Juz 27

Surat Az-Zariyat |51:31|

قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ

qoola fa maa khothbukum ayyuhal-mursaluun

Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah urusanmu yang penting wahai para utusan?"

[Abraham] said, "Then what is your business [here], O messengers?"

Tafsir
Jalalain

(Ibrahim bertanya, "Apakah urusan kalian) maksudnya, kepentingan kalian (hai para utusan");

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 31 |

Tafsir ayat 31-37

Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Nabi Ibrahim a.s.:


{فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ}


Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Lut. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi pengiba

dan suka kembali kepada Allah. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak. (Hud: 74-76) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:


{قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ}


Ibrahim bertanya, 'Apakah urusanmu, hai para utusan?” (Adz-Dzariyat: 31) Yakni apakah urusanmu dan tugas apakah yang menyebabkan kamu datang kemari?


{قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ}


Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa. (Adz-Dzariyat: 32) Yakni Kaum Luth.


{لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ}


agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas.” (Adz-Dzariyat: 33-34)

Musawwamatan yang diberi tanda masing-masing orang yang dikenainya; pada setiap batu terdapat nama orang yang akan dikenainya. Di dalam surat Al-'Ankabut disebutkan melalui firman-Nya:


{قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ}


Berkata Ibrahim, "Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Para malaikat berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya.

Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)." (Al-'Ankabut: 32) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:


{فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}


Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Lut itu. (Adz-Dzariyat: 35) Mereka adalah Lut dan ahli baitnya (keluarganya) terkecuali istrinya.


{فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ}


Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. (Adz-Dzariyat: 36) Ayat ini dijadikan sebagai hujah oleh sebagian orang yang berpendapat senada dengan pendapat Mu'tazilah,

yaitu mereka yang tidak membedakan antara orang yang menyandang iman dan orang yang menyandang Islam, dengan alasan bahwa Allah Swt. dalam ayat ini menyebut mereka orang-orang mukmin dan juga orang-orang muslim.

Tetapi penyimpulan dalil seperti ini lemah, mengingat mereka (Lut dan keluarganya kecuali istrinya) adalah orang-orang mukmin. Dan menurut kita setiap orang mukmin itu pasti muslim, tetapi tidak sebaliknya.

Adapun keterpaduan kedua nama (predikat) tersebut dalam ayat ini karena dalam kondisi yang tertentu, tetapi tidak dapat dijadikan sebagai kesimpulan bagi semua keadaan. Firman Allah Swt.:


{وَتَرَكْنَا فِيهَا آيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الألِيمَ}


Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (Adz-Dzariyat: 37) Yakni Kami jadikan negeri itu sebagai pelajaran bagi yang lainnya tentang azab, pembalasan,

dan batu dari tanah yang keras yang Kami timpakan kepada mereka; dan Kami jadikan bekas tempat mereka danau yang airnya berbau busuk lagi kotor. Hal ini akan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.


{لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الألِيمَ}


bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (Adz-Dzariyat: 37)

Surat Az-Zariyat |51:32|

قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَىٰ قَوْمٍ مُجْرِمِينَ

qooluuu innaaa ursilnaaa ilaa qoumim mujrimiin

Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Lut),

They said, "Indeed, we have been sent to a people of criminals

Tafsir
Jalalain

(Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa) kaum yang kafir, mereka adalah kaum Nabi Luth.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 32 |

penjelasan ada di ayat 31

Surat Az-Zariyat |51:33|

لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ

linursila 'alaihim ḥijaarotam min thiin

agar kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras),

To send down upon them stones of clay,

Tafsir
Jalalain

(Agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang keras) yang dibakar oleh api.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 33 |

penjelasan ada di ayat 31

Surat Az-Zariyat |51:34|

مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ

musawwamatan 'inda robbika lil-musrifiin

yang ditandai dari Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas."

Marked in the presence of your Lord for the transgressors."

Tafsir
Jalalain

(Yang ditandai) yang diberi tanda padanya nama orang-orang yang akan dilemparkan (di sisi Rabbmu) menjadi Zharaf dari lafal yang sebelumnya (untuk orang-orang yang melampaui batas") karena mereka gemar melakukan homosex, dan kekafiran mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 34 |

penjelasan ada di ayat 31

Surat Az-Zariyat |51:35|

فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

fa akhrojnaa mang kaana fiihaa minal-mu`miniin

Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di dalamnya (negeri kaum Lut) itu.

So We brought out whoever was in the cities of the believers.

Tafsir
Jalalain

(Lalu Kami keluarkan orang-orang yang berada di negeri itu) kampung-kampung Nabi Luth (yakni orang-orang yang beriman) karena orang-orang kafirnya akan dibinasakan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 35 |

penjelasan ada di ayat 31

Surat Az-Zariyat |51:36|

فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

fa maa wajadnaa fiihaa ghoiro baitim minal-muslimiin

Maka Kami tidak mendapati di dalamnya (negeri itu), kecuali sebuah rumah dari orang-orang muslim (Lut).

And We found not within them other than a [single] house of Muslims.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri) mereka adalah Nabi Luth dan kedua orang putrinya,

mereka dinamakan sebagai orang-orang yang beriman dan berserah diri, karena mereka adalah orang-orang yang beriman dengan sepenuh kalbu serta mengamalkan ketaatan dengan semua anggota tubuh mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 36 |

penjelasan ada di ayat 31

Surat Az-Zariyat |51:37|

وَتَرَكْنَا فِيهَا آيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الْأَلِيمَ

wa taroknaa fiihaaa aayatal lillażiina yakhoofuunal-'ażaabal-aliim

Dan Kami tinggalkan padanya (negeri itu) suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada azab yang pedih.

And We left therein a sign for those who fear the painful punishment.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami tinggalkan pada negeri itu) sesudah semua orang-orang kafir dibinasakan (suatu tanda) yakni tanda yang menunjukkan bahwa mereka telah dibinasakan

(bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih) hingga hal itu dijadikan sebagai peringatan buat mereka, supaya mereka tidak melakukan perbuatan yang sama.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 37 |

penjelasan ada di ayat 31

Surat Az-Zariyat |51:38|

وَفِي مُوسَىٰ إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ

wa fii muusaaa iż arsalnaahu ilaa fir'auna bisulthoonim mubiin

Dan pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir´aun dengan membawa mukjizat yang nyata.

And in Moses [was a sign], when We sent him to Pharaoh with clear authority.

Tafsir
Jalalain

(Dan juga pada Musa) di-'athaf-kan kepada lafal Fiihaa. Maknanya, Dan Kami jadikan pada kisah Musa suatu tanda (ketika Kami mengutusnya kepada Firaun) (dengan membawa bukti yang nyata) yakni hujjah yang jelas dan terang.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 38 |

Tafsir ayat 38-46

Firman Allah Swt.:


{وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ}


Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan membawa mukjizat yang nyata. (Adz-Dzariyat: 38) Yakni dengan membawa bukti yang jelas dan alasan yang akurat.


{فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ}


Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat: 39) Fir'aun berpaling dari kebenaran yang disampaikan oleh Musa a.s., padahal kebenaran itu sudah jelas dan terang karena kesombongan dan keingkarannya.

Mujahid mengatakan bahwa makna biruknihi artinya Fir'aun memperkuat dirinya dengan menggabungkan teman-temannya. Qatadah mengatakan bahwa Fir'aun musuh Allah ini mengalahkan kaumnya.

Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat: 39) Yakni bersama golongan-golongannya. Kemudian Ibnu Zaid membacakan firman-Nya:


{لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ}


"Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." (Hud: 80) Akan tetapi, makna yang pertamalah yang kuat. Ayat ini semakna dengan yang terdapat di dalam firman-Nya:


{ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ}


dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. (Al-Hajj: 9) Artinya, berpaling dari kebenaran karena kesombongannya.


{وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ}


dan berkata, "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.” (Adz-Dzariyat: 39) Yakni tiadalah engkau dengan urusan yang engkau datangkan itu, melainkan adakalanya engkau seorang penyihir atau seorang yang gila. Maka Allah Swt. berfirman:


{فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ}


Maka Kami siksa dia dan tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedangkan dia melakukan pekerjaan yang tercela. (Adz-Dzariyat: 40) Yaitu kafir, pengingkar kebenaran, pendurhaka, dan membangkang terhadap perkara yang hak. Kemudian Allah Swt. berfirman:


{وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ}


Dan juga pada (kisah) 'Ad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Adz-Dzariyat: 41) Yakni angin yang merusak dan tidak membawa manfaat apa pun, menurut Qatadah, Ad-Dahhak dan lain-lainnya. Karena itulah disebutkan dalam ayat berikutnya oleh firman-Nya:


{مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ}


angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat: 42) Yaitu segala sesuatu yang dapat dirusak oleh angin yang sangat keras, semua yang dilandanya seperti sesuatu yang binasa lagi hancur menjadi serbuk.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ بن أَخِي ابْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ -يَعْنِي: ابْنَ عَيَّاشٍ -الْقُتْبَانِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ دَرَّاجٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ هِلَالٍ الصَّدَفِي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الرِّيحُ مُسَخَّرَةٌ مِنَ الثَّانِيَةِ -يَعْنِي مِنَ الْأَرْضِ الثَّانِيَةِ-فَلَمَّا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يُهْلِكَ عَادًا أَمَرَ خَازِنَ الرِّيحِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْهِمْ رِيحًا تُهْلِكُ عَادًا، قَالَ: أَيٍ رَبَ، أُرْسِلُ عَلَيْهِمْ [مِنَ] الريح قدر منخر الثور؟ قال له الجبار: لَا إِذًا تَكْفَأُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا، وَلَكِنْ أَرْسِلْ [عَلَيْهِمْ] بِقَدْرِ خَاتَمٍ. فَهِيَ الَّتِي يَقُولُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ}


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah keponakan Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku (yaitu Abdullah ibnu Wahb), telah menceritakan kepadaku Abdullah (yakni Ibnu Iyasy Al-Gassani),

telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Sulaiman, dari Darij, dari Isa ibnu Hilal As-Sadfi, dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: bahwa angin yang dahsyat itu bersumber

dari bumi lapis yang kedua. Ketika Allah Swt. hendak membinasakan kaum Ad, maka Dia memerintahkan kepada malaikat penjaga angin agar mengirimkan kepada mereka angin yang dahsyat yang dapat membinasakan mereka.

Malaikat penjaga angin bertanya, "Ya Tuhanku, aku akan mengirimkan kepada mereka angin yang dahsyat sebesar lubang hidung banteng (sapi jantan)." Maka Allah Swt. berfirman kepadanya, "Jangan,

kalau begitu kamu akan membalikkan bumi beserta para penduduk yang ada di permukaannya. Tetapi kirimkanlah kepada mereka sebesar lubang cincin." Hal inilah yang dimaksudkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya;

angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat: 42) Hadis ini predikat marfu'-nya munkar, dan yang paling mendekati kebenaran ialah bila dikatakan mauquf hanya sampai

pada sahabat Abdullah ibnu Umar r.a., dari kedua tawanan wanitanya yang diperoleh dari Perang Yarmuk; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Sa'id ibnul Musayyab dan lain-lainnya telah mengatakan sehubungan

dengan makna firman-Nya: ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Adz-Dzariyat: 41) Mereka mengatakan bahwa angin tersebut dikenal dengan nama Janub (angin selatan).

Telah disebutkan di dalam hadis sahih melalui riwayat Syu'bah, dari Al-Hakam, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:


"نُصِرْتُ بِالصَّبَا، وَأُهْلِكَتْ عَادٌ بِالدَّبُورِ"


Aku diberi pertolongan dengan angin saba (angin kencang yang dingin) dan kaum 'Ad dibinasakan dengan angin dabur (angin yang membinasakan). Firman Allah Swt.:


{وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ}


Dan pada (kisah) kaum Samud ketika dikatakan kepada mereka, "Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu.” (Adz-Dzariyat: 43) Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sampai waktu habisnya ajal kalian. Makna lahiriah ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:


{وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ}


Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan. (Fushshilat: 17) Hal yang senada disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:


{وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ}


Dan pada (kisah) kaum Samud ketika dikatakan kepada mereka.”Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu.” Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir,

sedangkan mereka melihatnya. (Adz-Dzariyat: 43-44) Demikian itu karena mereka menunggu-nunggu azab tersebut selama tiga hari, tetapi ternyata azab tersebut datang kepada mereka pada pagi hari yang keempatnya.


{فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ}


Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan. (Adz-Dzariyat: 45) Yakni mereka tidak dapat melarikan diri dan tidak dapat pula bangun dari tempatnya, mereka pun tidak mampu menolong dirinya sendiri dari azab yang menimpa mereka. Firman Allah Swt.:


{وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ}


dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. (Adz-Dzariyat: 46) Yaitu Kami binasakan kaum Nuh sebelum mereka.


{إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ}


Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (Adz-Dzariyat: 46) Semua kisah ini telah disebutkan di berbagai tafsir surat-surat Al-Qur'an; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Surat Az-Zariyat |51:39|

فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

fa tawallaa biruknihii wa qoola saaḥirun au majnuun

Tetapi dia (Fir´aun) bersama bala tentaranya berpaling dan berkata, "Dia adalah seorang pesihir atau orang gila."

But he turned away with his supporters and said," A magician or a madman."

Tafsir
Jalalain

(Maka dia berpaling) yakni Firaun tidak mau beriman (bersama tentaranya) bersama dengan pasukannya; di sini bala tentara dinamakan Ar Rukn yang arti asalnya adalah pilar

karena memang bala tentara itu adalah pilar atau penopang bagi pemimpinnya (dan berkata) kepada Nabi Musa, bahwa (dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 39 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:40|

فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ

fa akhożnaahu wa junuudahuu fa nabażnaahum fil-yammi wa huwa muliim

Maka Kami siksa dia beserta bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, dalam keadaan tercela.

So We took him and his soldiers and cast them into the sea, and he was blameworthy.

Tafsir
Jalalain

(Maka Kami siksa dia dan bala tentaranya lalu Kami lemparkan mereka) Kami campakkan mereka (ke dalam laut) hingga tenggelamlah mereka (sedangkan dia) yakni Firaun

(melakukan pekerjaan yang tercela) yaitu mendustakan rasul-rasul dan mengaku-ngaku menjadi Tuhan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 40 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:41|

وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ

wa fii 'aadin iż arsalnaa 'alaihimur-riiḥal-'aqiim

Dan (juga) pada (kisah kaum) ´Aad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan,

And in 'Aad [was a sign], when We sent against them the barren wind.

Tafsir
Jalalain

(Dan juga pada) kisah pembinasaan kaum (Ad) terdapat tanda yang dijadikan sebagai pelajaran (ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan)

yaitu angin yang sama sekali tidak membawa kebaikan, karena tidak membawa air hujan dan tidak dapat menyerbukkan pohon-pohon, angin ini dinamakan angin puting beliung.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 41 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:42|

مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ

maa tażaru min syai`in atat 'alaihi illaa ja'alat-hu kar-romiim

(angin itu) tidak membiarkan suatu apa pun yang dilandanya, bahkan dijadikannya seperti serbuk.

It left nothing of what it came upon but that it made it like disintegrated ruins.

Tafsir
Jalalain

(Angin itu tidak membiarkan sesuatu pun) baik jiwa atau harta benda (yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk) yakni sebagai barang rongsokan yang tercabik-cabik.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 42 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:43|

وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّىٰ حِينٍ

wa fii ṡamuuda iż qiila lahum tamatta'uu ḥattaa ḥiin

Dan pada (kisah kaum) Samud, ketika dikatakan kepada mereka, "Bersenang-senanglah kamu sampai waktu yang ditentukan."

And in Thamud, when it was said to them, "Enjoy yourselves for a time."

Tafsir
Jalalain

(Dan pada) kisah pembinasaan kaum (Tsamud) terdapat tanda yang dijadikan sebagai pelajaran (ketika dikatakan kepada mereka) sesudah mereka menyembelih unta,

("Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu") yakni sampai habisnya ajal kalian, dan di dalam ayat lain disebutkan, "Bersukarialah kamu sekalian di rumah kalian selama tiga, hari." (Q.S. Hud, 65)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 43 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:44|

فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ

fa 'atau 'an amri robbihim fa akhożat-humush-shoo'iqotu wa hum yanzhuruun

Lalu mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, maka mereka disambar petir sedang mereka melihatnya.

But they were insolent toward the command of their Lord, so the thunderbolt seized them while they were looking on.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka berlaku angkuh) bersikap sombong (terhadap perintah Rabb mereka) yaitu mereka tidak mau mengerjakannya (lalu mereka disambar petir)

yakni teriakan yang membinasakan mereka, hal ini terjadi setelah tiga hari sejak mereka menyembelih unta itu (sedangkan mereka melihatnya) karena azab itu terjadi di siang hari.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 44 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:45|

فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ

fa mastathoo'uu ming qiyaamiw wa maa kaanuu muntashiriin

Maka mereka tidak mampu bangun dan juga tidak mendapat pertolongan,

And they were unable to arise, nor could they defend themselves.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka sama sekali tidak dapat bangun) mereka tidak mampu bangkit sewaktu azab turun kepada mereka (dan tiadalah mereka orang-orang yang dapat mengalahkan) yang membinasakan mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 45 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:46|

وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

wa qouma nuuḥim ming qobl, innahum kaanuu qouman faasiqiin

dan sebelum itu (telah Kami binasakan) kaum Nuh. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.

And [We destroyed] the people of Noah before; indeed, they were a people defiantly disobedient.

Tafsir
Jalalain

(Dan kaum Nuh) kalau dibaca Qaumi Nuuh, dibaca Jar, berarti di-'athaf-kan kepada lafal Tsamuuda; yakni di dalam pembinasaan mereka dengan azab yang turun dari langit dan azab

dari bumi terdapat pelajaran. Kalau dibaca Nashab yakni Qauma Nuuh artinya, kami telah membinasakan kaum Nuh (sebelum itu) sebelum dibinasakan orang-orang yang telah disebutkan tadi. (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 46 |

penjelasan ada di ayat 38

Surat Az-Zariyat |51:47|

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

was-samaaa`a banainaahaa bi`aidiw wa innaa lamuusi'uun

Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.

And the heaven We constructed with strength, and indeed, We are [its] expander.

Tafsir
Jalalain

(Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan Adar Rajulu

Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan Awsa'ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 47 |

Tafsir ayat 47-51

Allah Swt. berfirman seraya mengingatkan tentang penciptaan alam atas dan alam bawah.


{وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا}


Dan langit itu Kami bangun. (Adz-Dzariyat: 47) Artinya, Kami menjadikannya sebagai atap yang terpelihara lagi tinggi.


{بِأَيْدٍ}


dengan kekuatan (Kami). (Adz-Dzariyat: 47) Yakni dengan kekuatan, menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan As-Sauri serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.


{وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ}


dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Adz-Dzariyat: 47) Maksudnya, Kami jadikan cakrawalanya luas dan Kami tinggikan tanpa tiang-tiang pemancang yang menopangnya.


{وَالأرْضَ فَرَشْنَاهَا}


Dan bumi itu Kami hamparkan. (Adz-Dzariyat: 48) Kami jadikan bumi sebagai hamparan untuk semua makhluk.


{فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ}


maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (Adz-Dzariyat: 48) Yakni Kami jadikan layak untuk dihuni oleh para penghuninya dengan sebaik-baiknya.


{وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ}


Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan. (Adz-Dzariyat: 49) Semua makhluk itu berpasang-pasangan, bumi dan langit, malam dan siang hari, matahari dan rembulan, daratan dan lautan, terang dan gelap,

iman dan kafir, mati dan hidup, celaka dan bahagia, serta surga dan neraka, hingga semua makhluk hidup dan tetumbuhan pun demikian pula. Disebutkan dalam firman berikutnya:


{لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ}


supaya kamu mengingat. (Adz-Dzariyat: 49) Yakni agar kamu mengetahui dengan yakin bahwa Tuhan Yang Menciptakan semuanya itu adalah Esa, tiada sekutu bagi-Nya.


{فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ}


Maka segeralah kembali kepada (menaati Allah). (Adz-Dzariyat: 50) Maksudnya, berlindunglah kepada-Nya dan berpeganglah kepada (agama)-Nya dalam semua urusan kalian.


{إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ}


Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (Adz-Dzariyat: 50) Adapun firman Allah Swt.:


{وَلا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ}


Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. (Adz-Dzariyat: 51) Yakni janganlah kamu mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun.


{إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ}


Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (Adz-Dzariyat: 51)

Surat Az-Zariyat |51:48|

وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ

wal-ardho farosynaahaa fa ni'mal-maahiduun

Dan bumi telah Kami hamparkan, maka (Kami) sebaik-baik yang menghamparkan.

And the earth We have spread out, and excellent is the preparer.

Tafsir
Jalalain

(Dan bumi itu Kami hamparkan) Kami buat terhampar, menurut pandangan mata (maka sebaik-baik yang menghamparkan) adalah Kami.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 48 |

penjelasan ada di ayat 47

Surat Az-Zariyat |51:49|

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

wa ming kulli syai`in kholaqnaa zaujaini la'allakum tażakkaruun

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).

And of all things We created two mates; perhaps you will remember.

Tafsir
Jalalain

(Dan segala sesuatu) ber-ta'alluq kepada lafal Khalaqnaa (Kami ciptakan berpasang-pasangan) yakni dari dua jenis, yaitu jenis pria dan wanita; ada langit dan ada bumi;

ada matahari dan ada bulan; ada dataran rendah dan ada dataran tinggi, ada musim panas dan ada musim dingin, ada rasa manis dan ada rasa masam, ada gelap dan ada terang (supaya kalian berfikir)

asal kata Tadzakkaruuna adalah Tatadzakkaruuna, lalu salah satu huruf Ta-nya dibuang sehingga jadilah Tadzakkaruuna. Karena itu kalian mengetahui bahwa Pencipta pasangan-pasangan itu adalah Esa, lalu kalian menyembah-Nya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 49 |

penjelasan ada di ayat 47

Surat Az-Zariyat |51:50|

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

fa firruuu ilalloh, innii lakum min-hu nażiirum mubiin

Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.

So flee to Allah. Indeed, I am to you from Him a clear warner.

Tafsir
Jalalain

(Maka segeralah kembali kepada Allah) larilah kalian kepada pahala-Nya dari siksaan-Nya, yaitu dengan jalan menaati-Nya dan tidak mendurhakai-Nya.

(Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untuk kalian) aku adalah seorang pemberi peringatan yang jelas lagi gamblang.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 50 |

penjelasan ada di ayat 47

Surat Az-Zariyat |51:51|

وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

wa laa taj'aluu ma'allohi ilaahan aakhor, innii lakum min-hu nażiirum mubiin

Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain selain Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.

And do not make [as equal] with Allah another deity. Indeed, I am to you from Him a clear warner.

Tafsir
Jalalain

(Dan Janganlah kalian mengadakan tuhan Yang lain di samping Allah. Sesunguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untuk kalian) sebelum firman-Nya, "Fafirruu" diperkirakan ada lafal Qul Lahum artinya, "Katakanlah kepada mereka."

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 51 |

penjelasan ada di ayat 47

Surat Az-Zariyat |51:52|

كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

każaalika maaa atallażiina ming qoblihim mir rosuulin illaa qooluu saaḥirun au majnuun

Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, "Dia itu pesihir atau orang gila."

Similarly, there came not to those before them any messenger except that they said, "A magician or a madman."

Tafsir
Jalalain

(Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan,) "Dia (adalah seorang tukang sihir atau orang gila")

sebagaimana mereka mendustakanmu melalui perkataan mereka, bahwa sesungguhnya kami adalah seorang tukang sihir atau kamu adalah orang gila

. Maka umat-umat terdahulu pun pernah mengatakan hal yang serupa sewaktu mereka mendustakan rasul-rasulnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 52 |

Tafsir ayat 52-60

Allah Swt. menghibur hati Nabi-Nya, bahwa sebagaimana dikatakan terhadapmu oleh orang-orang musyrik itu, juga dikatakan pula oleh orang-orang yang mendustakan para rasul-Nya di masa lalu.


{كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ}


Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, "Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.” (Adz-Dzariyat: 52) Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:


{أَتَوَاصَوْا بِهِ}


Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu? (Adz-Dzariyat: 53) Yakni apakah sebagian dari mereka saling berpesan dengan sebagian yang lain tentang ucapan itu?


{بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ}


Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. (Adz-Dzariyat: 53) Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas, hati mereka sama saja. Karena itu, maka orang-orang yang terkemudian dari mereka

mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang sebelum mereka. Maka Allah Swt. berfirman:


{فَتَوَلَّ عَنْهُمْ}


Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Adz-Dzariyat: 54) Yakni hai Muhammad, berpalinglah kamu dari mereka.


{فَمَا أَنْتَ بِمَلُومٍ}


dan kamu sekali-kali tidak tercela. (Adz-Dzariyat: 54) Maksudnya, Kami tidak mencelamu dengan sikap tersebut.


{وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ}


Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (Adz-Dzariyat: 55) Yakni sesungguhnya yang dapat menerima manfaat peringatan itu hanya­lah orang-orang yang hatinya beriman. Kemudian Allah Swt. berfirman:


{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ}


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Sesungguhnya Aku menciptakan mereka agar Aku memerintahkan mereka untuk menyembah-Ku,

bukan karena Aku membutuhkan mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.: melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku,

baik dengan sukarela maupun terpaksa. Demikianlah menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Menurut Ibnu Juraij, makna yang dimaksud ialah melainkan supaya mereka mengenal-Ku.

Ar-Rabi' ibnu Anas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni kecuali untuk beribadah.

As-Saddi mengatakan bahwa sebagian dari pengertian ibadah ada yang bermanfaat dan sebagian lainnya ada yang tidak bermanfaat.


وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ


Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab, "Allah.” (Az-Zumar: 38; Luqman: 25) Ini jawaban dari mereka termasuk ibadah. Akan tetapi,

hal ini tidak memberi manfaat bagi mereka karena kemusyrikan mereka. Ad-Dahhak mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini (Adz-Dzariyat: 56) adalah orang-orang mukmin. Firman Allah Swt.:


{مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ. إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ}


Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Adz-Dzariyat: 57-58)


قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ وَأَبُو سَعِيدٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: أَقْرَأَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي لَأَنَا الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ".


Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Adam dan Abu Sa'id. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Abdur Rahman ibnu Yazid, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a.

yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah membacakan ayat ini kepadanya dengan bacaan berikut, yaitu: Sesungguhnya Aku adalah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.

Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Israil. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Makna ayat, Allah Swt. menciptakan hamba-hamba agar mereka menyembah-Nya

semata tiada sekutu bagi-Nya. Maka barang siapa yang menaati perintah ini, Dia akan membalasnya dengan balasan yang sempurna. Dan barang siapa yang durhaka kepada-Nya, maka Dia akan menyiksanya dengan siksaan yang keras.

Dan Allah memberitahukan kepada mereka bahwa Dia tidak membutuhkan mereka, bahkan sebaliknya merekalah yang berhajat kepada-Nya dalam semua keadaan mereka. Karena Dialah Yang menciptakan mereka dan Yang memberi mereka rezeki.


قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ -يَعْنِي ابْنَ زَائِدَةَ بْنِ نَشِيط-عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي خَالِدٍ -هُوَ الْوَالِبِيِّ-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللَّهُ: "يَا ابن آدَمَ، تَفَرَّغ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ صَدْرَكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ".


Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Imran (yakni Ibnu Zaidah ibnu Nasyit), dari Nasyit (yakni ayahnya), dari Abu Khalid Al-Walibi, dari Abu Hurairah r.a.

yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah menceritakan hadis qudsi, bahwa Allah Swt. telah berfirman: Hai anak Adam, tekunlah beribadah kepada-Ku, niscaya Kupenuhi dadamu dengan kekayaan dan Kututup kefakiranmu.

Dan jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak mau menutup kefakiranmu. Imam Turmuzi meriwayatkannya —juga Ibnu Majah— melalui hadis Imran ibnu Zaidah. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib.


وَقَدْ رَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ وَكِيعٍ وَأَبِي مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَلَّامٍ أَبِي شُرحْبِيل، سَمِعْتُ حَبَّة وَسَوَاءً ابْنَيْ خَالِدٍ يَقُولَانِ: أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَعْمَلُ عَمَلًا أَوْ يَبْنِي بِنَاءً -وَقَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ: يُصْلِحُ شَيْئًا-فَأَعَنَّاهُ عَلَيْهِ، فَلَمَّا فَرَغَ دَعَا لَنَا وَقَالَ: "لَا تَيْأَسَا مِنَ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُءُوسُكُمَا، فَإِنَّ الْإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرَةٌ، ثُمَّ يُعْطِيهِ اللَّهُ وَيَرْزُقُهُ"


Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Waki', dari Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Salam ibnu Syurahbil yang mengatakan bahwa ia telah mendengar Habbah dan Sawa (kedua putra Khalid) mengatakan,

"Kami datang kepada Rasulullah Saw. saat beliau sedang melakukan suatu pekerjaan atau sedang membuat suatu bangunan —menurut Abu Mu'awiyah sedang membetulkan sesuatu—. Lalu kami membantunya, dan setelah selesai,

beliau Saw. mendoakan kami. Sesudah itu beliau Saw. bersabda: 'Janganlah kamu berdua berputus asa dari rezeki selama kepalamu masih dapat digerakkan. Karena sesungguhnya manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan bayi merah

tanpa mengenakan apa pun, kemudian Allah memberinya karunia dan rezeki'.” Disebutkan dalam salah satu kitab Ilahi (samawi) bahwa Allah Swt. berfirman,


"يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: ابْنَ آدَمَ، خَلَقْتُكَ لِعِبَادَتِي فَلَا تَلْعَبْ، وَتَكَفَّلْتُ بِرِزْقِكَ فَلَا تَتْعَبْ فَاطْلُبْنِي تَجِدْنِي؛ فَإِنْ وَجَدْتَنِي وَجَدْتَ كُلَّ شَيْءٍ، وَإِنْ فُتك فَاتَكَ كُلُّ شَيْءٍ، وَأَنَا أَحَبُّ إِلَيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ".


"Hai anak Adam, Aku menciptakanmu untuk beribadah kepada-Ku, makajanganlah kamu main-main. Aku menjamin rezekimu, maka janganlah kamu merasa lelah, dan carilah (karunia)-Ku, niscaya kamu akan dapat menjumpai (karunia)-Ku.

Dan jika kamu menjumpai­Ku, berarti kamu mendapatkan segala sesuatu. Jika Aku terlewat olehmu, maka segala sesuatu terlewatkan darimu. Dan Aku lebih menyukaimu daripada segala sesuatu." Firman Allah Swt.:


{فَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذَنُوبًا}


Maka sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada bagian. (Adz-Dzariyat: 59) Yakni bagian dari azab atau siksa.


{مِثْلَ ذَنُوبِ أَصْحَابِهِمْ فَلا يَسْتَعْجِلُونِ}


seperti bagian teman-teman mereka (dahulu); maka janganlah mereka meminta kepada-Ku menyegerakannya. (Adz-Dzariyat: 59) Artinya, maka janganlah kamu meminta akan Aku menyegerakannya terhadap kamu, karena sesungguhnya hal itu pasti akan terjadi.


{فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ يَوْمِهِمُ الَّذِي يُوعَدُونَ}


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka. (Adz-Dzariyat: 60) Yaitu hari kiamat nanti.

Surat Az-Zariyat |51:53|

أَتَوَاصَوْا بِهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ

a tawaashou bih, bal hum qoumun thooghuun

Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.

Did they suggest it to them? Rather, they [themselves] are a transgressing people.

Tafsir
Jalalain

(Apakah mereka saling berpesan) mereka semuanya (tentang hal itu) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Nafi. (Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas)

sikap kelewat batas merekalah yang mendorong mereka semuanya mengatakan perkataan tersebut.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 53 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:54|

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَا أَنْتَ بِمَلُومٍ

fa tawalla 'an-hum fa maaa anta bimaluum

Maka berpalinglah engkau dari mereka, dan engkau sama sekali tidak tercela.

So leave them, [O Muhammad], for you are not to be blamed.

Tafsir
Jalalain

(Maka berpalinglah kamu) palingkanlah dirimu (dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela) karena sesungguhnya kamu telah menyampaikan risalahmu kepada mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 54 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:55|

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

wa żakkir fa innaż-żikroo tanfa'ul-mu`miniin

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.

And remind, for indeed, the reminder benefits the believers.

Tafsir
Jalalain

(Dan tetaplah memberi peringatan) maksudnya, tetaplah memberi nasihat dengan Alquran (karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman)

hal ini termasuk ilmu Allah swt. yang telah mengetahui, bahwa orang yang bersangkutan adalah orang yang beriman.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 55 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:56|

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

wa maa kholaqtul-jinna wal-insa illaa liya'buduun

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

And I did not create the jinn and mankind except to worship Me.

Tafsir
Jalalain

(Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku) pengertian dalam ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan kenyataan, bahwa orang-orang kafir tidak menyembah-Nya.

Karena sesungguhnya tujuan dari ayat ini tidaklah memastikan keberadaannya. Perihalnya sama saja dengan pengertian yang terdapat di dalam perkataanmu,

"Aku runcingkan pena ini supaya aku dapat menulis dengannya." Dan kenyataannya terkadang kamu tidak menggunakannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 56 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:57|

مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ

maaa uriidu min-hum mir rizqiw wa maaa uriidu ay yuth'imuun

Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku.

I do not want from them any provision, nor do I want them to feed Me.

Tafsir
Jalalain

(Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka) untuk-Ku dan untuk mereka serta untuk selain mereka (dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan) baik dari diri mereka atau pun dari selain mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 57 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:58|

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

innalloha huwar-rozzaaqu żul-quwwatil-matiin

Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.

Indeed, it is Allah who is the [continual] Provider, the firm possessor of strength.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh) yakni Sangat Perkasa.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 58 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:59|

فَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذَنُوبًا مِثْلَ ذَنُوبِ أَصْحَابِهِمْ فَلَا يَسْتَعْجِلُونِ

fa inna lillażiina zholamuu żanuubam miṡla żanuubi ash-ḥaabihim fa laa yasta'jiluun

Maka sungguh, untuk orang-orang yang zalim ada bagian (azab) seperti bagian teman-teman mereka (dahulu), maka janganlah mereka meminta kepada-Ku untuk menyegerakannya.

And indeed, for those who have wronged is a portion [of punishment] like the portion of their predecessors, so let them not impatiently urge Me.

Tafsir
Jalalain

(Maka sesungguhnya untuk orang-orang yang aniaya) terhadap diri mereka sendiri karena melakukan kekafiran, yaitu dari kalangan penduduk Mekah dan lain-lainnya (ada bagian)

bagian siksaan (seperti bagian) yakni sebagaimana bagian siksa yang diterima oleh (teman-teman mereka) yang telah binasa sebelum mereka

(maka janganlah mereka meminta kepada-Ku menyegerakannya) meminta azab disegerakan atas mereka bila Aku menangguhkannya sampai hari kiamat nanti.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 59 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat Az-Zariyat |51:60|

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ يَوْمِهِمُ الَّذِي يُوعَدُونَ

fa wailul lillażiina kafaruu miy yaumihimullażii yuu'aduun

Maka celakalah orang-orang yang kafir pada hari yang telah dijanjikan kepada mereka (hari Kiamat).

And woe to those who have disbelieved from their Day which they are promised.

Tafsir
Jalalain

(Maka kecelakaanlah) artinya, azab yang amat keraslah (bagi orang-orang yang kafir pada) (hari yang diancamkan kepada mereka) pada hari kiamat nanti.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zariyat | 51 : 60 |

penjelasan ada di ayat 52

Surat At-Tur |52:1|

وَالطُّورِ

wath-thuur

Demi bukit,

By the mount

Tafsir
Jalalain

(Demi Thur) Thur nama sebuah bukit tempat Allah berfirman secara langsung kepada Nabi Musa.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 1 |

Tafsir ayat 1-16

Allah Swt. bersumpah dengan menyebut beberapa makhluk-Nya yang menunjukkan akan Kekuasaan-Nya yang besar, bahwa azab-Nya pasti akan menimpa musuh-musuh-Nya. Dan bahwa tiada seorang pun yang dapat menolak

azab itu dari mereka. Thur artinya gunung yang mempunyai pohon-pohonan seperti bukit tempat Allah berbicara langsung kepada Musa a.s. dan pengangkatan Isa menjadi rasuI-Nya. Bukit atau gunung yang tiada pepohonannya bukan dinamakan Thur, melainkan dinamakan Jabal.


{وَكِتَابٍ مَّسْطُورٍ}


dan Kitab yang ditulis. (Ath-Thur: 2) Menurut suatu pendapat, yang dimaksud adalah Lauh Mahfuz, dan menurut pendapat yang lain artinya kitab-kitab yang diturunkan yang tertulis untuk dibacakan kepada manusia dengan terang-terangan. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:


{فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ}


pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma'mur. (Ath-Thur: 3-4) Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullah Saw. dalam hadis Isra-nya sesudah melampaui langit yang ketujuh menceritakan melalui sabdanya:


"ثُمَّ رُفِعَ بِي إِلَى الْبَيْتِ الْمَعْمُورِ، وَإِذَا هُوَ يَدْخُلُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفًا لَا يَعُودُونَ إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ"


Kemudian aku dinaikkan ke Baitul Ma’mur, dan ternyata Baitul Ma’mur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu (malaikat) yang tidak kembali lagi kepadanya sampai yang terakhir dari mereka.

Yakni mereka melakukan ibadah di dalamnya dan tawaf di sekelilingnya sebagaimana ahli bumi melakukan tawaf di Ka'bah mereka. Demikian pula Baitul Ma'mur, ia adalah Ka'bah penduduk langit yang ketujuh,

karena itulah Nabi Saw. menjumpai Nabi Ibrahim a.s. Al-Khalil sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Ma'mur. Karena beliau a.s. adalah orang yang membangun Ka'bah di bumi, maka pahala yang diterimanya adalah dari jenis amal.

Letak Baitul Ma'mur itu adalah lurus di atas Ka'bah; dan pada tiap-tiap langit terdapat Ka'bahnya tersendiri sebagai tempat mereka melakukan ibadah dan salat dengan menghadap kepadanya. Ka'bah yang ada di langit yang terdekat dinamakan Baitul Tzzah; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.


وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ جَنَاحٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ بَيْتٌ يُقَالُ لَهُ: "الْمَعْمُورُ"؛ بِحِيَالِ الْكَعْبَةِ، وَفِي السَّمَاءِ الرَّابِعَةِ نَهْرٌ يُقَالُ لَهُ: "الْحَيَوَانُ" يَدْخُلُهُ جِبْرِيلُ كُلَّ يَوْمٍ، فَيَنْغَمِسُ فِيهِ انْغِمَاسَةً، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيَنْتَفِضُ انْتِفَاضَةً يَخِرُّ عَنْهُ سَبْعُونَ أَلْفَ قَطْرَةٍ، يَخْلُقُ اللَّهُ مِنْ كُلِّ قَطْرَةٍ مَلَكَا يُؤْمَرُونَ أَنْ يَأْتُوا الْبَيْتَ الْمَعْمُورَ، فَيُصَلُّوا فِيهِ فَيَفْعَلُونَ، ثُمَّ يَخْرُجُونَ فَلَا يَعُودُونَ إِلَيْهِ أَبَدًا، وَيُوَلِّي عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ، يُؤْمَرُ أَنْ يَقِفَ بِهِمْ مِنَ السَّمَاءِ مَوْقِفًا يُسَبِّحُونَ اللَّهَ فِيهِ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ".


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Janah,

dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Pada langit yang ketujuh terdapat sebuah Bait yang dinamakan Al-Ma’mur lurus di atas Ka'bah. Dan pada langit yang keempat

terdapat sebuah sungai yang dikenal dengan nama Sungai Kehidupan; Malaikat Jibril memasuki sungai itu setiap harinya dan menyelam di dalamnya sekali selam, kemudian ia keluar dan mengibaskan sayapnya, maka berhamburanlah darinya

sebanyak tujuh puluh ribu tetes air. Allah menciptakan seorang malaikat dari tiap-tiap tetesnya, dan mereka diperintahkan untuk mendatangi Baitul Ma'mur, lalu mengerjakan salat padanya. Maka mereka mengerjakannya,

setelah itu mereka keluar dan tidak kembali lagi padanya selama-lamanya. Dan seorang malaikat dari mereka diserahi untuk memimpin mereka, kemudian ia diperintahkan untuk membawa mereka berdiri di suatu tempat di langit

untuk melakukan tasbih (menyucikan) Allah Swt. padanya hingga hari kiamat tiba. Hadis ini garib sekali, Rauh ibnu Janah meriwayatkannya secara munfarid, dia adalah seorang Quraisy Al-Umawi, maula mereka adalah Abu Sa'id Ad-Dimasyqi.

Sejumlah jamaah telah menilai hadis ini munkar, antara lain ialah Al-Juzjani, Al-Uqaili, Al-Hakim, Abu Abdullah An-Naisaburi, dan lain-lainnya. Imam Hakim mengatakan bahwa tiada dalil asal bagi hadis ini, baik melalui hadis Abu Hurairah

maupun dari Sa'id atau Az-Zuhri. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hannad ibnus Sirri, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Sammak ibnu Harb, dari Khalid ibnu Ur'urah, bahwa seorang lelaki bertanya

kepada sahabat Ali, "Apakah Baitul Ma'mur itu?" Ali r.a. menjawab, "Ia adalah suatu Bait yang ada di langit dikenal dengan nama Ad-Darrah. letaknya tepat lurus di atas Ka'bah; kesuciannya di langit sama dengan kesucian Baitullah

yang ada di bumi. Setiap hari terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang mengerjakan salat padanya, kemudian mereka tidak kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya." Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Syu'bah

dan Sufyan As'-Sauri. dari Sammak. Pada riwayat keduanya disebutkan bahwa orang yang menanyakan hal itu adalah Ibnul Kawa. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Talq ibnu Ganam, dari Zaidah, dari Asim,

dari Ali ibnu Rabi'ah yang menceritakan bahwa Ibnul Kawa pernah bertanya kepada Ali r.a. tentang Baitul Ma'mur. Maka Ali r.a. menjawab, "Baitul Ma'mur adalah sebuah masjid yang ada di langit, yang dikenal dengan nama Ad-Darrah.

Setiap hari dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, kemudian mereka tidak kembali lagi kepadanya selama-lamanya." Ibnu Jarir telah meriwayatkan­nya pula melalui hadis AbutTufail, dari Ali dengan lafaz yang semisal.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Baitul Ma'mur adalah suatu Baitullah yang terletak berhadapan dengan "Arasy, diramaikan oleh para malaikat yang melakukan salat di dalamnya setiap harinya sebanyak

tujuh puluh ribu malaikat, kemudian mereka tidak kembali lagi kepadanya. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, dan sejumlah ulama Salaf. Qatadah, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan As-Saddi mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. pernah bertanya kepada sahabat-sahabatnya,


"هَلْ تَدْرُونَ مَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ؟ " قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: "فَإِنَّهُ مَسْجِدٌ فِي السَّمَاءِ بِحِيَالِ الْكَعْبَةِ، لَوْ خَرَّ لَخَرَّ عَلَيْهَا، يُصَلَّى فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا مِنْهُ لَمْ يَعُودُوا آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ".


"Tahukah kalian, apakah Baitul Ma'mur itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.'" Maka Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Baitul Ma’mur itu adalah sebuah masjid di langit tepat di atas Ka 'bah.

Seandainya terjatuh, niscaya akan menimpa Ka 'bah; ada tujuh puluh ribu malaikat yang mengerjakan salat di dalamnya. Apabila mereka keluar darinya, mereka tidak kembali lagi kepadanya hingga yang paling akhir dari mereka.

Lain halnya dengan Ad-Dahhak. ia menduga bahwa yang meramaikannya adalah sejumlah malaikat yang dikenal dengan nama jin, salah satu kabilah dari iblis; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Firman Allah Swt.:


{وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ}


dan atap yang ditinggikan (langit). (Ath-Thur: 5) Sufyan As'-Sauri, Syu'bah, dan Abul Ahwas telah meriwayatkan dari Sammak, dari Khalid ibnu Ur'urah, dari Ali sehubungan dengan makna firman-Nya: dan atap yang ditinggikan. (Ath-Thur: 5) Yakni langit. Sufyan mengatakan bahwa lalu Khalid ibnu Ur'urah membaca firman-Nya:


{وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ}


Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. (Al-Anbiya: 32) Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, As-Saddi,

Ibnu Juraij, dan Ibnu Zaid, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir. Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah 'Arasy; 'Arasy adalah atap bagi semua makhluk. Apa yang dikatakannya itu cukup beralasan,

dan ini merupakan salah satu pendapat sama dengan yang lainnya, menurut jumhur ulama. Firman Allah Swt.:


{وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ}


dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (Ath-Thur: 6) Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah perairan yang ada di bawah 'Arasy, yang darinya Allah Swt. menurunkan hujan yang dapat menghidupkan

semua jasad di dalam kuburnya di hari semua makhluk dikembalikan (kepada-Nya). Jumhur ulama mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah lautan ini. Dan mengenai makna firman-Nya, "Al-Masjur" masih diperselisihkan.

Sebagian dari mereka mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah laut itu kelak di hari kiamat akan dinyalakan menjadi api, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:


{وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ}


dan apabila lautan dipanaskan. (At-Takwir: 6) Yakni dinyalakan sehingga menjadi api yang bergejolak yang meliputi semua ahlul mauqif (orang-orang yang di Padang Mahsyar). Sa'id ibnul Musayyab telah meriwayatkan hal ini

dari Ali ibnu Abu Talib. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dan pendapat yang sama dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, Abdullah ibnu Ubaid ibnu Umair, dan lain-lainnya.

Al-Ala ibnu Badr mengatakan bahwa sesungguhnya laut itu dikatakan al-masjur karena airnya tidak dapat diminum dan tidak dapat dijadikan sebagai pengairan tetumbuhan; hal yang sama terjadi pada semua laut kelak di hari kiamat.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari Al-Ala ibnu Badr. Diriwiyatkan dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa makna masjur ialah yang dilepaskan. Qatadah mengatakan, masjur artinya yang penuh;

pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, alasannya ialah karena laut di masa sekarang bukanlah bahan bakar, melainkan makna yang dimaksud adalah penuh. Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah kosong.

Al-Asmu'i telah meriwayatkan dari Abu Amr ibnul Ala, dari Zur-Rummah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (Ath-Thur: 6) Bahwa makna yang dimaksud ialah

'dan laut yang kosong (kering)'; suatu umat keluar untuk mencari air minum, lalu mereka mengatakan, "Sesungguhnya telaga itu kini telah kering." Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih dalam Masanidusy Syu'ara.

Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan masjur ialah yang terhalang dan tercegah dari bumi (daratan) agar jangan memenuhinya karena akan menenggelamkan para penghuninya. Demikianlah menurut Ali ibnu Abu Talhah,

dari Ibnu Abbas. Hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi dan lain-lainnya, hal yang semakna ditunjukkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah di dalam kitab musnadnya. Ia mengatakan:


حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا الْعَوَّامُ، حَدَّثَنِي شَيْخٌ كَانَ مُرَابِطًا بِالسَّاحِلِ قَالَ: لَقِيتُ أَبَا صَالِحٍ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ: حَدَّثَنَا عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَيْسَ مِنْ لَيْلَةٍ إِلَّا وَالْبَحْرُ يُشْرِفُ فِيهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَسْتَأْذِنُ اللَّهَ أَنْ يَنْفَضِخَ عَلَيْهِمْ، فَيَكُفُّهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ"


telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Al-Awwam, telah menceritakan kepadaku seorang syekh yang berjaga-jaga di pantai, ia mengatakan bahwa ia pernah bersua dengan Abu Saleh maula Umar ibnul Khattab.

Lalu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Umar ibnul Khattab, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Tiada suatu malam pun melainkan laut muncul padanya sebanyak tiga kali meminta izin kepada Allah Swt. untuk membanjiri mereka (manusia yang ada di daratan), tetapi Allah Swt. mencegahnya.


قَالَ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْإِسْمَاعِيلِيُّ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ رَاهَوَيْهِ، عَنْ يَزِيدَ -وَهُوَ ابْنُ هَارُونَ-عَنِ الْعَوَّامِ بْنِ حَوْشَبٍ، حَدَّثَنِي شَيْخٌ مُرَابِطٌ قَالَ: خَرَجْتُ لَيْلَةً لِحَرَسِي لَمْ يَخْرُجْ أَحَدٌ مِنَ الْحَرَسِ غَيْرِي، فَأَتَيْتُ الْمِينَاءَ فَصَعِدْتُ، فَجَعَلَ يُخَيَّلُ إليَّ أَنَّ الْبَحْرَ يُشْرِفُ يُحَاذِي رُءُوسَ الْجِبَالِ، فُعِلَ ذَلِكَ مِرَارًا وَأَنَا مُسْتَيْقِظٌ، فَلَقِيتُ أَبَا صَالِحٍ فَقَالَ: حَدَّثَنَا عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَا مِنْ لَيْلَةٍ إِلَّا وَالْبَحْرُ يُشْرِفُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَسْتَأْذِنُ اللَّهَ أَنْ يَنْفَضِخَ عَلَيْهِمْ، فَيَكُفُّهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ".


Al-Hafiz Abu Bakar Al-Ismaili mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Sufyan, dari Ishaq ibnu Rahawaih, dari Yazid ibnu Harun, dari Al-Awam ibnu Hausyab, telah menceritakan kepadaku seorang syekh

yang sedang berjaga-jaga, bahwa di suatu malam ia berjaga di posnya; tiada seorang penjaga pun yang keluar di malam itu selain dirinya. Lalu ia mendatangi pelabuhan dan menaiki tempat yang tinggi. Maka diilusikan kepadanya

bahwa seakan-akan laut muncul hingga ketinggiannya menyamai puncak-puncak bukit. Hal itu terjadi selama berkali-kali, padahal aku dalam keadaan berjaga (tidak tidur). Maka ia menemui Abu Saleh (dan menanyakan kejadian itu kepadanya),

lalu Abu Saleh berkata bahwa telah menceritakan kepada kami Umar ibnul Khattab, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada suatu malam pun melainkan laut mengalami pasang sebanyak tiga kali meminta izin kepada Allah Swt.

untuk membanjiri (menenggelamkan) mereka, tetapi Allah Swt. mencegahnya. Di dalam sanad hadis ini terdapat seorang lelaki yang tidak dikenal lagi tidak disebutkan namanya. Firman Allah Swt.:


{إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ}


Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi. (Ath-Thur: 7) Ini adalah subjek dari sumpah, artinya benar-benar pasti terjadi terhadap orang-orang kafir. Seperti yang disebutkan dalam ayat selanjutnya:


{مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ}


tidak seorang pun yang dapat menolaknya. (Ath-Thur: 8) Yakni tiada seorang pun yang dapat menolak azab itu dari mereka, jika Allah menghendakinya terhadap mereka. Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Abud Dunia mengatakan,

telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Daud, dari Saleh Al-Murri, dari Ja'far ibnu Zaid Al-Abdi yang mengatakan bahwa Khalifah Umar r.a. keluar di suatu malam untuk meninjau kota Madinah.

Lalu ia melewati rumah seorang muslim yang secara kebetulan sedang berdiri mengerjakan salatnya, maka Umar r.a. berhenti mendengarkan bacaannya. Lelaki itu membaca firman-Nya: Demi bukit. (Ath-Thur: 1)

sampai dengan firman Allah Swt.: sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya. (Ath-Thur: 7-8) Lalu Umar berkata, "Demi Tuhan Yang memiliki Ka'bah, ini adalah sumpah yang hak (benar)."

Lalu Umar turun dari keledainya dan ber­sandar pada dinding dan diam dalam waktu yang cukup lama. Kemudian pulang ke rumahnya, sesudah itu ia tinggal di rumahnya selama sebulan, dijenguk oleh banyak orang tanpa mereka ketahui

apa penyebab sakitnya. Imam Abu Ubaid di dalam kitab Fadailul Qur’an mengatakan telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Hassan, dari Al-Hasan, bahwa Umar r.a.

membaca firman-Nya: sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya. (Ath-Thur: 7-8) Maka Umar pun sakit keras karenanya selama dua puluh hari, yang selama itu banyak orang menjenguknya. Firman Allah Swt.:


{يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا}


pada hari ketika langit benar-benar berguncang. (Ath-Thur: 9) Ibnu Abbas dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah pada hari ketika langit berguncang. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas r.a.

bahwa yang dimaksud ialah mengalami keretakan-keretakan. Mujahid mengatakan, makna yang dimaksud ialah berputar-putar, Ad-Dahhak mengatakan langit bergerak-gerak dan berputar karena diperintahkan oleh Allah Swt.

dan sebagian darinya mengguncang sebagian yang lain. Inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, bahwa yang dimaksud dengan mauran ialah gerakan yang berputar-putar. Lalu Abu Ubaidah alias Ma'mar ibnul Musanna menyitir suatu bait syair Al-A'sya:


كَأَنَّ مشْيَتَها مِنْ بيتِ جَارتها ... مَورُ السَّحَابَةِ لَا رَيْثٌ وَلَا عَجَلُ


Seakan-akan cara jalan si dia (kekasihnya) dari rumah tetangganya bagaikan gerakan awan, tidak pelan dan tidak pula cepat. Firman Allah Swt.:


{وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا}


dan gunung benar-benar berjalan. (Ath-Thur: 10) Yakni lenyap dari tempatnya dan menjadi debu serta meledak dengan sehebat-hebatnya.


{فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ}


Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Ath-Thur: 11) Artinya, celakalah mereka karena azab dan pembalasan serta siksaan Allah yang ditimpakan kepada mereka.


{الَّذِينَ هُمْ فِي خَوْضٍ يَلْعَبُونَ}


(yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan. (Ath-Thur: 12) Mereka selama hidup di dunia tenggelam di dalam kebatilannya dan menjadikan agama mereka sebagai main-mainan dan olok-olokan.


{يَوْمَ يُدَعُّونَ}


pada hari mereka didorong. (Ath-Thur: 13) Maksudnya, didorong dan digiring.


{إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا}


ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (Ath-Thur: 13) Mujahid, Asy-Sya'bi, Muhammad ibnu Ka'b, Ad-Dahhak, As-Saddi, dan As-Sauri mengatakan bahwa mereka didorong ke dalam neraka dengan sekuat-kuatnya.


{هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ}


(Dikatakan kepada mereka), 'Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya.” (Ath-Thur: 14) Malaikat Zabaniyah atau juru siksa mengatakan hal tersebut kepada mereka sebagai cemoohan dan kecaman.


{أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ اصْلَوْهَا}


Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat. Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya). (Ath-Thur: 15-16) Yaitu masukilah neraka ini dan rasakanlah panas apinya yang membakar kalian dari semua arah.


{فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ}


maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu. (Ath-Thur: 16) Yakni baik kamu bersabar mengalami azab dan siksanya ataukah tidak sabar, tiadajalan lain bagi kalian darinya dan kalian tidak dapat menghindar darinya.


{إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}


sesungguhnya kamu hanya diberi apa yang telah kamu kerjakan. (Ath-Thur: 16) Allah tidak akan berbuat aniaya terhadap seorang pun, bahwa masing-masing mendapat balasan sesuai amal perbuatannya.

Surat At-Tur |52:2|

وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ

wa kitaabim masthuur

dan demi Kitab yang ditulis,

And [by] a Book inscribed

Tafsir
Jalalain

(Dan demi Kitab yang ditulis).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 2 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:3|

فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ

fii roqqim mansyuur

pada lembaran yang terbuka,

In parchment spread open

Tafsir
Jalalain

(Pada lembaran yang terbuka) yakni kitab Taurat atau kitab Alquran.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 3 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:4|

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ

wal-baitil-ma'muur

dan demi Baitul Ma'mur (Ka´bah),

And [by] the frequented House

Tafsir
Jalalain

(Dan demi Baitulmakmur) yang berada di langit ketiga, atau keenam atau yang ketujuh, letaknya persis berada di atas Kakbah; setiap hari diziarahi oleh tujuh puluh ribu malaikat

yang melakukan tawaf dan sholat di situ dan mereka tidak kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 4 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:5|

وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ

was-saqfil-marfuu'

dan atap yang ditinggikan (langit),

And [by] the heaven raised high

Tafsir
Jalalain

(Dan demi atap yang ditinggikan) yakni langit.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 5 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:6|

وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

wal-baḥril-masjuur

dan laut yang di dalam tanahnya ada api,

And [by] the sea filled [with fire],

Tafsir
Jalalain

(Dan demi laut yang penuh) penuh airnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 6 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:7|

إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ

inna 'ażaaba robbika lawaaqi'

sungguh, azab Tuhanmu pasti terjadi,

Indeed, the punishment of your Lord will occur.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya azab Rabbmu pasti terjadi) pasti menimpa orang yang berhak menerimanya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 7 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:8|

مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ

maa lahuu min daafi'

tidak sesuatu pun yang dapat menolaknya,

Of it there is no preventer.

Tafsir
Jalalain

(Tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya) yang mampu menolak azab itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 8 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:9|

يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا

yauma tamuurus-samaaa`u mauroo

pada hari (ketika) langit berguncang sekeras-kerasnya,

On the Day the heaven will sway with circular motion

Tafsir
Jalalain

(Pada hari) menjadi Ma'mul bagi lafal Waaqi'un (ketika langit benar-benar berguncang) pada waktu langit bergerak dan berputar.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 9 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:10|

وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا

wa tasiirul-jibaalu sairoo

dan gunung berjalan (berpindah-pindah).

And the mountains will pass on, departing -

Tafsir
Jalalain

(Dan gunung-gunung benar-benar berjalan) maksudnya, menjadi debu yang beterbangan, demikian itu adalah hari kiamat.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 10 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:11|

فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

fa wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Maka celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,

Then woe, that Day, to the deniers,

Tafsir
Jalalain

(Maka kecelakaan yang besar) azab yang keras (di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan) rasul-rasul.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 11 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:12|

الَّذِينَ هُمْ فِي خَوْضٍ يَلْعَبُونَ

allażiina hum fii khoudhiy yal'abuun

orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan (perbuatan dosa),

Who are in [empty] discourse amusing themselves.

Tafsir
Jalalain

(Yaitu orang-orang yang dalam kebatilan) dalam perkara yang batil (mereka bermain-main) mereka sibuk dengan kekafiran mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 12 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:13|

يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَىٰ نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا

yauma yuda''uuna ilaa naari jahannama da''aa

pada hari (ketika) itu mereka didorong ke Neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya.

The Day they are thrust toward the fire of Hell with a [violent] thrust, [its angels will say],

Tafsir
Jalalain

(pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya) mereka didorong dengan kasar. Lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Yauma Tamuuru. Kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada mencemoohkan,

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 13 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:14|

هَٰذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ

haażihin-naarullatii kuntum bihaa tukażżibuun

(Dikatakan kepada mereka), "Inilah neraka yang dahulu kamu mendustakannya."

"This is the Fire which you used to deny.

Tafsir
Jalalain

("Inilah neraka yang dahulu kalian selalu mendustakannya").

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 14 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:15|

أَفَسِحْرٌ هَٰذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ

a fa siḥrun haażaaa am antum laa tubshiruun

Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat?

Then is this magic, or do you not see?

Tafsir
Jalalain

(Maka apakah ini sihir) maksudnya, apakah azab yang kalian lihat sekarang seperti juga apa yang kalian katakan mengenai wahyu, bahwa itu adalah sihir. (Ataukah kalian tidak melihat).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 15 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:16|

اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ ۖ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

ishlauhaa fashbiruuu au laa tashbiruu, sawaaa`un 'alaikum, innamaa tujzauna maa kuntum ta'maluun

Masuklah ke dalamnya (rasakanlah panas apinya), baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu, sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.

[Enter to] burn therein; then be patient or impatient - it is all the same for you. You are only being recompensed [for] what you used to do."

Tafsir
Jalalain

(Masukilah ia dan bersabarlah kalian) menanggung azabnya (atau kalian tidak bersabar) kalian tidak tahan (sama saja bagi kalian)

karena sesungguhnya kesabaran kalian tidak ada manfaatnya sama sekali (sesungguhnya kalian hanya diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan) tentang pembalasannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 16 |

penjelasan ada di ayat 1

Surat At-Tur |52:17|

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ

innal-muttaqiina fii jannaatiw wa na'iim

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,

Indeed, the righteous will be in gardens and pleasure,

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 17 |

Tafsir ayat 17-20

Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang yang berbahagia. Untuk itu Dia berfirman:


{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ}


Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan. (Ath-Thur: 17) Demikian itu kebalikan dari apa yang dialami oleh orang-orang yang berada dalam azab dan siksaan di neraka.


{فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ}


mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. (Ath-Thur: 18) Yakni mereka bersenang-senang dengan kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada mereka berupa berbagai nikmat

yang tak terperikan berupa makanan, minuman, pakaian, tempat-tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, dan lain-lainnya.


{وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ}


dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Ath-Thur: 18) Allah Swt. telah menyelamatkan mereka dari azab neraka, dan itu merupakan nikmat tersendiri selain dari nikmat lainnya, yaitu dimasukkan­Nya mereka ke dalam surga

yang di dalamnya banyak terdapat kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik dalam hati manusia. Firman Allah Swt.:


{كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}


(Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.” (Ath-Thur: 19) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


{كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الأيَّامِ الْخَالِيَةِ}


(kepada mereka dikatakan).”Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Al-Haqqah: 24) Yakni balasan dari amal perbuatan selama di dunia berupa berbagai macam kenikmatan itu merupakan karunia dari Allah dan kebaikan-Nya. Firman Allah Swt.:


{مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ}


mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan. (Ath-Thur: 20) As'-Sauri telah meriwayatkan dari Husain, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah dipan-dipan yang mempunyai kelambu.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عَمْرٍو؛ أنه سمع الهيثم بن مَالِكٍ الطَّائِيَّ يَقُولُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَّكِئُ الْمُتَّكَأَ مِقْدَارَ أَرْبَعِينَ سَنَةً مَا يَتَحَوَّلُ عَنْهُ وَلَا يَمَلُّهُ، يَأْتِيهِ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُهُ وَلَذَّتْ عَيْنُهُ".


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr; ia pernah mendengar Al-Haisam ibnu Malik At-Ta-i yang mengatakan

bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya seorang (ahli surga) benar-benar bersandar pada dipan sandarannya selama empat puluh tahun tanpa beranjak darinya dan tanpa merasa bosan,

sedangkan ia menerima apa yang diingini oleh dirinya dan yang dipandang sedap oleh matanya. Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hudbah ibnu Khalid, dari Sulaiman ibnul Mugirah,

dari Sabit yang mengatakan bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa seseorang (dari ahli surga) benar-benar bersandar di dalam surga selama tujuh puluh tahun, sedangkan di dekatnya terdapat istri-istrinya dan para pelayannya,

serta segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya berupa kehormatan dan kenikmatan. Dan apabila matanya melirik, maka ia menjumpai istri-istri yang disediakan untuknya yang sebelum itu dia tidak pernah melihat mereka,

lalu mereka berkata: "Sekarang telah tiba saatnya bagimu memberikan bagian kepada kami." Firman Allah Swt.:


{مَصْفُوفَةٌ}


berderet-deretan. (Ath-Thur: 20) Yakni wajah sebagian dari mereka berhadapan dengan wajah sebagian yang lainnya, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:


{عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ}


di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44) Adapun firman Allah Swt.:


{وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ}


dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (Ath-Thur: 20) Yaitu Kami berikan kepada mereka pendamping-pendamping yang saleh sebagai istri-istri mereka yang cantik-cantik dari bidadari yang bermata jeli.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan Kami kawinkan mereka. (Ath-Thur: 20) Yakni Kami nikahkan mereka dengan bidadari yang bermata jeli. Mengenai sifat dan gambaran mereka (bidadari-bidadari) telah disebutkan di banyak tempat sehingga tidak perlu diulangi lagi.

Surat At-Tur |52:18|

فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

faakihiina bimaaa aataahum robbuhum, wa waqoohum robbuhum 'ażaabal-jaḥiim

mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan Tuhan kepada mereka, dan Tuhan memelihara mereka dari azab neraka.

Enjoying what their Lord has given them, and their Lord protected them from the punishment of Hellfire.

Tafsir
Jalalain

(Mereka bersuka ria) artinya, hidup penuh dengan kesenangan (dengan apa) huruf Maa di sini adalah Mashdariyah (yang didatangkan kepada mereka)

diberikan kepada mereka (oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka) lafal Wawaqaahum di'athafkan kepada lafal Ataahum.

Yakni mereka hidup dengan pemberian Rabb mereka dan berada dalam pemeliharaan-Nya. Lalu dikatakan kepada mereka,

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 18 |

penjelasan ada di ayat 17

Surat At-Tur |52:19|

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

kuluu wasyrobuu haniii`am bimaa kuntum ta'maluun

(Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan,"

[They will be told], "Eat and drink in satisfaction for what you used to do."

Tafsir
Jalalain

("Makan dan minumlah dengan enak) lafal Hanii-an menjadi Hal atau kata keterangan keadaan, artinya dengan nikmat (sebagai balasan dari apa) huruf Ba di sini mengandung makna Sababiyah (yang telah kalian kerjakan").

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 19 |

penjelasan ada di ayat 17

Surat At-Tur |52:20|

مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ ۖ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ

muttaki`iina 'alaa sururim mashfuufah, wa zawwajnaahum biḥuurin 'iin

mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.

They will be reclining on thrones lined up, and We will marry them to fair women with large, [beautiful] eyes.

Tafsir
Jalalain

(Mereka bertelekan) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam firman-Nya, "Fii jannaatin" (di atas dipan-dipan berderetan) sebagian dari dipan-dipan itu letaknya berdampingan dengan yang lainnya

(dan Kami kawinkan mereka) di'athafkan kepada lafal jannaatin, yakni Kami buat mereka senang dan tenang (dengan bidadari-bidadari) yang jeli matanya lagi sangat cantik.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | At-Tur | 52 : 20 |

penjelasan ada di ayat 17