Menyiram Air Kencing Anak Laki-Iaki Sebelum Diberi Makan (kecuali air susu ibunya)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ قَالَتْ دَخَلْتُ بِابْنٍ لِي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَأْكُلْ الطَّعَامَ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّهُ عَلَيْهِ

Qutaibah dan Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, keduanya berkata, "Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Ubaidillah bin Utbah, dari Ummu Qais binti Mihshan,

dia berkata, Aku masuk kepada Nabi SAW bersama anak laki-lakiku yang belum memakan makanan, lalu anak itu mengencinginya. Nabi kemudian minta diambilkan air, lalu beliau menyiramkan air itu pada kencing tersebut'. " Shahih: Ibnu Majah (524)

Ia berkata, "Dalam bab ini terdapat hadits dari Ali, Aisyah, Zainab, Lubabah binti Harits -dia adalah ummul Fadhl bin Abbas bin Abdul Muththalib-, Abus Samhi, Abdullah bin Amr, Abu Laila, dan Ibnu Abbas." Abu Isa berkata,

"Itu bukan hanya pendapat dari satu kalangan ahli ilmu dari para sahabat Nabi SAW, tabiin, dan orang setelah mereka -seperti Ahmad dan Ishaq. Mereka berkata,

"Air kencing anak laki-laki itu disiram dengan air, dan air kencing anak perempuan itu dicuci, jika belum makan. Tetapi jika telah makan makanan, maka semuanya harus dicuci."