Juz 29

Surat Al-Mursalat |77:20|

أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

a lam nakhlukkum mim maaa`im mahiin

Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani),

Did We not create you from a liquid disdained?

Tafsir
Jalalain

(Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina) yang lemah, yaitu air mani.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 20 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:21|

فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَكِينٍ

fa ja'alnaahu fii qoroorim makiin

kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kukuh (rahim),

And We placed it in a firm lodging

Tafsir
Jalalain

(Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh) tempat yang terpelihara, yaitu dalam rahim.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 21 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:22|

إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ

ilaa qodarim ma'luum

sampai waktu yang ditentukan,

For a known extent.

Tafsir
Jalalain

(Sampai waktu yang ditentukan) yaitu sampai waktu kelahirannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 22 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:23|

فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ

fa qodarnaa fa ni'mal-qoodiruun

lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan.

And We determined [it], and excellent [are We] to determine.

Tafsir
Jalalain

(Lalu Kami tentukan) waktu tersebut (maka sebaik-baik yang menentukan) adalah Kami.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 23 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:24|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 24 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:25|

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتًا

a lam naj'alil-ardho kifaataa

Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul,

Have We not made the earth a container

Tafsir
Jalalain

(Bukankah Kami menjadikan bumi tempat berkumpul) lafal Kifaatan adalah Mashdar dari lafal Kafata yang artinya berkumpul atau tempat untuk berkumpul.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 25 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:26|

أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا

aḥyaaa`aw wa amwaataa

bagi yang masih hidup dan yang sudah mati?

Of the living and the dead?

Tafsir
Jalalain

(Orang-orang hidup) pada permukaannya (dan orang-orang mati) yang ada pada perutnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 26 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:27|

وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَأَسْقَيْنَاكُمْ مَاءً فُرَاتًا

wa ja'alnaa fiihaa rowaasiya syaamikhootiw wa asqoinaakum maaa`an furootaa

Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?

And We placed therein lofty, firmly set mountains and have given you to drink sweet water.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi) gunung-gunung yang menjulang tinggi (dan Kami beri minum kalian dengan air yang tawar) air yang segar dan tawar.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 27 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:28|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan) kemudian pada hari kiamat dikatakan kepada orang-orang yang mendustakan:

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 28 |

penjelasan ada di ayat 16

Surat Al-Mursalat |77:29|

انْطَلِقُوا إِلَىٰ مَا كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ

intholiquuu ilaa maa kuntum bihii tukażżibuun

(Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu dustakan.

[They will be told], "Proceed to that which you used to deny.

Tafsir
Jalalain

("Pergilah kamu sekalian mendapatkan azab yang dahulunya kalian mendustakannya.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 29 |

Tafsir ayat 29-40

Allah Swt. berfirman, menceritakan keadaan orang-orang kafir yang mendustakan hari berbangkit, hari pembalasan, dan adanya surga dan neraka. bahwa kelak di hari kiamat dikatakan kepada mereka:


{انْطَلِقُوا إِلَى مَا كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ انْطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ ذِي ثَلاثِ شُعَبٍ}


Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang. (Al-Mursalat: 29-30)

Yaitu nyala api neraka apabila meninggi dan naik disertai dengan asapnya, maka karena kuat dan kerasnya api neraka sehingga seakan-akan mempunyai tiga cabang,


{لَا ظَلِيلٍ وَلا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ}


yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka. (Al-Mursalat: 31) Naungan asap yang membarengi nyala api, ia tidak melindungi,

dan juga tidak menolak nyala api neraka, yakni tidak dapat melindungi mereka dari panasnya nyala api neraka. Firman Allah Swt.:


{إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ}


Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. (Al-Mursalat: 32) Yakni percikan apinya beterbangan, yang besar dan tingginya bagaikan istana.

Ibnu Mas'ud mengatakan seperti benteng-benteng pertahanan. Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Malik—dari Zaid ibnu Aslam—telah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah seperti akar-akar pohon.


{كَأَنَّهُ جِمَالَةٌ صُفْرٌ}


Seolah-olah ia iringan unta yang kuning. (Al-Mursalat: 33) Bahwa makna yang dimaksud ialah seperti iringan unta yang berbulu hitam, menurut Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta dipilih oleh Ibnu Jarir.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: iringan unta yang kuning. (Al-Mursalat: 33) Yaitu seperti tambang-tambang perahu,

Diriwayatkan pula dari ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: iringan unta yang kuning (Al-Mursalat: 33) lempengan-lempengan tembaga. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali.

telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepadaku Sufyan, dari Abdur Rahman ibnu Abis yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:

Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. (Al-Mursalat: 32) Bahwa kami mengambil sebuah balok kayu yang panjangnya lebih dari tiga hasta,

lalu kami memancangkannya untuk tiang bangunan maka itu kami namakan qasr. Seolah-olah ia iringan unta yang kuning. (Al-Mursalat: 33) Yakni tambang-tambang perahu, lalu dikumpulkan hingga bentuknya

seperti (setinggi) orang yang pertengahan tingginya. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 34) Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:


{هَذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ}


Ini adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu). (Al-Mursalat: 35) Artinya, mereka sama sekali tidak dapat berbicara.


{وَلا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ}


dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan. (Al-Mursalat: 36) Yakni mereka tidak mampu berbicara dan tidak diizinkan berbicara mengungkapkan alasan mereka,

bahkan hujah telah ditegakkan atas mereka, dan keputusan Tuhan telah ditetapkan atas diri mereka karena perbuatan zalim mereka, karenanya mereka tidak dapat berbicara. Di padang mahsyar keadaan bermacam-macam,

dan Allah Swt. adakalanya menceritakan suatu keadaan darinya dan adakalanya menceritakan keadaan yang lainnya. Hal ini untuk menunjukkan kerasnya kengerian dan keguncangan yang terjadi di padang mahsyar pada hari itu.

Karena itulah maka sesudah menceritakan tiap fase dari keadaan-keadaan tersebut, Allah Swt. berfirman: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 37) Adapun firman Allah Swt.:


{هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالأوَّلِينَ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ}


Ini adalah hari keputusan (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku. (Al-Mursalat: 38-39)

Ini merupakan khitab atau pembicaraan dari Tuhan Yang Maha Pencipta ditujukan kepada hamba-hamba-Nya. Dia berfirman kepada mereka: Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu

dan orang-orang yang terdahulu. (Al-Mursalat: 38) Yakni Dia mengumpulkan mereka dengan kekuasaan-Nya dalam suatu lapangan yang amat luas, suara seruan terdengar oleh mereka semua,

dan pandangan mata mereka dapat melihat mereka semuanya (tiada sesuatu pun yang menghalang-halangi pandangan mereka). Firman Allah Swt.:


{فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ}


Jika kamu mempunyai tipu daya. maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku. (Al-Mursalat: 39) Ini merupakan ancaman yang keras dan peringatan yang sangat tegas. Dengan kata lain, jika kamu mempunyai kemampuan

untuk dapat melepaskan diri dari genggaman kekuasaan-Ku dan menyelamatkan diri dari hukum-Ku, maka lakukanlah,

karena Sesungguhnya kamu tidak akan mampu melakukannya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطارِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطانٍ


Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (Ar-Rahman: 33) Dan Allah Swt. telah berfirman:


وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئاً


dan kamu tidak dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikitpun. (Hud: 57) Di dalam sebuah hadis disebutkan:


«يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي»


Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat sesuatu yang memberi manfaat kepada-Ku dan tidak akan (pula) dapat berbuat sesuatu yang menimpakan mudarat terhadap-Ku.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Munzir At-Tarifi Al-Audi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Abdur Rahman,

dari Hassan ibnu Abul Mukhariq, dari Abu Abdullah Al-Jadali yang mengatakan bahwa aku datang ke Baitul Maqdis. tiba-tiba aku bersua dengan Ubadah ibnus Samit dan Abdullah ibnu Amr serta Ka'bul Ahbar

mereka sedang berbincang-bincang di dalam Baitul Maqdis. Ubadah mengatakan, bahwa apabila hari kiamat terjadi, maka Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian

dalam satu lapangan yang amat luas. Tiada sesuatu pun yang menghalangi pandangan mereka dan suara seruan terdengar oleh mereka semuanya. Lalu Allah Swt. berfirman: Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini)

Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku. (Al-Mursalat: 38-39)

Pada hari ini tiada seorang pun yang sewenang-wenang lagi pengingkar, dan tiada satu setan pembangkang pun yang selamat dari azab-Ku.Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa sesungguhnya kami pernah mendengar

hadis tentang hari itu. bahwa di hari itu keluarlah leher neraka, lalu pergi hingga sampai di hadapan manusia. kemudian berseru, "Hai manusia, sesungguhnya aku dikirimkan untuk menangkap tiga macam orang.

Aku lebih mengetahui tentang mereka daripada seorang ayah kepada anaknya dan daripada seorang saudara kepada saudaranya; tiada suatu dosa pun dari mereka yang tersembunyi dariku,

dan tiada sesuatu pun dari mereka yang tidak kelihatan olehku. Yaitu orang yang menjadikan Tuhan lain berserta Allah, tiap orang yang sewenang-wenang lagi pengingkar,

dan semua setan pembangkang." Lalu leher neraka membelit mereka dan mencampakkan mereka ke dalam neraka sebelum hisab dilakukan dalam jarak masa empat puluh tahun.

Surat Al-Mursalat |77:30|

انْطَلِقُوا إِلَىٰ ظِلٍّ ذِي ثَلَاثِ شُعَبٍ

intholiquuu ilaa zhillin żii ṡalaaṡi syu'ab

Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang,

Proceed to a shadow [of smoke] having three columns

Tafsir
Jalalain

(Pergilah kalian mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang) yang dimaksud adalah asap neraka Jahanam, apabila membubung terbagi menjadi tiga, karena sangat besarnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 30 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:31|

لَا ظَلِيلٍ وَلَا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ

laa zholiiliw wa laa yughnii minal-lahab

yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka."

[But having] no cool shade and availing not against the flame."

Tafsir
Jalalain

(Yang tidak melindungi) asap itu tidak dapat menaungi mereka dari panas hari itu (dan tiada bermanfaat) barang sedikit pun bagi mereka (untuk menolak api") yakni api neraka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 31 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:32|

إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ

innahaa tarmii bisyaroring kal-qoshr

Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,

Indeed, it throws sparks [as huge] as a fortress,

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya neraka itu) maksudnya, api neraka itu (melontarkan bunga api) memercikkan bunga api (sebesar istana) yakni besar dan tingginya bagaikan istana.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 32 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:33|

كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ

ka`annahuu jimaalatun shufr

seakan-akan iring-iringan unta yang kuning.

As if they were yellowish [black] camels.

Tafsir
Jalalain

(Seolah-olah ia iringan unta) lafal Jimaalaatun bentuk jamak dari lafal Jimaalah, juga lafal Jimaalah ini adalah bentuk jamak dari lafal Jamalun.

Menurut suatu qiraat dibaca Jimaalatun (yang kuning kehitam-hitaman) perwujudan dan warnanya. Di dalam sebuah hadis disebutkan: "Manusia yang paling buruk ialah yang hitam bagaikan aspal.

" Orang-orang Arab menamakan unta yang berwarna hitam unta kuning, demikian itu karena warna hitamnya dicampuri dengan warna kuning.

Tetapi menurut pendapat yang lain bahwa arti lafal Shufrun dalam ayat ini adalah hitam, karena alasan yang telah disebutkan tadi, tetapi menurut pendapat lainnya lagi bermakna kuning.

Lafal Syararun adalah bentuk jamak dari lafal Syaraarah artinya percikan atau bunga api; dan lafal Al-Qiiru/Al-Qaaru artinya belakin atau aspal.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 33 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:34|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 34 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:35|

هَٰذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ

haażaa yaumu laa yanthiquun

Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara,

This is a Day they will not speak,

Tafsir
Jalalain

(Ini) yakni hari kiamat ini (adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara) sepatah kata pun.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 35 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:36|

وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ

wa laa yu`żanu lahum fa ya'tażiruun

dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan.

Nor will it be permitted for them to make an excuse.

Tafsir
Jalalain

(Dan tidak diizinkan kepada mereka) mengemukakan alasannya (sehingga mereka dapat mengemukakan alasannya) lafal Faya'tadziruuna di'athafkan kepada lafal Yu'dzanu tanpa ada penyebab yang mengaitkannya,

tetapi tetap termasuk ke dalam pengertian negatif. Artinya tiada berkenan bagi mereka untuk berbicara, maka tiada alasan bagi mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 36 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:37|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 37 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:38|

هَٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ ۖ جَمَعْنَاكُمْ وَالْأَوَّلِينَ

haażaa yaumul-fashli jama'naakum wal-awwaliin

Inilah hari keputusan, (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.

This is the Day of Judgement; We will have assembled you and the former peoples.

Tafsir
Jalalain

(Ini adalah hari keputusan; Kami mengumpulkan kalian) hai orang-orang yang mendustakan dari kalangan umat ini, yakni umat Nabi Muhammad (dan orang-orang yang terdahulu)

dari kalangan orang-orang yang mendustakan sebelum kalian; lalu kalian semuanya akan dihisab kemudian diazab.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 38 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:39|

فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ

fa ing kaana lakum kaidun fa kiiduun

Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-Ku.

So if you have a plan, then plan against Me.

Tafsir
Jalalain

(Jika kalian mempunyai tipu daya) tipu muslihat untuk melindungi diri kalian dari azab (maka lakukanlah tipu daya kalian itu terhadap-Ku) perbuatlah tipu daya kalian itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 39 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:40|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 40 |

penjelasan ada di ayat 29

Surat Al-Mursalat |77:41|

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلَالٍ وَعُيُونٍ

innal-muttaqiina fii zhilaaliw wa 'uyuun

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air,

Indeed, the righteous will be among shades and springs

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan) berada dalam naungan pohon-pohon, yang pada hari itu bukan main panasnya, padahal tiada matahari (dan mata air-mata air) yang mengalir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 41 |

Tafsir ayat 41-50

Allah Swt. menceritakan perihal hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yaitu mereka yang menyembah-Nya, menunaikan semua yang diwajibkan oleh-Nya,

serta meninggalkan semua yang diharamkan-Nya. Bahwa sesungguhnya mereka di hari kiamat berada di dalam surga-surga yang banyak mata airnya.

Berbeda dengan keadaan orang-orang yang celaka, mereka di hari kiamat berada di dalam naungan yahmum, yaitu asap hitam yang busuk baunya. Firman Allah Swt.:


{وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ}


Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Al-Mursalat: 42) Yakni berbagai macam buah-buahan; apa pun yang mereka ingini, pasti mereka dapati.


{كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}


(Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan." (Al-Mursalat: 43) Dikatakan hal ini kepada mereka sebagai

penghormatan dan perlakuan yang baik kepada mereka. Kemudian Allah Swt. dalam ayat berikutnya yang merupakan kalimat baru menyebutkan:


{إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ}


Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Mursalat: 44) Maksudnya, inilah balasan Kami terhadap orang-orang yang telah berbuat baik.


{وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ}


Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 45) Adapun firman Allah Swt.:


{كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ}


(Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa.” (Al-Mursalat: 46)

Khitab atau pembicaraan ini ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan hari kiamat dan perintah ini adalah perintah yang mengandung arti peringatan dan ancaman.

Karena itu Allah Swt. berfirman: (Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek " (Al-Mursalat: 46)

Yaitu dalam masa yang pendek, tidak lama. Betapa pun panjangnya usia di dunia, bila dibandingkan dengan akhirat, amatlah pendek dan bukan apa-apa.


{إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ}


sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Mursalat: 46) Kemudian kalian akan digiring ke dalam neraka Jahanam, yang telah disebutkan di atas.

Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 47) Semakna dengan firman-Nya:


نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلى عَذابٍ غَلِيظٍ


Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24) Dan firman Allah Swt.:


إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ مَتاعٌ فِي الدُّنْيا ثُمَّ إِلَيْنا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذابَ الشَّدِيدَ بِما كانُوا يَكْفُرُونَ


"Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung." (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kamilah

mereka kembali. kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat disebabkan kekafiran mereka. (Yunus: 69-70) Firman Allah Swt.:


{وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لَا يَرْكَعُونَ}


Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah.” niscaya mereka tidak mau rukuk. (Al-Mursalat: 48) Yakni apabila mereka yang bodoh dari kalangan orang-orang kafir itu diperintahkan agar menjadi orang-orang yang salat bersama ,

jamaah mereka menolak dan bersikap sombong. Karena itulah maka disebutkan oleh firman selanjutnya: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 49) Adapun firman Allah Swt.:


{فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ}


Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur'an) ini mereka akan beriman? (Al-Mursalat: 50) Yaitu bilamana mereka tidak mau beriman kepada Al-Qur'an ini, maka perkataan apakah yang mereka imani? Semakna dengan firman-Nya:


فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآياتِهِ يُؤْمِنُونَ


maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya? (Al-Jatsiyah: 6) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,

telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ismail ibnu Umayyah; ia pernah mendengar seorang lelaki Badui mengatakan bahwa ia pernah mendengar

Abu Hurairah apabila membaca surat Al-Mursalat, lalu bacaannya sampai pada firman Allah Swt.: Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur'an) ini mereka akan beriman? (Al-Mursalat: 50)

Selanjutnya lelaki Badui yang meriwayatkan hadis ini kepada Ismail ibnu Umayyah mengatakan.”Bila bacaanmu sampai kepada ayat tersebut, hendaklah kamu ucapkan.”

Aku beriman kepada Allah dan juga kepada Al-Qur'an yang diturunkan oleh-Nya'."Hadis ini telah kami kemukakan dalam tafsir surat Al-Qiyamah.

Demikianlah akhir tafsir surat Al-Mursalat. Segala puji dan karunia hanyalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya kami memohon taufik dan pemeliharaan.

Surat Al-Mursalat |77:42|

وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ

wa fawaakiha mimmaa yasytahuun

dan buah-buahan yang mereka sukai.

And fruits from whatever they desire,

Tafsir
Jalalain

(Dan mendapat buah-buahan dari jenis-jenis yang mereka sukai) di dalam ungkapan ayat ini terkandung pengertian bahwa makanan dan minuman di surga sesuai dengan selera penghuninya masing-masing.

Berbeda dengan keadaan di dunia, makanan dan minuman sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa itu:

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 42 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:43|

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

kuluu wasyrobuu haniii`am bimaa kuntum ta'maluun

(Katakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan."

[Being told], "Eat and drink in satisfaction for what you used to do."

Tafsir
Jalalain

("Makan dan minumlah kalian dengan enak) lafal Haniian merupakan Haal atau kata keterangan keadaan, yakni makan dan minumlah dengan seenak-enaknya (karena apa yang telah kalian kerjakan") berupa ketaatan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 43 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:44|

إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

innaa każaalika najzil-muḥsiniin

Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Indeed, We thus reward the doers of good.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya demikianlah Kami) sebagaimana Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang takwa (memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 44 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:45|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 45 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:46|

كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلًا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ

kuluu wa tamatta'uu qoliilan innakum mujrimuun

(Katakan kepada orang-orang kafir), "Makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang durhaka!"

[O disbelievers], eat and enjoy yourselves a little; indeed, you are criminals.

Tafsir
Jalalain

("Makanlah dan bersenang-senanglah kamu sekalian) khithab atau perintah ini ditujukan kepada orang-orang kafir di dunia (dalam waktu yang pendek) waktu yang singkat;

yang batasnya adalah kematian mereka. Di dalam ungkapan ini terkandung makna ancaman terhadap mereka (sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang berdosa.")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 46 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:47|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 47 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:48|

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ارْكَعُوا لَا يَرْكَعُونَ

wa iżaa qiila lahumurka'uu laa yarka'uun

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah," mereka tidak mau rukuk.

And when it is said to them, "Bow [in prayer]," they do not bow.

Tafsir
Jalalain

(Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah") yakni sholatlah kalian (niscaya mereka tidak mau rukuk) tidak mau sholat.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 48 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:49|

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibiin

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)!

Woe, that Day, to the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 49 |

penjelasan ada di ayat 41

Surat Al-Mursalat |77:50|

فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ

fa bi`ayyi ḥadiiṡim ba'dahuu yu`minuun

Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur´an) ini mereka akan beriman?

Then in what statement after the Qur'an will they believe?

Tafsir
Jalalain

(Maka kepada perkataan apakah sesudah ini) sesudah Alquran ini (mereka akan beriman) maksudnya, tidak mungkin mereka akan beriman kepada kitab-kitab Allah lainnya sesudah mereka mendustakannya,

karena di dalam Alquran terkandung unsur I'jaz atau mukjizat yang tidak terdapat pada kitab-kitab Allah lainnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Mursalat | 77 : 50 |

penjelasan ada di ayat 41