Hakim Tidak Boleh Memutuskan Saat Sedang Marah
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ كَتَبَ أَبِي إِلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ وَهُوَ قَاضٍ أَنْ لَا تَحْكُمْ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَأَنْتَ غَضْبَانُ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحْكُمْ الْحَاكِمُ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ غَضْبَانُ
Qutaibah menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair, dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, ia berkata,
"Bapakku pernah menulis surat kepada Ubaidillah bin Abu Bakrah, pada saat itu ia menjabat sebagai hakim —Isi suratnya adalah—: 'Janganlah kamu memutuskan antara dua orang saat kamu dalam keadaan marah,
sebab aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak boleh seorang hakim memutuskan antara dua orang saat ia dalam keadaan marah'. " Shahih: Ibnu Majah (2316) Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih". Nama asli Abu Bakrah adalah Nufai'.