Juz 20

Surat Al-Ankabut |29:29|

أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ السَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ الْمُنْكَرَ ۖ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللَّهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

a innakum lata`tuunar-rijaala wa taqtho'uunas-sabiila wa ta`tuuna fii naadiikumul-mungkar, fa maa kaana jawaaba qoumihiii illaaa ang qoolu`tinaa bi'ażaabillaahi ing kunta minash-shoodiqiin

Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?" Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar."

Indeed, you approach men and obstruct the road and commit in your meetings [every] evil." And the answer of his people was not but they said, "Bring us the punishment of Allah, if you should be of the truthful."

Tafsir
Jalalain

(Apakah sesungguhnya kalian patut mendatangi laki-laki, menyamun) orang-orang yang lewat di tempat kalian, kemudian kalian melakukan perbuatan keji terhadapnya di tempat kalian,

sehingga orang-orang tidak mau lagi lewat di jalan kalian (dan kalian mengerjakan di tempat-tempat pertemuan kalian) yakni tempat kalian berkumpul (perbuatan kemungkaran)

yakni sebagian kalian melakukan perbuatan keji dengan sebagian yang lain. (Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.")

menganggap keji perbuatan ini, dan bahwasanya azab akan menimpa atas para pelakunya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 29 |

Penjelasan ada di ayat 28

Surat Al-Ankabut |29:30|

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ

qoola robbinshurnii 'alal-qoumil-mufsidiin

Dia (Lut) berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan yang berbuat kerusakan itu."

He said, "My Lord, support me against the corrupting people."

Tafsir
Jalalain

(Luth berdoa, "Ya Rabbku, tolonglah aku) dengan membuktikan apa yang telah aku katakan kepada mereka, yaitu menurunkan azab

(atas kaum yang berbuat kerusakan itu.") Maksudnya mereka yang durhaka karena melakukan homosex, Allah memperkenankan doa Nabi Luth.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 30 |

Penjelasan ada di ayat 28

Surat Al-Ankabut |29:31|

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا إِنَّا مُهْلِكُو أَهْلِ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ ۖ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا ظَالِمِينَ

wa lammaa jaaa`at rusulunaaa ibroohiima bil-busyroo qooluuu innaa muhlikuuu ahli haażihil-qoryah, inna ahlahaa kaanuu zhoolimiin

Dan ketika utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengatakan, "Sungguh, kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini karena penduduknya sungguh orang-orang zalim."

And when Our messengers came to Abraham with the good tidings, they said, "Indeed, we will destroy the people of that Lot's city. Indeed, its people have been wrongdoers."

Tafsir
Jalalain

(Dan tatkala utusan Kami/para malaikat datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira) mengenai akan lahirnya Ishak dan Yakub sesudahnya

(mereka mengatakan, "Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri ini) yang ditempati oleh kaum Nabi Luth (sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang lalim.") yakni orang-orang yang kafir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 31 |

Tafsir ayat 31-35

Setelah Nabi Lut a.s. meminta tolong kepada Allah Swt. untuk membinasakan mereka, maka Allah mengirimkan para malaikat untuk menolongnya; malaikat-malaikat itu mampir terlebih dahulu ke rumah Nabi Ibrahim a.s.

dalam rupa tamu. Maka Ibrahim a.s. melakukan hal yang biasa dilakukan oleh pemilik rumah kepada para tamunya, tetapi setelah Nabi Ibrahim melihat bahwa para tamunya ini tidak mempunyai selera terhadap makanan yang disuguhkannya,

maka ia merasa heran, dan rasa takut terhadap mereka mulai menyelinap di hatinya. Maka para tamu itu menghibur hatinya dan menyampaikan berita gembira kepadanya akan kelahiran seorang anak yang saleh dari istrinya

yang bernama Sarah. Saat itu Sarah ada di tempat yang sama dan menyaksikan mereka; ia merasa heran dengan berita gembira itu, sebagai­mana yang telah dijelaskan dalam tafsir surat Hud dan surat Al-Hijr.

Setelah menyampaikan berita gembira kepada Ibrahim a.s., lalu mereka memberitahukan kepadanya bahwa mereka diutus untuk membinasakan kaum Lut. Maka Ibrahim a.s: membela mereka dan meminta kepada mereka

untuk menangguhkannya, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk dari Allah. Setelah mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka akan menghancurkan kota Sodom,


{قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ}


Berkata Ibrahim, "Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Para malaikat berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya.

Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).” (Al-'Ankabut: 32) Yakni termasuk orang-orang yang dihancurkan bersama kaumnya karena ia selalu mendukung kekufuran mereka dan kesewenang-wenangan mereka,

serta ikut mengatur perbuatan keji itu. Kemudian para malaikat itu pergi dari rumah Ibrahim dan masuk ke rumah Nabi Lut dalam bentuk para pemuda yang tampan-tampan. Ketika Lut melihat keadaan para tamunya yang rupawan-rupawan itu,


{سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا}


dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka. (Al-'Ankabut: 33) Maksudnya, dia merasa susah jika menerima kedatangan mereka, dan merasa takut

terhadap keselamatan mereka dari ulah kaumnya jika ia tidak menerima mereka sebagai tamunya. Pada saat itu Nabi Lut masih belum mengetahui siapa mereka sebenarnya.


{قَالُوا لَا تَخَفْ وَلا تَحْزَنْ إِنَّا مُنَجُّوكَ وَأَهْلَكَ إِلا امْرَأَتَكَ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ. إِنَّا مُنزلُونَ عَلَى أَهْلِ هَذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ}


Mereka berkata, "Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).”

Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena mereka berbuat pasik. (Al-'Ankabut: 33-34) Malaikat Jibril menjebol kota mereka dari bawah tanah, lalu mengangkatnya ke udara,

setelah itu dijungkirkan dan ditangkubkan ke bumi, sedangkan mereka berada di bawahnya. Lalu Allah mengirimkan hujan batu dari sijjil (tanah liat yang dibakar), masing-masing batu telah diberi tanda di sisi Tuhanmu,

dan tiadalah tempat mereka berada jauh dari tempat tinggal orang-orang yang zalim (maksudnya kaum musyrik Mekah). Kemudian Allah menjadikan bekas tempat tinggal mereka sebuah danau yang kotor lagi busuk airnya,

dan menjadikannya sebagai pelajaran (buat yang lainnya) sampai hari kiamat. Mereka adalah orang-orang yang paling keras mendapat azab Allah kelak di hari kiamat. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:


{وَلَقَدْ تَرَكْنَا مِنْهَا آيَةً بَيِّنَةً}


Dan sesungguhnya Kami tinggalkan darinya suatu tanda yang nyata. (Al-'Ankabut: 35) Yaitu sebagai tanda yang jelas.


{لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ}


bagi orang-orang yang berakal. (Al-'Ankabut: 35) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


{وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِينَ * وَبِاللَّيْلِ أَفَلا تَعْقِلُونَ}


Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan? (As-Saffat: 137-­138)

Surat Al-Ankabut |29:32|

قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا ۚ قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا ۖ لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ

qoola inna fiihaa luuthoo, qooluu naḥnu a'lamu biman fiihaa lanunajjiyannahuu wa ahlahuuu illamro`atahuu kaanat minal-ghoobiriin

Ibrahim berkata, "Sesungguhnya di kota itu ada Lut." Mereka (para malaikat) berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)."

[Abraham] said, "Indeed, within it is Lot." They said, "We are more knowing of who is within it. We will surely save him and his family, except his wife. She is to be of those who remain behind."

Tafsir
Jalalain

(Berkata dia) Ibrahim ("Sesungguhnya di kota itu ada Luth." Mereka berkata) para Malaikat itu berkata: ("Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu, Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia) lanunajjiyannahu dapat

dibaca secara takhfif yaitu lanunjiyannahu, dapat pula dibaca tasydid, yaitu lanunajjiyannahu (beserta pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal.") termasuk orang-orang yang dibinasakan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 32 |

Penjelasan ada di ayat 31

Surat Al-Ankabut |29:33|

وَلَمَّا أَنْ جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالُوا لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَنْ ۖ إِنَّا مُنَجُّوكَ وَأَهْلَكَ إِلَّا امْرَأَتَكَ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ

wa lammaaa an jaaa`at rusulunaa luuthon siii`a bihim wa dhooqo bihim żar'aw wa qooluu laa takhof wa laa taḥzan, innaa munajjuuka wa ahlaka illamro`ataka kaanat minal-ghoobiriin

Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Lut, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka, dan mereka (para utusan) berkata, "Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan)."

And when Our messengers came to Lot, he was distressed for them and felt for them great discomfort. They said, "Fear not, nor grieve. Indeed, we will save you and your family, except your wife; she is to be of those who remain behind.

Tafsir
Jalalain

(Dan tatkala datang utusan-utusan Kami itu kepada Luth, dia merasa susah karena kedatangan mereka) dia merasa susah disebabkan adanya mereka (dan merasa tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka)

karena mereka memiliki wajah-wajah tampan, mereka menyamar sebagai tamu Nabi Luth. Nabi Luth merasa takut kaumnya akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap tamu-tamunya,

maka para utusan itu memberitahukan kepadanya, bahwa mereka adalah utusan dari Rabbnya (dan mereka berkata, "Janganlah kamu takut dan jangan pula susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu)

dapat dibaca munajjuuka dan munjuuka (dan pengikut-pengikutmu kecuali istrimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal") dinashabkannya lafal ahlaka karena diathafkan secara mahal kepada huruf kaf yang ada pada lafal munajjuuka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 33 |

Penjelasan ada di ayat 31

Surat Al-Ankabut |29:34|

إِنَّا مُنْزِلُونَ عَلَىٰ أَهْلِ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

innaa munziluuna 'alaaa ahli haażihil-qoryati rijzam minas-samaaa`i bimaa kaanuu yafsuquun

Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.

Indeed, we will bring down on the people of this city punishment from the sky because they have been defiantly disobedient."

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya Kami akan menurunkan) dapat dibaca munziluuna dan munazziluuna (azab atas penduduk kota ini) yakni siksaan (dari langit karena) perbuatan (kefasikan yang mereka kerjakan) disebabkan kefasikan mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 34 |

Penjelasan ada di ayat 31

Surat Al-Ankabut |29:35|

وَلَقَدْ تَرَكْنَا مِنْهَا آيَةً بَيِّنَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

wa laqot taroknaa min-haaa aayatam bayyinatal liqoumiy ya'qiluun

Dan sungguh, tentang itu telah Kami tinggalkan suatu tanda yang nyata bagi orang-orang yang mengerti.

And We have certainly left of it a sign as clear evidence for a people who use reason.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata) yang jelas, yaitu berupa bekas-bekas kehancuran mereka (bagi orang-orang yang berakal) bagi mereka yang mau berpikir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 35 |

Penjelasan ada di ayat 31

Surat Al-Ankabut |29:36|

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الْآخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

wa ilaa madyana akhoohum syu'aiban fa qoola yaa qoumi'budulloha warjul-yaumal-aakhiro wa laa ta'ṡau fil-ardhi mufsidiin

Dan kepada penduduk Madyan, (Kami telah mengutus) saudara mereka Syu´aib, dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari Akhir, dan jangan kamu berkeliaran di bumi berbuat kerusakan."

And to Madyan [We sent] their brother Shu'ayb, and he said, "O my people, worship Allah and expect the Last Day and do not commit abuse on the earth, spreading corruption."

Tafsir
Jalalain

(Dan) Kami utus (kepada penduduk Madyan saudara mereka Syuaib, maka ia berkata, "Hai kaumku! Sembahlah oleh kalian Allah, harapkanlah pahala hari akhir)

maksudnya takutlah kalian akan hari itu, yaitu hari kiamat (dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan.") Lafal mufsidiina berkedudukan sebagai

hal atau kata keterangan keadaan yang mengukuhkan makna 'amilnya. Lafal ta'tsau berasal dari lafal 'atsiya yang artinya membuat kerusakan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 36 |

Tafsir ayat 36-37

Allah Swt. menceritakan perihal hamba dan rasul-Nya Nabi Syu'aib a.s., bahwa dia memberikan peringatan kepada kaumnya, penduduk Madyan. Ia memerintahkan kepada mereka untuk menyembah Allah semata,

tiada sekutu bagi-Nya; dan hendaknya mereka takut akan azab dan pembalasan Allah kelak di hari kiamat. Untuk itu ia mengatakan:


{يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الآخِرَ}


Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, dan harapkanlah (pahala) hari akhir. (Al-'Ankabut: 36) Ibnu Jarir mengatakan, sebagian ahli tafsir ada yang mengatakan bahwa makna ayat ialah 'takutlah kalian terhadap hari akhirat.' Pengertiannya sama dengan firman Allah Swt.:


{لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ}


(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat. (Al-Ahzab: 21 dan Al Mumtahanah: 6) Adapun firman Allah Swt.:


وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ


dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan. (Al-'Ankabut: 36) Nabi Syu'aib melarang mereka berbuat keonaran dan kerusakan di muka bumi, yaitu berbuat sewenang-wenang terhadap penghuninya.

Demikian itu karena mereka biasa mengurangi takaran dan timbangan serta gemar menyamun. Selain dari itu mereka kafir kepada Allah dan rasul-Nya, maka Allah membinasakan mereka dengan gempa yang dahsyat

yang menghancurleburkan negeri mereka berada, juga dibarengi dengan pekikan yang mengguntur yang dapat mencopotkan jantung mereka. Hal itu terjadi pada hari yang diliputi oleh awan yang gelap; sehingga arwah mereka meregang

dan binasalah mereka semuanya, sesungguhnya peristiwa itu merupakan azab yang besar. Kisah mengenai mereka telah disebutkan panjang lebar di dalam tafsir surat Al-A'raf surat Hud, dan surat Asy-Syu'ara. Firman Allah Swt.:


{فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ}


dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka. (Al-'Ankabut: 37) Qatadah mengatakan bahwa makna jasimin ialah menjadi mayat. Menurut pendapat yang lain, sebagian dari mereka ditimpakan kepada sebagian yang lain, yakni bertumpang tindih.

Surat Al-Ankabut |29:37|

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

fa każżabuuhu fa akhożat-humur-rojfatu fa ashbaḥuu fii daarihim jaaṡimiin

Mereka mendustakannya (Syu´aib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka,

But they denied him, so the earthquake seized them, and they became within their home [corpses] fallen prone.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat) gempa yang sangat kuat goncangannya (dan jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di rumah-rumah mereka)

yakni mereka mati dalam keadaan terduduk di atas lutut mereka di tempat tinggal masing-masing.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 37 |

Penjelasan ada di ayat 36

Surat Al-Ankabut |29:38|

وَعَادًا وَثَمُودَ وَقَدْ تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنْ مَسَاكِنِهِمْ ۖ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ

wa 'aadaw wa ṡamuuda wa qot tabayyana lakum mim masaakinihim, wa zayyana lahumusy-syaithoonu a'maalahum fa shoddahum 'anis-sabiili wa kaanuu mustabshiriin

juga (ingatlah) kaum ´Aad dan Samud, sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam,

And [We destroyed] 'Aad and Thamud, and it has become clear to you from their [ruined] dwellings. And Satan had made pleasing to them their deeds and averted them from the path, and they were endowed with perception.

Tafsir
Jalalain

(Dan) Kami binasakan (kaum Ad dan Tsamud) lafal tsamuuda dapat pula dibaca tsamuudan dengan memakai harakat tanwin, maksudnya adalah nama kabilah

(dan sungguh telah nyata bagi kalian) kebinasaan mereka (dari puing-puing tempat tinggal mereka) di daerah Al-Hijr dan negeri Yaman. (Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka)

seperti kekafiran dan kemaksiatan (lalu ia menghalangi mereka dari jalan) yang benar (sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam) yakni memiliki pandangan tentang perkara hak itu tetapi mereka tidak mau mengikutinya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 38 |

Tafsir ayat 38-40

Allah Swt. menceritakan tentang umat-umat yang mendustakan rasul-rasul, bahwa Allah telah membinasakan mereka dengan berbagai macam azab sebagai pembalasan Allah Swt. terhadap mereka. 'Ad adalah kaum Nabi Hud a.s.

Mereka tinggal di daerah Ahqaf (bukit-bukit pasir) yang letaknya dekat dengan Hadramaut di negeri Yaman. Samud adalah kaum Nabi Saleh, mereka tinggal di kota Al-Hijr yang letaknya dekat dengan Wadil Qura. Orang-orang Arab

mengenal benar tempat-tempat tinggal mereka karena mereka biasa melaluinya dalam perjalanan niaga mereka. Qarun pemilik harta yang berlimpah dan kunci-kunci perbendaharaan yang berat-berat, saking banyaknya harta.

Juga Fir'aun Raja Mesir di masa Nabi Musa berikut patihnya (yaitu Haman), keduanya adalah bangsa Egypt yang kafir kepada Allah dan rasul-Nya.


{فَكُلا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ}


Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya. (Al-'Ankabut: 40) Yakni siksaan yang ditimpakan kepada masing-masing sesuai dengan dosanya.


{فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا}


maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. (Al-'Ankabut: 40) Mereka adalah kaum Ad, demikian itu karena mereka mengatakan, "Siapakah yang lebih kuat daripada kami?" Maka datanglah angin puyuh

yang sangat dingin lagi sangat kuat tiupannya; angin tersebut menerbang­kan semua batu kerikil dan menerbangkan mereka tinggi-tinggi ke udara, lalu mereka dijatuhkan dengan kepala di bawah sehingga hancurlah kepala mereka,

yang tertinggal adalah badan mereka saja tanpa kepala, seakan-akan keadaan mereka bagaikan pokok-pokok kurma yang tumbang.


{وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ}


dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. (Al-'Ankabut: 40) Mereka adalah kaum Samud. Hujah Allah telah ditegakkan terhadap mereka dan bukti kebenaran telah ditampakkan kepada mereka melalui unta betina

yang muncul dari sebuah batu besar, sesuai dengan apa yang dimintakan oleh mereka kepada Nabi Saleh. Tetapi sekalipun demikian mereka tetap tidak beriman, bahkan mereka tetap tenggelam di dalam kekafiran dan perbuatan mereka

yang melampaui batas. Mereka juga mengancam Nabi Saleh bersama orang-orang yang beriman kepadanya, bahwa Saleh dan para pengikutnya akan diusir oleh mereka dari negerinya dan akan dirajam dengan batu.

Maka datanglah pekikan keras yang mengguntur menimpa mereka sehingga mereka tiada bersuara lagi dan binasalah mereka semuanya.


{وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الأرْضَ}


dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi. (Al-'Ankabut: 40) Dia adalah Qarun yang kelewat batas, bersikap sewenang-wenang, zalim, serta durhaka kepada Allah Swt. Dia berjalan di muka bumi dengan langkah-langkah

yang sombong dan angkuh serta bertindak sewenang-wenang, dan ia menduga bahwa dirinya lebih utama daripada orang lain serta berjalan dengan penuh kebanggaan dan keangkuhan, maka Allah membenamkan dirinya berikut rumahnya. Dia terus terbenam ke dalam bumi sampai hari kiamat.


{وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا}


dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. (Al-'Ankabut: 40) Dia adalah Fir'aun dan patihnya yang bernama Haman beserta bala tentara keduanya, semuanya ditenggelamkan dalam waktu yang singkat, tiada seorang pun dari mereka yang selamat.


{وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ}


dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka. (Al-'Ankabut: 40) dalam perbuatan-Nya terhadap mereka.


{وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ}


akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Al-'Ankabut: 40) Sesungguhnya Kami melakukan hal itu terhadap mereka hanyalah sebagai balasan yang setimpal dari apa yang dilakukan oleh diri mereka sendiri.

Tafsir yang telah kami kemukakan di atas sesuai dengan makna lahiriah konteks ayat; ungkapan ini dinamakan Al-laf dan nasyr. Yaitu pada mulanya Allah menyebutkan perihal umat-umat yang mendustakan, kemudian berfirman:


{فَكُلا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ}


Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya. (Al-'Ankabut: 40) Yakni masing-masing dari mereka yang telah disebutkan di atas. Sesungguhnya kami sengaja mengingatkan hal ini karena ada riwayat Ibnu Jarir

yang menyebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. (Al-'Ankabut: 40) Yaitu kaumnya Nabi Lut.

dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. (Al-'Ankabut: 40) Yakni kaumnya Nabi Nuh. Riwayat ini munqati' dari Ibnu Abbas, karena sesungguhnya Ibnu Juraij tidak menjumpai masa Ibnu Abbas. Kemudian Allah pun menyebutkan

dalam surat ini perihal kebinasaan kaum Nuh oleh banjir besar dan kaum Lut oleh azab dari langit. Lalu disebutkan keterangan dengan panjang lebar lagi terinci dengan adanya perbedaan antara tafsir ini dengan tafsir yang sebelumnya.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. (Al-'Ankabut: 40) Bahwa yang dimaksud adalah kaum Nabi Lut. dan di antara mereka

ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. (Al-'Ankabut: 40) Bahwa yang dimaksud adalah kaumnya Nabi Syu'aib. Pendapat ini pun jauh dari kebenaran karena alasan yang telah disebutkan di atas, dan hanya Allah-lah yang lebih mengetahui.

Surat Al-Ankabut |29:39|

وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ

wa qooruuna wa fir'auna wa haamaan, wa laqod jaaa`ahum muusaa bil-bayyinaati fastakbaruu fil-ardhi wa maa kaanuu saabiqiin

dan (juga) Qarun, Fir´aun, dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah).

And [We destroyed] Qarun and Pharaoh and Haman. And Moses had already come to them with clear evidences, and they were arrogant in the land, but they were not outrunners [of Our punishment].

Tafsir
Jalalain

(Dan) telah Kami binasakan pula (Qarun, Firaun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka) sebelumnya (Musa dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata)

hujah-hujah yang jelas dan gamblang. (Akan tetapi mereka berlaku sombong di muka bumi dan tiadalah mereka orang-orang yang luput) dari azab Kami.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 39 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Al-Ankabut |29:40|

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

fa kullan akhożnaa biżambihii fa min-hum man arsalnaa 'alaihi ḥaashibaa, wa min-hum man akhożat-hush-shoiḥah, wa min-hum man khosafnaa bihil-ardh, wa min-hum man aghroqnaa, wa maa kaanallohu liyazhlimahum wa laaking kaanuuu anfusahum yazhlimuun

Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam Bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

So each We seized for his sin; and among them were those upon whom We sent a storm of stones, and among them were those who were seized by the blast [from the sky], and among them were those whom We caused the earth to swallow, and among them were those whom We drowned. And Allah would not have wronged them, but it was they who were wronging themselves.

Tafsir
Jalalain

(Maka masing-masing) dari orang-orang yang telah disebutkan di atas tadi (Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil)

yaitu angin topan yang dibarengi dengan batu-batu kerikil, sebagaimana azab yang telah menimpa kaum Nabi Luth (dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur)

seperti azab yang menimpa kaum Tsamud (dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi) sebagaimana yang dialami oleh Qarun (dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan)

seperti yang menimpa kaum Nabi Nuh dan Firaun beserta kaumnya (dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka) maksudnya tidak akan mengazab mereka dengan tanpa dosa

(akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) disebabkan mereka telah melakukan dosa.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 40 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Al-Ankabut |29:41|

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

maṡalullażiinattakhożuu min duunillaahi auliyaaa`a kamaṡalil-'angkabuut, ittakhożat baitaa, wa inna auhanal-buyuuti labaitul-'angkabuut, lau kaanuu ya'lamuun

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.

The example of those who take allies other than Allah is like that of the spider who takes a home. And indeed, the weakest of homes is the home of the spider, if they only knew.

Tafsir
Jalalain

(Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah) yakni berhala-berhala yang mereka harapkan dapat memberi manfaat kepada diri mereka

(adalah seperti laba-laba yang membuat rumah) untuk tempat tinggalnya. (Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah) yang paling rapuh (ialah rumah laba-laba)

karena tidak dapat melindungi diri dari panas matahari dan dari dinginnya udara, demikian pula berhala-berhala itu, mereka tidak dapat memberikan manfaat apa pun kepada para penyembahnya

(kalau mereka mengetahui) hal tersebut, tentu mereka tidak akan menyembahnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 41 |

Tafsir ayat 41-43

Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan perihal kaum musyrik karena mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah yang mereka harapkan pertolongan dan rezekinya serta mereka pegang

di saat mereka tertimpa kesengsaraan. Keadaan mereka dalam hal tersebut sama dengan rumah laba-laba dalam hal kelemahan dan kerapuhannya. Orang yang menyembah tuhan-tuhan seperti mereka tiada lain

seperti orang yang berpegangan pada rumah laba-laba, maka sesungguhnya hal itu tidak dapat memberikan suatu manfaat pun kepadanya. Sekiranya mereka mengetahui keadaan tersebut, tentulah mereka tidak akan menjadikan

penolong-penolong mereka selain dari Allah. Berbeda halnya dengan orang muslim lagi beriman hatinya kepada Allah, selain dari itu dia beramal dengan baik sesuai dengan hukum syariat. Maka sesungguhnya

dia berpegang teguh kepada tali yang kuat yang tidak akan terputus karena kekuatan dan kekokohannya. Kemudian Allah Swt. berfirman seraya mengancam orang-orang yang menyembah selain Dia dan mempersekutukan-Nya

dengan yang lain, bahwa sesungguhnya Allah Swt. mengetahui semua amal perbuatan mereka dan mengetahui apa yang mereka persekutukan dengan-Nya berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan.

Maka kelak Allah akan memberikan balasan-Nya terhadap mereka; sesungguhnya Dia Maha­bijaksana lagi Maha Mengetahui. Kemudian Allah Swt. berfirman:


{وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُونَ}


Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut: 43) Maksudnya, tiada yang dapat memahaminya dan merenungkannya kecuali

hanya orang-orang yang mendalam ilmunya lagi berwawasan luas. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu Qubail, dari Amr ibnul As r.a.

yang menceritakan bahwa ia hafal seribu tamsil dari Rasulullah Saw. Hal ini merupakan suatu keutamaan yang besar bagi Amr ibnul As, karena Allah Swt. telah berfirman: Dan pernmpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia;

dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut: 43) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman,

telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Sinan, dari Amr ibnu Murrah yang mengatakan bahwa tiadalah suatu ayat pun yang ia lalui tanpa ia pahami maknanya melainkan merasa bersedih hati karenanya.

Sebab ia menyadari bahwa Allah Swt. telah berfirman: Dan pernmpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Al-'Ankabut: 43)

Surat Al-Ankabut |29:42|

إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

innalloha ya'lamu maa yad'uuna min duunihii min syaii`, wa huwal-'aziizul-ḥakiim

Sungguh, Allah mengetahui apa saja yang mereka sembah selain Dia. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Indeed, Allah knows whatever thing they call upon other than Him. And He is the Exalted in Might, the Wise.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya Allah mengetahui yang) arti huruf maa di sini bermakna alladzii, yakni apa yang (mereka seru) mereka sembah; lafal yad'uuna dapat pula dibaca tad'uuna (selain Allah)

yakni selain daripada-Nya (yakni apa saja dan Dia Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 42 |

Penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Ankabut |29:43|

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ

wa tilkal-amṡaalu nadhribuhaa lin-naas, wa maa ya'qiluhaaa illal-'aalimuun

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.

And these examples We present to the people, but none will understand them except those of knowledge.

Tafsir
Jalalain

(Dan perumpamaan-perumpamaan ini) yang ada dalam Alquran (Kami buatkan) Kami jadikan (untuk manusia; dan tiada yang memahaminya)

yang mengerti akan perumpamaan-perumpamaan ini (kecuali orang-orang yang berilmu) yakni, orang-orang yang berpikir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 43 |

Penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Ankabut |29:44|

خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ

kholaqollaahus-samaawaati wal-ardho bil-ḥaqq, inna fii żaalika la`aayatal lil-mu`miniin

Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Allah created the heavens and the earth in truth. Indeed in that is a sign for the believers.

Tafsir
Jalalain

(Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak) dengan benar. (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah swt.

(bagi orang-orang mukmin) orang-orang mukmin disebutkan secara khusus karena hanya mereka sajalah yang dapat mengambil manfaat dari hal tersebut untuk memperkuat keimanannya, berbeda dengan orang-orang kafir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Ankabut | 29 : 44 |

Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang kekuasaan-Nya yang Maha­besar, bahwa Dia telah menciptakan langit dan bumi dengan hak, yakni bukan untuk main-main atau perbuatan yang sia-sia.


{لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى}


supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (Taha: 15)


{لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}


supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (An-Najm: 31) Adapun firman Allah Swt.:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mukmin. (Al-'Ankabut: 44) Yakni bukti yang jelas yang menunjukkan bahwa Allah-lah semata Yang Menciptakan dan Yang Mengatur serta Yang menjadi Tuhan.