Araya dan Dispensasi Dalam Hal Ini

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْمُحَاقَلَةِ وَالْمُزَابَنَةِ إِلَّا أَنَّهُ قَدْ أَذِنَ لِأَهْلِ الْعَرَايَا أَنْ يَبِيعُوهَا بِمِثْلِ خَرْصِهَا

Hannad menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq. dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Zaid bin Tsabit: "Bahwa Rasulullah SAW melarang muhaaqalah dan muzaabanah.

namun beliau memberi izin kepada pemilik araayaa untuk menjualnya sesuai taksirannya". Shahih: Ibnu Majah (2268 dan 2269) Muttafaq alaih.

Ia berkata, "Pada bab ini ada riwayat lain dari Abu Hurairah dan Jabir". Abu Isa berkata. "Hadits Zaid bin Tsabit; demikianlah Muhammad bin Ishaq meriwayatkan hadits ini".

Ayub, Ubaidullah bin Umar dan Malik bin Anas meriwayatkan dari Nafi', dari Ibnu Lmar. bahwa Nabi SAW melarang muhaaqalah dan muzaabanah.

Dengan sanad ini. dari Ibnu Umar dari Zaid bin Tsabit, dari Nabi SAW, bahwa beliau memberi keringanan dalam araya. Hadits ini lebih shahih dari pada hadits Muhammad bin Ishaq.

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ دَاوُدَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ مَوْلَى ابْنِ أَبِي أَحْمَدَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ فِي بَيْعِ الْعَرَايَا فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ أَوْ كَذَا

Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Zaid bin Hubab menceritakan kepada kami, dari Malik bin Anas dari Daud bin Hushain dari Abu Sufyan —Maula Ibnu Abu Ahmad— dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW memperbolehkan jual-beli araya,

namun tidak lebih dari lima wasaq Shahih: Ahadits AlBuyu', Muttafaq alaih. Qutaibah menceritakan kepada kami, dari Malik, dari Daud bin Hushain... hadits sepertinya.

Hadits ini juga diriwayatkan dari Malik. bahwa Nabi SAW memberi keringanan jual-beli araya dalam 5 wasaq —atau tidak lebih dari lima wasaq—.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْخَصَ فِي بَيْعِ الْعَرَايَا بِخَرْصِهَا

Qutaibah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Ayyub. dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Zaid bin Tsabit, bahwa Rasulullah SAW membolehkan jual-beli araya sesuai dengan taksirannya". Shahih: Ahadits Al Buyu', Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih". Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih. Sebagian ulama mengamalkan hadits ini, di antara mereka adalah Asy-Syafi'i, Ahmad dan Ishaq, mereka berpendapat,

bahwa 'araya merupakan pengecualian dari sejumlah bentuk jual beli yang dilarang oleh Rasulullah SAW karena beliau melarang muhaaqalah dan muzaahanah. Dalil mereka adalah hadits Zaid bin Tsabit dan Abu Hurairah.

Mereka berkata, "Boleh membeli, namun tidak boleh lebih dari lima wasaq". Menurut sebagian ulama, maksudnya adalah Rasulullah SAW ingin mencakup semuanya, karena beliau ingin memudahkan kepada para sahabat yang mengadu kepada beliau dalam masalah ini.

Mereka berkata, "Kami tidak menemukan buah yang bisa kami beli kecuali dengan kurma kering." Maka Rasullah SAW memberikan keringanan kepada mereka untuk jual beli seperti ini, namun tidak lebih dari lima wasaq Maka mereka membeli dan memakannya dalam keadaan basah.