Juz 14

Surat An-Nahl |16:10|

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۖ لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ

huwallażiii anzala minas-samaaa`i maaa`al lakum min-hu syaroobuw wa min-hu syajarun fiihi tusiimuun

Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.

It is He who sends down rain from the sky; from it is drink and from it is foliage in which you pasture [animals].

Tafsir
Jalalain

(Dialah Yang telah menurunkan air hujan itu dari langit untuk kalian, sebagiannya menjadi minuman) untuk kalian minum (dan sebagiannya menjadi tumbuh-tumbuhan)

maksudnya oleh sebab air itu menjadi suburlah tumbuh-tumbuhan (yang pada tempat tumbuhnya kalian menggembalakan ternak kalian) kalian jadikan sebagai tempat menggembalakan ternak.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 10 |

Tafsir ayat 10-11

Setelah Allah Swt. menyebutkan tentang hewan ternak dan binatang lainnya sebagai karunia-Nya buat mereka, maka hal itu diiringi-Nya dengan menyebutkan nikmat lainnya yang Dia limpahkan kepada mereka,

yaitu penurunan hujan, nikmat yang datang dari atas. Hujan dapat memberikan bekal hidup dan kesenangan bagi mereka, juga bagi ternak mereka.Allah Swt. berfirman:


{لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ}


pada sebagian dari air hujan itu kalian beroleh minuman. (An-Nahl: 10)Artinya, air hujan itu dijadikan oleh Allah berasa tawar dan mudah diminum oleh kalian, Dia tidak menjadikannya berasa asin.


{وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ}


dan dari sebagiannya pepohonan (menjadi subur), yang pada (tempat tumbuhnya) kalian menggembalakan ternak kalian. (An-Nahl: 10)Dengan kata lain, dari pengaruh air hujan itu Allah menjadikan tumbuh-tumbuhan

sehingga dapat kalian jadikan sebagai tempat untuk meng­gembalakan ternak kalian. Ibnu Abbas, Ikrimah, Ad-Dahhak, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:


{فِيهِ تُسِيمُونَ}


yang pada (tempat tumbuhnya) kalian menggembalakan ternak kalian. (An-Nahl: 10)Yakni kalian menggembalakan ternak kalian, berasal dari kata as-saum yang artinya gembala. Dikatakan Al-ibilus sa-imah,

artinya unta yang digembalakan. Ibnu Majah telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. melarang melakukan penggembalaan sebelum matahari terbit. Firman Allah Swt.:


{يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالأعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ}


Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. (An-Nahl: 11)Allah menumbuhkan semuanya dari bumi

dengan air yang sama, tetapi hasilnya berbeda jenis, rasa, warna, bau. dan bentuknya. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (An-Nahl: 11)Yakni petunjuk dan bukti yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَأَنزلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ}


Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untuk kalian dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah,

yang kalian sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). (An-Naml: 60)

Surat An-Nahl |16:11|

يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

yumbitu lakum bihiz-zar'a waz-zaituuna wan-nakhiila wal-a'naaba wa ming kulliṡ-ṡamaroot, inna fii żaalika la`aayatal liqoumiy yatafakkaruun

Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

He causes to grow for you thereby the crops, olives, palm trees, grapevines, and from all the fruits. Indeed in that is a sign for a people who give thought.

Tafsir
Jalalain

(Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu)

hal yang telah disebutkan itu (benar-benar ada tanda) yang menunjukkan akan keesaan Allah swt. (bagi kaum yang memikirkan) mengenai ciptaan-Nya sehingga mereka mau beriman karenanya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 11 |

Penjelasan ada di ayat 10

Surat An-Nahl |16:12|

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

wa sakhkhoro lakumul-laila wan-nahaaro wasy-syamsa wal-qomar, wan-nujuumu musakhkhorootum bi`amrih, inna fii żaalika la`aayaatil liqoumiy ya'qiluun

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti,

And He has subjected for you the night and day and the sun and moon, and the stars are subjected by His command. Indeed in that are signs for a people who reason.

Tafsir
Jalalain

(Dan Dia menundukkan malam dan siang untuk kalian, dan matahari) lafal wasysyamsa bila dibaca nashab berarti diathafkan kepada lafal sebelumnya,

bila dibaca rafa' berarti menjadi mubtada (bulan dan bintang-bintang) kedua lafal ini dapat dibaca nashab dan rafa` (ditundukkan) kalau dibaca nashab,

maka berkedudukan menjadi hal, dan kalau dibaca rafa` maka menjadi khabar (dengan perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya (Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahami-Nya) bagi kaum yang mau memikirkannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 12 |

Tafsir ayat 12-13

Allah Swt. mengingatkan hamba-hamba-Nya akan tanda-tanda kekuasaan-Nya dan karunia-Nya yang sangat besar. Dia telah menun­dukkan malam dan siang hari yang silih berganti, matahari dan bulan yang terus berputar,

serta bintang-bintang yang tetap dan bintang-bintang yang beredar di seluruh cakrawala langit; semuanya sebagai cahaya dan penerangan untuk dijadikan petunjuk di dalam kegelapan malam hari. Masing-masing beredar di garis edarnya

yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Masing-masing darinya bergerak dengan gerakan yang telah ditentukan, tidak bertambah, tidak pula berkurang dari apa yang telah ditetapkan untuknya.Semuanya itu berada di bawah kekuasaan

dan pengaruh Allah Swt. Semuanya telah ditundukkan oleh-Nya, diatur, dan dimudahkan menurut apa yang dikehendaki-Nya. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ}


Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,

dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (Al-A'raf: 54) Dalam surat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaumyang mengambil pelajaran. (An-Nahl: 13)Maksudnya, padanya terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt.

yang sangat menakjubkan dan menunjukkan akan kekuasaan­Nya Yang Mahabesar bagi orang-orang yang mengambil pelajaran dari Allah dan memahami bukti-bukti-Nya. Firman Allah Swt.:


{وَمَا ذَرَأَ لَكُمْ فِي الأرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ}


dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kalian di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. (An-Nahl: 13)Setelah mengingatkan kekuasaan-Nya yang ada di alam samawi (alam atas),

Allah kembali mengingatkan (manusia) kepada segala sesuatu yang diciptakan-Nya di bumi, yaitu berbagai macam ciptaan yang menakjubkan dan segala macam hewan (makhluk hidup), mineral-mineral,

tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya yang beraneka ragam warna dan bentuknya, yang masing-masing mempunyai berbagai manfaat (kegunaan) dan ciri-ciri khasnya.


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. (An-Nahl: 13)Yaitu tanda-tanda kekuasaan Allah dan nikmat-nikmat-Nya, agar mereka bersyukur kepada-Nya.

Surat An-Nahl |16:13|

وَمَا ذَرَأَ لَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ

wa maa żaro`a lakum fil-ardhi mukhtalifan alwaanuh, inna fii żaalika la`aayatal liqoumiy yażżakkaruun

dan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

And [He has subjected] whatever He multiplied for you on the earth of varying colors. Indeed in that is a sign for a people who remember.

Tafsir
Jalalain

(Dan) Dia menundukkan pula bagi kalian (apa yang Dia ciptakan) makhluk yang telah Dia ciptakan (untuk kalian di bumi ini) berupa hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan serta lain-lainnya

(dengan berlain-lainan warnanya) seperti ada yang merah, kuning, hijau dan lain sebagainya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah

bagi kaum yang mengingatnya) mengambilnya sebagai pelajaran.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 13 |

Penjelasan ada di ayat 12

Surat An-Nahl |16:14|

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

wa huwallażii sakhkhorol-baḥro lita`kuluu min-hu laḥman thoriyyaw wa tastakhrijuu min-hu ḥilyatan talbasuunahaa, wa tarol-fulka mawaakhiro fiihi wa litabtaghuu min fadhlihii wa la'allakum tasykuruun

Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.

And it is He who subjected the sea for you to eat from it tender meat and to extract from it ornaments which you wear. And you see the ships plowing through it, and [He subjected it] that you may seek of His bounty; and perhaps you will be grateful.

Tafsir
Jalalain

(Dan Dialah yang menundukkan lautan) Dia telah membuatnya jinak sehingga dapat dinaiki dan diselami (agar kalian dapat memakan daripadanya daging yang segar)

yaitu ikan (dan kalian mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kalian pakai) yaitu berupa mutiara dan marjan (dan kamu melihat) menyaksikan (bahtera) perahu-perahu (berlayar padanya)

dapat melaju di atas air; artinya dapat membelah ombak melaju ke depan atau ke belakang hanya ditiup oleh satu arah angin (dan supaya kalian mencari)

lafal ini diathafkan kepada lafal lita'kuluu, artinya supaya kalian mencari keuntungan (dari karunia-Nya) karunia Allah swt. lewat berniaga (dan supaya kalian bersyukur) kepada Allah swt. atas karunia itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 14 |

Tafsir ayat 14-18

Allah Swt. menyebutkan tentang laut yang luas dengan ombaknya yang gemuruh, Dia telah menundukkannya. Allah menyebutkan pula karunia­Nya kepada hamba-hamba-Nya, bahwa Dia telah menundukkan laut untuk mereka

sehingga mereka dapat mengarunginya; Dia telah menciptakan padanya ikan-ikan kecil dan ikan-ikan besar, lalu menghalalkannya bagi hamba-hamba-Nya untuk dimakan dagingnya, baik dalam keadaan hidup maupun telah mati,

baik mereka dalam keadaan tidak ihram maupun sedang ihram.Allah telah menciptakan padanya mutiara-mutiara dan berbagai macam perhiasan yang berharga, serta memudahkan bagi hamba-hamba-Nya dalam mengeluarkannya

dari tempatnya untuk perhiasan yang mereka pakai.Allah telah menundukkan laut untuk mengangkut kapal-kapal yang membelah jalan melaluinya. Menurut pendapat lain, makna mawakhira ialah membelakangi arah angin;

kedua makna ini benar. Menurut pendapat lainnya lagi, laut dengan anjungannya, yaitu bagian depan perahu (kapal) yang bangunannya agak tinggi. Itulah cara membuat perahu yang telah ditunjukkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya

melalui kakek moyang mereka, Nabi Nuh a.s.; lalu diterima oleh mereka secara turun-temurun.Nabi Nuh a.s. adalah orang pertama yang membuat kapal dan yang menaikinya, kemudian manusia menerima keahlian ini dari suatu generasi

ke generasi lainnya secara turun-temurun. Mereka menaiki perahu dari satu kawasan ke kawasan yang lain melalui jalan laut, dan dari suatu kota ke kota yang lain serta dari suatu pulau ke pulau yang lain. Dengan menaiki perahu, mereka melakukan kegiatan ekspor impor. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:


{وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}


dan supaya kalian mencari (keuntungan) dari karunia-Nya dan supaya kalian bersyukur. (An-Nahl: 14)Yakni mensyukuri nikmat-nikmat-Nya dan kebajikan yangdiberikan-Nya.Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya mengatakan

bahwa dalam kitabnya ia menjumpai sebuah riwayat dari Muhammad ibnu Mu'awiyah Al-Bagdadi yang mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Amr, dari Sahl Ibnu Abu Saleh, dari ayahnya,

dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Allah berfirman kepada Laut Barat dan Laut Timur. Kepada Laut Barat dikatakan, "Sesungguhnya Aku akan membawa sebagian dari hamba-hamba-Ku berlayar melaluimu,

maka apakah yang akan engkau lakukan terhadap mereka?" Laut Barat menjawab, "Saya akan menenggelamkan mereka." Maka dikatakan kepadanya, "Bahayamu berada di sekitarmu, tetapi Aku membawa mereka dengan kekuasaan-Ku,

dan Aku haramkan perhiasan dan berburu (padamu)." Lalu Allah berfirman kepada Laut Timur, "Sesungguhnya Aku akan membawa sebagian dari hamba-hamba-Ku dengan melaluimu, maka apakah yang akan engkau lakukan terhadap mereka?"

Laut Timur menjawab, "Aku akan membawa mereka di atas permukaanku, dan aku akan menjadi seperti seorang ibu kepada anaknya terhadap mereka." Maka Allah memberinya balasan berupa perhiasan dan hewan buruan laut.

Kemudian Al-Bazzar mengatakan, "Kami belum pernah mengetahui ada yang meriwayatkannya dari Sahl selain Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Amr, sedangkan hadisnya berpredikat munkar." Riwayat ini telah dikemukakan pula oleh Sahl,

dari An-Nu'man ibnu Abu Ayyasy, dari Abdullah ibnu Amr secara mauquf.Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang bumi dan gunung-gunung yang menjulang tinggi lagi kokoh, semuanya Dia" tancapkan di bumi agar bumi stabil,

tidak guncang; yakni tidak mengguncangkan semua makhluk hidup yang ada di permukaannya. Karena bila bumi terus berguncang, hidup mereka tidak akan tenang. Disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:


{وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا}


Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (An-Nazi'at: 32)Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah; ia pernah mendengar Al-Hasan mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan bumi,

bumi terus berguncang, maka mereka (para malaikat) berkata, "Bumi ini tidak layak menjadi tempat bagi seorang manusia pun." Kemudian pada keesokan harinya gunung-gunung telah diciptakan padanya, dan para malaikat tidak mengetahui

mengapa gunung-gunung itu diciptakan.Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Qais ibnu Ubadah, bahwa setelah Allah menciptakan bumi, maka bumi terus berguncang, lalu para malaikat berkata,

"Ini tidak layak bagi seorang pun yang bertempat tinggal di permukaannya." Kemudian pada keesokan harinya ternyata telah ada gunung-gunung (yang menstabilkannya).Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna,

telah menceritakan kepadaku Hajjaj ibnu Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Ata ibnus Sa-ib, dari Abdullah ibnu Habib, dari Ali bin Abu Thalib RA yang mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan bumi,

Dia membiarkannya, kemudian bumi berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau akan menciptakan di atasku Bani Adam yang gemar mengerjakan dosa-dosa dan menimbulkan kekotoran di atasku?" Maka Allah menancapkan padanya gunung-gunung

yang dapat kalian lihat dan yang tidak terlihat oleh kalian. Sebelum itu bumi tidak tetap, selalu berguncang seperti daging yang hidup (berdenyut). Firman Allah Swt.:


{وَأَنْهَارًا وَسُبُلا}


dan (Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan. (An-Nahl: 15)Maksudnya, Allah menciptakan padanya sungai-sungai yang mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain sebagai rezeki buat hamba-hamba-Nya.

Sungai berhulu dari suatu tempat dan menjadi rezeki bagi orang-orang yang ada di tempat lain (yang dilaluinya). Sungai menempuh berbagai kawasan dan daerah melalui hutan-hutan, padang-padang,

dan membelah bukit-bukit serta lembah-lembah, lalu sampai pada suatu negeri yang penduduknya beroleh manfaat besar darinya. Dalam alirannya air sungai berbelok-belok, terkadang ke arah kanan, ke arah kiri,

terkadang menciut, melebar, serta ada yang berarus deras, ada pula yang berarus tenang. Terkadang sebagian lembah ada yang diairinya dalam suatu waktu, sedangkan di waktu yang lain tidak diairinya,

dalam perjalanannya dari sumber menuju muaranya. Kekuatan dan lemahnya arus air telah ditetapkan oleh kehendak-Nya dan menuruti sunnah yang telah ditetapkan­Nya. Maka tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada Rabb selain Dia.

Allah pun telah menjadikan padanya jalan-jalan yang dapat dilalui dari suatu negeri ke negeri yang lain, sehingga ada jalan yang membelah gunung, yakni jalan yang ada di antara dua gunung membentuk celah sebagai jalan yang dapat dilalui, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:


{وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلا}


dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas. (Al-Anbiya: 31), hingga akhir ayat.Adapun firman Allah Swt.:


{وَعَلامَاتٍ}


dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). (An-Nahl: 16)Yakni petunjuk-petunjuk berupa gunung-gunung yang besar, bukit-bukit yang kecil, serta lain-lainnya yang dapat dijadikan oleh para musafir

sebagai tanda-tanda mereka dalam perjalanannya—baik di darat maupun di laut— bila mereka sesat jalan. Firman Allah Swt.:


{وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ}


Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. (An-Nahl: 16)Yaitu di malam hari, menurut Ibnu Abbas. Diriwayatkan dari Malik sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan).

Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. (An-Nahl: 16) Bahwa yang dimaksud dengan tanda-tanda itu adalah gunung-gunung.Kemudian Allah Swt. mengingatkan (manusia) akan kebesaran Zat-­Nya,

bahwa yang patut disembah hanyalah Dia, bukan berhala-berhala itu yang tidak dapat membuat sesuatu apa pun, bahkan mereka sendiri dibuat orang. Untuk itu Allah Swt. berfirman:


{أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لَا يَخْلُقُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ}


Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran. (An-Nahl: 17)

Kemudian Allah Swt. mengingatkan mereka atas sangat berlimpahnya nikmat-nikmat serta kebaikan-Nya yang telah dilimpahkan kepada mereka. Untuk itu Allah Swt. berfirman:


{وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ}


Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl: 18)Yakni memaafkan kalian.

Sekiranya kalian dituntut untuk mensyukuri semua nikmat-Nya, tentulah kalian tidak akan mampu melakukannya. Dan seandainya kalian diperintahkan untuk itu, pastilah kalian lemah dan meninggalkannya

(tidak dapat bersyukur secara semestinya). Seandainya Dia mengazab kalian, tentulah Dia berhak mengazab kalian tanpa berbuat aniaya terhadap kalian. Akan tetapi, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

Dia selalu mengampuni dosa-dosa yang banyak dan membalas pahala kebaikan sekecil apa pun.Ibnu Jarir mengatakan bahwa firman Allah Swt. yang mengatakan: Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun. (An-Nahl: 18)

Hal ini dinyatakan-Nya mengingat ada di antara kalian yang lupa untuk bersyukur kepada-Nya atas sebagian dari nikmat yang telah diberikan kepadanya. Allah Maha Pengampun bila kalian bertobat kepada-Nya dan kembali kepada-Nya

dengan mengerjakan ketaatan kepada-Nya serta menempuh jalan yang diridai-Nya. lagi Maha Penyayang. (An-Nahl: 18) Yakni Maha Penyayang kepada kalian, Dia tidak mengazab kalian sesudah kalian kembali dan bertobat kepada-Nya.

Surat An-Nahl |16:15|

وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

wa alqoo fil-ardhi rowaasiya an tamiida bikum wa an-haarow wa subulal la'allakum tahtaduun

Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,

And He has cast into the earth firmly set mountains, lest it shift with you, and [made] rivers and roads, that you may be guided,

Tafsir
Jalalain

(Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi dengan kokohnya) gunung-gunung yang tegak kokoh supaya (tidak) jangan (bumi itu goncang) bergerak

(bersama kalian dan) Dia telah menciptakan padanya (sungai-sungai) seperti sungai Nil (dan jalan-jalan) jalan untuk dilalui (agar kalian mendapat petunjuk) untuk sampai kepada tujuan-tujuan kalian.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 15 |

Penjelasan ada di ayat 14

Surat An-Nahl |16:16|

وَعَلَامَاتٍ ۚ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ

wa 'alaamaat, wa bin-najmi hum yahtaduun

dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.

And landmarks. And by the stars they are [also] guided.

Tafsir
Jalalain

(Dan Dia ciptakan, tanda-tanda) dengan melaluinya kalian mendapat petunjuk arah jalan yang kalian lalui, seperti gunung-gunung dan sungai-sungai.

(Dan dengan bintang-bintang itulah) yang dimaksud adalah bentuk jamak sekalipun lafalnya mufrad (mereka mendapat petunjuk) jalan dan arah kiblat di waktu malam hari.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 16 |

Penjelasan ada di ayat 14

Surat An-Nahl |16:17|

أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لَا يَخْلُقُ ۗ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

a fa may yakhluqu kamal laa yakhluq, a fa laa tażakkaruun

Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan (sesuatu)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Then is He who creates like one who does not create? So will you not be reminded?

Tafsir
Jalalain

(Maka apakah Tuhan yang menciptakan itu) itu Allah (sama dengan yang tidak menciptakan apa-apa) yang dimaksud adalah berhala-berhala, karena mereka menyekutukannya

bersama dengan Allah dalam hal beribadah Tentu saja tidak. (Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran) dari hal ini, karenanya kemudian kalian beriman

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 17 |

Penjelasan ada di ayat 14

Surat An-Nahl |16:18|

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

wa in ta'udduu ni'matallohi laa tuḥshuuhaa, innalloha laghofuurur roḥiim

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.

And if you should count the favors of Allah, you could not enumerate them. Indeed, Allah is Forgiving and Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya) tidak dapat menghitungnya terlebih lagi untuk mensyukurinya

secara layak kalian tidak akan mampu melakukannya (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) karena Dia telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kalian padahal kalian meremehkan dan mendurhakai-Nya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 18 |

Penjelasan ada di ayat 14

Surat An-Nahl |16:19|

وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ

wallohu ya'lamu maa tusirruuna wa maa tu'linuun

Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.

And Allah knows what you conceal and what you declare.

Tafsir
Jalalain

(Dan Allah mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian lahirkan.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 19 |

Tafsir ayat 19-21

Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia mengetahui semua yang terkandung di dalam hati dan semua rahasia, sebagaimana Dia mengetahui hal-hal yang lahir (nyata). Di hari kiamat kelak Dia akan memberikan balasan­Nya

kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amal perbuatannya baik, maka balasannya baik; tetapi jika amal perbuatannya buruk, maka balasannya buruk pula.Selanjutnya Dia menyebutkan bahwa berhala-berhala

yang mereka seru selain Allah tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedangkan mereka sendiri dibuat oleh manusia; seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya menyitir kata-kata kekasih-Nya Nabi Ibrahim a.s., yaitu:


{أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ}


Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu? Padahal Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat itu? (Ash-Shaffat: 95-96)Firman Allah Swt.:


{أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ}


(Berhala-berhala itu) benda mati, tidak hidup. (An-Nahl: 21)Artinya, benda-benda mati tidak bernyawa; maka tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan tidak berakal.


{وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ}


dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan. (An-Nahl: 21)Berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah hari kiamat terjadi. Maka bagaimanakah dapat diharapkan darinya

manfaat atau pahala atau balasan? Sesungguhnya yang dapat diharapkan manfaat, pahala, dan balasannya hanyalah Tuhan yang mengetahui segala sesuatu, Dialah Yang mencipta­kan segala sesuatu.

Surat An-Nahl |16:20|

وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ

wallażiina yad'uuna min duunillaahi laa yakhluquuna syai`aw wa hum yukhlaquun

Dan (berhala-berhala) yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang.

And those they invoke other than Allah create nothing, and they [themselves] are created.

Tafsir
Jalalain

(Dan berhala-berhala yang mereka seru) dapat dibaca yad`uuna dan tad`uuna, artinya yang mereka sembah (selain Allah) yang dimaksud adalah berhala-berhala

(tidak dapat membuat sesuatu apa pun sedangkan berhala-berhala itu sendiri dibuat orang) mereka pahat dari batu atau dari bahan-bahan yang lain

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 20 |

Penjelasan ada di ayat 19

Surat An-Nahl |16:21|

أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ ۖ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

amwaatun ghoiru aḥyaaa`, wa maa yasy'uruuna ayyaana yub'aṡuun

(Berhala-berhala itu) benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui kapankah (penyembahnya) dibangkitkan.

They are, [in fact], dead, not alive, and they do not perceive when they will be resurrected.

Tafsir
Jalalain

(Berhala-berhala itu benda mati) tidak ada rohnya; lafal ini menjadi khabar yang kedua (tidak hidup) berkedudukan menjadi taukid atau pengukuh (dan mereka tidak mengetahui)

berhala-berhala tersebut tidak mengetahui (bilakah) menunjukkan makna waktu (mereka akan dibangkitkan) yang dimaksud adalah makhluk semuanya; maka jika keadaannya demikian

mengapa berhala-berhala itu mereka sembah Kalau demikian berarti tiada tuhan melainkan hanya Yang Maha Pencipta, Yang Maha Hidup dan Yang Maha Mengetahui semua yang gaib.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 21 |

Penjelasan ada di ayat 19

Surat An-Nahl |16:22|

إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ

ilaahukum ilaahuw waaḥid, fallażiina laa yu`minuuna bil-aakhiroti quluubuhum mungkirotuw wa hum mustakbiruun

Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), dan mereka adalah orang yang sombong.

Your god is one God. But those who do not believe in the Hereafter - their hearts are disapproving, and they are arrogant.

Tafsir
Jalalain

(Tuhan kalian) berhak untuk disembah oleh kalian (adalah Tuhan Yang Maha Esa) tidak ada tandingan-Nya, baik dalam Dzat-Nya maupun sifat-Nya, yaitu Allah swt.

(Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat hati mereka mengingkari) keesaan Allah (sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong) orang-orang yang takabur tidak mau beriman kepada adanya hari akhirat.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 22 |

Tafsir ayat 22-23

Allah Swt. menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Esa, yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Lalu Dia memberi­tahukan bahwa orang-orang kafir itu ingkar hatinya akan hal tersebut, seperti yang diceritakan-Nya menyitir ucapan mereka yang bernada heran:


{أَجَعَلَ الآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ}


Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat menghe­rankan. (Shad: 5)Demikian pula dalam firman Allah Swt. yang mengatakan:


{وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ}


Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati. (Az-Zumar: 45) Adapun firman Allah Swt.:


{وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ}


sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. (An-Nahl: 22)Maksudnya, tidak mau menyembah Allah selain hati mereka ingkar kepada keesaan-Nya, seperti yang disebutkan dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:


{إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ}


Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mu’min: 60)Karena itulah dalam surat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:


{لَا جَرَمَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ}


Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. (An-Nahl: 23)Dengan kata lain, Dia akan membalas mereka atas hal tersebut dengan balasan yang sempurna.


{إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ}


Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (An-Nahl: 23)

Surat An-Nahl |16:23|

لَا جَرَمَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

laa jaroma annalloha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun, innahuu laa yuḥibbul-mustakbiriin

Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang sombong.

Assuredly, Allah knows what they conceal and what they declare. Indeed, He does not like the arrogant.

Tafsir
Jalalain

(Tidak diragukan lagi) memang benar (bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan) maka Dia membalas mereka berdasarkan hal tersebut.

(Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong) dengan pengertian, bahwa Dia akan menyiksa mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 23 |

Penjelasan ada di ayat 22

Surat An-Nahl |16:24|

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۙ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

wa iżaa qiila lahum maażaaa anzala robbukum qooluuu asaathiirul-awwaliin

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Dongeng-dongeng orang dahulu,"

And when it is said to them, "What has your Lord sent down?" They say, "Legends of the former peoples,"

Tafsir
Jalalain

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Nadhr bin Harits (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah) maa di sini bermakna istifham atau kata tanya (yang)

dzaa di sini berfungsi sebagai maushul (telah diturunkan Rabb kalian") kepada Muhammad. (Mereka menjawab,) yaitu ("Dongeng-dongengan) buat-buatan (orang-orang dahulu.") untuk menyesatkan manusia.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 24 |

Tafsir ayat 24-25

Allah Swt. berfirman kepada mereka yang mendustakan-Nya:


{مَاذَا أَنزلَ رَبُّكُمْ قَالُوا}


"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan kalian?” Mereka menjawab. (An-Nahl: 24)dengan jawaban yang memalingkan pembicaraan dari jawaban yang sebenarnya, yaitu:


{أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ}


Dongengan-dongengan orang-orang dahulu. (An-Nahl: 24)Dengan kata lain, Allah tidak menurunkan sesuatu pun yang berarti, dan sesungguhnya apa yang dibacakan kepada kami hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu,

yakni diambil dari kitab-kitab terdahulu; sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Swt. menyitir kata-kata mereka dalam ayat yang lain, yaitu:


{وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلا}


Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (Al-Furqan: 5)Artinya,

mereka membuat-buat kedustaan terhadap Rasul dan mengatakan kata-kata yang semuanya tidak benar, bertentangan serta berbeda dengan kenyataannya; seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:


{انْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الأمْثَالَ فَضَلُّوا فَلا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلا}


Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). (Al-Furqan: 9)

Demikian itu karena sesungguhnya setiap orang yang keluar dari jalan yang benar, maka apa pun yang dikatakannya adalah keliru belaka. Mereka mengatakan Nabi Saw. sebagai seorang penyihir, tukang syair, ahli ra­mal (tenung),

dan orang gila. Kemudian pendapat mereka menjadi satu, menuruti apa yang dibuat-buat oleh pemimpin mereka yang dikenal dengan sebutan Al-Walid ibnul Mugirah Al-Makhzumi, yaitu setelah dia:


{فَكَّرَ وَقَدَّرَ فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ثُمَّ نَظَرَ ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ يُؤْثَرُ}


memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,

kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)." (Al-Muddatstsir: 18-24)Yakni Al-Qur'an itu merupakan nukilan,

lalu dibacakan. Kemudian mereka (orang-orang kafir) bubar dengan suatu kesepakatan yang bulat menurut apa yang telah ditetapkan oleh pendapat Al-Walid ibnul Mugirah itu; semoga Allah melaknat mereka. Mengenai mereka, Allah Swt. berfirman:


{لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ}


(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). (An-Nahl: 25)

Yaitu sesungguhnya Kami menetapkan atas mereka untuk mengatakan hal tersebut yang menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya berikut dosa-dosa orang-orang yang mengikuti dan menyetujui mereka. Dengan kata lain,

mereka beroleh dosa-dosa diri mereka dan dosa menyesatkan orang lain yang mengikuti jejak mereka. Di dalam sebuah hadis disebutkan:


"مَنْ دَعَا إِلَى هُدى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنِ اتَّبَعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مثلُ آثَامِ مَنِ اتَّبَعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ من آثامهم شيئًا".


Barang siapa yang menyeru kepada hidayah (petunjuk), dia akan beroleh pahalanya semisal dengan pahala orang-orang yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun.

Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, dia akan mendapatkan dosanya semisal dengan dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi dosa mereka barang sedikit pun.Dan Allah Swt. telah berfirman:


{وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ}


Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.

(Al-'Ankabut: 13)Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuhnya pada hari kiamat,

dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). (An-Nahl: 25) Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: Dan sesungguhnya mereka

akan memikul beban-beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri. (Al-'Ankabut: 13)Mujahid mengatakan bahwa mereka memikul beban dosa-dosa mereka

berikut dosa orang-orang yang mengikuti jejak mereka, tanpa mengurangi azab yang diterima oleh orang-orang yang taat kepada mereka barang sedikit pun.

Surat An-Nahl |16:25|

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

liyaḥmiluuu auzaarohum kaamilatay yaumal-qiyaamati wa min auzaarillażiina yudhilluunahum bighoiri 'ilm, alaa saaa`a maa yaziruun

(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu.

That they may bear their own burdens in full on the Day of Resurrection and some of the burdens of those whom they misguide without knowledge. Unquestionably, evil is that which they bear.

Tafsir
Jalalain

(Ucapan mereka, menyebabkan mereka memikul) akibatnya mereka akan memikul (dosa-dosanya) kesalahan-kesalahannya (dengan sepenuhnya) artinya tidak ada sesuatu pun

yang dapat dijadikan sebagai tebusan daripadanya (pada hari kiamat, dan sebagian) ditimpakan pula kepada mereka sebagian (dosa-dosa orang-orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun)

bahwa mereka disesatkan, karena mereka mengajak orang-orang yang diserunya ke jalan yang sesat, kemudian orang-orang yang diserunya itu mengikuti langkah mereka.

Dengan demikian maka orang-orang yang menyeru mereka ikut andil dalam dosanya. (Ingatlah, amat buruklah) amat jeleklah (apa yang mereka pikul itu) yakni, dosa-dosa yang mereka pikul itu adalah seburuk-buruk dosa.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 25 |

Penjelasan ada di ayat 24

Surat An-Nahl |16:26|

قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ

qod makarollażiina ming qoblihim fa atallohu bun-yaanahum minal-qowaa'idi fa khorro 'alaihimus-saqfu min fauqihim wa ataahumul-'ażaabu min ḥaiṡu laa yasy'uruun

Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.

Those before them had already plotted, but Allah came at their building from the foundations, so the roof fell upon them from above them, and the punishment came to them from where they did not perceive.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar) yaitu seperti apa yang telah dilakukan oleh raja Namrudz; ia membangun sebuah pencakar langit,

lalu ia menaikinya dengan maksud untuk memerangi penduduk langit (maka Allah menghancurkan) bertujuan untuk menghancurkan (rumah-rumah mereka dari fondasinya)

untuk itu maka Allah mengirimkan angin topan dan gempa bumi yang keras sehingga hancur leburlah apa yang telah mereka bangun itu

(lalu atap rumah-rumah mereka jatuh menimpa mereka dari atas) artinya mereka ada di bawahnya lalu tertimpa hal tersebut (dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari)

artinya azab itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga sebelumnya. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ini hanya tamtsil tentang dibinasakannya

makar mereka yang telah direncanakan sebelumnya terhadap rasul.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 26 |

Tafsir ayat 26-27

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah meng­adakan makar. (An-Nahl: 26) Orang yang dimaksud ialah Raja Namruz

yang telah membangun pencakar langit (di masa dahulu). Ibnu Abu Hatim mengatakan, hal yang semisal telah diriwayatkan dari Mujahid.Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam,

bahwa orang yang mula-mula berlaku sewenang-wenang di muka bumi ialah Raja Namruz. Kemudian Allah mengirimkan seekor nyamuk kepadanya, lalu nyamuk itu memasuki lubang hidungnya.

Maka Namruz hidup selama empat ratus tahun yang setiap harinya ia memukuli kepalanya dengan palu (untuk meringankan rasa sakit kepalanya akibat nyamuk itu). Lama-kelamaan ada seseorang yang merasa kasihan

kepada orang-orang yang ditugaskan untuk memukulinya setiap hari, lalu ia memukul kepala raja itu dengan keras hingga terbelah dan matilah raja itu. Dia hidup sewenang-wenang selama empat ratus tahun,

maka Allah mengazabnya selama empat ratus tahun sama dengan masa pemerin­tahannya, lalu Allah mematikannya. Dialah yang membangun pencakar langit, yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:

maka Allah menghancurkan bangunan-bangunan mereka dari fondasinya. (An-Nahl: 26)Ulama lainnya mengatakan bahwa dia bukanlah Namruz, melainkan Bukhtanasar. Lalu mereka menyebutkan salah satu dari makarnya

yang dikisahkan oleh Allah Swt. dalam ayat ini, sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam surat Ibrahim melalui firman-Nya:


{وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ}


Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (Ibrahim: 46)Ulama lainnya mengatakan, apa yang diungkapkan dalam ayat ini merupakan perumpamaan

yang menggambarkan kebatilan dari apa yang telah diperbuat oleh orang-orang yang kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain dari ibadahnya, seperti penger­tian yang terdapat di dalam firman-Nya yang menceritakan perkataan Nabi Nuh a.s.:


{وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا}


dan melakukan tipu daya yang amat besar. (Nuh: 22)Artinya, mereka telah melakukan tipu muslihat untuk menyesatkan manusia dengan segala upaya, dan dengan berbagai cara mereka memikat manusia untuk menyukai kemusyrikan mereka. Para pengikut mereka berkata kepada mereka pada hari kiamat:


{بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا}


(Tidak) sebenarnya tipu daya (kalian) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kalian menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya. (Saba: 33), hingga akhir ayat.Firman Allah Swt.:


{فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ}


maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya. (An-Nahl: 26)Yakni Allah mencabutnya dari dasarnya dan membatalkan amal perbuatan mereka. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:


{كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ}


Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. (Al-Maidah: 64)


{فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأبْصَارِ}


maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari azab yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menimpakan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumahnya sendiri dengan tangan mereka sendiri

dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (Al-Hasyr:2)Dan dalam ayat ini Allah Swt. menyebutkan melalui firman-Nya:


{فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ}


maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datang­lah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.

Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat. (An-Nahl: 26-27)Maksudnya,, Allah bakal menampakkan kemaluan mereka dan menampakkan segala sesuatu yang mereka sembunyikan dalam hatinya

sehingga hal itu menjadi terang dan jelas. Sama dengan pengertian yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ}


Pada hari ditampakkan segala rahasia. (Ath-Thariq: 9)Yaitu ditampakkan dan diumumkan, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Ibnu Umar yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:


"يُنْصَبُ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ اسْتِهِ بِقَدْرِ غَدْرَته، فَيُقَالُ: هَذِهِ غَدْرَة فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ"


Kelak di hari kiamat akan ditegakkan suatu panji bagi setiap orang yang berkhianat di pantatnya sesuai dengan perbuatan khianatnya, lalu dikatakan bahwa inilah pengkhianatan si Fulan bin Fulan. Demikian pula halnya dengan mereka,

pada hari kiamat nanti Allah menampakkan kepada semua orang tipu muslihat yang disembunyikan oleh mereka, lalu Allah menghinakan mereka di mata semua makhluk. Kemudian Tuhan berfirman kepada mereka dengan nada mencemoohkan dan mencela mereka:


{أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ}


Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena menyembahnya) kalian selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang muk­min)? (An-Nahl: 27)Maksudnya, di manakah sembahan-sembahan yang karenanya kalian berperang

dan memusuhi para nabi dan orang-orang yang beriman? Di manakah mereka? Apakah mereka dapat menolong kalian dan menye­lamatkan kalian dari sini?


{هَلْ يَنْصُرُونَكُمْ أَوْ يَنْتَصِرُونَ}


Dapatkah mereka menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri? (Asy-Syu'ara: 93)


{فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلا نَاصِرٍ}


maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak (pula) seorang penolong. (Ath-Thariq: 10)Dan manakala hujah telah mengarah kepada mereka, bukti telah ditegak­kan terhadap mereka,

serta kalimat azab telah pasti atas diri mereka, maka mereka diam —tidak dapat beralasan lagi— di saat tiada jalan lari bagi mereka.


{قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ}


Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu. (An-Nahl: 27)Mereka adalah orang-orang yang terkemuka di dunia dan akhirat, dan mereka adalah orang-orang yang selalu memberitakan tentang perkara yang hak di dunia dan di akhirat. Pada saat itu mereka mengatakan:


{إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ}


Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir. (An-Nahl: 27)Yakni orang yang dipermalukan dan mendapat azab yang menyelimutinya pada hari itu adalah orang-orang yang ingkar kepada Allah

dan memper-sekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak dapat membahayakannya, tidak pula dapat memberikan manfaat kepadanya.

Surat An-Nahl |16:27|

ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ

ṡumma yaumal-qiyaamati yukhziihim wa yaquulu aina syurokaaa`iyallażiina kuntum tusyaaaqquuna fiihim, qoolallażiina uutul-'ilma innal-khizyal-yauma was-suuu`a 'alal-kaafiriin

Kemudian Allah menghinakan mereka pada hari Kiamat, dan berfirman, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu yang (karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman)?" Orang-orang yang diberi ilmu berkata, "Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan kepada orang yang kafir,"

Then on the Day of Resurrection He will disgrace them and say, "Where are My 'partners' for whom you used to oppose [the believers]?" Those who were given knowledge will say, "Indeed disgrace, this Day, and evil are upon the disbelievers" -

Tafsir
Jalalain

(Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat) membuat mereka hina (dan berfirman)-lah Allah kepada mereka melalui lisan malaikat-Nya dengan nada mengejek

("Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu) yang menurut dugaan kalian itu (yang karena membelanya kalian selalu memusuhi) menentang kaum mukminin (tentang perihal mereka.")

mengenai perkara mereka. (Berkatalah) artinya nanti akan berkata/menjawab (orang-orang yang diberi ilmu) yaitu para nabi dan orang-orang mukmin

("Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.") para nabi dan orang-orang mukmin mengatakan demikian sebagai ejekan yang ditujukan kepada orang-orang kafir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 27 |

Penjelasan ada di ayat 26

Surat An-Nahl |16:28|

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ ۖ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ ۚ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

allażiina tatawaffaahumul-malaaa`ikatu zhoolimiii anfusihim fa alqowus-salama maa kunnaa na'malu min suuu`, balaaa innalloha 'aliimum bimaa kuntum ta'maluun

(yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh para malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim kepada diri sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata), "Kami tidak pernah mengerjakan sesuatu kejahatan pun." (Malaikat menjawab), "Pernah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan."

The ones whom the angels take in death [while] wronging themselves, and [who] then offer submission, [saying], "We were not doing any evil." But, yes! Indeed, Allah is Knowing of what you used to do.

Tafsir
Jalalain

(Orang-orang yang dimatikan) dapat dibaca tatawaffaahum dan yatawaffaahum (oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri)

karena melakukan kekufuran (lalu mereka menyerahkan diri) mereka tunduk dan berserah diri ketika maut menjelang mereka seraya berkata

("Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan suatu kejahatan pun.") yaitu perbuatan musyrik. Maka para malaikat berkata kepada mereka

("Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan.") oleh sebab itu Dia membalaskannya kepada diri kalian.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 28 |

Tafsir ayat 28-29

Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang musyrik yang menganiaya diri mereka sendiri di saat mereka menghadapi kematiannya dan para malaikat datang kepada mereka untuk mencabut nyawa mereka yang buruk.


{فَأَلْقَوُا السَّلَمَ}


lalu mereka berserah diri. (An-Nahl: 28)Yakni mereka menampakkan, rasa tunduk, patuh, dan menurut seraya berkata:


{مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ}


Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan pun (An-Nahl: 28)Perihalnya sama dengan apa yang dikatakan oleh mereka nanti pada hari mereka dibangkitkan (di hari kiamat), seperti yang disitir oleh firman-Nya:


{وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ}


Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An’am: 23)


{يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ}


(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik), sebagaimana mereka bersumpah kepadamu. (Al-Mujadilah: 18) Maka Allah berfirman mendustakan perkataan mereka itu:


{بَلَى إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ}


Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kalian kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (An-Nahl: 28-29)

Artinya, seburuk-buruk tempat tinggal ialah tempat kehinaan bagi orang-orang yang menyombongkan dirinya terhadap ayat-ayat Allah dan tidak mau mengikuti rasul-rasul-Nya. Mereka memasuki neraka Jahanam sejak kematian mereka

berikut arwahnya, dan jasad mereka di dalam kuburnya beroleh panas dan angin yang membakar dari neraka Jahanam. Dan apabila hari kiamat terjadi, maka arwah mereka dimasukkan ke dalam tubuhnya masing-masing, lalu mereka tinggal kekal di dalam neraka Jahanam.


{لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا}


Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. (Fathir: 36)Dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:


{النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}


Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), "Masuk­kanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Al-Mu’min: 46)

Surat An-Nahl |16:29|

فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ

fadkhuluuu abwaaba jahannama khoolidiina fiihaa, fa labi`sa maṡwal-mutakabbiriin

Maka masukilah pintu-pintu Neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk tempat orang yang menyombongkan diri.

So enter the gates of Hell to abide eternally therein, and how wretched is the residence of the arrogant.

Tafsir
Jalalain

Lalu dikatakan kepada mereka ("Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kalian kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat) menetap (orang-orang yang menyombongkan diri itu.")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 29 |

Penjelasan ada di ayat 28

Surat An-Nahl |16:30|

وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۚ قَالُوا خَيْرًا ۗ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ

wa qiila lillażiinattaqou maażaaa anzala robbukum, qooluu khoiroo, lillażiina aḥsanuu fii haażihid-dun-yaa ḥasanah, wa ladaarul-aakhiroti khoiir, wa lani'ma daarul-muttaqiin

Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertakwa, "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Kebaikan." Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,

And it will be said to those who feared Allah, "What did your Lord send down?" They will say, "[That which is] good." For those who do good in this world is good; and the home of the Hereafter is better. And how excellent is the home of the righteous -

Tafsir
Jalalain

(Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa) yang memelihara diri dari kemusyrikan ("Apakah yang telah diturunkan oleh Rabb kalian" Mereka menjawab,

"Kebaikan." Orang-orang yang telah berbuat baik) karena beriman (di dunia ini mendapat pembalasan yang baik) yakni kehidupan yang baik. (Dan sesungguhnya kampung akhirat)

yakni surga (lebih baik) daripada kehidupan dunia berikut semua isinya. Lalu Allah berfirman di dalam kampung akhirat itu. (Dan sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang bertakwa) adalah surga itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 30 |

Tafsir ayat 30-32

Apa yang disebutkan dalam ayat-ayat ini menceritakan perihal orang-orang yang berbahagia, berbeda dengan apa yang diceritakan-Nya tentang orang-orang yang celaka. Karena sesungguhnya orang-orang yang celaka itu ketika dikatakan kepada mereka:


{مَاذَا أَنزلَ رَبُّكُمْ}


Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? (An-Nahl: 24)Mereka menjawab dengan jawaban yang menyimpang, "yaitu: "Allah tidak menurunkan sesuatu pun yang berarti, sesungguhnya apa yang diturunkan­Nya

hanyalah dongengan-dongengan orang-orang dahulu." Sedangkan orang-orang yang berbahagia menjawab, "Allah telah menurunkan kebaikan," yakni rahmat dan berkah bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk-Nya

dan beriman kepada-Nya.Kemudian Allah Swt. menceritakan tentang janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya melalui apa yang diturunkan-Nya melalui rasul-rasul-Nya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:


{لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ الآخِرَةِ خَيْرٌ}


Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik (An-Nahl: 30), hingga akhir ayat.Semisal dengan makna yang terkandung dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}


Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik; dan sesungguhnya akan Kami beri balasan

kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)Dengan kata lain, barang siapa yang berbuat baik dalam dunia ini, pastilah Allah akan membalas amalnya

dengan balasan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa kehidupan di akhirat adalah lebih baik daripada kehidupan di dunia, karena balasan di akhirat jauh lebih sempurna daripada balasan di dunia, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:


{وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ}


Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, "Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik. (Al-Qashash: 80), hingga akhir ayat.


{وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلأبْرَارِ}


Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (Ali Imran: 198)


{وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى}


Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Al-A'la: 17)


{وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الأولَى} <>

Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. (Adh-Dhuha: 4)Kemudian Allah Swt. menggambarkan tentang kampung akhirat. Untuk itu Dia berfirman:


{وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ}


dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang bertakwa. (An-Nahl: 30)Mengenai firman Allah Swt.:


{جَنَّاتُ عَدْنٍ}


(yaitu) surga ‘Adn. (An-Nahl: 31)Lafaz ayat ini berkedudukan menjadi badal (kata ganti) dari tempat bagi orang-orang yang bertakwa. Dengan kata lain, di akhirat kelak mereka akan mendapat surga' Adn sebagai tempat tinggal mereka.


{تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ}


Mengalir di bawahnya sungai-sungai. (An-Nahl: 31) Yakni mengalir di bawah pepohonan dan gedung-gedungnya.


{لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ}


di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. (An-Nahl: 31)Sama halnya dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firmannya:


{وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}


dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya. (Az-Zukhruf:71)Di dalam sebuah hadis disebutkan seperti berikut:


"إِنَّ السَّحَابَةَ لَتَمُرُّ بِالْمَلَأِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَهُمْ جُلُوسٌ عَلَى شَرَابِهِمْ، فَلَا يَشْتَهِي أَحَدٌ مِنْهُمْ شَيْئًا إِلَّا أَمْطَرَتْهُ عَلَيْهِمْ، حَتَّى إِنَّ مِنْهُمْ لَمَنْ يَقُولُ: أَمْطِرِينَا كواعب أترابًا، فيكون ذلك "


Sesungguhnya awan benar-benar melalui sejumlah orang dari kalangan penduduk surga di saat mereka sedang duduk-duduk dalam jamuan minumnya. Maka tiada seorang pun dari mereka menginginkan sesuatu melainkan awan itu

menurunkan apa yang diingininya, hingga sesungguhnya di antara mereka benar-benar ada orang yang mengatakan, "Hai awan, turunkanlah kepada kami gadis-gadis remaja yang sebaya (bidadari-bidadari).” Maka keinginannya itu dituruti. Firman Allah Swt.:


كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ


Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (An-Nahl: 31)Artinya, demikianlah Allah membalas setiap orang yang beriman kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya serta berbuat baik dalam amalnya.

Kemudian Allah Swt. menceritakan tentang keadaan mereka di saat mereka menghadapi kematiannya, bahwa mereka dalam keadaan baik; yakni dalam keadaan bersih dari kemusyrikan, kekotoran, dan semua keburukan.

Dan sesungguhnya para malaikat datang kepada mereka seraya mengucapkan salam dan menyampaikan berita gembira surga kepada mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ}


Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah, " kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kalian merasa takut

dan janganlah kalian merasa sedih; dan bergembiralah kalian dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.” Kamilah Pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan di akhirat;

di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Sebagai hidangan (bagi kalian) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fushshilat: 30-32)

Dalam keterangan terdahulu telah kami kemukakan hadis-hadis yang menceritakan tentang kisah dicabutnya nyawa orang mukmin dan orang kafir, yaitu pada pembahasan tafsir firman Allah Swt.:


{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ}


Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Ibrahim: 27)

Surat An-Nahl |16:31|

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ

jannaatu 'adniy yadkhuluunahaa tajrii min taḥtihal-an-haaru lahum fiihaa maa yasyaaa`uun, każaalika yajzillaahul-muttaqiin

(yaitu) Surga-Surga ´Aadn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa,

Gardens of perpetual residence, which they will enter, beneath which rivers flow. They will have therein whatever they wish. Thus does Allah reward the righteous -

Tafsir
Jalalain

(Yaitu surga Adn) sebagai tempat tinggal. Lafal jannaatu Adn adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah

(mereka masuk ke dalamnya; mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah) pembalasan itu (Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa.)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 31 |

Penjelasan ada di ayat 30

Surat An-Nahl |16:32|

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

allażiina tatawaffaahumul-malaaa`ikatu thoyyibiina yaquuluuna salaamun 'alaikumudkhulul-jannata bimaa kuntum ta'maluun

(yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), "Salamun'alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan."

The ones whom the angels take in death, [being] good and pure; [the angels] will say, "Peace be upon you. Enter Paradise for what you used to do."

Tafsir
Jalalain

(Yaitu orang-orang) lafal alladziina di sini menjadi na`at atau sifat (yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik)

yakni suci dari kekafiran (dengan mengatakan) para malaikat itu berkata kepada mereka ketika akan diwafatkan ("Salaamun `alaikum.")

dan dikatakan pula kepada mereka kelak di hari akhirat ("Masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 32 |

Penjelasan ada di ayat 30

Surat An-Nahl |16:33|

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ رَبِّكَ ۚ كَذَٰلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

hal yanzhuruuna illaaa an ta`tiyahumul-malaaa`ikatu au ya`tiya amru robbik, każaalika fa'alallażiina ming qoblihim, wa maa zholamahumullohu wa laaking kaanuuu anfusahum yazhlimuun

Tidak ada yang ditunggu mereka (orang kafir) selain datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Allah tidak menzalimi mereka, justru merekalah yang (selalu) menzalimi diri mereka sendiri.

Do the disbelievers await [anything] except that the angels should come to them or there comes the command of your Lord? Thus did those do before them. And Allah wronged them not, but they had been wronging themselves.

Tafsir
Jalalain

(Tidak ada) tiada (yang ditunggu-tunggu) oleh orang-orang kafir (selain datang kepada mereka) dapat dibaca ta'tiyahum atau ya'tiyahum (para malaikat)

untuk mencabut nyawa mereka (atau datangnya perintah Rabbmu) yakni azab atau hari kiamat yang terdapat di dalamnya azab buat mereka. (Demikianlah)

seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka (telah dilakukan pula oleh orang-orang sebelum mereka) daripada umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-rasul mereka kemudian mereka dibinasakan.

(Dan sekali-kali Allah tidak menganiaya mereka) dengan membinasakan mereka tanpa dosa (akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri) karena melakukan kekafiran.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 33 |

Tafsir ayat 33-34

Allah Swt. berfirman mengancam orang-orang musyrik karena mereka terlalu berkepanjangan dalam kebatilannya dan teperdaya oleh keduniawian, bahwa tiadalah yang mereka tunggu-tunggu

melainkan kedatangan para malaikat kepada mereka untuk mencabut nyawa mereka. Demikianlah menurut keterangan yang dikemukakan oleh Qatadah.


{أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ رَبِّكَ}


atau datangnya perintah Tuhanmu. (An-Nahl: 33)Yakni hari kiamat beserta kengerian-kengerian yang mereka derita di dalamnya.Firman Allah Swt.:


{كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ}


Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. (An-Nahl: 33)Maksudnya, demikianlah telah berlarut-larut dalam kemusyrikannya para pendahulu mereka, orang-orang yang setara

dan serupa dengan mereka dari kalangan kaum musyrik, hingga mereka merasakan pembalasan Allah, dan tertimpa azab serta murka Allah akibat perbuatannya.


{وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ}


Dan Allah tidak menganiaya mereka. (An-Nahl: 33)Karena Allah Swt. mempunyai alasan yang kuat terhadap mereka dan telah menegakkan hujah-hujah (bukti-bukti)-Nya terhadap mereka, yaitu melalui utusan-utusan-Nya dan penurunan kitab-kitab-Nya.


{وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ}


tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri. (An-Nahl: 33)Karena menentang para rasul dan mendustakan apa yang disampaikan oleh mereka, maka orang-orang musyrik itu tertimpa hukuman dari Allah atas perbuatannya sendiri.


{وَحَاقَ بِهِمْ}


dan mereka diliputi. (An-Nahl: 34) Artinya, mereka diliputi oleh azab yang sangat pedih.


{مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ}


oleh azab yang selalu merekaperolok-olokan. (An-Nahl: 34)Yakni mereka memperolok-olokkan para rasul bilamana para rasul mengancam mereka dengan siksa Allah. Karena itulah pada hari kiamat nanti dikatakan kepada mereka, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ}


Inilah neraka yang dahulu kalian selalu mendustakannya. (Ath-Thur: 14)

Surat An-Nahl |16:34|

فَأَصَابَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

fa ashoobahum sayyi`aatu maa 'amiluu wa ḥaaqo bihim maa kaanuu bihii yastahzi`uun

Maka mereka ditimpa azab (akibat) perbuatan mereka dan diliputi oleh azab yang dulu selalu mereka perolok-olokkan.

So they were struck by the evil consequences of what they did and were enveloped by what they used to ridicule.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka ditimpa oleh akibat kejahatan perbuatan mereka sendiri) yakni pembalasannya (dan dibinasakanlah) diazablah (mereka oleh apa yang selalu mereka perolok-olokkan) yaitu azab.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 34 |

Penjelasan ada di ayat 33

Surat An-Nahl |16:35|

وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

wa qoolallażiina asyrokuu lau syaaa`allohu maa 'abadnaa min duunihii min syai`in naḥnu wa laaa aabaaa`unaa wa laa ḥarromnaa min duunihii min syaii`, każaalika fa'alallażiina ming qoblihim, fa hal 'alar-rusuli illal-balaaghul-mubiin

Dan orang musyrik berkata, "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak (pula) kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)-Nya." Demikianlah yang diperbuat oleh orang sebelum mereka. Bukankah kewajiban para Rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.

And those who associate others with Allah say, "If Allah had willed, we would not have worshipped anything other than Him, neither we nor our fathers, nor would we have forbidden anything through other than Him." Thus did those do before them. So is there upon the messengers except [the duty of] clear notification?

Tafsir
Jalalain

(Dan berkatalah orang-orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah ("Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia,

baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanda izin-Nya) yaitu mengharamkan bahirah dan saibah. Ini berarti bahwa kemusyrikan

kami dan pengharaman kami ini berdasarkan kehendak-Nya karena Dia rela terhadapnya. Maka Allah berfirman menyanggah mereka: (Demikianlah yang diperbuat oleh orang-orang sebelum mereka)

artinya mereka telah mendustakan rasul-rasul mereka tentang apa yang didatangkan oleh para rasul itu (maka tidak ada) (kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang)

dan mereka tidak berkewajiban untuk memberi hidayah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 35 |

Tafsir ayat 35-37

Allah Swt. menyebutkan tentang teperdayanya orang-orang musyrik oleh kemusyrikan mereka dan alasan mereka yang berpegang kepada takdir, yang hal ini terungkapkan melalui ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:


{لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلا آبَاؤُنَا وَلا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ}


Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah suatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)-Nya. (An-Nahl: 35)

seperti mengharamkan hewan ternak bahirah, saibah, wasilah, dan lain sebagainya yang mereka buat-buat sendiri tanpa ada keterangan dari Allah yang menjelaskannya.Dengan kata lain. perkataan mereka mengandung kesimpulan

bahwa seandainya Allah Swt. tidak suka dengan apa yang mereka perbuat, tentulah Allah mengingkari perbuatan itu dengan menurunkan hukuman, dan tentulah Dia tidak akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukannya. Allah Swt. membantah alasan mereka yang keliru itu melalui firman-Nya:


{فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ}


maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampai­kan (amanat Allah) dengan terang. (An-Nahl: 35)Yakni duduk perkaranya tidaklah seperti yang kalian duga, bahwa Allah tidak mengingkari perbuatan kalian itu.

Sesungguhnya Allah telah meng­ingkari perbuatan kalian dengan pengingkaran yang keras, dan Dia telah melarang kalian melakukannya dengan larangan yang kuat. Dia telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat,

yakni kepada setiap generasi dan sejumlah manusia. Semua rasul menyeru mereka untuk menyembah Allah dan melarang mereka menyembah selain-Nya:


{أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}


Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Tagut. (An-Nahl: 36)Allah Swt. terus-menerus mengutus rasul-rasul-Nya kepada manusia dengan membawa risalah (tauhid) itu sejak terjadinya kemusyrikan di kalangan Bani Adam,

yaitu sejak kaumnya Nabi Nuh, Allah mengutus Nabi Nuh kepada mereka. Nuh a.s. adalah.rasul yang mula-mula diutus oleh Allah kepada penduduk bumi, lalu diakhiri oleh Nabi Muhammad Saw.

yang seruannya mencakup semua lapisan manusia dan jin, di belahan timur dan belahan barat bumi Semua rasul Allah menyerukan hal yang sama, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:


{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ}


Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku.” (Al-Anbiya: 25)


{وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ}


Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk di­sembah selain Allah Yang Maha Pemurah?” (Az-Zukhruf: 45)Dan dalam ayat berikut ini Allah Swt. berfirman:


{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}


Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Tagut itu.” (An-Nahl: 36)Maka sesudah adanya keterangan ini, bagaimanakah seorang musyrik dapat diperkenankan mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:


{لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ}


Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia. (An-Nahl: 35)Kehendak Allah secara syar'i tentang mereka tidak ada, karena Allah Swt. telah melarang mereka berbuat hal itu

melalui lisan rasul-rasul-Nya. Adapun mengenai kehendak Allah yang bersifat kauni (kenyataan) yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut secara takdir, maka tidak ada hujah (alasan) bagi mereka dalam hal ini.

Karena Allah telah menciptakan neraka dan para penduduknya dari kalangan setan dan orang-orang kafir. Dia tidak rela hamba-hamba-Nya berlaku kafir. Dalam menentukan hal tersebut Allah mempunyai alasan yang kuat dan hikmah yang bijak.

Kemudian sesungguhnya Allah Swt. telah memberitakan bahwa Dia mengingkari parbuatan mereka dengan menimpakan siksaan kepada mereka di dunia sesudah para rasul memberikan peringatan kepada mereka. Untuk itulah Allah Swt. menyebutkan dalam firman-Nya:


{فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ}


Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An-Nahl: 36)Dengan kata lain, tanyakanlah nasib yang dialami oleh orang-orang yang mendustakan perkara yang hak dan menentang rasul-rasul Allah, bagaimanakah:


{دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا}


Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu. (Muhammad: 10)Allah Swt. telah berfirman pula:


{وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ}


Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. (Al-Mulk: 18)Kemudian Allah Swt. memberitahukan kepada Rasul-Nya bahwa keinginannya

yang mendambakan agar mereka (orang-orang kafir) mendapat petunjuk tidak ada manfaatnya bagi mereka bilamana Allah telah menghendaki kesesatan mereka. Sama halnya dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا}


Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. (Al-Maidah: 41)Nuh a.s. berkata kepada kaumnya yang disitir oleh firman-Nya:


{وَلا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ}


Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kalian, sekiranya Allah hendak menye­satkan kalian. (Hud: 34)Dan dalam ayat berikut ini Allah Swt. berfirman:


{إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ}


Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya. (An-Nahl: 37)Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{مَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلا هَادِيَ لَهُ وَيَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ}


Barang siapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan. (Al-A'raf: 186)


{إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ}


Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus: 96-97) Adapun firman Allah Swt.:


{فَإِنَّ اللَّهَ}


maka sesungguhnya Allah. (An-Nahl: 37)Yakni perihal dan urusan-Nya ialah bahwa apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi. Dalam ayat berikutnya disebutkan:


{لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ}


tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya. (An-Nahl: 37)Maka siapakah yang dapat memberinya petunjuk bila bukan Allah? Jawabannya tentu saja tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.


{وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ}


dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong. (An-Nahl: 37)yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah dan belenggu siksaan-Nya.


{أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ}


Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (Al-A'raf: 54)

Surat An-Nahl |16:36|

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

wa laqod ba'aṡnaa fii kulli ummatir rosuulan ani'budulloha wajtanibuth-thooghuut, fa min-hum man hadallohu wa min-hum man ḥaqqot 'alaihidh-dholaalah, fa siiruu fil-ardhi fanzhuruu kaifa kaana 'aaqibatul-mukażżibiin

Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagµt", kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di Bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).

And We certainly sent into every nation a messenger, [saying], "Worship Allah and avoid Taghut." And among them were those whom Allah guided, and among them were those upon whom error was [deservedly] decreed. So proceed through the earth and observe how was the end of the deniers.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat) seperti Aku mengutus kamu kepada mereka (untuk) artinya untuk menyerukan ('Sembahlah Allah)

esakanlah Dia (dan jauhilah thaghut,') berhala-berhala itu janganlah kalian sembah (maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah) lalu ia beriman

(dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti) telah ditentukan (kesesatan baginya) menurut ilmu Allah, sehingga ia tidak beriman. (Maka berjalanlah kalian)

hai orang-orang kafir Mekah (di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan) rasul-rasul mereka, yakni kebinasaan yang akan mereka alami nanti.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 36 |

Penjelasan ada di ayat 35

Surat An-Nahl |16:37|

إِنْ تَحْرِصْ عَلَىٰ هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ ۖ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

in taḥrish 'alaa hudaahum fa innalloha laa yahdii may yudhillu wa maa lahum min naashiriin

Jika engkau (Muhammad) sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan mereka tidak mempunyai penolong.

[Even] if you should strive for their guidance, [O Muhammad], indeed, Allah does not guide those He sends astray, and they will have no helpers.

Tafsir
Jalalain

(Jika kamu sangat mengharapkan) hai Muhammad (agar mereka dapat petunjuk) sedangkan Allah telah menyesatkan mereka niscaya kamu tidak akan mampu melakukan hal itu

(maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya) dapat dibaca yudhillu dan yudhallu, artinya orang yang dikehendaki-Nya sesat

(dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong") yang dapat mencegah azab Allah atas diri mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 37 |

Penjelasan ada di ayat 35

Surat An-Nahl |16:38|

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ ۙ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ ۚ بَلَىٰ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

wa aqsamuu billaahi jahda aimaanihim laa yab'aṡullohu may yamuut, balaa wa'dan 'alaihi ḥaqqow wa laakinna akṡaron-naasi laa ya'lamuun

Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati." Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

And they swear by Allah their strongest oaths [that] Allah will not resurrect one who dies. But yes - [it is] a true promise [binding] upon Him, but most of the people do not know.

Tafsir
Jalalain

(Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh) artinya mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh

("Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.") maka Allah berfirman menyanggah mereka (Tidak demikian, bahkan) Allah pasti akan membangkitkan mereka

(sebagai suatu janji yang benar dari Allah) lafal wa`dan dan haqqan kedua-duanya adalah bentuk mashdar yang fungsinya mengukuhkan makna fi`ilnya dan dinashabkan oleh fi`ilnya

yang keberadaannya diperkirakan; artinya Allah sungguh telah menjanjikan hal tersebut dan Allah akan membuktikannya dengan benar (akan tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tiada mengetahui) hal tersebut.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 38 |

Tafsir ayat 38-40

Allah Swt. berfirman menceritakan perihal orang-orang musyrik; mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, yakni dengan sumpah yang berat, bahwa Allah tidak akan membangkitkan

orang yang telah mati. Dengan kata lain, mereka menganggap hal tersebut mustahil; mereka mendustakan para rasul yang menyampaikan berita itu, dan mereka bersumpah menentang hal itu. Maka Allah Swt. berfirman, mendustakan mereka dan membantahnya:


{بَلَى}


(Tidak demikian) bahkan. (An-Nahl: 38)Yakni tidaklah seperti yang mereka duga, bahkan kebangkitan itu pasti terjadi.


{وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا}


sebagai suatu janji yang benar dari Allah. (An-Nahl: 38) Yaitu sebagai suatu hal yang pasti terjadi.


{وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ}


tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (An-Nahl: 38)Karena ketidaktahuan mereka, maka mereka menentang rasul-rasul dan terjerumus ke dalam kekafiran.

Kemudian Allah Swt. menyebutkan hikmah diadakan-Nya hari kembali dan dibangkitkan-Nya semua jasad pada hari pembalasan. Untuk itu disebutkan dalam firman-Nya:


{لِيُبَيِّنَ لَهُمُ}


agar Allah menjelaskan kepada mereka. (An-Nahl: 39) Maksudnya, kepada manusia.


{الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ}


apa yang mereka perselisihkan itu. (An-Nahl: 39) Yaitu segala sesuatunya.


{لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}


supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbual jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (An-Najm: 31) Adapun firman Allah Swt.:


{وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ}


dan agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang berdusta. (An-Nahl: 39)Yakni dalam sumpah mereka yang menyatakan bahwa Allah tidak akan menghidupkan orang yang mati. Karena itulah,

maka kelak di hari kiamat mereka yang berbuat demikian akan diseru untuk masuk neraka Jahannam dengan digiring, dan Malaikat Zabaniyah (juru siksa) berkata kepada mereka:


{هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}


(Dikatakan kepada mereka), "Inilah neraka yang dahulu kalian selalu mendustakannya.” Maka apakah ini sihir? Ataukah kalian tidak melihat? Masuklah kalian ke dalamnya (rasakanlah panas apinya), maka baik kalian bersabar atau tidak,

sama saja bagi kalian, kalian hanya diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan. (Ath-Thur: 14-16)Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang kekuasaan-Nya atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya,

bahwa tiada sesuatu pun yang tidak mampu dilakukan-Nya, baik di bumi maupun di langit. Dan sesungguhnya urusan Allah itu apabila Dia menghendaki sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah ia.

Dan membangkitkan makhluk yang telah mati termasuk ke dalam pengertian ini. Apabila Allah menghendaki hal itu terjadi, sesungguhnya Dia hanya memerintah­kannya dengan sekali perintah, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya. Dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:


{وَمَا أَمْرُنَا إِلا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ}


Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (Al-Qamar: 50)


{مَا خَلْقُكُمْ وَلا بَعْثُكُمْ إِلا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ}


Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membang­kitkan) satu jiwa saja. (Luqman: 28)Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:


{إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ}


Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah.” Maka jadilah ia. (An-Nahl: 40)Artinya, Kami tinggal memerintahkan kepadanya sekali perintah,

maka dengan serta merta hal itu telah ada. Sehubungan dengan hal ini, salah seorang penyair mengatakan dalam salah satu baitnya:


إِذَا مَا أَرَادَ اللَّهُ أَمْرًا فَإِنَّمَا ... يَقُولُ لَهُ: "كُنْ"، قَوْلَةً فَيَكُونُ ...


Apabila Allah menghendaki suatu urusan, maka sesungguhnya Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah kamu, " dengan sekali perkataan; maka jadilah ia.Dengan kata lain, Allah tidak memerlukan penegasan apa pun dalam perintah-Nya

untuk mengadakan sesuatu. Karena sesungguhnya tiada sesuatu pun yang dapat mencegah kehendak-Nya dan tiada sesuatu pun yang dapat menentang-Nya, sebab hanya Dia sematalah Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahabesar,

segala sesuatu tunduk di bawah kekuasaan dan keagungan-Nya. Maka tidak ada Tuhan selain Dia dan tidak ada Rabb kecuali hanya Dia semata.Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabbah

pernah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku Ata yang pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Allah Swt. berfirman (dalam hadis Qudsi-Nya):

Anak Adam mencaci-Ku, padahal tidaklah layak baginya mencaci­Ku. Anak Adam mendustakan Aku, padahal tidak layak baginya mendustakan Aku. Adapun pendustaannya kepada-Ku ialah: Mereka bersumpah dengan nama Allah

dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati" (An-Nahl: 38). Maka Aku berfirman, "(Tidak demikian) bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah,

tetapi kebanyakan manusia tidak menge­tahui" (An-Nahl: 38). Adapun caciannya terhadap-Ku ialah ucapannya yang mengatakan, "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga " (Al-Maidah: 73). Maka Aku berfirman, "Katakan­lah.

'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak pula seorangpun yang setara dengan Dia' (Al-Ikhlas: 1 - 4).'"

Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim secara mauquf. tetapi hadis ini dalam kitab Sahihain berpredikat marfu dengan lafaz yang lain.

Surat An-Nahl |16:39|

لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ

liyubayyina lahumullażii yakhtalifuuna fiihi wa liya'lamallażiina kafaruuu annahum kaanuu kaażibiin

Agar Dia menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang kafir itu mengetahui bahwa mereka adalah orang yang berdusta.

[It is] so He will make clear to them [the truth of] that wherein they differ and so those who have disbelieved may know that they were liars.

Tafsir
Jalalain

(Agar Allah menjelaskan) lafal liyubayyina ini berta`lluq kepada lafal yab`atsuhum yang keberadaannya diperkirakan (kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu)

bersama dengan orang-orang mukmin (tentangnya) tentang masalah agama; melalui cara mengazab orang-orang kafir dan memberi pahala orang-orang mukmin

(agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta) disebabkan mereka mengingkari adanya hari berbangkit.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 39 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat An-Nahl |16:40|

إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

innamaa qoulunaa lisyai`in iżaaa arodnaahu an naquula lahuu kun fa yakuun

Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.

Indeed, Our word to a thing when We intend it is but that We say to it, "Be," and it is.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya) artinya Kami berkehendak untuk mengadakannya.

Lafal qaulunaa adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah (Kami hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia) artinya, maka sesuatu yang dikehendaki-Nya itu ada seketika.

Menurut qiraat lafal fayakuunu dibaca nashab sehingga menjadi fayakuuna karena diathafkan kepada lafal naquula. Ayat ini menunjukkan makna menetapkan kekuasaan Allah di dalam membangkitkan makhluk.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 40 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat An-Nahl |16:41|

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

wallażiina haajaruu fillaahi mim ba'di maa zhulimuu lanubawwi`annahum fid-dun-yaa ḥasanah, wa la`ajrul-aakhiroti akbar, lau kaanuu ya'lamuun

Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,

And those who emigrated for [the cause of] Allah after they had been wronged - We will surely settle them in this world in a good place; but the reward of the Hereafter is greater, if only they could know.

Tafsir
Jalalain

(Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah) untuk menegakkan agama-Nya (sesudah mereka dianiaya) mengalami penganiayaan dari penduduk kota Mekah yang dimaksud adalah Nabi saw.

dan para sahabatnya (pasti Kami akan memberikan tempat buat mereka) menempatkan mereka (di dunia ini) pada suatu tempat tinggal (yang baik) yakni kota Madinah.

(Dan sesungguhnya pahala di akhirat) yaitu surga itu (adalah lebih besar) lebih agung (kalau mereka mengetahui) maksudnya kalau orang-orang kafir itu atau orang-orang yang tidak ikut hijrah

benar-benar mengetahui tentang kemuliaan yang diperoleh oleh orang-orang yang berhijrah, niscaya mereka akan ikut hijrah bersama dengan orang-orang yang berhijrah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 41 |

Tafsir ayat 41-42

Allah Swt. menyebutkan tentang balasan-Nya kepada orang-orang yang berhijrah di jalan-Nya dengan mengharapkan rida-Nya. Mereka adalah orang-orang yang meninggalkan tempat kelahirannya dan teman-teman­nya

serta sanak familinya dengan mengharapkan pahala dan balasan dari Allah Swt.Dapat pula dikatakan bahwa penyebab turunnya ayat ini berkenaan dengan orang-orang muslim yang berhijrah ke negeri Habsyah (Abesinia),

yaitu mereka yang mendapat tekanan keras dari kaumnya di Mekah, hingga terpaksa keluar meninggalkan kaumnya menuju negeri Habsyah, agar mereka dapat menyembah Tuhannya dengan tenang, tiada yang mengganggu.

Di antara mereka yang hijrah ke negeri Habsyah dan yang termasuk orang yang paling terhormat di kalangan mereka ialah Usman ibnu Affan dan istrinya (yaitu Siti Ruqayyah binti Rasulullah), Ja'far ibnu Abu Talib (anak paman Rasulullah),

Abu Salamah ibnu Abdul Aswad beserta sejumlah orang —kurang lebih delapan puluh orang— yang terdiri atas laki-laki dan wanita, dan istri Abu Bakar As-Siddiq; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka dan memuaskan mereka,

Allah memang telah memperkenankannya.Allah menjanjikan akan memberikan balasan yang baik kepada mereka di dunia dan akhirat. Allah Swt. berfirman:


{لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً}


pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. (An-Nahl: 41)Ibnu Abbas. Asy-Sya'bi. dan Qatadah mengatakan bahwa tempat yang bagus itu adalah kota Madinah.

Menurut pendapat lain adalah rezeki yang baik, kata Mujahid. Pada hakikatnya di antara kedua pendapat ini tidak ada pertentangan, karena mereka meninggalkan tempat tinggal dan harta benda mereka,

maka Allah menggantikannya dengan tempat tinggal dan harta benda yang lebih baik di dunia ini. Karena sesungguhnya barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberinya ganti

dengan sesuatu yang lebih baik baginya daripada apa yang ditinggalkannya itu. Dan memang kenyataannya demikian, karena sesungguhnya Allah memperkuat mereka tinggal di berbagai negeri dan menjadikan mereka berkuasa

atas hamba-hamba-Nya, sehingga jadilah mereka para raja dan para penguasa, dan masing-masing dari mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.Allah Swt. memberitahukan pula bahwa pahala-Nya

bagi orang-orang yang berhijrah di hari akhirat nanti jauh lebih besar daripada apa yang diberikan kepada mereka di dunia. Untuk itu Allah Swt. berfirman:


{وَلأجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ}


Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar. (An-Nahl: 41)Yakni jauh lebih besar daripada apa yang diberikan kepada mereka di dunia.


{لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}


kalau mereka mengetahui. (An-Nahl: 41)Maksudnya, seandainya orang-orang yang tidak ikut hijrah bersama kaum Muhajirin mengetahui pahala yang disimpan oleh Allah Swt. di sisi-Nya bagi orang-orang yang taat kepada-Nya

dan mengikuti Rasul-Nya.Hasyim telah meriwayatkan dari Al-Awwam, dari seseorang yang menceritakan kepadanya bahwa Umar ibnul Khattab r.a. bilamana memberikan ‘ata kepada seseorang dari kalangan kaum Muhajirin

selalu mengatakan, '"Ambillah, semoga Allah memberkatimu dalam pemberian ini. Inilah balasan yang dijanjikan oleh Allah di dunia, dan apa yang disimpan-Nya buatmu kelak di kampung akhriat adalah jauh lebih utama."

Kemudian ia membacakan firman-Nya: pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhriat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. (An-Nahl: 41)Kemudian Allah Swt. menyebutkan ciri-ciri khas mereka melalui firman-Nya:


{الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ}


(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal. (An-Nahl: 42)Yakni mereka sabar dalam menghadapi gangguan dari kaumnya dan bertawakal kepada Allah Yang memberikan kesudahan yang baik bagi mereka di dunia dan akhirat.

Surat An-Nahl |16:42|

الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

allażiina shobaruu wa 'alaa robbihim yatawakkaluun

(yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.

[They are] those who endured patiently and upon their Lord relied.

Tafsir
Jalalain

Mereka adalah (orang-orang yang sabar) di dalam menghadapi penganiayaan kaum musyrikin dan berhijrah demi untuk memenangkan agama Islam

(dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakal) maka Allah pasti memberi mereka rezeki dari jalan yang tiada mereka perhitungkan sebelumnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 42 |

Penjelasan ada di ayat 41

Surat An-Nahl |16:43|

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

wa maaa arsalnaa ming qoblika illaa rijaalan nuuḥiii ilaihim fas`aluuu ahlaż-żikri ing kuntum laa ta'lamuun

Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,

And We sent not before you except men to whom We revealed [Our message]. So ask the people of the message if you do not know.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka) bukannya para malaikat (maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan)

yakni para ulama yang ahli dalam kitab Taurat dan kitab Injil (jika kalian tidak mengetahui) hal tersebut, mereka pasti mengetahuinya karena kepercayaan kalian kepada mereka

lebih dekat daripada kepercayaan kalian terhadap Nabi Muhammad saw.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 43 |

Tafsir ayat 43-44

Ad-Dahhak mengatakan dari Ibnu Abbas, bahwa setelah Allah mengutus Nabi Muhammad menjadi seorang rasul, orang-orang Arab menging­karinya, atau sebagian dari mereka ingkar akan hal ini.

Mereka mengatakan bahwa Mahabesar Allah dari menjadikan utusan-Nya seorang manusia. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:


{أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ}


Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami me­wahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, "Berilah peringatan kepada manusia.” (Yunus: 2), hingga akhir ayat.Adapun firman Allah Swt.:


{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ}


Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (An-Nahl: 43)

Maksudnya, bertanyalah kamu kepada ahli kitab yang terdahulu, apakah rasul yang diutus kepada mereka itu manusia ataukah malaikat? Jika rasul-rasul yang diutus kepada mereka adalah malaikat, maka kalian boleh mengingkarinya.

Jika ternyata para rasul itu adalah manusia, maka janganlah kalian mengingkari bila Nabi Muhammad Saw. adalah seorang rasul.Allah Swt. telah berfirman:


{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى}


Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang lelaki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. (Yusuf: 109)Mereka bukanlah berasal dari penduduk langit seperti yang kalian duga.

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan ahluz zikr dalam ayat ini ialah ahli kitab. Pendapat yang sama dikatakan pula oleh Mujahid dan Al-A'masy.

Menurut Abdur Rahman ibnu Zaid, yang dimaksud dengan az-zikr ialah Al-Qur'an. Ia mengatakan demikian dengan berdalilkan firman Allah Swt. yang mengatakan:


{إِنَّا نَحْنُ نزلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ}


Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesung­guhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9)Pendapat ini memang benar, tetapi bukan makna tersebut yang dimaksud dalam ayat ini,

mengingat orang yang menentang tidak dapat dijadikan sebagai rujukan untuk membuktikannya sesudah ia sendiri menging­karinya.Hal yang sama dikatakan oleh Abu Ja'far Al-Baqir, bahwa kami adalah ahli zikir.

Maksud ucapannya ialah bahwa umat ini adalah ahluz zikir memang benar, mengingat umat ini lebih berpengetahuan daripada umat-umat terdahulu. Lagi pula ulama yang terdiri atas kalangan ahli bait Rasulullah Saw.

adalah sebaik-baik ulama bila mereka tetap pada sunnah yang lurus, seperti Ali ibnu Abu Talib, Ibnu Abbas, kedua anak Ali (Hasan dan Husain), Muhammad ibnul Hanafiyah, Ali ibnul Husain Zainal Abidin, dan Ali ibnu Abdullah ibnu Abbas,

dan Abu Ja'far Al-Baqir yang nama aslinya ialah Muhammad ibnu Ali ibnul Husain, sedangkan Ja'far adalah nama putranya. Begitu pula ulama lainnya yang semisal dan serupa dengan mereka dari kalangan ulama-ulama

yang berpegang kepada tali Allah yang kuat dan jalan-Nya yang lurus. Dia mengetahui hak tiap orang serta menempatkan kedudukan masing-masing sesuai dengan apa yang telah diberikan kepadanya oleh Allah dan Rasul­Nya,

dan telah disepakati oleh hati hamba-hamba-Nya yang beriman.Kesimpulan dari makna ayat ini ialah bahwa para rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. adalah manusia, sebagaimana Nabi Muhammad sendiri juga seorang manusia, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:


{قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلا بَشَرًا رَسُولا وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى إِلا أَنْ قَالُوا أَبَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَسُولا}


Katakanlah, "Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka, "Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” (Al-Isra: 93-94)


{وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأسْوَاقِ}


Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (Al-Furqan: 20)


وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَ


Dan tidaklah Kami menjadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (Al-Anbiya: 8)


{قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ}


Katakanlah, "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.” (Al-Ahqaf: 9)


{قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ}


Katakanlah, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku.” (Al-Kahfi: 110)Kemudian Allah Swt. memberikan petunjuk kepada orang-orang yang meragukan bahwa rasul-rasul itu adalah manusia,

agar mereka bertanya kepada ahli kitab terdahulu tentang para nabi yang terdahulu, apakah mereka dari kalangan manusia ataukah dari kalangan malaikat?Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia mengutus mereka yaitu:


{بِالْبَيِّنَاتِ}


dengan membawa keterangan-keterangan. (An-Nahl: 44) Yakni hujah-hujah dan dalil-dalil.


{وَالزُّبُرِ}


dan kitab-kitab. (An-Nahl: 44)Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak, dan yang lainnya. Az-zubur adalah bentuk jamak dari zabur. Orang-orang Arab mengatakan zabartul kitaba, artinya saya telah menulis kitab. Allah Swt. telah berfirman:


{وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ}


Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. (Al-Qamar. 52)


وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ


Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Al-Anbiya: 105)Adapun firman Allah Swt.:


{وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ}


Dan Kami turunkan kepadamu Az-Zikr. (An-Nahl: 44) Maksudnya, kitab Al-Qur'an.


{لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نزلَ إِلَيْهِمْ}


agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka. (An-Nahl: 44)Yakni dari Tuhannya, karena kamu telah mengetahui makna apa yang telah diturunkan oleh Allah kepadamu-,

dan karena keinginanmu yang sangat kepada Al-Qur'an serta kamu selalu mengikuti petunjuknya. Karena Kami mengetahui bahwa kamu adalah makhluk yang paling utama, penghulu anak Adam,

maka sudah sepantasnya kamu memberikan keterangan kepada mereka segala sesuatu yang global, serta memberi penjelasan tentang hal-hal yang sulit mereka pahami.


{وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ}


dan supaya mereka memikirkan. (An-Nahl: 44)Maksudnya, agar mereka merenungkannya buat diri mereka sendiri, lalu mereka akan mendapat petunjuk dan akhirnya mereka beroleh keber­untungan di dunia dan akhirat (berkat Al-Qur'an).

Surat An-Nahl |16:44|

بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

bil-bayyinaati waz-zubur, wa anzalnaaa ilaikaż-żikro litubayyina lin-naasi maa nuzzila ilaihim wa la'allahum yatafakkaruun

(mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Zikr (Al-Qur´an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.

[We sent them] with clear proofs and written ordinances. And We revealed to you the message that you may make clear to the people what was sent down to them and that they might give thought.

Tafsir
Jalalain

(Dengan membawa keterangan-keterangan) lafal ini berta`alluq kepada fi`il yang tidak disebutkan; artinya Kami utus mereka dengan membawa hujah-hujah yang jelas

(dan kitab-kitab) yakni kitab-kitab suci. (Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr) yakni Alquran (agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka)

yang di dalamnya dibedakan antara halal dan haram (dan supaya mereka memikirkan) tentang hal tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran daripadanya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 44 |

Penjelasan ada di ayat 43

Surat An-Nahl |16:45|

أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ

a fa aminallażiina makarus-sayyi`aati ay yakhsifallohu bihimul-ardho au ya`tiyahumul-'ażaabu min ḥaiṡu laa yasy'uruun

Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya Bumi oleh Allah bersama mereka, atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari,

Then, do those who have planned evil deeds feel secure that Allah will not cause the earth to swallow them or that the punishment will not come upon them from where they do not perceive?

Tafsir
Jalalain

(Maka apakah merasa aman orang-orang yang membuat makar) tipu daya (yang jahat itu) terhadap diri Nabi saw. sewaktu mereka berunding di Darun Nadwah untuk mengikatnya,

atau membunuhnya atau mengusirnya sebagaimana penjelasan yang telah dikemukakan dalam surah Al-Anfal (dari bencana ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka)

seperti apa yang terjadi terhadap diri Qarun (atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari) dari arah yang tidak pernah mereka duga sebelumnya;

dan sungguh mereka benar-benar dibinasakan dalam perang Badar, hal tersebut tidak masuk ke dalam perhitungan mereka sebelumnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 45 |

Tafsir ayat 45-47

Allah Swt. menyebutkan tentang kesabaran-Nya dalam memberikan masa tangguh terhadap orang-orang yang durhaka, yaitu mereka yang mengerjakan hal-hal yang buruk dan menyeru orang lain untuk melaku­kannya,

serta, menjerat manusia dalam seruannya agar mereka ikut mengerjakannya. Padahal Allah mampu untuk membenamkan mereka ke dalam bumi atau mendatangkan azab kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga-duga.

yakni dari arah yang tidak mereka ketahui. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ}


Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Atau apakah kalian merasa aman terhadap Allah

yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kalian akan mengetahui bagai­mana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (Al-Mulk: 16-17) Adapun firman Allah Swt.:


{أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ}


atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan. (An-Nahl: 46)Yakni dalam bolak-balik mereka di kala mencari penghidupan, dalam kesibukan mereka di perjalanannya, dan kesibukan-kesibukan lainnya

yang menyita waktu mereka.Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa makna taqallubuhum ialah perjalanan mereka.Mujahid, Ad-Dahhak, dan Qatadah mengatakan sehubungan

dengan makna firman-Nya, "Fi taqallubihim," yakni di malam dan siang hari mereka. Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan di dalam firman-Nya:


{أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ}


Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman

dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalah naik ketika mereka sedang bermain? (Al-A'raf: 97-98)Mengenai firman Allah Swt.:


{فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ}


maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu). (An-Nahl: 46)Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa mereka sama sekali tidak dapat menolak siksa Allah dalam keadaan apa pun.Firman Allah Swt.:


{أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ}


atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). (An-Nahl: 47)Makna yang dimaksud ialah 'atau Allah mengazab mereka di saat mereka dalam keadaan dicekam ketakutan akan disiksa Allah,

maka siksaan seperti ini lebih berat dan lebih keras; karena di samping siksaan yang keras, rasa takut itu juga merupakan siksaan lainnya'. Karena itulah Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

atau Allah mengazab mereka di saat (mereka) dalam keadaan takut. (An-Nahl: 47) Allah Swt. berfirman, "Jika Aku menghendaki, tentu Aku mengazabnya setelah kematian temannya dan di saat ia dicekam oleh rasa ketakutan

akan tertimpa azab." Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah, dan lain-lainnya. Kemudian Allah Swt. berfirman:


{فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}


Maka sesungguhnya Tuhan kalian adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (An-Nahl: 47)Mengingat Dia tidak menyegerakan siksaan-Nya terhadap kalian. Di dalam, kitab Sahihain disebutkan:


لَا أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ، إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا وَهُوَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ


Tiada seorang pun yang lebih sabar daripada Allah bila mendengar gangguan yang menyakitkannya; sesungguhnya mereka menjadikan bagi Allah anak, padahal Allah-lah yang memberi rezeki mereka,

dan Allah membiarkan mereka (tidak mengazab mereka dengan segera).Di dalam kitab Sahihain disebutkan pula hadis lainnya, yaitu:


إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ" ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ}


Sesungguhnya Allah benar-benar menangguhkan orang yang berbuat aniaya; hingga manakala Dia mengazabnya, maka Allah tidak membiarkannya terlepas (dari siksa-Nya). Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya:

Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Hud: 102)Dan Allah berfirman:


{وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ}


Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu). (Al-Hajj: 48)

Surat An-Nahl |16:46|

أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ

au ya`khużahum fii taqollubihim fa maa hum bimu'jiziin

atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan, sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu),

Or that He would not seize them during their [usual] activity, and they could not cause failure?

Tafsir
Jalalain

(Atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan) sewaktu mereka sedang dalam perjalanan untuk berniaga (maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak) azab itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 46 |

Penjelasan ada di ayat 45

Surat An-Nahl |16:47|

أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَىٰ تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

au ya`khużahum 'alaa takhowwuf, fa inna robbakum laro`uufur roḥiim

atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Or that He would not seize them gradually [in a state of dread]? But indeed, your Lord is Kind and Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Atau Allah mengazab mereka secara berangsur-angsur) sedikit demi sedikit hingga semuanya binasa; lafal takhawwufin menjadi hal dari fa`il atau dari maf'ul

(maka sesungguhnya Rabb kalian adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) karena Dia tidak menyegerakan siksa-Nya terhadap mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 47 |

Penjelasan ada di ayat 45

Surat An-Nahl |16:48|

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَىٰ مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلَالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ

a wa lam yarou ilaa maa kholaqollaahu min syai`iy yatafayya`u zhilaaluhuu 'anil-yamiini wasy-syamaaa`ili sujjadal lillaahi wa hum daakhiruun

Dan apakah mereka tidak memperhatikan suatu benda yang diciptakan Allah, bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam keadaan sujud kepada Allah, dan mereka (bersikap) rendah hati.

Have they not considered what things Allah has created? Their shadows incline to the right and to the left, prostrating to Allah, while they are humble.

Tafsir
Jalalain

(Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah) yang ia mempunyai bayangan, seperti pohon dan gunung (yang berbolak-balik)

condong ke sana dan condong ke mari (bayangannya ke kanan dan ke kiri) lafal asysyamaail adalah bentuk jamak dari lafal syimaal; artinya bayangan itu condong ke arah dua sisinya,

pertama di permulaan siang hari dan yang kedua pada sore harinya (dalam keadaan sujud kepada Allah) lafal sujjadan menjadi hal; artinya mereka lakukan demikian dalam keadaan tunduk kepada Allah

sesuai dengan karakter mereka (sedangkan mereka) yakni bayangan-bayangan itu (berendah diri) merendahkan dirinya terhadap Allah; bayangan-bayangan tersebut diungkapkan seolah-olah mereka berakal.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 48 |

Tafsir ayat 48-50

Allah Swt. menyebutkan tentang keagungan, kebesaran, dan kemuliaan­Nya, bahwa segala sesuatu tunduk kepada-Nya dan semua makhluk berendah diri kepada-Nya, baik berupa benda, makhluk hidup,

maupun makhluk yang terkena taklif dari kalangan manusia, jin, dan para malaikat.Maka Allah menyebutkan bahwa semua makhluk yang mempunyai bayangan yang berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, yakni di pagi dan petang hari,

sesungguhnya bayangan itu pada hakikatnya sedang bersujud kepada Allah Swt.Mujahid mengatakan bahwa apabila matahari tergelincir, maka bersujudlah segala sesuatu kepada Allah. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah, Ad-Dahhak, dan yang lainnya.Firman Allah Swt.:


{وَهُمْ دَاخِرُونَ}


sedangkan mereka berendah diri. (An-Nahl: 48)Yakni merendahkan dirinya. Mujahid mengatakan pula bahwa sujudnya segala sesuatu (kepada Allah) ialah bayangannya. Mujahid menyebutkan gunung-gunung,

lalu ia mengatakan bahwa sujudnya gunung-gunung ialah bayangannya.Abu Galib Asy-Syaibani mengatakan, laut berombak merupakan ungkapan salatnya, dan laut diumpamakan sebagai makhluk yang berakal bila sujud dikaitkan kepadanya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:


{وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مِنْ دَابَّةٍ}


Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi. (An-Nahl: 49)Sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:


{وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ}


Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. (Ar-Ra'd: 15) Firman Allah Swt.:


{وَالْمَلائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ}


dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (An-Nahl: 49)Para malaikat bersujud kepada Allah, yakni mereka tidak merasa enggan untuk menyembah Allah.


{يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ}


Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka. (An-Nahl: 50)Yakni mereka bersujud dengan rasa takut dan malu kepada Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahabesar.


{وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}


dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 50)Artinya, para malaikat selalu tetap taat kepada Allah Swt. dan mengerjakan semua perintah-Nya serta meninggalkan semua larangan-Nya.

Surat An-Nahl |16:49|

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

wa lillaahi yasjudu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardhi min daaabbatiw wal-malaaa`ikatu wa hum laa yastakbiruun

Dan segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah, yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan (juga) para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.

And to Allah prostrates whatever is in the heavens and whatever is on the earth of creatures, and the angels [as well], and they are not arrogant.

Tafsir
Jalalain

(Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi) artinya semua makhluk itu tunduk kepada-Nya. Sesuai dengan karakternya;

kemudian mereka diungkapkan dalam bentuk yang tidak berakal, mengingat mereka yang tidak berakal jumlahnya lebih banyak (dan juga para malaikat)

mereka disebutkan secara khusus di sini karena mengingat keutamaan yang mereka miliki (sedangkan para malaikat itu tidak menyombongkan diri) tidak pernah sekejap pun meninggalkan beribadah kepada-Nya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 49 |

Penjelasan ada di ayat 48

Surat An-Nahl |16:50|

يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩

yakhoofuuna robbahum min fauqihim wa yaf'aluuna maa yu`maruun

Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).

They fear their Lord above them, and they do what they are commanded.

Tafsir
Jalalain

(Mereka takut) yakni para malaikat; lafal ini menjadi hal dari dhamir yang terkandung di dalam lafal yastakbiruuna (kepada Rabb mereka yang berkuasa atas mereka)

lafal fauqahum menjadi hal daripada dhamir hum; artinya yang menguasai mereka dengan keperkasaan-Nya (dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka) untuk melakukannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 50 |

Penjelasan ada di ayat 48

Surat An-Nahl |16:51|

وَقَالَ اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَٰهَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ

wa qoolallohu laa tattakhiżuuu ilaahainiṡnaiin, innamaa huwa ilaahuw waaḥidun fa iyyaaya far-habuun

Dan Allah berfirman, "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan, hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."

And Allah has said, "Do not take for yourselves two deities. He is but one God, so fear only Me."

Tafsir
Jalalain

(Allah berfirman, "Janganlah kalian menyembah dua tuhan) lafal istnaini berfungsi sebagai taukid atau pengukuhan makna (Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa)

disebutkannya lafal ilaahun dan waahidun untuk menetapkan sifat uluhiah dan sifat wahdaniah Allah (maka hendaklah kepada-Ku saja kalian takut.") janganlah kalian takut kepada selain Aku.

Di dalam ungkapan ini terkandung pengertian iltifat dari dhamir gaib.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 51 |

Tafsir ayat 51-55

Allah Swt. menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, dan bahwa penyembahan itu hanyalah ditujukan kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya Dialah yang memiliki segala sesuatu, yang menciptakannya, dan Dialahi Tuhan semuanya.


{وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا}


dan untuk-Nyalah ketaatan itu selama-lamanya. (An-Nahl: 52)Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Maimun ibnu Mahran, As-Saddi, Qatadah, dan lain-lainnya mengatakan bahwa makna wasiban ialah selama-lamanya.

Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, bahwa wasiban artinya wajib. Mujahid mengatakan bahwa makna wasiban ialah murni hanya untuk-Nya, yakni yang wajib disembah oleh semua makhluk yang ada di langit dan di bumi hanyalah Allah saja. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain, yaitu:


{أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا}


Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (Ali Imran: 83)

Berdasarkan pendapat Ibnu Abbas dan Ikrimah, maka pengertiannya termasuk ke dalam Bab "Kebaikan". Adapun berdasarkan pendapat Mujahid, maka pengertiannya termasuk ke dalam Bab "Talab (Perintah)". Dengan kata lain,

takutlah kalian, janganlah kalian mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, dan murnikanlah ketaatan kalian hanya kepada­Ku. Pengertian ini sama dengan yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ}


Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3)Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah yang memiliki manfaat dan mudarat, dan bahwa segala sesuatu

yang ada pada hamba-hamba-Nya berupa rezeki, nikmat, kesehatan, dan pertolongan hanyalah semata-mata dari karunia dan kebajikan-Nya kepada mereka.


{ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ}


dan bila kalian ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan. (An-Nahl: 53)Karena kalian telah mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang dapat melenyapkannya kecuali hanya Allah,

maka sesungguhnya kalian di saat darurat (tertimpa bahaya) selalu meminta pertolongan kepada-Nya dengan permintaan yang sangat mendesak. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإنْسَانُ كَفُورًا}


Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kalian seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamat­kan kalian ke daratan, kalian berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih. (Al-Isra: 67) Dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:


{ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ}


Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudaratan itu dari kalian, .tiba-tiba sebagian dari kalian mempersekutukan Tuhannya (dengan yang lain), biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka. (An-Nahl: 54-55)

Menurut suatu pendapat, huruf lam yang terdapat di dalam firman-Nya, "Liyakfuru" menunjukkan makna akibat. Menurut pendapat yang lainnya bermakna ta'lil; dengan kata lain, Kami tetapkan hal itu bagi mereka agar mereka kafir,

yakni mereka menyembunyikan dan mengingkari nikmat Allah yang dilimpahkan kepada mereka. Padahal Dialah yang telah melimpahkan nikmat-nikmat itu kepada mereka, Dialah yang melenyapkan bahaya itu dari mereka.Kemudian Allah Swt. mengancam mereka melalui firman-Nya:


{فَتَمَتَّعُوا}


maka bersenang-senanglah kalian. (An-Nahl: 55) Artinya, berbuatlah sesuka hati kalian, dan bersenang-senanglah sebentar dengan kehidupan kalian.


{فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ}


Kelak kalian akan mengetahui. (An-Nahl: 55) akibat dari perbuatan kalian yang ingkar itu.

Surat An-Nahl |16:52|

وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا ۚ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ

wa lahuu maa fis-samaawaati wal-ardhi wa lahud-diinu waashibaa, a fa ghoirollaahi tattaquun

Dan milik-Nya meliputi segala apa yang ada di langit dan di Bumi, dan kepada-Nyalah (ibadah dan) ketaatan selama-lamanya. Mengapa kamu takut kepada selain Allah?

And to Him belongs whatever is in the heavens and the earth, and to Him is [due] worship constantly. Then is it other than Allah that you fear?

Tafsir
Jalalain

(Dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di langit dan di bumi) sebagai milik, makhluk dan hamba-Nya (dan untuk-Nyalah agama itu) ketaatan itu (selama-lamanya)

untuk selamanya; lafal waashiban menjadi hal dari lafal ad-diin, sedangkan sebagai `amilnya adalah makna zharaf. (Maka mengapa kalian bertakwa kepada selain Allah)

sedangkan Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, dan tiada Tuhan selain-Nya. Istifham atau kata tanya di sini mengandung pengertian ingkar dan celaan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 52 |

Penjelasan ada di ayat 51

Surat An-Nahl |16:53|

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

wa maa bikum min ni'matin fa minallohi ṡumma iżaa massakumudh-dhurru fa ilaihi taj`aruun

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.

And whatever you have of favor - it is from Allah. Then when adversity touches you, to Him you cry for help.

Tafsir
Jalalain

(Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian maka dari Allahlah datangnya) tiada yang dapat mendatangkannya selain Dia. Huruf maa di sini adalah syarthiyah atau maushulah

(dan bila kalian ditimpa) tertimpa (kemudaratan) seperti kemiskinan dan sakit (maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan) mengangkat suara kalian untuk meminta pertolongan

seraya berdoa kepada-Nya, dan niscaya kalian tidak akan meminta kepada selain-Nya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 53 |

Penjelasan ada di ayat 51

Surat An-Nahl |16:54|

ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ

ṡumma iżaa kasyafadh-dhurro 'angkum iżaa fariiqum mingkum birobbihim yusyrikuun

Kemudian apabila Dia telah menghilangkan bencana dari kamu, malah sebagian kamu menyekutukan Tuhan dengan (yang lain),

Then when He removes the adversity from you, at once a party of you associates others with their Lord

Tafsir
Jalalain

(Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudaratan itu daripada kalian, tiba-tiba sebagian daripada kalian mempersekutukan Rabbnya dengan yang lain).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 54 |

Penjelasan ada di ayat 51

Surat An-Nahl |16:55|

لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ ۚ فَتَمَتَّعُوا ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

liyakfuruu bimaaa aatainaahum, fa tamatta'uu, fa saufa ta'lamuun

Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka, bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).

So they will deny what We have given them. Then enjoy yourselves, for you are going to know.

Tafsir
Jalalain

(Biarkanlah mereka mengingkari apa yang telah Kami berikan kepada mereka) yaitu nikmat (maka bersenang-senanglah kalian) sebab kesepakatan kalian untuk menyembah berhala-berhala.

Amar atau perintah di sini mengandung pengertian ancaman. (Kelak kalian akan mengetahui) akibat daripada hal tersebut.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 55 |

Penjelasan ada di ayat 51

Surat An-Nahl |16:56|

وَيَجْعَلُونَ لِمَا لَا يَعْلَمُونَ نَصِيبًا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ ۗ تَاللَّهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُونَ

wa yaj'aluuna limaa laa ya'lamuuna nashiibam mimmaa rozaqnaahum, tallohi latus`alunna 'ammaa kuntum taftaruun

Dan mereka menyediakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka, untuk berhala-berhala yang mereka tidak mengetahui (kekuasaannya). Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.

And they assign to what they do not know a portion of that which We have provided them. By Allah, you will surely be questioned about what you used to invent.

Tafsir
Jalalain

(Dan mereka menyediakan) yakni orang-orang musyrik itu (untuk apa-apa yang mereka tiada mengetahui) bahwa hal itu mendatangkan mudarat dan tidak bermanfaat sama sekali;

yang dimaksud adalah untuk berhala-berhala (satu bagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka) berupa ladang dan ternak, yaitu melalui perkataan mereka,

ini adalah untuk Allah dan ini adalah untuk sekutu-sekutu kami. (Demi Allah sesungguhnya kalian akan ditanya) dengan pertanyaan yang bernada mencela;

di dalam ungkapan ini iltifat dari ghaibah (tentang apa yang telah kalian ada-adakan) terhadap Allah di mana kalian telah mengatakan bahwa Allah telah memerintahkan kalian untuk berbuat hal itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 56 |

Tafsir ayat 56-60

Allah Swt. menceritakan keburukan-keburukan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala dan patung-patung serta tandingan-tandingan yang mereka ada-adakan di samping Allah tanpa pengetahuan.

Mereka sediakan untuk berhala-berhala itu satu bagian dari apa yang direzekikan oleh Allah untuk mereka. Seperti yang disitir oleh firman Allah yang menceritakan ucapan mereka:


{هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ}


Ini untuk Allah, sesuai dengan persangkaan mereka, dan ini untuk berhala-berhala kami. Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah,

maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. (Al-An’am: 136) .Yakni mereka menetapkan bagi tuhan-tuhan sembahan mereka suatu bagian bersama-sama dengan bagian Allah,

bahkan mereka menye-jajarkannya dengan Allah. Maka Allah bersumpah dengan menyebut nama Zat-Nya sendiri Yang Mahamulia, bahwa sesungguhnya Dia kelak akan meminta pertanggungjawaban dari mereka

terhadap hal-hal yang mereka buat-buat itu. Sesungguhnya mereka benar-benar akan mendapat balasan dari perbuatannya dan kelak Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna, yaitu di neraka Jahanam. Untuk itu Allah Swt. berfirman:


{تَاللَّهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُونَ}


Demi Allah, sesungguhnya kalian akan ditanyai tentang apa yang telah kalian ada-adakan. (An-Nahl: 56)Kemudian Allah Swt. menyebutkan perihal sikap mereka, bahwa mereka menjadikan para malaikat

—hamba-hamba Allah— sebagai makhluk jenis perempuan, lalu mereka menganggapnya sebagai anak-anak perempuan Allah, yang mereka sembah juga selain-Nya. Mereka melakukan kekeli­ruan yang sangat besar

dalam tiga penilaian tersebut. Mereka menisbatkan kepada Allah Swt. bahwa Allah mempunyai anak, padahal Allah tidak beranak. Kemudian mereka memberikan kepada-Nya bagian anak yang paling rendah,

yaitu anak-anak perempuan, padahal mereka tidak senang hal tersebut buat diri mereka sendiri, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:


{أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الأنْثَى تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى}


Apakah (patut) untuk kalian (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidakadil. (An-Najm: 21-22)Dan firman Allah Swt. dalam surat ini, yaitu:


{وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ}


Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Mahasuci Allah. (An-Nahl: 57)Yakni Mahasuci Allah dari perkataan dan apa yang mereka buat-buat itu.


{أَلا إِنَّهُمْ مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ}


Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan, "Allah beranak.” Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan)

anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi pada kalian? Bagaimana (caranya) kalian menetapkan? (Ash-Shaffat: 151-154)Adapun firman Allah Swt.:


{وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ}


sedangkan untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). (An-Nahl: 57)Maksudnya, untuk diri mereka sendiri mereka memilih anak-anak laki-laki,

enggan menerima anak-anak perempuan yang kemudian mereka nisbatkan kepada Allah. Mahatinggi Allah dari ucapan mereka dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.


{وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا}


Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya. (An-Nahl: 58)Yakni tampak murung karena sedih dengan karunia anak yang diterimanya.


{وَهُوَ كَظِيمٌ}


dan dia sangat marah. (An-Nahl: 58) Yaitu diam karena sangat sedih.


{يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ}


Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak. (An-Nahl: 59) Maksudnya, tidak suka bila dirinya dilihat oleh orang-orang.


{مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ}


disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? (An-Nahl: 59)Yakni jika dia membiarkan

anak perempuannya hidup, berarti dia membiarkannya hidup terhina; dia tidak memberikan hak waris kepada­nya, tidak pula memperhatikannya, dia lebih mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.


{أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ}


ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). (An-Nahl: 59)Yaitu mengebumikannya hidup-hidup, seperti yang biasa mereka lakukan di masa Jahiliah. Maka apakah yang tidak mereka sukai itu dan mereka menolaknya buat diri mereka, lalu mereka menjadikannya buat Allah?


{أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ}


Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An-Nahl: 59)Alangkah buruknya apa yang mereka katakan itu, alangkah buruknya apa yang mereka bagikan itu,

dan alangkah buruknya apa yang mereka nisbatkan kepada-Nya. Makna ayat ini sama dengan ayat lain yang mengatakan:


{وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ}


Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gem­bira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah, jadilah mukanya hitam pekat, sedangkan dia amat menahan sedih. (Az-Zukhruf: 17) Firman Allah Swt.:


{لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ}


Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk. (An-Nahl: 60) Maksudnya, kekurangan itu hanyalah pantas dinisbatkan kepada mereka.


{وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الأعْلَى}


dan Allah mempunyai sifat Yang Mahatinggi. (An-Nahl: 60)Yakni Kesempurnaan yang mutlak dari segala seginya, hal inilah yang pantas dinisbatkan kepada Allah.


{وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}


dan Dialah YangMahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nahl: 60)

Surat An-Nahl |16:57|

وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ ۙ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ

wa yaj'aluuna lillaahil-banaati sub-ḥaanahuu wa lahum maa yasytahuun

Dan mereka menetapkan anak perempuan bagi Allah. Maha Suci Dia, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (anak laki-laki).

And they attribute to Allah daughters - exalted is He - and for them is what they desire.

Tafsir
Jalalain

(Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan) yaitu melalui perkataan mereka, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah (Maha Suci Allah)

ungkapan yang menyucikan-Nya daripada apa yang mereka duga (sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai) memilihnya, artinya anak-anak lelaki.

Jumlah kalimat ini menjadi mahal rafa', atau menjadi mahal nashab dari fi'il yaj'aluuna. Artinya mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan yang mereka sendiri membencinya,

sedangkan pada kenyataannya Dia Maha Suci dari mempunyai anak, kemudian mereka menetapkan untuk diri mereka sendiri anak-anak lelaki yang mereka pilih sendiri.

Dengan demikian berarti mereka ingin merasa lebih unggul, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Tanyakanlah (hai Muhammad) kepada mereka

(orang-orang kafir Mekah) apakah untuk Rabb kalian anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak laki-laki." (Ash-Shaffat 149).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 57 |

Penjelasan ada di ayat 56

Surat An-Nahl |16:58|

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

wa iżaa busysyiro aḥaduhum bil-unṡaa zholla waj-huhuu muswaddaw wa huwa kazhiim

Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah.

And when one of them is informed of [the birth of] a female, his face becomes dark, and he suppresses grief.

Tafsir
Jalalain

(Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan) ia mempunyai anak perempuan yang baru dilahirkan (maka jadilah) maka berubahlah

(roman mukanya menjadi hitam) dengan perubahan yang menunjukkan kedukaan dan kesusahan (dan dia sangat marah) marah sekali, maka mengapa mereka menisbatkan anak-anak perempuan terhadap Allah swt.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 58 |

Penjelasan ada di ayat 56

Surat An-Nahl |16:59|

يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

yatawaroo minal-qoumi min suuu`i maa busysyiro bih, a yumsikuhuu 'alaa huunin am yadussuhuu fit-turoob, alaa saaa`a maa yaḥkumuun

Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.

He hides himself from the people because of the ill of which he has been informed. Should he keep it in humiliation or bury it in the ground? Unquestionably, evil is what they decide.

Tafsir
Jalalain

(Ia menyembunyikan dirinya) menghilang (dari orang banyak) dari pandangan kaumnya (disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya) karena ia takut akan mendapat celaan,

sedangkan ia dalam keadaan bingung untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai pemecahannya. (Apakah dia akan memeliharanya) yakni membiarkannya tanpa dibunuh

(dengan menanggung kehinaan) hina dan direndahkan (ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hidup-hidup) seumpamanya ia memendam anak perempuan itu ke dalam tanah.

(Ketahuilah, alangkah buruknya) alangkah jeleknya (apa yang mereka tetapkan itu) keputusan mereka itu karena mereka telah menisbatkan kepada Tuhan yang menciptakan mereka

mempunyai anak-anak perempuan padahal anak-anak perempuan itu kedudukannya di kalangan mereka serendah itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | An-Nahl | 16 : 59 |

Penjelasan ada di ayat 56