Pembunuh Berhak atas Harta Rampasan yang Dibunuh
حَدَّثَنَا الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ كَثِيرِ بْنِ أَفْلَحَ عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ مَوْلَى أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا لَهُ عَلَيْهِ بَيِّنَةٌ فَلَهُ سَلَبُهُ
Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Umar bin Katsir bin Aflah, dari Abu Muhammad —budak Abu Qatadah—,
dari Abu Qatadah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa membunuh seseorang dan ia mempunyai saksi atas hal itu, maka baginya harta rampasan orang yang dibunuh". Shahih: Al Irwa (5/52-53), Shahih Abu Daud (243) dan Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Dalam hadits ini terdapat suatu kisah". Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami. Sufyan menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id hadits seperti di atas dengan sanad ini... dengan hadits yang sama. Dalam bab ini ada riwayat lain dari "Auf bin Malik.
Khalid bin Walid, Anas, dan Samurah bin Jundab. Hadits ini adalah hasan shahih. Abu Muhammad adalah Nafi' (mantan budak Abu Qatadah). Para ulama dari kalangan sahabat Nabi dan yang lainnya mengamalkan hadits ini.
Ini adalah pendapat imam Al Auza'i, Asy-Syafi'i dan Ahmad. Sebagian ulama Iainnya berkata, "Imam boleh mengeluarkan 1/5 dari harta rampasan tersebut". Ats-Tsauri berkata, "Dalam pembagian harta rampasan, hendaknya seorang pemimpin berkata,
'Barangsiapa yang mengenai (mendapatkan) sesuatu, maka sesuatu itu baginya. Barangsiapa yang membunuh seseorang, maka harta orang yang dibunuh sebagai rampasan baginya.
Itu semua adalah boleh, dan dalam harta rampasan tersebut tidak ada —dikeluarkan baginya— seperlima". Ishaq berkata, "Harta rampasan itu bagi orang yang membunuh, kecuali jika harta rampasan itu banyak.
Jika harta rampasan itu banyak, maka imam boleh mengeluarkan seperlima darinya, seperti yang dilakukan Umar bin Khaththab".