَابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ تَذَاكَرُوا الْمُتَوَفَّى عَنْهَا زَوْجُهَا الْحَامِلَ تَضَعُ عِنْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ تَعْتَدُّ آخِرَ الْأَجَلَيْنِ وَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ بَلْ تَحِلُّ حِينَ تَضَعُ وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَا مَعَ ابْنِ أَخِي يَعْنِي أَبَا سَلَمَةَ فَأَرْسَلُوا إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ قَدْ وَضَعَتْ سُبَيْعَةُ الْأَسْلَمِيَّةُ بَعْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا بِيَسِيرٍ فَاسْتَفْتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهَا أَنْ تَتَزَوَّجَ
Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Sulaiman bin Yasar: Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan Abu Salamah bin Abdurrahman menyebutkan orang perempuan hamil yang ditinggal mati suaminya,
lalu melahirkan sesudah suaminya mati. Ibnu Abbas berkata, "Ia melakukan iddah dengan masa yang paling akhir dari dua masa iddahnya." Abu Salamah berkata, "Bahkan dia sudah halal (untuk menikah) ketika dia melahirkan." Abu Hurairah berkata,
"Aku sependapat dengan anak saudaraku, yaitu Abu Salamah. " Lalu mereka mengutus seseorang ke tempat Ummu Salamah -istri Nabi SAW- dan dia berkata, "Subai 'ah Al Aslamiah melahirkan tidak berapa lama setelah suaminya mati,
lalu dia meminta fatwa kepada Rasulullah SAW dan beliau memerintahkannya untuk menikah." Shahih: Irwa Al Ghalil (2113), Shahih Abu Daud (1196), dan Muttafaq 'alaih Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."