Juz 14

Surat Al-Hijr |15:59|

إِلَّا آلَ لُوطٍ إِنَّا لَمُنَجُّوهُمْ أَجْمَعِينَ

illaaa aala luuth, innaa lamunajjuuhum ajma'iin

kecuali para pengikut Lut. Sesungguhnya kami pasti menyelamatkan mereka semuanya,

Except the family of Lot; indeed, we will save them all

Tafsir
Jalalain

(Kecuali Luth dan pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka-semuanya) karena mereka adalah orang-orang yang beriman.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 59 |

Penjelasan ada di ayat 57

Surat Al-Hijr |15:60|

إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَا ۙ إِنَّهَا لَمِنَ الْغَابِرِينَ

illamro`atahuu qoddarnaaa innahaa laminal-ghoobiriin

kecuali istrinya, kami telah menentukan, bahwa dia termasuk orang yang tertinggal (bersama orang kafir lainnya)."

Except his wife." Allah decreed that she is of those who remain behind.

Tafsir
Jalalain

(Kecuali istrinya, kami telah menentukan, bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal.") bersama orang-rang kafir lainnya yang tertimpa azab.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 60 |

Penjelasan ada di ayat 57

Surat Al-Hijr |15:61|

فَلَمَّا جَاءَ آلَ لُوطٍ الْمُرْسَلُونَ

fa lammaa jaaa`a aala luuthinil-mursaluun

Maka ketika utusan itu datang kepada para pengikut Lut,

And when the messengers came to the family of Lot,

Tafsir
Jalalain

(Maka tatkala datang kepada kaum Luth) yang dimaksud adalah Nabi Luth (para utusan itu).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 61 |

Tafsir ayat 61-64

Allah Swt. menceritakan perihal Nabi Lut ketika kedatangan para malaikat yang berupa para pemuda yang berwajah tampan-tampan, lalu mereka masuk ke tempat Lut. Maka Nabi Lut berkata:


{إِنَّكُمْ قَوْمٌ مُّنْكَرُونَ قَالُوا بَلْ جِئْنَاكَ بِمَا كَانُوا فِيهِ يَمْتَرُونَ}


"Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang tidak dikenal.” Para utusan menjawab, "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan.” (Al-Hijr: 62-63)

Mereka bermaksud bahwa mereka akan menimpakan azab kepada kaumnya, membinasakan dan menghancurkannya, karena sebelumnya kaum Lut selalu mendustakan dan meragukan akan terjadinya azab ini atas mereka; juga membinasakan kampung halaman mereka.


{وَأَتَيْنَاكَ بِالْحَقِّ}


Dan Kami datang kepadamu dengan membawa kebenaran. (Al-Hijr: 64)Ayat ini semakna dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{مَا نُنزلُ الْمَلائِكَةَ إِلا بِالْحَقِّ}


Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab). (Al-Hijr: 8)Adapun firman Allah Swt.:


{وَإِنَّا لَصَادِقُونَ}


dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang yang benar. (Al-Hijr: 64)Maksudnya, benar dalam pemberitaan yang mereka sampaikan kepada­nya, yaitu bahwa mereka akan menyelamatkan dia (Lut) dan mem­binasakan kaumnya. Ungkapan ayat ini mengukuhkan makna ayat sebelumnya.

Surat Al-Hijr |15:62|

قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ

qoola innakum qoumum mungkaruun

dia (Lut) berkata, "Sesungguhnya kamu orang yang tidak kami kenal."

He said, "Indeed, you are people unknown."

Tafsir
Jalalain

(Ia berkata) kepada para utusan itu ("Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang tidak dikenal.")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 62 |

Penjelasan ada di ayat 61

Surat Al-Hijr |15:63|

قَالُوا بَلْ جِئْنَاكَ بِمَا كَانُوا فِيهِ يَمْتَرُونَ

qooluu bal ji`naaka bimaa kaanuu fiihi yamtaruun

(Para utusan) menjawab, "Sebenarnya kami ini datang kepadamu membawa azab yang selalu mereka dustakan.

They said, "But we have come to you with that about which they were disputing,

Tafsir
Jalalain

(Para utusan menjawab, "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa apa yang mereka) yakni kaummu (mendustakannya.") mereka meragukan tentangnya; subjek yang dimaksud adalah azab.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 63 |

Penjelasan ada di ayat 61

Surat Al-Hijr |15:64|

وَأَتَيْنَاكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

wa atainaaka bil-ḥaqqi wa innaa lashoodiquun

Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sungguh, kami orang yang benar.

And we have come to you with truth, and indeed, we are truthful.

Tafsir
Jalalain

("Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang yang benar.") di dalam pengakuan kami ini.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 64 |

Penjelasan ada di ayat 61

Surat Al-Hijr |15:65|

فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَاتَّبِعْ أَدْبَارَهُمْ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ وَامْضُوا حَيْثُ تُؤْمَرُونَ

fa asri bi`ahlika biqith'im minal-laili wattabi' adbaarohum wa laa yaltafit mingkum aḥaduw wamdhuu ḥaiṡu tu`maruun

Maka pergilah kamu pada akhir malam beserta keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang. Jangan ada di antara kamu yang menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu."

So set out with your family during a portion of the night and follow behind them and let not anyone among you look back and continue on to where you are commanded."

Tafsir
Jalalain

(Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu dan ikutilah mereka dari belakang) berjalanlah kamu di belakang keluargamu

(dan janganlah seorang pun di antara kalian menoleh ke belakang) supaya ia tidak melihat besarnya azab yang menimpa mereka (dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepada kalian) yaitu negeri Syam.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 65 |

Tafsir ayat 65-66

Allah Swt. menceritakan perihal para malaikat yang diutus-Nya kepada Nabi Lut, bahwa mereka memerintahkan Lut untuk pergi di malam hari bersama keluarganya, yaitu sesudah sebagian besar malam hari telah berlalu.

Dan hendaknya Lut berjalan di belakang mereka agar lebih memelihara keselamatan mereka. Hal yang sama telah dilakukan pula oleh Rasulullah Saw. dalam peperangannya, yakni berjalan di belakang pasukannya.

Sesungguhnya beliau Saw. berbuat demikian dimaksudkan untuk menolong orang yang lemah dan mengangkut orang yang tidak berkendaraan.Firman Allah Swt.:


{وَلا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ}


dan janganlah seorang pun di antara kalian menoleh ke belakang. (Al-Hijr: 65)Dengan kata lain, apabila kalian mendengar suara jeritan kaum kalian, janganlah kalian menoleh ke belakang melihat mereka,

tetapi biarkanlah mereka dengan azab yang menimpa mereka sebagai pembalasan amal perbuatannya.


{وَامْضُوا حَيْثُ تُؤْمَرُونَ}


dan teruskanlah perjalananmu ke tempat yang diperintahkan kepada kalian. (Al-Hijr: 65)Dari makna ayat ini tersirat bahwa seakan-akan mereka ada yang menuntun memberi petunjuk jalan yang harus ditempuh.


{وَقَضَيْنَا إِلَيْهِ ذَلِكَ الأمْرَ}


Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Lut) perkara itu. (Al-Hijr: 66)Artinya, hal ini telah Kami beri tahukan terlebih dahulu kepadanya.


{أَنَّ دَابِرَهَؤُلاءِ مَقْطُوعٌ مُصْبِحِينَ}


yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis diwaktu subuh. (Al-Hijr: 66)Yakni di pagi hari buta. Sama pengertiannya dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ}


Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat? (Hud: 81)

Surat Al-Hijr |15:66|

وَقَضَيْنَا إِلَيْهِ ذَٰلِكَ الْأَمْرَ أَنَّ دَابِرَ هَٰؤُلَاءِ مَقْطُوعٌ مُصْبِحِينَ

wa qodhoinaaa ilaihi żaalikal-amro anna daabiro haaa`ulaaa`i maqthuu'um mushbiḥiin

Dan telah Kami tetapkan kepadanya (Lut) keputusan itu, bahwa akhirnya mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh.

And We conveyed to him [the decree] of that matter: that those [sinners] would be eliminated by early morning.

Tafsir
Jalalain

(Dan telah Kami putuskan) telah Kami wahyukan (kepada Luth perkara itu) yaitu (bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh) lafal mushbihiin menjadi hal; artinya pembinasaan mereka dilakukan pada waktu subuh.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 66 |

Penjelasan ada di ayat 65

Surat Al-Hijr |15:67|

وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ

wa jaaa`a ahlul-madiinati yastabsyiruun

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Lut) dengan gembira (karena kedatangan tamu itu).

And the people of the city came rejoicing.

Tafsir
Jalalain

(Dan datanglah penduduk kota) yaitu kota Sodom yang para penduduknya adalah kaum Nabi Luth; mereka datang sewaktu mendengar bahwa di dalam rumah Nabi Luth

terdapat beberapa laki-laki tampan yang masih muda-muda, mereka adalah para malaikat itu (dengan gembira) lafal yastabsyiruun menjadi hal, artinya keadaan mereka sangat gembira sekali

dengan kedatangan para tamu itu, karena mereka berniat untuk melampiaskan nafsu homonya terhadap tamu-tamu itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 67 |

Tafsir ayat 67-72

Allah Swt. menceritakan kedatangan kaum Lut kepada Nabinya ketika mereka mengetahui tamu-tamunya yang berwajah tampan, dan bahwa mereka datang kepada Lut dengan perasaan yang sangat gembira karena tamu-tamunya itu.


{قَالَ إِنَّ هَؤُلاءِ ضَيْفِي فَلا تَفْضَحُونِ وَاتَّقُوا اللهَ وَلا تُخْزُونِ}


Lut berkata, "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kalian memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian membuat aku terhina.” (Al-Hijr: 68-69)Hal ini dikatakan oleh Nabi Lut

sebelum dia mengetahui bahwa tamu-tamunya itu adalah utusan Allah, seperti yang telah dijelaskan dalam surat Hud.Adapun dalam surat ini penyebutan perihal mereka sebagai utusan-utusan Allah didahulukan,

lalu di-ataf-kan dengan sebutan bahwa kaum Lut datang kepada Nabi Lut, disebutkan pula bantahan Lut a.s. kepada kaumnya. Akan tetapi, wawu (huruf 'ataf) tidak menunjukkan pengertian tertib,

terlebih lagi jika ada dalil yang menunjukkan kebalikannya. Maka mereka berkata kepada Nabi Lut sebagai jawaban mereka:


{أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ}


Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia? (Al-Hijr: 70)Artinya, bukankah kami telah melarangmu menerima tamu. Kemudian Nabi Lut memberikan petunjuk kepada mereka agar mengawini wanita-wanita mereka,

karena Tuhan mereka telah menjadikan kaum wanita sebagai pasangan yang dihalalkan bagi mereka. Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan keterangan mengenai hal ini dengan penjelasan yang sudah cukup,

sehingga tidak perlu diulangi lagi di sini.Semuanya itu terjadi, sedangkan mereka dalam keadaan lalai dan tidak menyadari akan ujian yang sedang ditimpakan atas mereka dan azab apakah yang akan ditimpakan kepada mereka di pagi harinya. Karena itulah Allah Swt. berfirman kepada Nabi Muhammad Saw.:


{لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ}


Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan). (Al-Hijr: 72)Allah Swt. bersumpah dengan menyebut usia Nabi Saw. Hal ini jelas menunjukkan suatu penghormatan yang besar

dan kedudukan yang tinggi bagi Nabi Saw. Amr ibnu Malik An-Nakri telah meriwayatkan dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Tiadalah Allah menciptakan dan menjadikan makhluk yang lebih dimuliakan-Nya

daripada Nabi Muhammad Saw. Saya belum pernah mendengar Allah bersumpah dengan menyebut usia seseorang selain Nabi Muhammad Saw. sendiri." Allah Swt. berfirman: Demi umurmu (Muhammad),

sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan). (Al-Hijr: 72) Yakni demi hidupmu, demi usiamu, demi keberadaanmu di dunia. Sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan).

(Al-Hijr: 72) Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir. Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Sakratihim" (kemabukan mereka). Makna yang dimaksud ialah kesesatan mereka. Dan ya'mahun artinya bermain-main.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas "sehubungan dengan makna firman-Nya, "La'amruka," artinya demi hidupmu Muhammad. Sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan). (Al-Hijr: 72) Ya'mahun artinya sama dengan yataraddadun, yaitu terombang-ambing.

Surat Al-Hijr |15:68|

قَالَ إِنَّ هَٰؤُلَاءِ ضَيْفِي فَلَا تَفْضَحُونِ

qoola inna haaa`ulaaa`i dhoifii fa laa tafdhoḥuun

Dia (Lut) berkata, "Sesungguhnya mereka adalah tamuku, maka jangan kamu mempermalukan aku,

[Lot] said, "Indeed, these are my guests, so do not shame me.

Tafsir
Jalalain

(Ia berkata) yakni Nabi Luth ("Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kalian memberi malu kepadaku.")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 68 |

Penjelasan ada di ayat 67

Surat Al-Hijr |15:69|

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ

wattaqulloha wa laa tukhzuun

dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina."

And fear Allah and do not disgrace me."

Tafsir
Jalalain

("Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian membuat aku terhina.") dengan niat kalian yang ingin melampiaskan nafsu homo kalian terhadap mereka itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 69 |

Penjelasan ada di ayat 67

Surat Al-Hijr |15:70|

قَالُوا أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ

qooluuu a wa lam nan-haka 'anil-'aalamiin

(Mereka) berkata, "Bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?"

They said, "Have we not forbidden you from [protecting] people?"

Tafsir
Jalalain

(Mereka berkata, "Bukankah kami telah melarangmu dari menerima manusia") yakni menerima mereka sebagai tamumu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 70 |

Penjelasan ada di ayat 67

Surat Al-Hijr |15:71|

قَالَ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

qoola haaa`ulaaa`i banaatiii ing kuntum faa'iliin

Dia (Lut) berkata, "Mereka itulah putri-putri (negeri)ku (nikahlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat."

[Lot] said, "These are my daughters - if you would be doers [of lawful marriage]."

Tafsir
Jalalain

(Luth berkata, "Inilah putri-putriku, jika kalian hendak berbuat,") untuk melampiaskan nafsu syahwat kalian, oleh sebab itu maka kawinilah mereka. Lalu Allah berfirman:

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 71 |

Penjelasan ada di ayat 67

Surat Al-Hijr |15:72|

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

la'amruka innahum lafii sakrotihim ya'mahuun

(Allah berfirman), "Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan)."

By your life, [O Muhammad], indeed they were, in their intoxication, wandering blindly.

Tafsir
Jalalain

("Demi umurmu) khithab atau pembicaraan ini ditujukan kepada Nabi saw.; artinya demi hidupmu (sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan atau kesesatan") yakni mereka bergelimang di dalam kesesatannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 72 |

Penjelasan ada di ayat 67

Surat Al-Hijr |15:73|

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ

fa akhożat-humush-shoiḥatu musyriqiin

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit,

So the shriek seized them at sunrise.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur) oleh suara keras malaikat Jibril (ketika matahari akan terbit).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 73 |

Tafsir ayat 73-77

Allah Swt. berfirman:


{فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ}


Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur. (Al-Hijr: 73)Yang dimaksud dengan saihah ialah suara keras yang mengguntur menimpa mereka di saat matahari akan terbit.

Selain itu kota tempat mereka tinggal diangkat ke langit, lalu dibalikkan, bagian atasnya di bawah dan bagian bawahnya di atas; setelah itu mereka dihujani oleh batu dari tanah liat yang keras.

Dalam surat Hud telah diterangkan makna sijjil dengan keterangan yang cukup jelas, tidak perlu diulangi lagi di sini. Firman Allah Swt.:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memper­hatikan tanda-tanda. (Al-Hijr: 75)Yakni sesungguhnya bekas-bekas azab masih tampak pada negeri-negeri itu

bagi orang yang memperhatikannya dan memandangnya dengan pandangan mata dan hatinya. Seperti yang dikatakan oleh Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (Al-Hijr: 75)

Yaitu bagi orang-orang yang memandangnya dengan pandangan mata dan hatinya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak, bahwa makna yang dimaksud ialah bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.

Qatadah mengatakan bahwa mutawassimin artinya orang-orang yang mengambil pelajaran. Malik mengatakan dari sebagian ulama Madinah, bahwa mutawassimin artinya orang-orang yang merenungkannya.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ العَبْدي، عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "اتَّقُوا فِرَاسة الْمُؤْمِنِ، فَإِنَّهُ يَنْظُرُ بِنُورِ اللَّهِ". ثُمَّ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ}


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Kasir Al-Abdi, dari Amr ibnu Qais, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id secara marfu' yang mengatakan bahwa

Rasulullah Saw. pernah bersabda: Takutlah kalian kepada firasat orang mukmin, karena sesungguh­nya dia melihat dengan nur (cahaya) Allah. Kemudian Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang memperhatikannya. (Al-Hijr: 75)Imam Turmuzi dan Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Amr ibnu Qais Al-Mala-i, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id. Imam Turmuzi mengatakan, "Kami tidak mengenal hadis ini kecuali hanya melalui jalur ini."


قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ أَيْضًا: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الطُّوسِيُّ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا الْفُرَاتُ بْنُ السَّائِبِ، حَدَّثَنَا مَيْمُونُ بْنُ مِهْران، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اتَّقُوا فِرَاسَة الْمُؤْمِنِ؛ فَإِنَّ الْمُؤْمِنَ يَنْظُرُ بِنُورِ اللَّهِ"


Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Muhammad AtTusi, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Al-Furat ibnus Sa-ib, telah menceritakan kepada kami

Maimun ibnu Mahran, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Takutlah kepada firasat orang mukmin, karena sesungguhnya orang mukmin itu memandang dengan nur (cahaya) Allah.


قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو شُرَحْبِيلَ الحِمْصِيّ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا المُؤَمَّل بْنُ سَعِيدِ بْنِ يُوسُفَ الرَّحَبِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُعَلَّى أَسَدُ بْنُ وَدَاعَةَ الطَّائِيُّ، حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ مُنَبِّه، عَنْ طَاوُسِ بْنِ كَيْسَان، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "احْذَرُوا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ؛ فَإِنَّهُ يَنْظُرُ بِنُورِ اللَّهِ وَيَنْطِقُ بِتَوْفِيقِ اللَّهِ"


Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Syurahbil Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Al-Muammal ibnu Sa!id ibnu Yusuf Ar-Rahbi,

telah menceritakan kepada kami Abul Ma'la Asad ibnu Wada'ah At-Ta-i, telah menceritakan kepada kami Wahb ibnu Munabbih, dariTawus ibnu Kaisan, dari Sauban yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Waspadalah kepada firasat orang mukmin, karena sesungguhnya dia memandang dengan nur Allah dan taufik-Nya.


قَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ وَاصِلٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجَرْمِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ وَاصِلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ الْمُزَلِّقُ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ لله عبادًا يَعْرِفُونَ النَّاسَ بِالتَّوَسُّمِ"


Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la ibnu Wasil, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Muhammad Al-Jurmi, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid ibnu Wasil,

telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr Al-Muzliq, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang mengetahui hal ihwal orang lain melalui firasatnya.


وَرَوَاهُ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ بَحْرٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجَرْمِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ -يُقَالُ لَهُ: ابْنُ الْمُزَلِّقِ، قَالَ: وَكَانَ ثِقَةً -عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ لِلَّهِ عِبَادًا يَعْرِفُونَ النَّاسَ بِالتَّوَسُّمِ"


Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan dalam riwayatnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Muhammad Al-Jurmi, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr

yang dikenal dengan nama ibnul Muzliq, yang menurut Al-Bazzar dinilai siqah, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang dapat mengenal (mengetahui) orang lain melalui firasat(nya).Firman Allah Swt.:


{وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ}


Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (Al-Hijr: 76)Yakni sesungguhnya kota Sodom yang telah dibalikkan dan dilempari batu sijjil sehingga menjadi danau

yang berbau busuk lagi kotor di jalan Mahya' itu masih tetap dilalui manusia sampai masa sekarang. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ وَبِالَّليْلِ أَفَلا تَعْقِلُونَ}


Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi dan di waktu malam. Maka apakah kalian tidak memikirkan?. (Ash-Shaffat: 137-138)

Mujahid dan Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (Al-Hijr: 76)

Makna yang dimaksud ialah masih ada tanda-tandanya. Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah bekas-bekas mereka masih tampak jelas dijalan yang dilalui. Qatadah mengatakan pula bahwa tempat tinggal mereka

masih terlihat tanda-tandanya di suatu daerah. Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah bahwa nasib mereka telah ditetapkan di dalam Kitab yang nyata, yakni seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt.:


{وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ}


Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz). (Yasin: 12)Akan tetapi, makna yang dimaksud tidaklah seperti apa yang dikatakannya dalam bab ini. Firman Allah Swt.:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (Al-Hijr: 77)Sesungguhnya apa yang telah Kami perbuat terhadap kaum Lut—yaitu membinasakan

dan menghancurkan mereka, serta Kami selamatkan Lut dan keluarganya dari azab itu— benar-benar terdapat tanda yang jelas -dan gamblang bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, bahwa Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman.

Surat Al-Hijr |15:74|

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

fa ja'alnaa 'aaliyahaa saafilahaa wa amthornaa 'alaihim ḥijaarotam min sijjiil

maka Kami jungkir balikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.

And We made the highest part [of the city] its lowest and rained upon them stones of hard clay.

Tafsir
Jalalain

(Maka Kami jadikan bagian atasnya) yakni bagian atas kota mereka (terbalik ke bawah) malaikat Jibril mengangkatnya ke langit kemudian menjatuhkannya

dalam keadaan terbalik ke tanah (dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras) yaitu tanah liat yang dibakar dengan api.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 74 |

Penjelasan ada di ayat 73

Surat Al-Hijr |15:75|

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ

inna fii żaalika la`aayaatil lil-mutawassimiin

Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda,

Indeed in that are signs for those who discern.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (benar-benar terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kepada keesaan Allah

(bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda) bagi orang-orang yang mau memperhatikannya kemudian mau mengambilnya sebagai pelajaran.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 75 |

Penjelasan ada di ayat 73

Surat Al-Hijr |15:76|

وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ

wa innahaa labisabiilim muqiim

dan sungguh, (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).

And indeed, those cities are [situated] on an established road.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya kota itu) yaitu kota kaum Nabi Luth (benar-benar terletak di jalan yang masih tetap dilalui manusia) yakni jalan yang masih dipakai

oleh orang-orang Quraisy untuk menuju ke negeri Syam; jalan itu masih tetap ada; mengapa mereka tidak mau menjadikannya sebagai pelajaran

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 76 |

Penjelasan ada di ayat 73

Surat Al-Hijr |15:77|

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ

inna fii żaalika la`aayatal lil-mu`miniin

Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang beriman.

Indeed in that is a sign for the believers.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda) yakni pelajaran-pelajaran (bagi orang-orang yang beriman).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 77 |

Penjelasan ada di ayat 73

Surat Al-Hijr |15:78|

وَإِنْ كَانَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ لَظَالِمِينَ

wa ing kaana ash-ḥaabul-aikati lazhoolimiin

Dan sesungguhnya penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim,

And the companions of the thicket were [also] wrongdoers.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya) lafal in adalah bentuk takhfif daripada inna (adalah penduduk Aikah itu) yang terkenal dengan pohon-pohonnya yang subur dan rindang,

terletak di dekat kota Madyan, dan mereka adalah kaum Nabi Syuaib (benar-benar kaum yang zalim) disebabkan mereka mendustakan Nabi Syuaib.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 78 |

Tafsir ayat 78-79

Penduduk kota Aikah adalah kaum Nabi Syu'aib. Ad-Dahhak, Qatadah, dan yang lainnya mengatakan bahwa Aikah adalah nama sebuah pohon rindang (yang ada di kota itu). Perbuatan zalim mereka ialah

karena mereka mempersekutukan Allah, gemar merampok (orang-orang yang lewat), serta gemar mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah menghukum mereka dengan teriakan yang mengguntur,

gempa dan azab di hari mereka dinaungi awan.Mereka berada di dekat kaum Lut sesudah kaum Lut binasa, dan hal itu pertanda tempat tinggal mereka berdampingan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:


{وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُبِينٍ}


Dan sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang. (Al-Hijr: 79)Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya, makna imamum mubin dalam ayat ini ialah jalan umum yang terang.

Karena itulah ketika Nabi Syu'aib memperingatkan kaumnya mengatakan dalam ancamannya yang disitir oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:


{وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍ}


sedangkan kaum Lut tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kalian. (Hud: 89)

Surat Al-Hijr |15:79|

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُبِينٍ

fantaqomnaa min-hum, wa innahumaa labi`imaamim mubiin

maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua (negeri) itu terletak di satu jalur jalan raya.

So We took retribution from them, and indeed, both [cities] are on a clear highway.

Tafsir
Jalalain

(Maka Kami membalas perbuatan mereka itu) yaitu membinasakan mereka dengan musim panas yang sangat (Dan sesungguhnya kedua kota itu) yaitu kota kaum Nabi Luth

dan kota kaum Nabi Syuaib (benar-benar terletak di jalan umum) yakni jalan raya (yang terang) jelas; mengapa kalian hai penduduk Mekah tidak mau mengambil pelajaran daripadanya

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 79 |

Penjelasan ada di ayat 78

Surat Al-Hijr |15:80|

وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الْحِجْرِ الْمُرْسَلِينَ

wa laqod każżaba ash-ḥaabul-ḥijril-mursaliin

Dan sesungguhnya penduduk negeri Hijr benar-benar telah mendustakan para rasul (mereka),

And certainly did the companions of Thamud deny the messengers.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya penduduk kota Al-Hijr telah mendustakan) Al-Hijr, nama sebuah lembah yang terletak di antara kota Madinah dan negeri Syam;

tempatnya kaum Tsamud (rasul-rasulnya) mereka mendustakan nabi mereka yaitu Nabi Saleh, hal ini berarti sama saja dengan mendustakan rasul-rasul lainnya,

karena sesungguhnya ajaran yang disampaikan oleh para rasul itu pada hakikatnya sama, yaitu ajaran tauhid.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 80 |

Tafsir ayat 80-84

Penduduk kota Al-Hijr adalah kaum Samud yang mendustakan Nabi Saleh a.s. Barang siapa yang mendustakan seorang rasul, berarti dia men­dustakan semua rasul. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan bahwa mereka

mendustakan rasul-rasul Allah. Allah menyebutkan pula bahwa Dia telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan-Nya yang menunjukkan kebenaran dari apa yang disampaikan oleh Nabi Saleh kepada mereka,

yaitu seperti unta betina yang dikeluarkan oleh Allah dari batu besar kepada mereka berkat doa Nabi Saleh a.s. Unta itu hidup bebas di kota mereka dan mempunyai jadwal hari minumnya tersendiri, sedangkan mereka pun

mempunyai jadwal hari minumnya pula yang telah ditentukan. Akan tetapi, setelah mereka bersikap kelewat batas dan berani menyembelih unta itu, maka Saleh a.s. berkata kepada mereka:


{تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ}


Bersuka rialah kalian di rumah kalian selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan. (Hud: 65)Allah Swt. menyebutkan dalam firman-Nya:


{وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى}


Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. (Fushshilat: 17)Dan Allah Swt. menyebutkan perihal mereka melalui firman-Nya:


{كَانُوا يَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا آمِنِينَ}


dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. (Al-Hijr: 82)Artinya, mereka membuat rumah-rumahnya di dalam gunung-gunung batu dengan memahatnya, padahal mereka tidak dalam ketakutan

dan tidak memerlukan itu, melainkan mereka lakukan hal itu atas dorongan keangkuhan, kecongkakan serta kejahatan mereka. Hal tersebut masih dapat terlihat dari bekas-bekas peninggalan mereka di Lembah Al-Hijr, yang Nabi Saw.

pernah melewatinya di saat beliau pergi ke Medan Tabuk. Di saat melewatinya Nabi Saw. menundukkan kepalanya dan memacu kendaraannya dengan cepat serta bersabda kepada para sahabatnya:


"لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ الْقَوْمِ الْمُعَذَّبِينَ إِلَّا أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ، فَإِنْ لَمْ تَبْكُوا فَتَبَاكُوا خَشْيَةَ أَنْ يُصِيبَكُمْ مَا أَصَابَهُمْ"


Janganlah kalian memasuki tempat tinggal kaum yang telah diazab melainkan kalian dalam keadaan menangis. Jika kalian tidak dapat menangis sungguhan, maka berpura-pura menangislah kalian, karena dikhawatirkan kalian akan tertimpa apa yang telah menimpa mereka.Firman Allah Swt.:


{فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ}


Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi. (Al-Hijr: 83)Maksudnya, pada pagi hari dari hari yang keempat, yakni hari Rabu.


{فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}


maka tak dapat menolong mereka apa yang telah mereka usaha­kan. (Al-Hijr: 84)Yakni apa yang mereka hasilkan dari pertanian mereka yang lebih mereka cintai daripada unta betina dalam pembagian airnya,

lalu mereka menyembelihnya agar tidak mengganggu pengairan pertanian mereka. Maka harta benda mereka tidak dapat mempertahankan keberadaan mereka, tidak pula memberi mereka manfaat di saat perintah (azab) Tuhanmu datang menimpa mereka.

Surat Al-Hijr |15:81|

وَآتَيْنَاهُمْ آيَاتِنَا فَكَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ

wa aatainaahum aayaatinaa fa kaanuu 'an-haa mu'ridhiin

dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya,

And We gave them Our signs, but from them they were turning away.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami) melalui seekor unta betina tetapi mereka selalu berpaling daripadanya) tidak mau memikirkan tentangnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 81 |

Penjelasan ada di ayat 80

Surat Al-Hijr |15:82|

وَكَانُوا يَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا آمِنِينَ

wa kaanuu yan-ḥituuna minal-jibaali buyuutan aaminiin

dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung batu, (yang didiami) dengan rasa aman.

And they used to carve from the mountains, houses, feeling secure.

Tafsir
Jalalain

(Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu yang didiami dengan aman.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 82 |

Penjelasan ada di ayat 80

Surat Al-Hijr |15:83|

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ

fa akhożat-humush-shoiḥatu mushbiḥiin

Kemudian mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur pada pagi hari,

But the shriek seized them at early morning.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi) pada waktu subuh.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 83 |

Penjelasan ada di ayat 80

Surat Al-Hijr |15:84|

فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

fa maaa aghnaa 'an-hum maa kaanuu yaksibuun

sehingga tidak berguna bagi mereka, apa yang telah mereka usahakan.

So nothing availed them [from] what they used to earn.

Tafsir
Jalalain

(Maka tidak dapat menolong) tidak dapat menolak (mereka) daripada azab (apa yang telah mereka usahakan) yaitu berupa bangunan-bangunan benteng dan harta benda yang mereka miliki dan mereka kumpulkan itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 84 |

Penjelasan ada di ayat 80

Surat Al-Hijr |15:85|

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

wa maa kholaqnas-samaawaati wal-ardho wa maa bainahumaaa illaa bil-ḥaqq, wa innas-saa'ata la`aatiyatun fashfaḥish-shof-ḥal jamiil

Dan Kami tidak menciptakan langit dan Bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan kebenaran. Dan sungguh, kiamat pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

And We have not created the heavens and earth and that between them except in truth. And indeed, the Hour is coming; so forgive with gracious forgiveness.

Tafsir
Jalalain

(Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan datang)

setiap orang akan menemukan pembalasan amal perbuatannya (maka maafkanlah) hai Muhammad kaummu (dengan cara yang baik) berpalinglah engkau

dari mereka tanpa dibarengi dengan rasa menggerutu; akan tetapi ayat ini dinasakh oleh ayat yang memerintahkan memerangi mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 85 |

Tafsir ayat 85-86

Firman Allah Swt.:


{وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلا بِالْحَقِّ}


Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. (Al-Hijr: 85)Yang dimaksud dengan al-haq ialah dengan adil.


{لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}


supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan' (An-Najm: 31), hingga akhir ayat.Allah Swt. telah berfirman:


{وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ}


Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Shad: 27)


{أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ}


Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja Yang sebenarnya;

tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arasy yang mulia. (Al-Mu’minun: 115-116)Kemudian Allah Swt. memberitahukan kepada Nabi-Nya akan terjadinya hari kiamat, dan sesungguhnya

hari kiamat itu pasti terjadi. Selanjutnya Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi-Nya bersikap memaaf dengan cara yang baik terhadap kaum musyrik yang telah menyakitinya dan mendustakan berita

yang ia sampaikan kepada mereka. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلامٌ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ}


Maka berpalinglah kamu (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah, "Salam (selamat tinggal)." Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). (Az-Zukhruf: 89)

Mujahid, Qatadah, dan lain-lainnya mengatakan bahwa hal ini sebelum adanya perintah untuk memerangi mereka. Dan kenyataannya memang seperti apa yang dikemukakan keduanya,

mengingat ayat ini adalah ayat Makkiyyah, sedangkan ayat perang hanya baru diturunkan dan disyariatkan sesudah hijrah. Firman Allah Swt.:


{إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلاقُ الْعَلِيمُ}


Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (Al-Hijr: 86)Penegasan tentang adanya hari kembali (kiamat), dan bahwa Allah Swt. mampu menjadikan hari kiamat,

karena sesungguhnya Dialah Yang Maha Pencipta, tiada sesuatu pun yang tidak dapat diciptakan-Nya. Dia Maha Mengetahui semua tubuh yang telah berserakan dan telah berpisah-pisah di tempat yang berbeda-beda di bumi. Ayat ini semakna dengan firman-Nya:


{أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلاقُ الْعَلِيمُ إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ}


Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu ber­kuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia. Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan. (Yasin: 81-83)

Surat Al-Hijr |15:86|

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ

inna robbaka huwal-khollaaqul-'aliim

Sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta, Maha Mengetahui.

Indeed, your Lord - He is the Knowing Creator.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Maha Pencipta) segala sesuatu (lagi Maha Mengetahui) segala sesuatu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 86 |

Penjelasan ada di ayat 85

Surat Al-Hijr |15:87|

وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ

wa laqod aatainaaka sab'am minal-maṡaanii wal-qur`aanal-'azhiim

Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur´an yang agung.

And We have certainly given you, [O Muhammad], seven of the often repeated [verses] and the great Qur'an.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) Nabi saw. telah bersabda bahwa yang dimaksud adalah surah Al-Fatihah.

Demikianlah menurut riwayat yang dikemukakan oleh Bukhari dan Muslim; surah Al-Fatihah dinamakan demikian karena selalu dibaca berulang-ulang dalam setiap sholat (dan Alquran yang agung).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 87 |

Tafsir ayat 87-88

Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya, bahwa sebagaimana Kami berikan kepadamu Al-Qur'an yang agung, maka jangan sekali-kali kamu memandang kepada dunia dan perhiasannya serta kesenangan duniawi

yang telah Kami berikan kepada mereka yang ahlinya, yaitu kesenangan yang fana; hal itu sebagai ujian buat mereka. Maka janganlah kamu menginginkan apa yang ada pada mereka, janganlah pula kamu bersedih hati karena mereka bersikap mendustakan dan menentang agamamu.


{وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}


dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang meng­ikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (Asy-Syu'ara: 215)Artinya, bersikap rendah dirilah kamu kepada mereka, sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam firman-Nya:


{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ}


Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang

terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah: 128)Sehubungan dengan makna as-sab'ul masani, para ulama berbeda pendapat mengenainya. Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Ad-Dahhak,

dan lain-lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sab’ul masani ialah tujuh surat Al-Qur'an yang panjang-panjang, yaitu surat Al-Baqarah, Ali Imran, An Nisa, Al-Maidah, Al-An'am, Al-A'raf, dan surat Yunus.

Ibnu Abbas dan Sa'id ibnu Jubair me-nas-kan hal ini. Sa’id mengatakan bahwa di dalam surat-surat tersebut dijelaskan hal-hal yang fardu, hukum-hukum had, hukum-hukum qisas, dan hukum-hukum lainnya. Ibnu Abbas mengatakan,

di dalamnya dijelaskan misal-misal, berita-berita, dan pelajaran-pelajaran.Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Umar yang mengatakan bahwa Sufyan pernah mengatakan,

"Al-masani ialah surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-An'am, Al-A'raf, Al-Anf’al, dan surat Al-Bara-ah (At-Taubah) adalah satu surat." Ibnu Abbas mengatakan bahwa tiada seorang pun yang dianugerahi surat-surat tersebut

selain Nabi Saw., dan Musa hanya diberi dua surat darinya. Demikianlah menurut riwayat Hasyim, dari Al-Hajjaj, dari Al-Walid ibnul Aizar, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas.Al-A'masy telah meriwayatkan dari Muslim Al-Batin,

dari Sa'id Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Nabi Saw. dianugerahi tujuh surat yang panjang-panjang, sedangkan Musa dianugerahi enam buah. Setelah Musa melemparkan luh-luh-nya, kedua surat hilang,

dan yang tertinggal hanyalah empat surat.Mujahid mengatakan bahwa sab'ul masani ialah tujuh surat yang panjang-panjang, dikatakan pula Al-Qur'an yang agung.Khasif telah meriwayatkan dari Ziyad ibnu Abu Maryam

sehubungan dengan makna firman-Nya, "Sab'ul Masani" ini. Allah Swt. berfirman, "Aku berikan kepadamu (Muhammad) tujuh bagian, yaitu perintah, larangan, berita gembira, peringatan, perumpamaan-perumpamaan,

dan bilangan nikmat-nikmat; serta Aku beritakan kepadamu berita Al-Qur'an." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim.Pendapat yang kedua mengatakan bahwa yang dimaksud dengan as-sab’ul masani ialah surat Al-Fatihah.

Surat Al-Fatihah terdiri atas tujuh ayat. Pendapat ini diriwayatkan dari Ali, Umar, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan bahwa basmalah termasuk salah satu ayat dari surat Al-Fatihah,

Allah telah mengkhususkan ini bagi kalian. Pendapat inilah yang dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Abdullah ibnu Ubaid, Ibnu Umair, Ibnu Abu Mulaikah, Syahr ibnu Hausyab, Al-Hasan Al-Basri, dan Mujahid.

Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa yang dimaksud dengan sab’ul masani ialah fatihatul kitab, dan bahwa surat Al-Fatihah ini dibaca berulang-ulang pada setiap rakaat salat fardu maupun salat sunat.

Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir, dan ia memilih pendapat ini dengan berdasarkan hadis-hadis yang menerangkan tentang hal ini. Hadis-hadis tersebut telah kami terangkan di dalam keutamaan-keutamaan surat Al-Fatihah

pada permulaan kitab tafsir ini. Sehubungan dengan masalah ini Imam Bukhari telah mengetengahkan dua buah hadis.Pada hadis pertama Imam Bukhari mengatakan:


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا غُنْدر، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ: مَرَّ بِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أُصَلِّي، فَدَعَانِي فَلَمْ آتِهِ حَتَّى صَلَّيْتُ، ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَقَالَ: "مَا مَنَعَكَ أَنْ تَأْتِيَنِي ؟ ". فَقُلْتُ: كُنْتُ أُصَلِّي. فَقَالَ: "أَلَمْ يَقُلِ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ} [الْأَنْفَالِ: 24] أَلَا أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟ " فَذَهَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَخْرُجَ، فَذَكَّرْتُهُ فَقَالَ: " {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الْفَاتِحَةِ: 2] هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ"


telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Gundar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Habib ibnu Abdur Rahman, dari Hafs ibnu Asim,

dari Abu Sa'id ibnul Ma'la yang menceritakan, "Nabi Saw. melewatiku saat aku sedang salat, lalu Nabi Saw. memanggilku, tetapi aku tidak mendatanginya hingga aku menyelesaikan salatku. Setelah aku selesaikan salatku,

maka aku menghadap kepada Nabi Saw. Lalu Nabi Saw. bertanya, 'Apakah yang menghalang-halangimu sehingga tidak datang kepadaku (saat kupanggil)?' Aku menjawab, 'Aku sedang mengerjakan salat.' Maka Nabi Saw. bersabda,

'Bukankah Allah Swt. telah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian. (Al-Anfal: 24).' Nabi Saw. bersabda, 'Maukah aku ajarkan kamu tentang surat yang paling besar

di dalam Al-Qur'an sebelum aku keluar dari masjid ini?' Ketika Nabi Saw. hendak keluar dari masjid, maka aku mengingatkannya (akan janjinya itu), lalu beliau bersabda: 'Al Hamdu Lillahi Rabbil 'Alamin (surat Al-Fatihah)

adalah tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, dan Al-Qur’anul 'Azim yang diberikan kepadaku'.”Hadis kedua: Imam Bukhari mengatakan:


حَدَّثَنَا آدَمُ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، حَدَّثَنَا الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ: السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ"


telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zi-b, telah menceritakan kepada kami Al-Maqbari, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Ummul Qur’an ialah tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur'anul 'Azim.Inilah bunyi nas yang menyatakan bahwa surat Al-Fatihah-adalah sab’ul masani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) dan Al-Qur’anul 'Azim

(yakni di dalamnya terkandung semua isi Al-Qur'an secara garis besarnya). Akan tetapi, tidaklah bertentangan jika surat lainnya—yaitu tujuh surat yang panjang-panjang— dinamakan pula dengan sebutan ini,

mengingat di dalam surat-surat tersebut terkandung pula sifat-sifatnya. Sebagaimana tidak bertentangan pula bila Al-Qur'an seluruhnya disebut dengan sebutan ini, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:


{اللَّهُ نزلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ}


Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. (Az-Zumar: 23)Fatihah dipandang dari satu segi disebut masani (yang dibaca berulang-ulang),

dan dari segi lain serupa (mutu ayat-ayatnya); surat Al-Fatihah ini dinamakan pula dengan sebutan ' Al-Qur'an'. Perihalnya sama dengan Nabi Saw. ketika ditanya tentang masjid yang dibangun di atas landasan takwa,

maka beliau Saw. mengisyaratkan kepada masjidnya (di Madinah), sedangkan ayat itu diturunkan berkenaan dengan Masjid Quba. Tidak ada pertentangan dalam hal ini, karena sesungguhnya menyebutkan sesuatu

bukan berarti menafikan sebutan yang lainnya bilamana keduanya mempunyai sifat dan latar belakang yang sama. Firman Allah Swt.:


{لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ}


Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu). (Al-Hijr: 88)

Maksudnya, merasa cukuplah kamu dengan Al-Qur'an yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu, dan janganlah kamu menginginkan kesenangan duniawi dan kegemerlapannya yang fana

yang diberikan kepada mereka (orang-orang kafir itu). Berdasarkan makna ayat ini Ibnu Uyaynah mengartikan hadis sahih yang mengatakan:


"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يتغَنَّ بِالْقُرْآنِ"


Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an.Bahwa yang dimaksud dengan yataganna ialah tidak merasa cukup dengan Al-Qur'an dari yang lainnya.

Interpretasi ini memang sahih, tetapi bukanlah makna yang dimaksud dari hadis, seperti yang telah kami jelaskan dalam permulaan tafsir ini.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: ذُكِرَ عَنْ وَكِيع بْنِ الْجَرَّاحِ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُبَيْدَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَضَافَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم ضيف وَلَمْ يَكُنْ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْءٌ يُصْلِحُهُ، فَأَرْسَلَ إِلَى رَجُلٍ مِنَ الْيَهُودِ: يَقُولُ لَكَ مُحَمَّدٌ رَسُولَ اللَّهِ: أَسْلِفْنِي دَقِيقًا إِلَى هِلَالِ رَجَبٍ. قَالَ: لَا إِلَّا بِرَهْن. فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [فَأَخْبَرْتُهُ] فَقَالَ: "أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَمِينُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَأَمِينُ مَنْ فِي الْأَرْضِ وَلَئِنْ أَسْلَفَنِي أَوْ بَاعَنِي لِأُؤَدِّيَنَّ إِلَيْهِ". فَلَمَّا خَرَجْتُ من عنده نزلت هذه الآية: {لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهَرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} إِلَى آخَرِ الْآيَةِ. [طه: 131] كَأَنَّهُ يُعَزِّيهِ عَنِ الدُّنْيَا


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diceritakan dari Waki' ibnul Jarrah, bahwa telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ubaidah, dari Yazid ibnu Abdullah ibnu Qasit, dari Abu Rafi' —sahabat Nabi Saw.

— yang mengatakan bahwa Nabi Saw. menjamu sejumlah tamu, padahal Nabi Saw. tidak mempunyai sesuatu yang akan disuguhkan kepada tamu-tamunya itu. Maka beliau Saw. mengirimkan seseorang kepada seorang Yahudi

untuk menyampaikan, "Muhammad, utusan Allah, berpesan kepadamu: Berilah ia utang tepung gandum yang akan dibayar pada permulaan bulan Rajab." Tetapi lelaki Yahudi itu menolaknya kecuali dengan jaminan.

Maka si utusan (perawi sendiri) kembali kepada Nabi Saw. dan menceritakan kepadanya apa yang dikatakan oleh si Yahudi itu. Maka Nabi Saw. bersabda, "Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar kepercayaan semua orang

yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan jikalau dia memberiku utang atau menjualnya kepadaku, pasti aku akan membayarnya." Setelah aku keluar dari sisi Nabi Saw., turunlah firman Allah Swt.: Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu

kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia. (Thaha: 131) Seakan-akan Allah Swt. menghiburnya dari perkara duniawi. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas

sehubungan dengan makna firman-Nya: Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu.(Al-Hijr. 88) Bahwa Allah Swt. melarang seseorang mengharapkan apa yang menjadi milik temannya.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka. (Al-Hijr: 88) Menurutnya, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang kaya.

Surat Al-Hijr |15:88|

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

laa tamuddanna 'ainaika ilaa maa matta'naa bihiii azwaajam min-hum wa laa taḥzan 'alaihim wakhfidh janaaḥaka lil-mu`miniin

Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman.

Do not extend your eyes toward that by which We have given enjoyment to [certain] categories of the disbelievers, and do not grieve over them. And lower your wing to the believers

Tafsir
Jalalain

(Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandangan matamu kepada berbagai macam kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan)

maksudnya terhadap berbagai macam kemewahan hidup (di antara mereka, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka) jika mereka tidak beriman

(dan berendah dirilah kamu) bersikap lembutlah kamu (terhadap orang-orang yang beriman.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 88 |

Penjelasan ada di ayat 87

Surat Al-Hijr |15:89|

وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ

wa qul inniii anan-nażiirul-mubiin

Dan katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang jelas."

And say, "Indeed, I am the clear warner" -

Tafsir
Jalalain

(Dan katakanlah, "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan) tentang azab Allah supaya jangan menimpa kalian (yang menjelaskan.") artinya yang jelas peringatannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 89 |

Tafsir ayat 89-93

Allah Swt. memerintahkan Nabi-Nya untuk mengatakan kepada'manusia:


{النَّذِيرُ الْمُبِينُ}


Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan. (Al-Hijr: 89)Yakni yang jelas peringatannya. Ia memberi peringatan kepada manusia akan adanya azab yang pedih supaya jangan menimpa mereka

karena mendustakannya, sebagaimana azab yang telah menimpa orang-orang terdahulu dari kalangan umat-umat yang silam yang mendustakan rasul-rasulnya, yaitu azab dan pembalasan yang diturunkan oleh Allah kepada mereka. Firman Allah:


{الْمُقْتَسِمِينَ}


yang membagi-bagi (Kitab Allah). (Al-Hijr: 90)Maksudnya, yang saling bersumpah di antara sesama mereka; mereka melakukan sumpah atau perjanjian pakta di antara sesama mereka untuk menentang para nabi, mendustakan,

dan menyakitinya. Pengertiannya sama dengan yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya tentang berita kaum Saleh, yaitu:


{قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ}


Mereka berkata, "Bersumpahlah kalian dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari.” (An-Naml: 49), hingga akhir ayat.


Yakni kita akan membunuh mereka di malam hari dengan tiba-tiba.Mujahid mengatakan bahwa makna taqasamu ialah bersumpah, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:


{وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ}


Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh.”Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati."(An-Nahl: 38)


{أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ}


Bukankah kalian telah bersumpah dahulu (di dunia). (Ibrahim: 44)


{أَهَؤُلاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ}


Itukah orang-orang yang kalian telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah? (Al-A'raf: 49)Dalam kaitannya dengan tafsir ayat ini dapat dikatakan bahwa seakan-akan mereka tidak sekali-kali mendustakan sesuatu

dari masalah dunia melainkan mereka bersumpah terhadapnya, sehingga mereka dinamakan kaum yang muqtasim.Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, al-muqtasimun adalah kaum Nabi Saleh yang bersumpah dengan nama Allah

bahwa mereka akan membunuhnya di malam hari secara tiba-tiba bersama keluarganya.Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis dari Abu Musa, dari Nabi Saw., bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:


"إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ، كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْمَهُ فَقَالَ: يَا قَوْمُ، إِنِّي رَأَيْتُ الْجَيْشَ بِعَيْنَيَّ، وَإِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْعُرْيَانُ، فَالنَّجَاءَ النَّجَاءَ! فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ فَأَدْلَجُوا، وَانْطَلَقُوا عَلَى مَهْلِهِمْ فَنَجَوْا، وَكَذَّبَهُ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ فَأَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ، فصبَّحهم الْجَيْشُ فَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي وَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ، وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وكَذب مَا جِئْتُ بِهِ مِنَ الْحَقِّ"


Sesungguhnya perumpamaanku dan risalah yang diutuskan oleh Allah kepadaku untuk menyampaikannya, sama dengan seorang lelaki yang datang kepada kaumnya, lalu ia berkata (kepada mereka),

"Hai kaumku, sesungguhnya aku telah melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku sendiri, dan sesungguhnya aku adalah orang yang memberikan peringatan dini kepada kalian, maka selamatkanlah diri kalian, selamatkanlah diri kalian!"

Maka sebagian dari kaumnya ada yang menaati peringatannya, lalu mereka pergi di malam harinya dengan tenang untuk menye­lamatkan diri, maka selamatlah mereka (dari serangan musuh). Dan sebagian orang dari kaumnya

mendustakannya, sehingga mereka tetap berada di tempatnya pada pagi harinya, akhirnya pasukan musuh datang menyerang mereka di pagi harinya sehingga binasalah mereka karena dibunuh habis-habisan oleh musuh.

Yang demikian itulah perumpamaan orang yang taat kepadaku dan mengikuti kebenaran yang aku sampaikan, dan perumpa­maan orang yang durhaka kepadaku serta mendustakan kebenaran yang aku sampaikan.Firman Allah Swt.:


{الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآنَ عِضِينَ}


(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi. (Al-Hijr: 91)Yakni mereka menjadikan Kitab yang diturunkan kepada mereka terbagi-bagi. Dengan kata lain, mereka percaya kepada sebagiannya

dan ingkar kepada sebagian lainnya.Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair,

dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi. (Al-Hijr: 91) Mereka adalah ahli kitab, mereka membagi-bagi kitabnya menjadi beberapa bagian, lalu mereka percaya kepada sebagiannya

dan ingkar kepada sebagian lainnya.Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Al-A'masy, dari Abu Zabyan, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

mereka menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi. (Al-Hijr: 91) Bahwa mereka adalah ahli kitab, mereka membagi-baginya menjadi beberapa bagian lalu mereka beriman kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian yang lainnya.

Telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Al-A'masy, dari Abu Zabyan, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab)

kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah). (Al-Hijr: 90) Bahwa mereka beriman kepada sebagiannya dan kafir kepada sebagian yang lainnya, mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan dari Mujahid, Al-Hasan, Ad-Dahhak, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, serta yang lainnya hal yang semisal.Al-Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan

dengan makna firman-Nya: mereka menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi. (Al-Hijr: 91) Bahwa yang dimaksud dengan 'idin ialah sihir. Ikrimah mengatakan, al-'idah artinya sihir, menurut dialek orang-orang Quraisy;

mereka mengatakan al-adihah kepada wanita penyihir. Mujahid mengatakan, 'idwahun a'ddun menurut mereka artinya sihir. Mereka mengatakan pula tukang tenung, juga mengatakannya dongengan-dongengan orang-orang dahulu.


Ata mengatakan bahwa sebagian dari mereka mengatakan sihir, ada yang mengatakannya gila, ada pula yang mengatakannya tukang tenung, yang demikian itulah makna lafaz 'idin. Hal yang sama telah diriwayatkan

dari Ad-Dahhak dan lain-lainnya.Muhammad ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Al-Walid ibnul Mugirah menghimpun sejumlah orang

dari kalangan kabilah Quraisy; dia adalah orang yang terhormat di kalangan mereka, saat itu telah datang musim haji. Lalu Al-Walid ibnul Mugirah berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya musim haji tahun ini telah tiba,

dan sesungguhnya para delegasi dari kalangan orang-orang Arab semuanya akan datang bertamu kepada kalian, mereka telah mendengar perihal urusan teman kalian ini (yakni Nabi Muhammad Saw.). Maka bersepakatlah kalian

dalam suatu pendapat sehubungan dengannya, dan janganlah kalian bertentangan, sehingga sebagian dari kalian mendustakan dengan sebagian yang lainnya, dan pendapat sebagian dari kalian bertentangan

dengan pendapat sebagian yang lainnya." Lalu mereka berkata, "Dan engkau, hai Abdu Syams (nama julukan Al-Walid ibnul Mugirah), kemukakanlah pendapatmu yang nanti akan kami jadikan sebagai pegangan." Al-Walid balik bertanya,

"Tidak, tetapi kalianlah yang mengatakannya, nanti saya akan menurutinya." Mereka berkata, "Kami katakan dia adalah tukang tenung." Al-Walid menjawab, "Dia bukanlah tukang tenung." Mereka berkata, "Dia gila." Al-Walid berkata,

"Dia tidak gila." Mereka berkata, "Dia seorang penyair." Al-Walid berkata, "Dia bukan penyair." Mereka berkata, "Dia seorang penyihir." Al-Walid berkata, "Dia bukan penyihir." Mereka berkata, "Lalu apakah yang harus kami katakan?"

Al-Walid berkata, "Demi Allah, sesungguhnya ucapan Muhammad benar-benar manis. Tidak sekali-kali kalian mengatakan sesuatu darinya melainkan pasti diketahui bahwa perkataanmu itu batil. Dan sesungguhnya pendapat yang paling dekat

untuk kalian katakan sehubungan dengannya ialah dia adalah seorang penyihir." Akhirnya mereka berpisah dengan kesepakatan yang bulat akan hal tersebut dalam bersikap terhadap Nabi Saw. Lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya

sehubungan dengan mereka: (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 91-93)

Yang dimaksud dengan mereka ialah orang-orang yang mengatakan hal itu kepada Rasulullah Saw.Atiyyah Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Umar sehubungan dengan firman-Nya: Kami pasti akan menanyai mereka semua

tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 92-93) Yakni tentang kalimah 'Tidak ada Tuhan selain Allah'. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Lais ibnu Abu Sulaim,

dari Mujahid sehubungan dengan firman Allah Swt.: Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 92-93) Yaitu tentang kalimah 'Tidak ada Tuhan selain Allah'.

Imam Turmuzi, Abu Ya'la Al-Mausuli, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwa­yatkan melalui hadis Syarik Al-Qadi, dari Lais ibnu Abu Sulaim, dari Basyir ibnu Nuhaik, dari Anas, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya:

Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua. (Al-Hijr: 92) Bahwa yang dipertanyakan kepada mereka ialah tentang kalimah 'Tidak ada Tuhan selain Allah'. Ibnu Idris telah meriwayatkannya dari Lais, dari ibnu Basyir,

dari Anas secara mauquf.Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Hilal, dari Abdullah ibnu Hakim.

Imam Turmuzi serta lain-lainnya telah meriwayatkannya pula melalui hadis Anas secara marfu’. Abdullah (yakni Ibnu Mas'ud) mengatakan, "Demi Tuhan yang tidak ada Tuhan selain Dia, tiada seorang pun di antara kalian melainkan

akan diajak berbicara secara tersendiri oleh Allah pada hari kiamat nanti, sebagaimana seseorang di antara kalian memandang bulan di malam purnama. Lalu Allah Swt. berfirman, 'Hai anak Adam, apakah yang memperdayakanmu

(berbuat durhaka) terhadap-Ku. Hai anak Adam, apakah yang telah engkau lakukan? Hai anak Adam, apakah engkau memperkenankan seruan para rasul?' ."Abu Ja'far telah meriwayatkan dari Ar-Rabi', dari Abul Aliyah sehubungan

dengan firman-Nya: Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 92-93) Di hari kiamat kelak Allah menanyai semua hamba tentang dua perkara,

yaitu tentang apa yang mereka sembah, dan apakah mereka mem­perkenankan ajakan para rasul. Menurut Ibnu Uyaynah, ditanyakan tentang amal perbuatan dan harta benda.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي الحُوَّاري، حَدَّثَنَا يُونُسُ الْحَذَّاءُ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا مُعَاذُ، إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُسْأَلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَنْ جَمِيعِ سَعْيِهِ، حَتَّى كُحْلِ عَيْنَيْهِ، وَعَنْ فُتَاتِ الطِّينَةِ بِأُصْبُعَيْهِ، فَلَا أَلْفِيَنَّكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَحَدٌ أَسْعَدُ بِمَا آتَى اللَّهُ مِنْكَ"


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abul Hawari, telah menceritakan kepada kami Yunus Al-Hazza, dari Abu Hamzah Asy-Syaibani, dari Mu'az ibnu Jabal

yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Hai Mu'az, sesungguhnya seseorang itu akan ditanyai pada hari kiamat tentang semua usahanya hingga tentang celak matanya, dan tentang serpihan tanah liat

yang ada di jari tangannya. Semoga tidak dijumpai di hari kiamat nanti ada orang lain yang lebih bahagia daripada kamu dengan apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu.Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan

dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 92-93) Kemudian Allah Swt. berfirman:

Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. (Ar-Rahman: 39) Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah tidak menanyai mereka dengan pertanyaan.” Apakah kalian mengerjakan anu dan anu?" Karena sesungguhnya

Dia lebih mengetahui hal itu daripada mereka sendiri. Melainkan Dia menanyai mereka dengan pertanyaan, "Mengapa kalian mengerjakan anu dan anu?"

Surat Al-Hijr |15:90|

كَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِينَ

kamaaa anzalnaa 'alal-muqtasimiin

Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang yang memilah-milah (Kitab Allah),

Just as We had revealed [scriptures] to the separators

Tafsir
Jalalain

(Sebagaimana Kami telah menurunkan) azab (kepada orang-orang yang membagi-bagi kitab Allah) yaitu Yahudi dan Nasrani.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 90 |

Penjelasan ada di ayat 89

Surat Al-Hijr |15:91|

الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآنَ عِضِينَ

allażiina ja'alul-qur`aana 'idhiin

(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur´an itu terbagi-bagi.

Who have made the Qur'an into portions.

Tafsir
Jalalain

(Yaitu orang-orang yang telah menjadikan kitab bacaan) yaitu kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka (terbagi-bagi) menjadi beberapa bagian; mereka beriman terhadap sebagiannya

dan ingkar terhadap sebagian yang lainnya. Menurut pendapat orang lain dikatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang menguasai jalan-jalan yang menuju ke Mekah

dengan maksud untuk menghalang-halangi manusia masuk Islam. Sebagian dari mereka mengatakan tentang Alquran, bahwa Alquran itu adalah sihir; sebagian lainnya mengatakan,

Alquran adalah peramal; sedangkan sebagian yang lainnya lagi mengatakan, bahwa Alquran adalah syair.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 91 |

Penjelasan ada di ayat 89

Surat Al-Hijr |15:92|

فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

fa wa robbika lanas`alannahum ajma'iin

Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,

So by your Lord, We will surely question them all

Tafsir
Jalalain

(Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semuanya) dengan pertanyaan yang bernada mengejek.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 92 |

Penjelasan ada di ayat 89

Surat Al-Hijr |15:93|

عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

'ammaa kaanuu ya'maluun

tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.

About what they used to do.

Tafsir
Jalalain

(Tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 93 |

Penjelasan ada di ayat 89

Surat Al-Hijr |15:94|

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

fashda' bimaa tu`maru wa a'ridh 'anil-musyrikiin

Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.

Then declare what you are commanded and turn away from the polytheists.

Tafsir
Jalalain

(Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan) hai Muhammad (segala apa yang diperintahkan kepadamu) untuk melakukannya, artinya sampaikanlah

secara terang-terangan dan laksanakanlah dengan rutin (dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik) ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk berjihad.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 94 |

Tafsir ayat 94-99

Allah Swt. berfirman, memerintahkan Rasul-Nya untuk menyampaikan risalah yang dia diutus untuk menyampaikannya, dan melaksanakannya serta mempermaklumatkannya secara terang-terangan di hadapan orang-orang musyrik,

seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan apa yang diperintahkan (kepadamu). (Al-Hijr: 94) Maksudnya, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu

secara terang-terangan. Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah membaca Al-Qur'an dengan suara keras dalam salat.

Abu Ubaidah telah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Nabi Saw. masih tetap sembunyi-sembunyi dalam menjalankan ibadahnya, hingga turun firman-Nya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan

segala apa yang diperintahkan (kepadamu). (Al-Hijr: 94) Maka barulah beliau Saw. keluar bersama para sahabatnya menyerukan agama Islam secara terang-terangan. Firman Allah Swt.:


{وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ}


dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu). (Al-Hijr: 94-95)

Artinya, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu hiraukan orang-orang musyrik yang hendak menghalang-halangimu dari mengamalkan ayat-ayat Allah.


{وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ}


Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak, lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). (Al-Qalam: 9)Janganlah kamu takut terhadap mereka, karena sesungguhnya Allah melindungimu dari mereka

dan memelihara dirimu dari kejahatan mereka. Makna ayat ini semisal dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ}


Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya Allah meme­lihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al-Maidah: 67)

Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Muhammad ibnus Sakan, telah menceritakan kepada kami lshaq ibnu Idris, telah menceritakan kepada kami Aun ibnu Kahmas, dari Yazid ibnu Dirham,

dari Anas. Yazid ibnu Dirham mengatakan bahwa ia pernah mendengar sahabat Anas membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),

(yaitu) orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah. (Al-Hijr: 95-96) Lalu sahabat Anas mengatakan, "Di saat Rasulullah Saw. lewat, ada seba­gian dari mereka (orang-orang musyrik) mengerdipkan matanya

(yakni memperolok-olok Nabi Saw.). Maka datanglah Malaikat Jibril." Menurut Yazid ibnu Dirham, sahabat Anas mengatakan, "Lalu Malaikat Jibril balas mengerdipkan matanya terhadap mereka. Maka tubuh mereka dikenai sesuatu yang akibatnya

seperti bekas tusukan, sehingga matilah mereka."Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, Yazid ibnu Ruman telah menceritakan kepadaku tentang pemimpin orapg-orang yang memperolok-olokkan Nabi Saw.; dari Urwah ibnuz Zubair,

bahwa jumlah mereka ada lima orang, semuanya adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh dan kedudukan di kalangan kaumnya masing-masing. Mereka adalah: Dari kalangan Bani Asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qusay ialah

Al-Aswad ibnul Muttalib yang dijuluki dengan panggilan Abu Zam'ah. Menurut berita yang sampai kepadaku, Rasulullah Saw. pernah mendoakan kebinasaan untuknya setelah ia menyakiti dan memperolok-olok Rasulullah Saw. di luar batas. Rasulullah Saw. berkata dalam do'anya:


اللَّهُمَّ، أَعْمِ بَصَرَهُ، وَأَثْكِلْهُ وَلَدَهُ.


Ya Allah, butakanlah matanya dan tumpaslah anaknya.Dari kalangan Bani Zahrah ialah Al-Aswad ibnu Abdu Yagus ibnu Wahb ibnu Abdu Manaf ibnu Zahrah. Dari kalangan Bani Makhzum ialah

Al-Walid ibnul Mugirah ibnu Abdullah ibnu Amr ibnu Makhzum. Dari kalangan Bani Sahm ibnu Umar ibnu Hasis ibnu Ka'b ibnu Lu-ay ialah Al-As ibnu Wa-il ibnu Hisyam ibnu Sa'id ibnu Sa'd. Dari kalangan Bani Khuza'ah ialah

Al-Haris ibnut Talatilah ibnu Amr ibnul Haris ibnu Abdu ibnu Amr ibnu Mulkan. Setelah perbuatan jahat mereka kelewat batas dan sangat gencar dalam memperolok-olok Rasulullah Saw., maka Allah menurunkan firman-Nya:

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu).

(Al-Hijr: 94-95) Sampai dengan firman-Nya: maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya). (Al-Hijr: 96)Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Ruman,. dari Urwah ibnuz Zubair atau lainnya

dari kalangan ulama terdahulu, bahwa Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Saw. yang saat itu sedang tawaf di Baitullah. Malaikat Jibril berdiri, dan Rasulullah Saw. berdiri pula di sampingnya. Maka Malaikat Jibril membawa Rasulullah

kepada Al-Aswad ibnu Abdu Yagus, lalu Jibril mengisyaratkan ke arah perut Al-Aswad, maka dengan serta merta perut Al-Aswad kembung dan mati karenanya.Malaikat Jibril membawa Rasulullah Saw. kepada Al-Walid ibnul Mugirah,

lalu Jibril mengisyaratkan ke arah luka yang ada di bagian bawah mata kaki Al-Walid. Luka itu telah dideritanya sejak dua tahun silam, karena itu Al-Walid selalu menjulurkan kainnya (untuk menutupi lukanya itu). Asal mula lukanya itu

adalah melalui seorang lelaki dari kalangan Bani Khuza'ah yang sedang memberikan bulu penyeimbang pada anak panahnya, lalu salah satu anak panahnya terkait pada kain Al-Walid dan melukai kakinya itu. Pada mulanya lukanya itu

tidaklah begitu parah, tetapi setelah ditunjuk oleh Malaikat Jibril, maka lukanya menjadi parah dan menyebabkannya mati.Malaikat Jibril membawa Nabi Saw. kepada Al-As ibnu Wa-il, lalu Jibril mengisyaratkan ke arah telapak kakinya.

Setelah itu Al-As keluar dengan mengendarai keledainya menuju Taif, lalu keledainya ditambatkan di suatu tempat yang banyak belingnya, dan kakinya tertusuk oleh beling hingga matilah ia.Malaikat Jibril membawa Nabi Saw.

kepada Al-Haris ibnut-Talatilah, lalu Jibril mengisyaratkan ke arah kepalanya, maka Al-Haris mengeluar­kan ingus nanah, dan matilah ia karenanya.Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku

Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari seorang lelaki, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pemimpin mereka adalah Al-Walid ibnul Mugirah, dialah yang menghimpunkan mereka. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair

dan Ikrimah semisal dengan lafaz yang diketengahkan oleh Muhammad ibnu Ishaq, dari Yazid, dari Urwah secara panjang lebar. Hanya Sa'id mengatakan bahwa salah seorang dari mereka adalah Al-Haris ibnu Gaitalah,

sedangkan Ikrimah menyebutnya Al-Haris ibnu Qais. Az-Zuhri mengatakan bahwa keduanya benar, nama aslinya ialah Al-Haris ibnu Qais, sedangkan ibunya bernama Gaitalah.Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid dan Miqsam

serta Qatadah dan lain-lainnya, bahwa mereka berjumlah lima orang. Asy-Sya'bi mengatakan, jumlah mereka ada tujuh orang. Tetapi pendapat yang terkenal mengatakan lima orang. Firman Allah Swt.:


{الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ}


(Yaitu) orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya). (Al-Hijr: 96)Ayat ini mengandung ancaman yang keras dan janji yang pasti kepada orang yang menjadikan sembahan lain di samping Allah. Firman Allah Swt.:


{وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ}


Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui bahwa dadamu men­jadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbih­lah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (salat). (Al-Hijr: 97-98)

Yakni sesungguhnya Kami, hai Muhammad, benar-benar mengetahui bahwa dadamu merasa sempit disebabkan gangguan yang mereka lancarkan terhadap dirimu, maka janganlah hal itu mengendurkan semangatmu,

jangan pula memalingkanmu dari menyampaikan risalah Allah; dan bertawakallah kamu kepada-Nya, sesungguhnya Dialah yang memberimu kecukupan dan menolongmu dalam menghadapi mereka. Maka sibukkanlah dirimu dengan berzikir

mengingat Allah, memuji-Nya, dan bertasbih kepada-Nya serta menyembah-Nya, yaitu dengan menger­jakan salat. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu

dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud. (Al-Hijr: 98)Seperti yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:


حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِي، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي الزَّاهِرِيَّةِ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّة، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّار أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يَقُولُ: "قَالَ اللَّهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، لَا تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكفِكَ آخِرَهُ..


telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Saleh, dari Abuz Zahiriyyah, dari Kasir ibnu Murrah, dari Na'im ibnu Ammar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar

Rasulullah Saw. bersabda: Allah Swt. berfirman, "Hai anak Adam, janganlah kamu segan mengerjakan (salat sunat) empat rakaat di permulaan siang hari, tentulah Aku akan memberikan kecukupan kepadamu di akhir siang harinya.”

Imam Abu Daud dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Mak-hul, dari Kasir ibnu Murrah dengan lafaz yang semisal. Karena itulah bilamana Rasulullah Saw. mengalami suatu musibah, maka beliau salat (sebagai penawarnya). Firman Allah Swt.:


{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}


dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)Menurut Imam Bukhari, Salim mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ajal atau maut. Yang dimaksud dengan Salim ialah Salim ibnu Abdullah ibnu Umar.

Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Jarir, bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Sufyan, telah menceritakan kepada kami Tariq ibnu Abdur Rahman,

dari Salim ibnu Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99) Menurutnya, yang dimaksud dengan hal yang diyakini ialah maut atau ajal.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, serta lain-lainnya.Sebagai dalilnya ialah firman Ailah Swt. dalam ayat lain ketika menceritakan perihal ahli neraka. Disebutkan bahwa mereka mengatakan:


{لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ}


Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,

dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian. (Al-Muddatstsir: 43-47)Di dalam hadis sahih melalui hadis Az-Zuhri, dari Kharijah ibnu Zaid ibnu Sabit, dari Ummul Ala (seorang wanita dari kalangan Ansar) disebutkan:


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا دَخَلَ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ -وَقَدْ مَاتَ -قُلْتُ: رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْكَ أَبَا السَّائِبِ، فَشَهَادَتِي عَلَيْكَ لَقَدْ أَكْرَمَكَ اللَّهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَمَا يُدْرِيكِ أَنَّ الله أكرمه؟ " فَقُلْتُ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ؟ فَقَالَ: "أَمَّا هُوَ فَقَدْ جَاءَهُ الْيَقِينُ، وَإِنِّي لَأَرْجُو لَهُ الْخَيْرَ"


bahwa ketika Rasulullah Saw. masuk ke tempat Usman ibnu Maz'un yang telah mati, lalu Ummul Ala berkata, "Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepadamu, hai Abus Sa'ib (nama julukan Usman ibnu Maz'un).

Kesaksianku terhadapmu menyatakan bahwa sesungguhnya Allah telah memuliakanmu." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Apakah yang membuatmu mengetahui bahwa Allah telah memuliakannya?" Ummul Ala berkata,

"Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, wahai Rasulullah. Maka siapa lagikah yang mau memberikan kesaksian (untuknya)?" Rasulullah Saw. bersabda: Adapun dia, sesungguhnya dia telah kedatangan

hal yang meyakinkan (yakni kematian), dan sesungguhnya saya benar-benar memohon kebaikan (untuknya).Firman Allah Swt.:


{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}


dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)Dari makna ayat ini disimpulkan bahwa ibadah seperti salat dan lain-lainnya diwajibkan kepada manusia selagi akalnya sehat dan normal,

maka ia mengerjakan salatnya sesuai dengan kondisinya, seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahih Bukhari, dari Imran ibnu Husain r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:


"صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْب"


Salatlah sambil berdiri; dan jika kamu tidak mampu (berdiri), maka (salatlah) dengan duduk. Dan jika kamu tidak mampu (duduk), maka (salatlah) dengan berbaring pada lambung.Keterangan ini dapat dijadikan dalil yang menyalahkan

pendapat sebagian orang-orang ateis yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan al-yaqin dalam ayat ini ialah makrifat. Untuk itu, mereka mengatakan bahwa bilamana seseorang dari mereka telah sampai kepada tingkatan makrifat,

maka gugurlah taklif atau kewajiban mengerjakan ibadah. Hal ini jelas merupakan kekufuran, kesesatan, dan kebodohan; karena sesung­guhnya para nabi dan para sahabatnya adalah orang yang paling makrifat kepada Allah

dan paling mengetahui tentang hak-hak Allah serta sifat-sifat-Nya dan pengagungan yang berhak diperoleh-Nya. Akan tetapi, sekalipun demikian mereka adalah orang yang paling banyak mengerjakan ibadah dan paling mengekalkan

perbuatan-perbuatan kebaikan sampai ajal menjemput mereka.Sesungguhnya makna yang dimaksud dengan istilah al-yaqin dalam ayat ini ialah kematian, seperti yang telah dijelaskan di atas. Akhirnya kami panjatkan puja dan puji

kepada Allah Swt. atas hidayah yang telah diberikan-Nya, dan hanya kepada-Nyalah memohon pertolongan dan bertawakal. Dialah yang berhak mewafatkan kita dalam keadaan yang paling baik dan paling sempurna,

dan sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Mahamulia.Demikianlah akhir tafsir surat Al-Hijr, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Surat Al-Hijr |15:95|

إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ

innaa kafainaakal-mustahzi`iin

Sesungguhnya Kami memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan (engkau),

Indeed, We are sufficient for you against the mockers

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada kejahatan orang-orang yang memperolok-olokkan) kamu, Kami akan membinasakan masing-masing dari mereka dengan malapetaka.

Mereka yang memperolok-olokkan ialah Walid bin Mughirah, Ashi bin Wa'il, Addi bin Qais, Aswad bin Abdul Mutthalib dan Aswad bin Abdu Yaghuts.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 95 |

Penjelasan ada di ayat 94

Surat Al-Hijr |15:96|

الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

allażiina yaj'aluuna ma'allohi ilaahan aakhor, fa saufa ya'lamuun

(yaitu) orang yang menganggap adanya tuhan selain Allah, mereka kelak akan mengetahui (akibatnya).

Who make [equal] with Allah another deity. But they are going to know.

Tafsir
Jalalain

(Yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah) kalimat ayat ini berkedudukan menjadi sifat. Akan tetapi menurut suatu pendapat dianggap sebagai mubtada,

oleh karena mengandung makna syarat, maka khabarnya dimasuki huruf fa, yaitu (maka mereka kelak akan mengetahui) akibat-akibat perbuatannya itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 96 |

Penjelasan ada di ayat 94

Surat Al-Hijr |15:97|

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ

wa laqod na'lamu annaka yadhiiqu shodruka bimaa yaquuluun

Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan,

And We already know that your breast is constrained by what they say.

Tafsir
Jalalain

(Dan sungguh) lafal qad menunjukkan makna littahqiq (Kami telah mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka katakan) yaitu disebabkan perolok-olokkan dan pendustaan mereka itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 97 |

Penjelasan ada di ayat 94

Surat Al-Hijr |15:98|

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ

fa sabbiḥ biḥamdi robbika wa kum minas-saajidiin

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (sholat),

So exalt [Allah] with praise of your Lord and be of those who prostrate [to Him].

Tafsir
Jalalain

(Maka bertasbihlah) seraya (memuji Rabbmu) artinya katakanlah subhaanallaah wa bihamdihi (dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud) yakni orang-orang yang mendirikan sholat.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 98 |

Penjelasan ada di ayat 94

Surat Al-Hijr |15:99|

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

wa'bud robbaka ḥattaa ya`tiyakal-yaqiin

dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.

And worship your Lord until there comes to you the certainty (death).

Tafsir
Jalalain

(Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini) yaitu ajal.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Al-Hijr | 15 : 99 |

Penjelasan ada di ayat 94

Surat An-Nahl |16:1|

أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

ataaa amrullohi fa laa tasta'jiluuh, sub-ḥaanahuu wa ta'aalaa 'ammaa yusyrikuun

Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

The command of Allah is coming, so be not impatient for it. Exalted is He and high above what they associate with Him.

Tafsir
Jalalain

Ketika orang-orang musyrik merasa lambat akan datangnya azab yang diancamkan kepada mereka, lalu turunlah firman-Nya: (Telah pasti datangnya ketetapan Allah)

yakni hari kiamat. Lafal ataa diungkapkan dalam bentuk fi`il madhi untuk menunjukkan kepastian kejadiannya, artinya telah dekat (maka janganlah kalian meminta disegerakan datangnya)

artinya janganlah kalian meminta disegerakan sebelum saatnya karena sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan terjadi (Maha Suci Allah) kalimat ini mengandung makna memahasucikan Dia

(dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan) di samping-Nya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 1 |

Allah Swt. menceritakan tentang dekat masa datangnya hari kiamat, yang hal ini diungkapkan dalam bentuk madi, menunjukkan bahwa hal itu pasti terjadi. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ}


Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). (Al-Anbiya: l)


{اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ}


Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. (Al-Qamar: l)Adapun firman Allah Swt.:


{فَلا تَسْتَعْجِلُوهُ}


maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. (An-Nahl: 1)Yakni telah dekat hal yang dianggap jauh itu, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan datangnya. Damir yang ada pada tastajiluhu

dapat diinterpretasikan bahwa ia merujuk kepada Allah. Dapat pula diinterpretasikan bahwa ia kembali kepada azab (siksa), keduanya saling menguatkan. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَوْلا أَجَلٌ مُسَمًّى لَجَاءَهُمُ الْعَذَابُ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ يَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ}


Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka, dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba,

sedangkan mereka tidak menyadarinya. Mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Dan sesungguhnya Jahanam benar-benar meliputi orang-orang kafir. (Al-'Ankabut: 53-54)Sehubungan dengan tafsir ayat ini,

yaitu firman-Nya: Telah pasti datangnya ketetapan Allah. (An-Nahl: 1) Ad-Dahhak mengemukakan suatu pendapat yang aneh. Ia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan amrullah ialah hal-hal yang difardukan oleh-Nya

dan batasan-batasan larangan-Nya. Akan tetapi, Ibnu Jarir menyanggahnya. Untuk itu ia mengatakan, "Kami tidak pernah mengetahui ada seorang yang meminta agar hal-hal yang fardu dan hukum-hukum syariat disegerakan pelaksanaannya

sebelum waktu keberadaannya. Lain halnya dengan azab, mereka meminta agar azab disegerakan sebelum tiba masa turunnya, sebagai ungkapan rasa tidak percaya dan anggapan mustahil akan terjadi." Menurut kami, pendapat ini sama dengan yang disebutkan dalam firman-Nya:


{يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ أَلا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلالٍ بَعِيدٍ}


Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan, dan orang-orang yang ber­iman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi).

Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang- orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh. (Asy-Syura: 18)


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: ذُكر عَنْ يَحْيَى بْنِ آدَمَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ -مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ -عَنْ كَعْبِ بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حُجيرة، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "تَطْلُعُ عَلَيْكُمْ عِنْدَ السَّاعَةِ سَحَابَةٌ سَوْدَاءُ مِنَ الْمَغْرِبِ مِثْلُ التُّرْسِ، فَمَا تَزَالُ تَرْتَفِعُ فِي السَّمَاءِ، ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ فِيهَا: يَا أَيُّهَا النَّاسُ. فَيُقْبِلُ النَّاسُ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ: هَلْ سَمِعْتُمْ؟ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ: نَعَمْ. وَمِنْهُمْ مَنْ يَشُكُّ. ثُمَّ يُنَادِي الثَّانِيَةَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ. فَيَقُولُ النَّاسُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: هَلْ سَمِعْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: نَعَمْ. ثُمَّ يُنَادِي الثَّالِثَةَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنِ الرَّجُلَيْنِ لَيَنْشُرَانِ الثَّوْبَ فَمَا يَطْوِيَانِهِ أَبَدًا، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَمُدَّنَّ حَوْضَهُ فَمَا يَسْقِي فِيهِ شَيْئًا أَبَدًا، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَحْلِبُ نَاقَتَهُ فَمَا يَشْرَبُهُ أبدًا -قال -ويشتغل الناس"


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan dari Yahya ibnu Adam, dari Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Muhammad ibnu Abdullah maula Al-Mugirah ibnu Syu'bah, dari Ka'b ibnu Alqamah, dari Abdur Rahman ibnu Hujairah,

dari Uqbah ibnu Amir yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak di dekat hari kiamat akan muncul kepada kalian awan hitam dari ufuk barat seperti tameng. Awan itu terus meninggi di langit.

Kemudian dari dalamnya terdengar suara yang menyerukan, "Hai manusia!" Maka semua manusia terpusatkan perhatiannya kepada suara itu dan berkata, "Apakah kalian mendengar suara itu?” Maka sebagian dari mereka

ada yang mengatakan, "Ya, " dan sebagian yang lain meragukan. Kemudian berserulah suara itu untuk kedua kalinya, "Hai manusia!" Maka sebagian dari mereka menanyakan kepada sebagian yang lain, "Apakah kalian mendengarnya?”

Maka mereka mengatakan, "Ya.” Kemudian suara itu berseru lagi untuk ketiga kalinya, "Hai manusia, telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang)nya.” Selanjutnya Rasulullah Saw.

bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan­Nya, sesungguhnya dua orang lelaki benar-benar -menggelarkan pakaian, maka keduanya tidak sempat melipatnya kembali selama-lamanya

(karena hari kiamat terjadi). Dan sesungguhnya seorang lelaki benar-benar sedang membedah saluran airnya, maka ternyata dia tidak sempat mengalirkannya barang sedikit pun untuk selama-lamanya. Dan sesungguhnya seorang lelaki

benar-benar sedang memerah susu untanya, tetapi ia tidak dapat meminumnya untuk selama-lamanya.Perawi mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan semua orang sibuk dengan keadaan dirinya sendiri dan lupa kepada yang lainnya.

Kemudian Allah Swt. menyucikan diri-Nya dari kemusyrikan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap-Nya dengan yang lain dan penyembahan mereka terhadap tuhan yang lain di samping Allah, yaitu berupa berhala-berhala

dan tandingan-tandingan yang mereka jadikan sebagai sekutu Allah. Mahasuci dan Mahatinggi Allah dengan ketinggian yang setinggi-tingginya dari apa yang mereka lakukan, mereka adalah orang-orang yang mendustakan adanya hari kiamat. Untuk itu Allah Swt. berfirman:


{سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ}


Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka perse­kutukan. (An-Nahl: 1)

Surat An-Nahl |16:2|

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

yunazzilul-malaaa`ikata bir-ruuḥi min amrihii 'alaa may yasyaaa`u min 'ibaadihiii an anżiruuu annahuu laaa ilaaha illaaa ana fattaquun

Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan berfirman) yaitu, "Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku."

He sends down the angels, with the inspiration of His command, upon whom He wills of His servants, [telling them], "Warn that there is no deity except Me; so fear Me."

Tafsir
Jalalain

(Dia menurunkan malaikat) yakni malaikat Jibril (dengan wahyu) dengan membawa wahyu (atas perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya (kepada siapa yang Dia kehendaki

di antara hamba-hamba-Nya) mereka adalah para nabi (yaitu) huruf an di sini bermakna mufassirah atau kata penafsir (peringatkanlah olehmu sekalian) peringatkanlah orang-orang kafir dengan azab,

dan beritahukanlah kepada mereka (bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka hendaklah kalian bertakwa kepada-Ku) artinya takutlah kalian kepada-Ku.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 2 |

Firman Allah Swt.:


{يُنزلُ الْمَلائِكَةَ بِالرُّوحِ}


Dia menurunkan malaikat-malaikat dengan (membawa) wahyu. (An-Nahl: 2)Yang dimaksud dengan ar-ruh dalam ayat ini ialah wahyu. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا}


dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu,

tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. (Asy-Syura: 52)adapun firman Allah SWT:


{عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ}


“kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (An Nahl: 2)Yang dimaksud adalah para nabi, seperti pengertian dalam firman-Nya:


{اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ}


“Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (Al-An’am: 124)


{اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلائِكَةِ رُسُلا وَمِنَ النَّاسِ}


“Allah memilih utusan-utusan-Nya, dari malaikat dan dari manusia.” (Al Hajj: 75)


{يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلاقِ يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ}


dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat). (Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Allah berfirman),

"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mu’min: 15-16)Firman Allah Swt.:


{أَنْ أَنْذِرُوا}


Peringatkanlah oleh kamu sekalian. (An-Nahl: 2) Yakni agar mereka mendapat peringatan,


أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاتَّقُونِ


bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka hendaklah kalian bertakwa kepada-Ku. (An-Nahl: 2)Artinya, takutlah kalian kepada siksaan-Ku kepada setiap orang yang menentang perintah-Ku dan menyembah selain-Ku.

Surat An-Nahl |16:3|

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۚ تَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

kholaqos-samaawaati wal-ardho bil-ḥaqq, ta'aalaa 'ammaa yusyrikuun

Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.

He created the heavens and earth in truth. High is He above what they associate with Him.

Tafsir
Jalalain

(Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak) artinya secara sungguh-sungguh. (Maha Tinggi Allah daripada apa yang mereka persekutukan) bersama-Nya yaitu berhala-berhala.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 3 |

Tafsir ayat 3-4

Allah Swt. menceritakan makhluk-Nya, alam yang ada di atas, yakni langit; dan alam yang ada di bawah, yakni bumi berikut dengan segala sesuatu yang ada padanya, bahwa Dia menciptakan semuanya dengan benar dan tidak sia-sia, bahkan:


{لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}


supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (An-Najm: 31)

Kemudian Allah Swt. membersihkan diri-Nya dari kemusyrikan orang-orang yang menyembah selain Dia di samping Dia, padahal Dialah semata yang menciptakan makhluk, tiada sekutu bagi-Nya. Karena itu, hanya Dialah yang berhak disembah.

Selanjutnya Allah mengingatkan tentang penciptaan makhluk jenis manusia dari nutfah yang hina lagi lemah. Tetapi setelah ia menjadi manusia dan tumbuh dewasa, tiba-tiba ia menjadi pembantah terhadap Tuhannya, mendustakan-Nya,

dan memerangi rasul-rasul-Nya; padahal tidaklah ia diciptakan melainkan untuk menjadi hamba Allah, bukan lawan. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam firman-Nya:


{وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا * وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُهُمْ وَلا يَضُرُّهُمْ وَكَانَ الْكَافِرُ عَلَى رَبِّهِ ظَهِيرًا}


Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan musaharah, dan adalah Tuhanmu Mahakuasa. Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka

dan tidak (pula) memberi mudarat kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (Al-Furqan: 54-55)Dan firman Allah Swt.:


{أَوَلَمْ يَرَ الإنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ}


Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami mencipta­kannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi musuh yang nyata! Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata,

"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakan kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." (Yasin: 77-79)

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah, dari Bisyr ibnu Jahhasy yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. meludah pada telapak tangannya, kemudian bersabda:


"يَقُولُ اللَّهُ: ابْنَ آدَمَ، أنَّى تُعجِزني وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ مِثْلِ هَذِهِ، حَتَّى إِذَا سَوَّيْتُكَ فَعَدَلْتُكَ مَشَيْتَ بَيْنَ بُرْدَيْكَ وَلِلْأَرْضِ مِنْكَ وَئِيدٌ، فَجَمَعْتَ وَمَنَعْتَ، حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ: أتصدقُ. وَأَنَّى أَوَانُ الصَّدَقَةِ؟ "


Allah Swt. berfirman, "Hai anak Adam, mana mungkin kamu melemahkan-Ku, sedangkan Akulah yang menciptakanmu dari ini, hingga manakala Aku sempurnakan bentukmu dan Aku besarkan kamu,

lalu kamu berjalan dengan memakai dua lapis bajumu, sedangkan bumi telah menyediakan tempat pengebumian bagimu. Lalu kamu menghimpun harta dan tidak mau bersedekah,

dan manakala roh mencapai tenggorokanmu (menjelang ajal), kemudian kamu katakan, 'Saya akan bersedekah, 'padahal masa bersedekah telah habis."

Surat An-Nahl |16:4|

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

kholaqol-insaana min nuthfatin fa iżaa huwa khoshiimum mubiin

Dia telah menciptakan manusia dari mani, ternyata dia menjadi pembantah yang nyata.

He created man from a sperm-drop; then at once, he is a clear adversary.

Tafsir
Jalalain

(Dia telah menciptakan manusia dari mani) mulai dari mani hingga menjadi manusia yang kuat lagi kekar (tiba-tiba ia menjadi pembantah) sangat memusuhi (yang nyata)

lalu Allah menjelaskan tentang bantahan manusia itu yang tidak mempercayai adanya hari berbangkit, yaitu melalui firman-Nya yang lain: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh." (Q.S. Yasin 78)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 4 |

Penjelasan ada di ayat 3

Surat An-Nahl |16:5|

وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا ۗ لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ

wal-an'aama kholaqohaa lakum fiihaa dif`uw wa manaafi'u wa min-haa ta`kuluun

Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.

And the grazing livestock He has created for you; in them is warmth and [numerous] benefits, and from them you eat.

Tafsir
Jalalain

(Dan binatang ternak) yakni unta, sapi dan kambing. Lafal al-an`aam dibaca nashab karena dinashabkan oleh fi`il yang diperkirakan keberadaannya lalu fi`il tersebut ditafsirkan

atau dijelaskan oleh lafal berikut ini, yaitu: (Dia telah menciptakannya untuk kalian) sebagian dari manusia (padanya ada kehangatan) yaitu bulu dan kulitnya

dapat dibuat pakaian dan selimut untuk penghangat tubuh kalian (dan berbagai manfaat) yaitu dari anak-anaknya, air susunya dan dapat dijadikan sebagai kendaraan

(dan sebagiannya kalian makan) zharaf didahulukan karena untuk tujuan fashilah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 5 |

Tafsir ayat 5-7

Allah Swt. menyebutkan nikmat yang Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, antara lain Dia menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu unta, sapi, dan kambing, seperti yang telah dirinci di dalam surat Al-An'am

sampai dengan firman-Nya, "Samaniyata azwaf (delapan ekor ternak yang berpasang-pasangan). Allah pun telah menjadikan pada binatang-binatang ternak itu berbagai manfaat dan kegunaan buat mereka,

yaitu bulunya mereka jadikan pakaian dan hamparan, air susunya mereka minum, dan anak-anaknya mereka makan, serta pandangan yang indah pada ternak mereka sebagai perhiasan buat mereka. Untuk itulah disebutkan dalam firman-Nya:


{وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ}


Dan kalian memperoleh pandangan yang indah ketika kalian membawanya kembali ke kandang. (An-Nahl: 6)Artinya, di saat ternak kembali dari tempat penggembalaannya di petang hari,

maka ternak unta kelihatan sebagai ternak yang memiliki pinggang paling panjang, tetek paling besar, dan punuk yang paling tinggi.


{وَحِينَ تَسْرَحُونَ}


dan ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan (An-Nahl: 6)Yakni di pagi hari ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan.


{وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ}


Dan ia memikul beban-beban kalian. (An-Nahl: 7)Maksudnya, bawaan kalian yang berat-berat yang kalian tidak mampu mengangkat dan membawanya.


{إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلا بِشِقِّ الأنْفُسِ}


ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. (An-Nahl: 7)Yakni dalam perjalanan kalian menuju ibadah haji dan umrah,

berperang dan berniaga serta tujuan-tujuan lainnya; kalian dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan, yaitu sebagai kendaraan dan pembawa muatan barang-barang kalian. Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:


{وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ}


Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian. Kami memberi minum air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah

yang banyak untuk kalian, dan sebagian darinya kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut. (Al-Mu’minun: 21-22)


{اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأنْعَامَ لِتَرْكَبُوا مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَلِتَبْلُغُوا عَلَيْهَا حَاجَةً فِي صُدُورِكُمْ وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَأَيَّ آيَاتِ اللَّهِ تُنْكِرُون}


Allah-lah yang menjadikan binatang ternak untuk kalian, sebagiannya untuk kalian kendarai dan sebagiannya untuk kalian makan. Dan (ada lagi) manfaat-manfaat lain pada binatang ternak itu untuk kalian

dan supaya kalian mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kalian dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.

Dan Dia memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda (kekuasaan-Nya); maka tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang manakah yang kalian ingkari? (Al-Mu’min: 79-81)Karena itulah setelah menyebutkan berbagai macam nikmat melalui firman-Nya, dalam ayat berikut ini disebutkan:


{إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}


Sesungguhnya Tuhan kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (An-Nahl: 7)Yakni Tuhanlah yang telah menyediakan hewan-hewan ternak itu buat kalian dan yang menundukkannya buat kalian, sama halnya dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ}


Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?

Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. (Yasin: 71-72)


{وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالأنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ}


dan menjadikan untuk kalian kapal dan binatang ternak yang kalian tunggangi, supaya kalian duduk di atas punggungnya, kemudian kalian ingat nikmat Tuhan kalian apabila kalian telah duduk di atasnya; dan supaya kalian mengucapkan,

"Maha­suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.” (Az-Zukhruf: 12-14)Ibnu Abbas mengatakan sehubungan

dengan makna firman-Nya: padanya ada (bulu) yang menghangatkan. (An-Nahl: 5) yang dapat mereka jadikan sebagai pakaian. dan berbagai manfaat. (An-Nahl: 5) Yakni manfaat lainnya, yaitu dagingnya dapat kalian makan dan susunya

dapat kalian minum.Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan dif'un dan manafi' ialah keturunan dari semua hewan ternak.

Mujahid mengatakan bahwa makna firman-Nya: padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat. (An-Nahl: 5) Artinya pakaian dari hasil tenunan bulunya; dan berbagai manfaat lainnya dari hewan ternak,

yaitu sebagai kendaraan, dimakan dagingnya, dan diminum air susunya.Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat. (An-Nahl: 5) Yakni pada binatang ternak

terdapat bahan pakaian, makanan dan minuman, serta sarana transportasi. Hal yang sama telah dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir dengan ungkapan yang berdekatan.

Surat An-Nahl |16:6|

وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ

wa lakum fiihaa jamaalun ḥiina turiiḥuuna wa ḥiina tasroḥuun

Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan).

And for you in them is [the enjoyment of] beauty when you bring them in [for the evening] and when you send them out [to pasture].

Tafsir
Jalalain

(Dan kalian memperoleh pandangan yang indah padanya) yakni sebagai perhiasan kalian (ketika kalian membawanya kembali ke kandang) ketika kalian menggiringnya kembali

ke kandangnya di waktu sore hari (dan ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan) kalian mengeluarkannya dari kandangnya menuju ke tempat penggembalaan di waktu pagi hari.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 6 |

Penjelasan ada di ayat 5

Surat An-Nahl |16:7|

وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَىٰ بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ ۚ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

wa taḥmilu aṡqoolakum ilaa baladil lam takuunuu baalighiihi illaa bisyiqqil-anfus, inna robbakum laro`uufur roḥiim

Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang,

And they carry your loads to a land you could not have reached except with difficulty to yourselves. Indeed, your Lord is Kind and Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Dan ia dapat memikul beban-beban kalian) barang-barang kalian (ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya) kalian tidak sanggup mencapainya

tanpa memakai kendaraan unta (melainkan dengan kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri) yang membuat payah diri kalian. (Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

terhadap kalian, Dia telah menciptakannya untuk kalian manfaatkan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 7 |

Penjelasan ada di ayat 5

Surat An-Nahl |16:8|

وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً ۚ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

wal-khoila wal-bighoola wal-ḥamiiro litarkabuuhaa wa ziinah, wa yakhluqu maa laa ta'lamuun

dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.

And [He created] the horses, mules and donkeys for you to ride and [as] adornment. And He creates that which you do not know.

Tafsir
Jalalain

(Dan) Dia telah menciptakan (kuda, bighal dan keledai agar kalian menungganginya dan menjadikannya sebagai perhiasan) lafal ziinatan menjadi maf`ul lah. Disebutkannya kedua `illat itu,

yaitu untuk ditunggangi dan dianggap sebagai perhiasan hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan manfaat lain yang ada padanya. Seperti halnya pada kuda,

selain dapat ditunggangi dan dijadikan perhiasan dagingnya dapat dimakan, hal ini telah ditetapkan berdasarkan hadis kitab Sahih Bukhari dan Muslim.

(Dan Allah menciptakan apa yang kalian tidak mengetahuinya) berupa hal-hal yang aneh dan menakjubkan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 8 |

Jenis hewan lain yang diciptakan oleh Allah Swt. buat hamba-hamba-Nya sebagai anugerah-Nya buat mereka ialah kuda, bagal, dan keledai yang dapat dipergunakan untuk kendaraan dan perhiasan.

Itulah kegunaan hewan-hewan tersebut yang paling menonjol.Mengingat ketiga jenis hewan ini dipisahkan penyebutannya dari hewan ternak, maka ada sebagian ulama yang dengan berdalilkan ayat ini mengatakan

bahwa daging kuda hukumnya haram. Di antara mereka yang berpendapat demikian ialah Imam Abu Hanifah dan ulama fiqih lainnya yang sependapat dengannya, dengan alasan bahwa Allah Swt.

menyebutkan kuda bersama dengan penyebutan bagal dan keledai; karena itulah maka kuda haram, seperti yang disebutkan juga di dalam sunnah nabawi dan pendapat sebagian besar ulama.Imam Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan,

telah menceritakan kepadaku Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah, telah menceritakan kepada kami Hisyam Ad-Dustuwa-i, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu Kasir, dari maula Nafi' ibnu Alqamah,

dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas tidak menyukai (memakruhkan) daging kuda, bagal, dan keledai. Ia mengatakan pula sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kalian;

padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebagiannya kalian makan. (An-Nahl: 5) Yang disebutkan dalam ayat ini adalah hewan ternak yang dapat dimakan dagingnya. Sedangkan firman berikutnya:

dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai agar kalian menungganginya. (An-Nahl: 8) menerangkan jenis hewan yang kegunaannya untuk dikendarai. Hal yang sama telah diriwayatkan melalui jalur Sa'id ibnu Jubair dan lain-lainnya,

dari Ibnu Abbas, dengan lafaz yang semisal. Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan bahwa hal yang sama telah dikatakan pula oleh Al-Hakam ibnu Utaibah r.a.Mereka mengatakan demikian dengan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab Musnad-nya; disebutkan bahwa:


حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ، حَدَّثَنَا بَقِيَّة بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ صَالِحِ بْنِ يَحْيَى بْنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِ يكَرِبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ لُحُومِ الْخَيْلِ، وَالْبِغَالِ، وَالْحَمِيرِ.


telah menceritakan kepada kami Yazid Ibnu Abdu Rabbihi, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Saur ibnu Yazid, dari Saleh ibnu Yahya ibnul Miqdam ibnu Ma'dikariba, dari ayahnya,

dari kakeknya, dari Khalid ibnul Walid yang mengatakan bahwa: Rasulullah Saw. melarang memakan daging kuda, bagal, dan keledai.Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah mengetengahkannya melalui hadis

Saleh ibnu Yahya ibnul Miqdam, tetapi predikat siqah-nya masih disangsikan.Imam Ahmad meriwayatkan pula melalui jalur lain secara lebih panjang daripada riwayat yang pertama. Untuk itu ia mengatakan:


حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ يَحْيَى بْنِ الْمِقْدَامِ، عَنْ جَدِّهِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِ يكَرِبَ قَالَ: غَزَوْنَا مَعَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ الصَّائِفَةَ، فقَرِم أَصْحَابُنَا إِلَى اللَّحْمِ، فَسَأَلُونِي رَمَكة، فَدَفَعْتُهَا إِلَيْهِمْ فَحبَلوها وَقُلْتُ: مَكَانَكُمْ حَتَّى آتِيَ خَالِدًا فَأَسْأَلَهُ. فَأَتَيْتُهُ فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ: غَزَوْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزْوَةَ خَيْبَرَ، فَأَسْرَعَ النَّاسُ فِي حَظَائِرِ يَهُودَ، فَأَمَرَنِي أَنْ أُنَادِيَ: "الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ، وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مُسْلِمٌ" ثُمَّ قَالَ: "أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّكُمْ قَدْ أَسْرَعْتُمْ فِي حَظَائِرِ يَهُودَ، أَلَا لَا تَحِلُّ أَمْوَالُ الْمُعَاهَدِينَ إِلَّا بِحَقِّهَا، وَحَرَامٌ عَلَيْكُمْ لُحُومُ الْأُتُنِ الْأَهْلِيَّةِ وَخَيْلِهَا وَبِغَالِهَا، وَكُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ، وَكُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ"


telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Salim, dari Saleh ibnu Yahya ibnul Miqdam, dari kakeknya

(yaitu Al-Miqdam ibnu Ma'dikariba) yang mengatakan, "Kami bersama Khalid ibnul Walid memerangi As-Sa-ifah, kemudian teman-teman kami memberikan daging kepada kami, dan sebagai imbalannya mereka meminta seekor kuda,

maka saya berikan kuda itu kepada mereka dan mereka mengikatnya. Maka saya katakan kepada mereka, 'Kalian tunggu dahulu, hingga aku datang kepada Khalid untuk bertanya kepadanya." Maka saya datang kepada Khalid

dan menanyakan masalah itu kepadanya, maka Khalid menjawab, 'Kami berperang bersama Rasulullah Saw. dalam Perang Khaibar.' Maka pasukan kaum muslim bersegera menyerbu kandang ternak milik orang-orang Yahudi,

dan Rasulullah Saw. memerintahkan kepadaku untuk menyerukan bahwa salat didirikan dengan berjamaah dan tidak akan masuk surga kecuali hanya seorang muslim. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Hai manusia,

sesungguhnya kalian telah bersegera menuju tempat kandang ternak orang-orang Yahudi. Ingatlah, tidaklah halal harta benda orang-orang mu'ahad kecuali dengan alasan yang hak, dan diharamkan kepada kalian daging keledai kampung,

kuda, dan bagalnya; juga (diharamkan kepada kalian) setiap hewan pemangsa yang bertaring dan setiap burung yang berkuku tajam (burung pemangsa).Seakan-akan peristiwa ini terjadi sesudah orang-orang Yahudi

mau mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum muslim dan mereka bersedia memberikan separo hasil pertanian mereka kepada kaum muslim." Seandainya hadis ini sahih, tentulah ia menjadi nas yang mengharamkan daging kuda,

tetapi hadis ini tidak dapat melawan hadis sahih yang terdapat di dalam kitab Sahihain melalui riwayat Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan:


نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لُحُومٍ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ، وَأَذِنَ فِي لُحُومِ الْخَيْلِ


Rasulullah Saw. telah melarang (memakan) daging keledai kampung dan membolehkan daging kuda.Imam Ahmad dan Imam Abu Daud telah meriwayatkannya*berikut kedua sanad yang ada pada masing-masing dengan syarat Muslim melalui Jabir yang telah mengatakan:


ذَبَحْنَا يَوْمَ خَيْبَرَ الْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ، فَنَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبِغَالِ وَالْحَمِيرِ، وَلَمْ يَنْهَنَا عَنِ الْخَيْلِ


Pada Perang Khaibar kami menyembelih kuda dan bagal serta keledai, maka Rasulullah Saw. melarang kami (memakan) bagal dan keledai, tetapi tidak melarang kami (memakan) kuda.Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis melalui Asma binti Abu Bakar r.a. yang mengatakan:


نَحَرْنَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَسًا فَأَكَلْنَاهُ وَنَحْنُ بِالْمَدِينَةِ


Di masa Rasulullah Saw. kami pernah menyembelih kuda, lalu kami memakannya, sedangkan kami berada di Madinah.Dalil ini lebih kuat dan lebih teguh, dan hadis inilah yang dijadikan pegangan oleh Jumhur ulama,

antara lain Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad serta semua murid masing-masing; dan kebanyakan ulama Salaf dan Khalaf.Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Ibnu Abu Mulaikah,

dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kuda itu pada asal mulanya adalah hewan liar, lalu Allah menjinakkannya buat Ismail ibnu Ibrahim a.s.Wahb ibnu Munabbih menyebutkan di dalam hadis Israiliyatnya, bahwa Allah menciptakan kuda

dari angin selatan.Nas hadis menunjukkan boleh mengendarai binatang-binatang ini, antara lain bagal. Rasulullah Saw. pernah menerima hadiah seekor bagal, lalu dijadikannya sebagai hewan kendaraannya,

padahal beliau sendiri melarang menginseminasikan (mengawinsilangkan) antara keledai dan kuda, agar keturunan keledai tidak terputus (punah).


قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ مِنْ آلِ حُذَيْفَةَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ دَحْية الْكَلْبِيِّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلَا أَحْمِلُ لَكَ حِمَارًا عَلَى فَرَسٍ، فَتُنْتِجَ لَكَ بَغْلًا فَتَرْكَبَهَا؟ قَالَ: "إنما يفعل ذلك الذين لا يعلمون"


Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ubaid, telah menceritakan kepada kami Umar, dari keluarga Huzaifah, dari Huzaifah, dari Asy-Sya'bi, dari Dahiyyah Al-Kalabi yang mengatakan bahwa

ia pernah berkata kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, maukah engkau bila aku mengawinsilangkan keledai dan kuda, maka anaknya nanti (bagal) untukmu buat kendaraanmu?" Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya yang melakukan demikian hanyalah orang-orang yang tidak mengetahui."

Surat An-Nahl |16:9|

وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ ۚ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ

wa 'alallohi qoshdus-sabiili wa min-haa jaaa`ir, walau syaaa`a lahadaakum ajma'iin

Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar).

And upon Allah is the direction of the [right] way, and among the various paths are those deviating. And if He willed, He could have guided you all.

Tafsir
Jalalain

(Dan hak bagi Allah menerangkan jalan yang lurus) hak bagi Allah menjelaskannya (dan di antara jalan-jalan) tersebut (ada yang bengkok) menyimpang dari jalan yang lurus.

(Dan jika Dia menghendaki) untuk memberi petunjuk kepada kalian (niscaya Dia memberi petunjuk kepada kalian) ke jalan yang lurus (semuanya)

sehingga kalian semua mendapat petunjuk ke jalan yang lurus itu atas kehendak kalian sendiri.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 9 |

Setelah Allah Swt. menyebutkan berbagai hewan dan manfaat serta kegunaannya di jalan yang bersifat kongkret, maka Allah Swt. mengingatkan kepada jalan agama yang bersifat abstrak.

Di dalam Al-Qur'an sering sekali terjadi peralihan ungkapan dari hal-hal yang kongkret kepada hal-hal yang maknawi (abstrak), seperti yang terdapat di dalam firman Allah Swt.:


{وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى}


Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (Al-Baqarah: 197)


{يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ}


Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. (Al-A'raf: 26)Setelah menyebutkan berbagai jenis hewan

yang mereka kendarai sehingga dapat mengantarkan mereka kepada keperluan yang ada di dalam hati mereka—hewan-hewan itulah yang mengangkut barang-barang berat mereka ke berbagai negeri, tempat yang jauh,

dan perjalanan yang melelahkan— Allah menyebutkan jalan-jalan yang ditempuh oleh manusia untuk menuju kepada Allah. Maka dijelaskan bahwa hanya jalan yang hak sajalah yang dapat mengantarkan seseorang kepada Allah. Untuk itu disebutkan dalam firman-Nya:


{وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ}


Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus. (An-Nahl: 9)Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}


dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan­nya. (Al-An'am: 153)


{هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ}


ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Akulah (menjaganya). (Al-Hijr: 41) "Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus. (An-Nahl: 9) Maksudnya,

jalan yang benar ialah jalan menuju kepada Allah. As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus. (An-Nahl: 9) Yakni agama Islam.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus. (An-Nahl: 9) Artinya, Allah-lah yang menjelaskannya,

yakni menjelaskan jalan petunjuk dan jalan yang sesat. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas; telah dikatakan pula oleh Qatadah dan Ad-Dahhak.Tetapi pendapat Mujahid lebih kuat,

sebab lebih serasi dengan konteks kalimat sebelumnya. Allah Swt. memberitahukan bahwa banyak jalan yang ditempuh untuk menuju kepada-Nya, tetapi tidak dapat mengantarkan kepada-Nya kecuali hanya jalan yang hak (benar),

yaitu jalan yang disyariatkan dan diridai-Nya. Sedangkan selain dari jalan itu tertutup (buntu) dan semua amal perbuatan yang dilakukan padanya ditolak. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:


{وَمِنْهَا جَائِرٌ}


dan di antara jalan-jalan itu ada yang bengkok. (An-Nahl: 9)Yakni menyimpang dari jalan yang benar. Menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya, yang dimaksud dengan jalan yang bengkok ialah jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi.Ibnu Mas'ud membaca ayat ini dengan bacaan berikut,


"وَمِنْكُمْ جَائِرٌ"


"Dan di antara kalian ada yang menyimpang dari jalan yang benar."Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa hal itu semuanya terjadi karena kekuasaan-Nya dan atas kehendak-Nya. Maka Allah Swt. berfirman:


{وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ}


Dan jikalau dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar). (An-Nahl: 9)Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا}


Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (Yunus: 99)


{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ}


Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.

Kalimat Tuhanmu (keputusan­Nya) telah ditetapkan; sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) kesemuanya. (Hud: 118-119)