Memastikan Perkara Sebelum Menetapkan Hukuman
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِمَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ أَحَقٌّ مَا بَلَغَنِي عَنْكَ قَالَ وَمَا بَلَغَكَ عَنِّي قَالَ بَلَغَنِي أَنَّكَ وَقَعْتَ عَلَى جَارِيَةِ آلِ فُلَانٍ قَالَ نَعَمْ فَشَهِدَ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ فَأَمَرَ بِهِ فَرُجِمَ
Qutaibah menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas: Bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Ma'iz bin Malik,
"Apakah benar apa yang kudengar tentangmu?"' Ma'iz menjawab, "Apa yang engkau dengar tentangku?" Beliau menjawab, "Aku mendengar bahwa kamu telah menggauli (berzina dengan) seorang budak perempuan milik keluarga fulan." Ma'iz berkata, "Benar."
Lalu ia bersaksi sebanyak empat kali. Lalu ia pun dijatuhi hukuman rajam. Shahih: Al Irwa' (7/355) Muslim. Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Sa'ib bin Zaid." Abu Isa juga berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini adalah hasan."