Larangan Muhaaqalah dan Muzaabanah

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْإِسْكَنْدَرَانِيُّ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْمُحَاقَلَةِ وَالْمُزَابَنَةِ

Qutaibah menceritakan kepada kami. Ya"qub bin bin Abdurrahman Al Iskandarani menceritakan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih, dari bapaknya, dari Abu Hurairah, ia be-kata. "Rasulullah SAW melarang muhaaqalah dan muzaabanah." Shahih: Al Irwa (2354)

Ia berkata, "Pada bab ini ada riwayat lain dari Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Zaid bin Tsabit, Sa'ad, Jabir, Raff bin Khudaij dan Abu Sa'id. Abu Isa berkata, "Status hadits Abu Hurairrah adalah hasan shahih".

Muhaaqalah adalah menjual tanaman (gandum yang masih berada di pohon [ladang]) der.gan biji gandum. Sedangkan muzaahanah adalah menjual buah kurma yang masih berada di pohon dengan kurma kering.

Dalam mengamalkan hadits ini, mayoritas ulama memakruhkan jual beli dengan cara muhaqalah dan muzabanah.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ أَنَّ زَيْدًا أَبَا عَيَّاشٍ سَأَلَ سَعْدًا عَنْ الْبَيْضَاءِ بِالسُّلْتِ فَقَالَ أَيُّهُمَا أَفْضَلُ قَالَ الْبَيْضَاءُ فَنَهَى عَنْ ذَلِكَ وَقَالَ سَعْدٌ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسْأَلُ عَنْ اشْتِرَاءِ التَّمْرِ بِالرُّطَبِ فَقَالَ لِمَنْ حَوْلَهُ أَيَنْقُصُ الرُّطَبُ إِذَا يَبِسَ قَالُوا نَعَمْ فَنَهَى عَنْ ذَلِكَ

Qutaibah menceritakan kapada kami, Malik bin Anas menceritakan kapada kami dari Abdullah bin Yazid: Bahwa Zaid Abu Ayyasy pernah bertanya kepada Sa'ad tentang jual beli baidha" (jenis gandum) dengan sult (jenis gandum yang tidak berkulit).

Saad bertanya, "Mana yang lebih baik di antara keduanya? Zaid menjawab, "Baidha'" Maka Sa'ad melarang jual beli seperti itu. Sa'ad RA berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW ditanya tentang pembelian kurma kering dengan kurma basah.

Beliau bersabda kepada para sahabat yang berada di sekitar beliau, 'Apakah kurma basah itu akan berkurang —timbangannya— bila sudah kering?' Mereka menjawab, 'Ya.' Maka beliau pun melarang hal itu." Shahih: Ibnu Majah (2264)

Hannad menceritakan kepada kami. Waqi menceritakan kepada kami dari Malik, dari Abdullah bin Yazid, dari Zaid Abu Ayasy, ia berkata, "Kami pernah bertanya kepada Said... Lalu ia menyebutkan hadits yang sama."

Abu !sa berkata, "Status hadits ini adalah hasan shahih. Ulama mengamalkan hadits ini. Ini adalah pendapat Asy-Syafi'i dan para sahabat kami.