Juz 19

Surat Asy-Syuara |26:44|

فَأَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ الْغَالِبُونَ

fa alqou ḥibaalahum wa 'ishiyyahum wa qooluu bi'izzati fir'auna innaa lanaḥnul-ghoolibuun

Lalu mereka melemparkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka seraya berkata, "Demi kekuasaan Fir´aun, pasti kamilah yang akan menang."

So they threw their ropes and their staffs and said, "By the might of Pharaoh, indeed it is we who are predominant."

Tafsir
Jalalain

(Lalu mereka menjatuhkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka, dan mengatakan, "Demi kekuasaan Firaun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang").

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 44 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Asy-Syuara |26:45|

فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

fa alqoo muusaa 'ashoohu fa iżaa hiya talqofu maa ya`fikuun

Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.

Then Moses threw his staff, and at once it devoured what they falsified.

Tafsir
Jalalain

(Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, tiba-tiba ia menelan) lafal Talqafu ini bentuk asalnya adalah Taltaqafu, kemudian salah satu dari huruf Ta dibuang sehingga menjadi Talqafu,

artinya menelan bulat-bulat (benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu) yang mereka sulap dengan ilmu sihir mereka, sehingga tampak seolah-olah tali-temali dan tongkat-tongkat mereka itu berupa ular-ular yang merayap.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 45 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Asy-Syuara |26:46|

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ

fa ulqiyas-saḥarotu saajidiin

Maka menyungkurlah para pesihir itu, bersujud,

So the magicians fell down in prostration [to Allah].

Tafsir
Jalalain

(Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud) kepada Allah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 46 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Asy-Syuara |26:47|

قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ

qooluuu aamannaa birobbil-'aalamiin

mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,

They said, "We have believed in the Lord of the worlds,

Tafsir
Jalalain

(Mereka berkata, "Kami beriman kepada Rabb semesta alam).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 47 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Asy-Syuara |26:48|

رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ

robbi muusaa wa haaruun

(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun."

The Lord of Moses and Aaron."

Tafsir
Jalalain

(Yaitu Rabb Musa dan Harun") karena mereka mengetahui, bahwa apa yang mereka saksikan dari tongkat Nabi Musa itu bukanlah sihir sebagaimana perbuatan mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 48 |

Penjelasan ada di ayat 38

Surat Asy-Syuara |26:49|

قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ۚ لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ

qoola aamantum lahuu qobla an aażana lakum, innahuu lakabiirukumullażii 'allamakumus-siḥr, fa lasaufa ta'lamuun, la`uqoththi'anna aidiyakum wa arjulakum min khilaafiw wa la`ushollibannakum ajma'iin

Dia (Fir´aun) berkata, "Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya."

[Pharaoh] said, "You believed Moses before I gave you permission. Indeed, he is your leader who has taught you magic, but you are going to know. I will surely cut off your hands and your feet on opposite sides, and I will surely crucify you all."

Tafsir
Jalalain

(Berkata) Firaun, ("Apakah kamu sekalian beriman) lafal A-amantum dapat pula dibaca Tas-hil sehingga bacaannya menjadi Amantum (kepadanya)

yakni kepada Nabi Musa (sebelum aku memberi izin) secara langsung dariku (kepada kalian Sesungguhnya dia benar-benar pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kalian)

berarti ilmu kalian itu adalah sebagian daripada ilmunya, dan ini berarti pertarungan dan kemenangan di antara sesama perguruan (maka kalian nanti pasti benar-benar mengetahui)

akibat perbuatan kalian itu dariku. (Sesungguhnya aku akan memotong tangan kalian dan kaki kalian dengan bersilang) yaitu tangan kanan mereka akan dipotong berikut kaki kirinya (dan aku akan menyalib kalian semuanya").

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 49 |

Tafsir ayat 49-51

Fir'aun mengancam para ahli sihir, tetapi ancamannya tidak berpengaruh sedikit pun pada mereka, bahkan tiada menambahkan pada diri mereka ancaman itu selain iman dan berserah diri kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Demikian itu karena Allah telah menyingkapkan dari kalbu para ahli sihir itu hijab kekafiran dan menampakkan kepada mereka perkara yang hak melalui pengetahuan mereka yang tidak diketahui oleh kaumnya,

bahwa apa yang didatangkan oleh Musa itu bukanlah bersumber dari manusia, melainkan dari Allah yang telah mendukungnya dan menjadikannya sebagai hujah dan dalil yang menunjukkan kebenaran dari apa yang disampaikan oleh Musa. Karena itulah maka Fir'aun berkata kepada para ahli sihirnya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:


{آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ}


Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepada kalian? (Asy-Syu'ara': 49) Maksudnya, sudah seharusnya bagi kalian meminta izin terlebih dahulu kepadaku sebelum memutuskan,

dan janganlah kalian melalaikan aku dalam hal tersebut. Jika aku mengizinkan kalian, maka kalian boleh melakukannya; dan jika aku cegah kalian, maka kalian harus mencegah pula, karena sesungguhnya akulah penguasa yang ditaati.


{إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ}


Sesungguhnya dia benar-benar pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 49) Ini merupakan kilah Fir'aun yang semua orang mengetahui kebatilannya, karena sesungguhnya para ahli sihir itu

belum pernah bertemu dengan Musa sebelum hari pertandingan itu. Maka mana mungkin Musa dikatakan sebagai pemimpin mereka yang mengajarkan kepada mereka ilmu sihir? Hal seperti ini jelas tidak akan dikatakan oleh seorang pun

yang berakal sehat. Kemudian Fir'aun mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka, lalu menyalib mereka. Maka mereka menjawab, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:


{لَا ضَيْرَ}


Tidak ada kemudaratan (bagi kami). (Asy-Syu'ara': 50) Yakni tiada halangan dan tiada mudarat bagi kami, serta kami tidak peduli dengan ancaman itu.


{إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ}


sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Asy-Syu'ara': 50) Yaitu kembali kami hanya kepada Allah Swt., dan Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik dalam amalnya. Tiada sesuatu pun

dari apa yang engkau lakukan terhadap kami samar bagi-Nya, dan Dia kelak akan membalas kami dengan pembalasan yang sempurna atas hal tersebut. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya:


{إِنَّا نَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَايَانَا}


sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kami. (Asy-Syu'ara': 51) Yakni atas dosa-dosa yang telah kami lakukan, dan perbuatan sihir yang engkau paksakan kepada kami untuk melakukannya.


{أَنْ كُنَّا أَوَّلَ الْمُؤْمِنِينَ}


karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman. (Asy-Syu'ara':51) disebabkan kami adalah orang Qibti pertama yang mula-mula beriman. Maka Fir'aun membunuh mereka semuanya.

Surat Asy-Syuara |26:50|

قَالُوا لَا ضَيْرَ ۖ إِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ

qooluu laa dhoiro innaaa ilaa robbinaa mungqolibuun

Mereka berkata, "Tidak ada yang kami takutkan, karena kami akan kembali kepada Tuhan kami.

They said, "No harm. Indeed, to our Lord we will return.

Tafsir
Jalalain

(Mereka berkata, "Tidak ada kemudaratan) tidak mengapa bagi kami jika hal tersebut ditimpakan kepada kami (sesungguhnya kami kepada Rabb kami) sesudah kami mati dengan cara apa pun (akan kembali) yakni kembali kepada-Nya di akhirat nanti.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 50 |

Penjelasan ada di ayat 49

Surat Asy-Syuara |26:51|

إِنَّا نَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَايَانَا أَنْ كُنَّا أَوَّلَ الْمُؤْمِنِينَ

innaa nathma'u ay yaghfiro lanaa robbunaa khothooyaanaaa ang kunnaaa awwalal-mu`miniin

Sesungguhnya kami sangat menginginkan sekiranya Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami menjadi orang yang pertama-tama beriman."

Indeed, we aspire that our Lord will forgive us our sins because we were the first of the believers."

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya kami sangat menginginkan) sangat mengharapkan (bahwa Rabb kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang- orang yang pertama-tama beriman") di masa kami ini.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 51 |

Penjelasan ada di ayat 49

Surat Asy-Syuara |26:52|

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ

wa auḥainaaa ilaa muusaaa an asri bi'ibaadiii innakum muttaba'uun

Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, "Pergilah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar."

And We inspired to Moses, "Travel by night with My servants; indeed, you will be pursued."

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami wahyukan kepada Musa) sesudah beberapa tahun ia tinggal bersama dengan kaum Firaun, yang di masa-masa itu ia menyeru mereka kepada jalan yang benar dengan membawa ayat-ayat Allah,

akan tetapi hal itu tidak menambah mereka melainkan hanya kesombongan belaka, ("Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku) yakni bangsa Bani Israel.

Menurut suatu qiraat lafal An Asri dibaca An-isri. Asal katanya adalah berakar dari lafal Asra; maksudnya, pergilah dengan mereka menuju ke arah laut Merah di malam hari

(karena sesungguhnya kamu sekalian akan dikejar") oleh Firaun dan bala tentaranya, maka mereka pun ikut masuk ke dalam laut di belakang kalian, lalu Aku menyelamatkan kalian dan menenggelamkan mereka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 52 |

Tafsir ayat 52-59

Setelah Musa tinggal cukup lama di negeri Mesir dan telah menegakkan hujah-hujah Allah dan bukti-bukti dari-Nya terhadap Fir'aun dan bala tentaranya, sekalipun mereka tetap bersikap angkuh dan ingkar,'

sehingga tiada yang tersisa bagi mereka selain azab dan pembalasan Allah. Maka Allah memerintahkan kepada Musa a.s. agar keluar di malam hari membawa Bani Israil keluar dari negeri Mesir, lalu membawa mereka menuju ke tempat

yang telah diperintahkan agar Musa membawa mereka ke tempat itu. Musa a.s. melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhannya. Musa keluar membawa mereka setelah meminjam banyak perhiasan dari kaum Fir'aun.

Menurut keterangan yang diperoleh dari sejumlah ahli tafsir, Musa membawa mereka keluar dari negeri Mesir di malam purnama saat rembulan terbit. Mujahid rahimahullah mengatakan bahwa pada malam itu terjadi gerhana bulan,

hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui kebenarannya. Disebutkan pula bahwa Musa a.s. menanyakan tentang kuburan Yusuf a.s., lalu ia ditunjukkan oleh seorang nenek-nenek dari kalangan Bani Israil.

Maka Musa membawa peti jenazah Nabi Yusuf pergi bersama mereka. Menurut suatu pendapat, Musa sendirilah yang memanggul peti itu. Disebutkan pula Nabi Yusuf a.s. pernah berwasiat bahwa apabila Bani Israil keluar (dari Mesir),

hendaknya mereka membawanya pergi bersama mereka. Kisah mengenai hal ini disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim rahimahullah.


حدَّثنا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانِ بْنِ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ ابْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَعْرَابِيٍّ فَأَكْرَمَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعَاهَدْنَا. فَأَتَاهُ الْأَعْرَابِيُّ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا حَاجَتُكَ؟ " قَالَ نَاقَةٌ بِرَحْلِهَا وَأَعْنُزٌ يَحْتَلِبُهَا أَهْلِي، فَقَالَ: "أَعْجَزْتَ أَنْ تَكُونَ مِثْلَ عَجُوزِ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ " فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ: وَمَا عَجُوزُ بَنِي إِسْرَائِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "إِنَّ مُوسَى لَمَّا أَرَادَ أَنْ يَسِيرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَضَلَّ الطَّرِيقَ، فَقَالَ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ: مَا هَذَا؟ فَقَالَ لَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ: نَحْنُ نحِّدثك أَنَّ يُوسُفَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ أَخَذَ عَلَيْنَا مَوْثِقًا مِنَ اللَّهِ أَلَّا نَخْرُجَ مِنْ مِصْرَ حَتَّى نَنْقُلَ تَابُوتَهُ مَعَنَا، فَقَالَ لَهُمْ مُوسَى: فَأَيُّكُمْ يَدْرِي أَيْنَ قَبْرُ يُوسُفَ؟ قَالُوا: مَا يَعْلَمُهُ إِلَّا عَجُوزٌ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ. فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَقَالَ لَهَا: دُلِّينِي عَلَى قَبْرِ يُوسُفَ. فَقَالَتْ: وَاللَّهِ لَا أَفْعَلُ حَتَّى تُعْطِيَنِي حُكْمِي. قَالَ لَهَا: وَمَا حُكْمُكِ؟ قَالَتْ: حُكْمِي أَنْ أَكُونَ مَعَكَ فِي الْجَنَّةِ. فَكَأَنَّهُ ثَقُلَ عَلَيْهِ ذَلِكَ، فَقِيلَ لَهُ: أَعْطِهَا حُكْمَهَا. قَالَ: فَانْطَلَقَتْ مَعَهُمْ إِلَى بُحَيْرَةٍ -مُسْتَنْقَعِ مَاءٍ -فَقَالَتْ لَهُمْ: أَنْضِبُوا هَذَا الْمَاءَ. فَلَمَّا أَنْضَبُوهُ قَالَتِ: احْتَفِرُوا، فَلَمَّا احْتَفَرُوا اسْتَخْرَجُوا قَبْرَ يُوسُفَ، فَلَمَّا احْتَمَلُوهُ إِذَا الطَّرِيقُ مِثْلَ ضَوْءِ النهار


Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Umar ibnu Aban ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Ibnu Abu Burdah,

dari ayahnya, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah singgah di rumah seorang Badui, lalu orang Badui itu menghormatinya. Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Engkau telah menghormati kami."

Kemudian orang Badui itu datang kepada Rasulullah Saw. Lalu Rasul Saw. bertanya, "Apa keperluanmu ?" Orang Badui itu menjawab, "Unta lengkap dengan pelananya dan kambing betina yang akan menjadi kambing perahan keluargaku."

Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Apakah kamu tidak mampu berbuat seperti apa yang dilakukan oleh seorang wanita tua Bani Israil?" Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan wanita tua Bani Israil?"

Rasulullah Saw. menjawab, bahwa sesungguhnya Musa a.s. ketika hendak membawa pergi Bani Israil di malam hari sesat jalan. Maka ia bertanya kepada kaum Bani Israil, "Mengapa demikian?" Salah seorang ulama Bani Israil menjawab,

"Kami akan bercerita kepadamu bahwa sesungguhnya Yusuf a.s. ketika menjelang kewafatannya telah mengambil suatu janji atas diri kami dengan nama Allah, bahwa kami tidak boleh keluar meninggalkan negeri Mesir sebelum membawa

peti jenazahnya bersama-sama kami." Maka Musa berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang mengetahui kuburan Yusuf?" Mereka menjawab, "Tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali seorang nenek Bani Israil."

Kemudian Musa memanggil nenek itu dan berkata kepadanya, "Tunjukkanlah kepadaku tempat kuburan Yusuf." Si nenek menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan menunjukkannya sebelum kamu memberikan upahnya kepadaku."

Musa bertanya, "Lalu apakah upah yang kau minta?" Si nenek berkata, "Upahku ialah hendaknya aku dapat bersamamu di dalam surga." Musa merasa keberatan dengan permintaannya itu, lalu dikatakan kepada Musa,

"Berilah saja upahnya itu." Kemudian si nenek pergi bersama mereka ke sebuah danau (rawa), lalu ia berkata kepada mereka, "Keringkanlah air rawa ini." Setelah mereka mengeringkannya, si nenek berkata, "Galilah tempat ini."

Maka mereka menggalinya dan mengeluarkan peti jenazah Yusuf. Setelah mereka membawanya, tiba-tiba jalan menjadi terang seperti cahaya siang hari bagi mereka.Hadis ini garib sekali, yang lebih mendekati kebenaran

predikat hadis ini mauquf, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Pada pagi harinya ternyata di tempat perkumpulan orang-orang Bani Israil tidak terdapat seorang manusia pun. Keadaan ini membuat Fir'aun murka dan bertambah

kebenciannya terhadap Bani Israil. Hal tersebut merupakan takdir Allah yang menghendaki kebinasaannya. Maka Fir'aun memerintahkan kepada utusan kilatnya untuk pergi ke berbagai kota guna memanggil semua bala tentara seraya menyerukan:


{إِنَّ هَؤُلاءِ} -يَعْنِي: بَنِي إِسْرَائِيلَ - {لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ}


Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil. (Asy-Syu'ara': 54) Maksudnya, kaum Bani Israil itu kecil jumlahnya bila dibandingkan dengan kekuatan kita.


{وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ}


dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. (Asy-Syu'ara': 55) Yaitu setiap waktu sampai kepada kita dari mereka hal-hal yang membuat kita marah.


{وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ}


dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga. (Asy-Syu'ara': 56) Yaitu kita setiap waktu bersikap waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh musuh. Dan segolongan ulama salaf membacanya Haziruna.

Artinya selalu siap dengan senjata kita, dan sesungguhnya aku hendak membasmi mereka sampai ke akar-akarnya. Ternyata kejadiannya justru sebaliknya, dia dan bala tentaranyalah yang binasa. Firman Allah Swt.:


{فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ}


Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia. (Asy-Syu'ara': 57-58) Artinya, mereka keluar dari kehidupan yang senang itu menuju kepada kebinasaan;

dan mereka meninggalkan tempat-tempat tinggal yang tinggi-tinggi, kebun-kebun, sungai-sungai, harta benda, rezeki-rezeki yang berlimpah, dan kerajaan serta kedudukan yang berlimpah di dunia ini.


{كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَائِيلَ}


demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. (Asy-Syu'ara': 59) Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الأرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا}


Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. (Al-A'raf: 137), hingga akhir ayat. Dan firman Allah Swt. lainnya, yaitu:


{وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ}


Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (Al-Qasas: 5), hingga akhir ayat berikutnya.

Surat Asy-Syuara |26:53|

فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ

fa arsala fir'aunu fil-madaaa`ini ḥaasyiriin

Kemudian Fir´aun mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala tentaranya).

Then Pharaoh sent among the cities gatherers

Tafsir
Jalalain

(Kemudian Firaun mengirimkan) sesudah ia mendengar berita tentang keberangkatan Nabi Musa dan kaum Bani Israel (orangnya ke kota-kota)

menurut suatu kisah diceritakan bahwa Firaun memiliki seribu buah kota dan dua belas ribu kampung (mengumpulkan tentaranya) untuk mengumpulkan pasukan. Firaun menginstruksikan demikian seraya mengatakan,

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 53 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:54|

إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ

inna haaa`ulaaa`i lasyirżimatung qoliiluun

(Fir´aun berkata), "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil,

[And said], "Indeed, those are but a small band,

Tafsir
Jalalain

("Sesungguhnya mereka itu benar-benar golongan) yang dimaksud adalah kaum Bani Israel (yang kecil) menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa jumlah kaum Bani Israel yang dibawa Nabi Musa

berjumlah enam ratus tujuh puluh ribu orang, sedangkan barisan terdepan dari Firaun berjumlah tujuh ratus ribu tentara, belum lagi yang ada di belakangnya, maka oleh karena itu Firaun

menganggap kecil jumlah Bani Israel dibandingkan dengan jumlah tentaranya itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 54 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:55|

وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ

wa innahum lanaa laghooo`izhuun

dan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,

And indeed, they are enraging us,

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,) yakni telah melakukan apa yang membuat kita murka.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 55 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:56|

وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ

wa innaa lajamii'un ḥaażiruun

dan sesungguhnya kita semua tanpa kecuali harus selalu waspada."

And indeed, we are a cautious society... "

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungghnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga") Kaum yang selalu bersiap-siap. Menurut Suatu qiraat Haadziruuna dibaca Hadziruuna artinya selalu waspada.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 56 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:57|

فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

fa akhrojnaahum min jannaatiw wa 'uyuun

Kemudian, Kami keluarkan mereka (Fir´aun dan kaumnya) dari taman-taman dan mata air,

So We removed them from gardens and springs

Tafsir
Jalalain

Allah berfirman, ("Maka Kami keluarkan mereka) Firaun dan kaumnya dari Mesir untuk mengejar Nabi Musa dan kaumnya (dari taman-taman)

yakni kebun-kebun yang ada di sepanjang kedua tepi sungai Nil (mata air) yaitu kolam-kolam yang mengalir di rumah-rumah mereka yang bersumber dari sungai Nil.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 57 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:58|

وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ

wa kunuuziw wa maqooming kariim

dan (dari) harta kekayaan dan kedudukan yang mulia,

And treasures and honorable station -

Tafsir
Jalalain

(Dan dari perbendaharaan) harta yang berharga berupa emas dan perak; dinamakan Kunuz karena para pemiliknya tidak menunaikan hak Allah yang ada padanya (dan kedudukan yang mulia)

yakni majelis-majelis yang indah bagi para penguasa dan para wazir, tempat mereka dikelilingi oleh para pengikutnya masing-masing.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 58 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:59|

كَذَٰلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَائِيلَ

każaalik, wa auroṡnaahaa baniii isrooo`iil

demikianlah, dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.

Thus. And We caused to inherit it the Children of Israel.

Tafsir
Jalalain

(Demikianlah halnya) Kami telah mengeluarkan mereka sebagaimana yang telah disebutkan tadi (dan Kami anugerahkan semuanya itu kepada Bani Israel.") sesudah Firaun dan kaumnya ditenggelamkan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 59 |

Penjelasan ada di ayat 52

Surat Asy-Syuara |26:60|

فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ

fa atba'uuhum musyriqiin

Lalu (Fir´aun dan bala tentaranya) dapat menyusul mereka pada waktu matahari terbit.

So they pursued them at sunrise.

Tafsir
Jalalain

(Maka Firaun dan bala tentaranya mengejar mereka di waktu matahari terbit) yakni di waktu pagi.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 60 |

Tafsir ayat 60-68

Sebagian ulama tafsir yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa Fir'aun keluar dengan diiringi oleh iringan yang besar terdiri dari. sejumlah besar orang-orang kerajaannya, yaitu para ahli musyawarahnya, para patih, para hulubalang,

para pembesar kerajaan, dan bala tentaranya. Adapun mengenai kisah yang disebutkan oleh kebanyakan kisah Israiliyat yang menyebutkan bahwa Fir'aun berangkat dengan membawa sejuta enam ratus pasukan berkudanya;

yang seratus ribunya antara lain terdiri dari kuda yang hitam, maka kisah ini masih perlu dipertimbangkan kebenaran­nya. Ka'bul Ahbar mengatakan bahwa di antara pasukan itu terdapat pasukan yang berkuda hitam,

jumlah mereka delapan ratus ribu orang; pendapat ini pun masih perlu dipertimbangkan kebenarannya. Yang jelas kisah tersebut hanyalah kisah Israiliyat yang dilebih-lebihkan. Allah Swt. Yang Maha Mengetahui kebenarannya.

Apa yang dapat dijadikan pegangan adalah kisah yang diberitakan oleh Al-Qur'an. Al-Qur'an tidak menyebutkan bilangan mereka karena tidak ada faedahnya, yang jelas mereka keluar seluruhnya (mengejar Musa dan Bani Israil).


{فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ}


Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. (Asy-Syu'ara': 60) Yakni Fir'aun dan pasukannya berhasil mengejar mereka (dan mereka kelihatan) di waktu matahari terbit.


{فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ}


Maka setelah kedua golongan itu saling melihat. (Asy-Syu'ara': 61) Maksudnya, masing-masing dari kedua golongan itu dapat melihat yang lainnya.


{قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ}


berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (Asy-Syu'ara': 61) Demikian itu karena perjalanan mereka sampai di tepi pantai laut, yaitu Laut Merah. Di hadapan mereka terbentang laut yang luas,

sedangkan di belakang mereka kelihatan Fir'aun dan bala tentaranya mengejar mereka. Karena itulah mereka mengatakan:


{إِنَّا لَمُدْرَكُونَ قَالَ كَلا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ}


"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Asy-Syu'ara': 61 -62) Yakni tiada sesuatu pun

dari hal yang kalian khawatirkan akan menimpa kalian, karena sesungguhnya Allah Swt. Dialah yang telah memerintah­kanku untuk berjalan ke arah ini bersama kalian, sedangkan Dia tidak akan mengingkari janji-(Nya).

Saat itu Harun a.s. berada di barisan paling depan bersama Yusya' ibnu Nun, dan orang-orang yang beriman dari kalangan keluarga Fir'aun serta Musa berada di barisan tengah. Sebagian kalangan ulama tafsir yang bukan hanya seorang

menyebutkan bahwa saat itu kaum Bani Israil berhenti, mereka tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Lalu Yusya' ibnu Nun atau orang-orang yang beriman dari kalangan keluarga Fir'aun berkata kepada Musa a.s.,

"Hai Nabi Allah, apakah Tuhanmu memerintahkanmu berjalan ke tempat ini?" Musa menjawab, "Ya." Maka Fir'aun dan pasukannya bertambah dekat, dan jaraknya hanya tinggal sedikit sampai kepada mereka. Pada saat itulah Allah

memerintahkan kepada nabi-Nya (yaitu Musa a.s.) agar memukul laut dengan tongkatnya. Maka Musa memukul laut itu dengan tongkatnya seraya berkata, "Terbelahlah kamu dengan seizin Allah!" Ibnu Abu Hatim meriwayatkan,

telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kamLAl-Walid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hamzah ibnu Yusuf, dari Abdullah ibnu Salam,

bahwa setelah Musa sampai di tepi laut, berkatalah ia, "Wahai Tuhan yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, wahai Tuhan Yang menciptakan segala sesuatu, wahai Tuhan Yang Kekal sesudah segala sesuatu (tiada), jadikanlah

jalan keluar bagi kami." Maka Allah memerintahkan kepadanya melalui firman-Nya: Pukullah lautan itu dengan tongkatmu! (Asy-Syu'ara': 63) Qatadah mengatakan bahwa pada malam itu Allah memerintahkan kepada laut tersebut

(seraya berfirman), "Apabila Musa memukulmu dengan tongkatnya, maka dengarkanlah ucapannya dan taatilah perintahnya." Maka pada malam itu laut tersebut bergetar semalaman, tanpa mengetahui dari sisi mana Musa akan memukulnya.

Setelah Musa sampai ke tepi pantai, berkatalah kepadanya pelayannya (yaitu Yusya' ibnu Nun), "Wahai Nabi Allah, apakah yang telah diperintahkan oleh Tuhanmu?" Musa menjawab, "Tuhan telah memerintahkan kepadaku agar memukul laut

dengan tongkatku ini." Yusya' ibnu Nun berkata, "Kalau begitu, cepat pukullah."Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada laut —menurut riwayat yang sampai kepadaku— bahwasanya apabila Musa memukulmu

dengan tongkatnya, maka terbelahlah kamu untuknya. Maka semalaman laut itu bergetar, dan sebagian darinya memukul sebagian yang lain karena takut kepada Allah Swt. serta menunggu apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.

Allah mewahyukan kepada Musa melalui firman-Nya: Pukullah lautan itu dengan tongkatmu! (Asy-Syu'ara': 63) Maka Musa memukulnya dengan tongkatnya yang berisikan kekuasaan dari Allah'yang telah diberikan kepadanya,

dan laut itu terbelah. Menurut kisah yang diceritakan oleh bukan hanya seorang, Musa datang ke laut dan memanggilnya dengan nama kunyah, seraya berkata, "Terbelahlah kamu, hai Abu Khalid, dengan seizin Allah!" Firman Allah Swt.:


{فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ}


Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Asy-Syu'ara': 63) Yakni seperti bukit yang besar-besar. Demikianlah menurut Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Muhammad ibnu Ka'b, Ad-Dahhak, Qatadah,

dan lain-lainnya. Menurut Ata Al-Khurrasani, yang dimaksud dengan At-Taud ialah celah yang ada di antara dua bukit. Ibnu Abbas mengatakan bahwa laut itu membentuk dua belas jalan, masing-masing jalan untuk tiap kabilah.

As-Saddi menambahkan bahwa pada tiap jalan terdapat lubang-lubang sehingga sebagian dari mereka dapat melihat sebagian yang lainnya, sedangkan air laut berdiri tegak seperti halnya tembok.

Allah juga mengirimkan angin ke dasar laut, lalu meniupnya sehingga dasar laut kering seperti permukaan bumi. Allah Swt. berfirman:


{فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلا تَخْشَى}


maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam). (Taha:77) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:


وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ


Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. (Asy-Syu 'ar3': 64)


وَأَزْلَفْنَا


artinya 'di sanalah'. Ibnu Abbas, Ata Al-Khurrasani, Qatadah, dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Azlafna, yakni Kami dekatkan Fir'aun dan bala tentaranya ke laut.


{وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ ثُمَّ أَغْرَقْنَا الآخَرِينَ}


Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. (Asy-Syu'ara': 65-66) Yaitu Kami selamatkan Musa dan Bani Israil serta orang-orang yang mengikuti mereka,

seagama dengan mereka; tiada seorang pun dari mereka yang binasa. Fir'aun berikut bala tentaranya ditenggelamkan sehingga tidak ada seorang pun dari mereka melainkan binasa (mati tenggelam).Ibnu Abu Hatim meriwayatkan,

telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Syababah, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Abu Ishaq,

dari Amr ibnu Maimun, dari Abdullah ibnu Mas'ud, bahwa ketika Musa membawa serta Bani Israil pergi di malam hari, beritanya sampai kepada Fir'aun, lalu Fir'aun memerintahkan agar disembelihkan seekor kambing. Kambing itu disembelih,

dan Fir'aun berkata, Tidak, demi Tuhan, sebelum kambing ini selesai dikuliti harus dikumpulkan kepadaku enam ratus ribu orang Qibti." Musa berangkat hingga sampailah di tepi laut, lalu Musa berkata kepada laut, "Terbelahlah kamu.!"

Maka laut berkata kepadanya, "Sesungguhnya engkau, hai Musa, terlalu berlebihan. Apakah aku pernah terbelah untuk seseorang dari anak Adam, lalu aku membelah diriku untukmu?" Ibnu Mas'ud melanjutkan kisahnya, bahwa saat itu Musa

ditemani oleh seorang lelaki yang mengendarai kuda, lalu lelaki itu berkata kepada Musa, "Ke manakah engkau diperintahkan, hai Nabi Allah?" Musa menjawab, "Tiada lain aku diperintahkan ke arah ini (laut)." Maka ia memacu kudanya ke laut,

lalu kudanya itu berenang dan menepi. Lalu lelaki itu berkata, "Kemanakah engkau diperintahkan, hai Nabi Allah?" Musa menjawab, "Tiada lain aku diperintahkan ke arah ini." Lelaki itu berkata, "Demi Allah, engkau tidak berdusta dan laut pun

tidak berdusta." Kemudian lelaki itu memasukkan kudanya ke laut. Kudanya itu berenang, lalu menepi lagi. Lelaki itu kembali bertanya, "Ke arah manakah engkau diperintahkan, hai Nabi Allah?" Musa menjawab,

"Aku hanya diperintah­kan menuju ke arah (laut) ini." Lelaki itu berkata, "Demi Allah, Musa tidak dusta dan laut pun tidak dusta." Lalu ia memasukkan keduanya ke laut untuk kedua kalinya. Kudanya itu berenang dan menepi lagi.

Lelaki itu bertanya lagi, "Ke arah manakah engkau diperintahkan, hai Nabi Allah?" Musa menjawab, "Aku hanya diperintahkan menuju ke arah (laut) ini." Lelaki itu berkata, "Demi Allah, Musa tidak dusta dan laut pun tidak dusta."

Ibnu Mas'ud melanjutkan kisahnya, bahwa saat itu Allah memerintah­kan kepada Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut, lalu Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. Maka terbelahlah laut tersebut membentuk dua belas jalan,

masing-masing jalan buat tiap kabilah Bani Israil; mereka dapat saling berpandangan di antara sesamanya. Setelah semua pengikut Musa keluar dari laut itu dan Fir'aun beserta bala tentaranya masuk semuanya ke dalam laut itu,

maka laut tersebut menutup kembali dan menenggelamkan mereka. Di dalam riwayat Israil, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, dari Abdullah disebutkan bahwa ketika orang yang terakhir dari pengikut Musa keluar dari laut itu,

dan Fir'aun beserta semua pengikutnya masuk ke laut, maka laut tersebut mengatup kembali menenggelamkan mereka. Belum ada suatu pemandangan orang tenggelam sebanyak itu selain hari itu, Fir'aun la'natullah pun ikut tenggelam. Kemudian Allah Swt. berfirman:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat). (Asy-Syu'ara': 67) Yakni di dalam kisah ini dan keajaiban yang terkandung di dalamnya, serta pertolongan dan kemenangan bagi hamba-hamba Allah yang mukmin, benar-benar terkandung dalil dan hujah yang pasti serta hikmah yang agung.


{وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ * وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ}


tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 67-68)

Surat Asy-Syuara |26:61|

فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ

fa lammaa tarooo`al-jam'aani qoola ash-ḥaabu muusaaa innaa lamudrokuun

Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Kita benar-benar akan tersusul."

And when the two companies saw one another, the companions of Moses said, "Indeed, we are to be overtaken!"

Tafsir
Jalalain

(Maka setelah kedua golongan itu saling melihat) masing-masing pihak telah melihat pihak yang lainnya (berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan terkejar")

oleh pasukan Firaun, kita tidak akan mampu menghadapi mereka, karena kita tidak mempunyai kekuatan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 61 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:62|

قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

qoola kallaa, inna ma'iya robbii sayahdiin

Dia (Musa) menjawab, "Sekali-kali tidak akan (tersusul), sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku."

[Moses] said, "No! Indeed, with me is my Lord; He will guide me."

Tafsir
Jalalain

(Berkatalah) Nabi Musa, ("Sekali-kali tidak akan tersusul) kita tidak akan tersusul oleh mereka (sesungguhnya Rabbku besertaku) pertolongan-Nya selalu menyertaiku (kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku") jalan yang menuju keselamatan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 62 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:63|

فَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ ۖ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ

fa auḥainaaa ilaa muusaaa anidhrib bi'ashookal-baḥr, fanfalaqo fa kaana kullu firqing kath-thoudil-'azhiim

Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah laut itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.

Then We inspired to Moses, "Strike with your staff the sea," and it parted, and each portion was like a great towering mountain.

Tafsir
Jalalain

Allah berfirman, ("Lalu Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu') maka Nabi Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. (Maka terbelahlah lautan itu)

membentuk dua belas jalan (tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar) di antara dua gunung terdapat jalan yang akan dilalui oleh mereka;

sehingga disebutkan bahwa pelana hewan-hewan kendaraan mereka sedikit pun tidak terkena basah, dan tidak pula kecipratan air.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 63 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:64|

وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ

wa azlafnaa ṡammal-aakhoriin

Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.

And We advanced thereto the pursuers.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami dekatkan) Kami jadikan (di sana) di tempat itu (golongan yang lain) Firaun dan kaumnya, sehingga mereka melalui jalan yang dilalui oleh Nabi Musa dan kaumnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 64 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:65|

وَأَنْجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ

wa anjainaa muusaa wa mam ma'ahuuu ajma'iin

Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.

And We saved Moses and those with him, all together.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami selamatkan Musa dan semua orang-orang yang besertanya) dengan mengeluarkan mereka dari laut, sebagaimana gambaran yang telah disebutkan tadi.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 65 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:66|

ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ

ṡumma aghroqnal-aakhoriin

Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.

Then We drowned the others.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu) yakni Firaun dan kaumnya, dengan menutup kembali lautan ketika mereka telah masuk ke dalamnya, sedangkan Bani Israel telah selamat keluar semuanya dari laut.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 66 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:67|

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ

inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yaitu ditenggelamkannya Firaun dan kaumnya (benar-benar merupakan tanda) yaitu pelajaran bagi orang-orang yang sesudah mereka.

(Akan tetapi kebanyakan mereka tidak beriman) kepada Allah.Yang beriman kepada Allah dari kalangan kaum Firaun hanyalah Asiah istri Firaun sendiri,

Hezqil dari kalangan keluarga Firaun dan Maryam binti Namushi yang menunjukkan tempat kuburan Nabi Yusuf a.s.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 67 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:68|

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim

Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.

And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa) maka Dia membalas kelakuan orang-orang kafir itu dengan menenggelamkan mereka (lagi Maha Penyayang.") terhadap orang-orang Mukmin, Dia menyelamatkan mereka dari tenggelam.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 68 |

Penjelasan ada di ayat 60

Surat Asy-Syuara |26:69|

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَاهِيمَ

watlu 'alaihim naba`a ibroohiim

Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.

And recite to them the news of Abraham,

Tafsir
Jalalain

(Dan bacakanlah kepada mereka) yakni orang-orang kafir Mekah (kisah) berita (Ibrahim) kemudian dijelaskan oleh Badalnya, yaitu:

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 69 |

Tafsir ayat 69-77

Allah Swt. menceritakan perihal hamba, rasul, dan kekasih-Nya (yaitu Ibrahim a.s., pemimpin orang-orang hanif). Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya (yakni Nabi Muhammad Saw.) untuk membacakan kepada umatnya kisah ini

agar mereka mengikuti jejaknya dalam hal keikhlasan, tawakal, dan menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; serta ber­lepas diri dari kemusyrikan dan para pengikutnya. Karena sesungguhnya Allah Swt.

telah memberikan petunjuk-Nya kepada Ibrahim sejak dia masih kecil, lalu berlanjut sampai usia tuanya. Sesungguhnya Ibrahim sejak tumbuh dewasa mengingkari perbuatan kaumnya yang menyembah berhala di samping Allah Swt. Maka ia berkata kepada ayahnya dan kaumnya:


{لأبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ}


Apakah yang kalian sembah? (Asy-Syu'ara': 70) Artinya, apakah berhala-berhala yang kalian sembah ini?


{قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ}


Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”(Asy-Syu'ara': 71) Yakni kami tekun menyembahnya dan menyerunya.


{قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ}


Berkata Ibrahim, "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa) kalian sewaktu kalian berdoa (kepadanya)? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepada kalian atau memberi mudarat?” Mereka menjawab, "(Bukan karena itu)

sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.”(Asy-Syu'ara': 72-74) Yaitu mereka mengakui bahwa berhala-berhala mereka tidak dapat melakukan sesuatu pun dari hal tersebut. Sesungguhnya mereka

hanya melihat nenek moyang mereka berbuat demikian, lalu mereka bersegera mengikuti jejaknya. Maka pada saat itu juga Ibrahim berkata kepada mereka:


{قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الأقْدَمُونَ فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلا رَبَّ الْعَالَمِينَ}


"Maka apakah kalian telah memperhatikan apa yang selalu kalian sembah, kalian dan nenek moyang kalian yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 75-77)

Maksudnya, jika berhala-berhala ini dapat melakukan sesuatu dan mempunyai pengaruh, silakan mereka melakukan perbuatan jahat terhadap diriku; karena sesungguhnya aku adalah musuh mereka, aku tidak mempedulikan mereka

dan sama sekali tidak memikirkannya. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. tentang perkataan Nuh yang disitir oleh firman-Nya:


{فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ}


karena itu bulatkanlah keputusan kalian dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutu kalian (untuk membinasakanku). (Yunus: 71), hingga akhir ayat. Hud berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:


{إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ مِنْ دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُونِ. إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}


Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku, dan saksikanlah oleh kamu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan dari selain-Nya. Sebab itu, jalankanlah tipu daya kalian semuanya

terhadapku dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhan kalian. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya.

Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 54-56) Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim a.s. saat berlepas diri dari berhala-berhala sembahan kaumnya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:


{وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ}


Bagaimana aku takut kepada sembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kalian tidak takut mempersekutukan Allah. (Al-An'am: 81), hingga akhir ayat. Dan firman Allah Swt.:


{قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ}


Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim (Al-Mumtahanah: 4) sampai dengan firman-Nya:


حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ


Se­sampai kamu beriman kepada Allah saja. (Al-Mumtahanah: 4) Demikian pula dalam firman Allah Swt.:


{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ}


Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya

Dia akan memberi hidayah kepadaku.” Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu. (Az-Zukhruf: 26-28) Yakni kalimat 'Tidak ada Tuhan selain Allah.'

Surat Asy-Syuara |26:70|

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ

iż qoola li`abiihi wa qoumihii maa ta'buduun

Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah?"

When he said to his father and his people, "What do you worship?"

Tafsir
Jalalain

(Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Apakah yang kalian sembah")

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 70 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:71|

قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ

qooluu na'budu ashnaaman fa nazhollu lahaa 'aakifiin

Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya."

They said, "We worship idols and remain to them devoted."

Tafsir
Jalalain

(Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala) mereka menjelaskan perbuatannya secara terang-terangan supaya berhala-berhala itu disukai olehnya (dan kami senantiasa tekun menyembahnya")

maksudnya kami selalu menyembahnya; sepanjang siang dengan tekun, mereka menambahkan jawabannya dengan maksud membanggakan diri mereka terhadap Nabi Ibrahim.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 71 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:72|

قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ

qoola hal yasma'uunakum iż tad'uun

Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)?,

He said, "Do they hear you when you supplicate?

Tafsir
Jalalain

(Berkata Ibrahim, "Apakah berhala-berhala itu mendengar seruan kalian di waktu) ketika (kalian berdoa kepadanya).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 72 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:73|

أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ

au yanfa'uunakum au yadhurruun

atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?"

Or do they benefit you, or do they harm?"

Tafsir
Jalalain

(Atau dapatkah mereka memberi manfaat ke pada kalian) jika kalian menyembahnya (atau memberi mudarat") kepada diri kalian, jika kalian tidak menyembahnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 73 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:74|

قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ

qooluu bal wajadnaaa aabaaa`anaa każaalika yaf'aluun

Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu."

They said, "But we found our fathers doing thus."

Tafsir
Jalalain

(Mereka menjawab, "Sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian") yakni mereka melakukan sebagaimana apa yang kami lakukan sekarang ini.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 74 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:75|

قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ

qoola a fa ro`aitum maa kuntum ta'buduun

Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah,

He said, "Then do you see what you have been worshipping,

Tafsir
Jalalain

(Ibrahim berkata, "Maka apakah kalian telah memperhatikan apa yang selalu kalian sembah).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 75 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:76|

أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الْأَقْدَمُونَ

antum wa aabaaa`ukumul-aqdamuun

kamu, dan nenek moyang kamu yang terdahulu?

You and your ancient forefathers?

Tafsir
Jalalain

(Kalian dan nenek moyang kalian yang dahulu)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 76 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:77|

فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلَّا رَبَّ الْعَالَمِينَ

fa innahum 'aduwwul liii illaa robbal-'aalamiin

sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam,

Indeed, they are enemies to me, except the Lord of the worlds,

Tafsir
Jalalain

(Karena sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku) aku tidak menyembah mereka (melainkan) aku hanya menyembah (Rabb semesta alam).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 77 |

Penjelasan ada di ayat 69

Surat Asy-Syuara |26:78|

الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ

allażii kholaqonii fa huwa yahdiin

(yaitu) yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,

Who created me, and He [it is who] guides me.

Tafsir
Jalalain

(Yaitu Tuhan yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku) kepada agama yang benar.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 78 |

Tafsir ayat 78-82

Artinya, aku tidak menyembah kecuali Tuhan yang menjadikan segala sesuatu.


{الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ}


(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. (Asy-Syu'ara': 78) Yaitu Dialah Yang Menciptakan, Yang telah menentukan ukuran dan memberi petunjuk semua makhluk kepada-Nya.

Maka tiap-tiap makhluk diciptakan berjalan menurut apa yang telah ditakdirkan baginya; Dialah Yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya, dan Yang menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya.


{وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ}


dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. (Asy-Syu'ara': 79) Yakni Dialah Yang menciptakan aku dan memberiku rezeki dengan apa yang telah ditundukkan dan dimudahkan oleh-Nya dari sarana yang ada di langit

dan di bumi. Dia menggiring awan dan menurunkan hujan, lalu menghidupkan bumi dan mengeluarkan darinya semua jenis buah-buahan sebagai rezeki buat hamba-hamba-Nya. Dia juga menurunkan air tawar yang mudah diminum

untuk minum semua makhluk-Nya, yaitu berbagai macam hewan ternak dan manusia yang jumlahnya banyak sekali. Firman Allah Swt.:


{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ}


dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (Asy-Syu'ara': 80) Sakit dinisbatkan (disandarkan) kepada diri Ibrahim, sekalipun pada kenyataannya berasal dari takdir Allah dan ketetapan-Nya, juga sebagai ciptaan-Nya,

tetapi sengaja disandarkan kepada diri Ibrahim sebagai etika sopan santun terhadap Allah Swt. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman Allah Swt. yang memerintahkan kepada orang salat agar mengucapkan:


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ


Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Al-Fatihah: 6), hingga akhir surat. Pemberian nikmat dan hidayah disandarkan kepada Allah, sedangkan murka dibuang fa'il-nya karena etika sopan santun, dan kesesatan disandarkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti apa yang dikatakan oleh jin yang disebutkan oleh firman-Nya:


{وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا}


Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan ini) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. (Al-Jin: 10) Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:


{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ}


dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (Asy-Syu'ara': 80) Bila aku sakit, sesungguhnya tiada seorang pun selain-Nya yang dapat menyembuhkanku dengan berbagai macam sarana pengobatan apa pun yang menjadi penyebab kesembuhan.


{وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ}


dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). (Asy-Syu'ara': 81) Artinya, Dialah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan; tiada seorang pun yang mampu melakukan hal tersebut, karena sesungguhnya Dialah Yang memulai penciptaan dan Yang mengulanginya.


{وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ}


dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. (Asy-Syu'ara': 82) Yakni tiada seorang pun yang mampu mengampuni dosa-dosa di dunia dan di akhirat kecuali hanya Dia. Dan tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali hanya Allah, Dia Maha Berbuat terhadap apa yang dikehendaki-Nya.

Surat Asy-Syuara |26:79|

وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ

wallażii huwa yuth'imunii wa yasqiin

dan yang memberi makan dan minum kepadaku,

And it is He who feeds me and gives me drink.

Tafsir
Jalalain

(Dan Tuhanku, yang memberi makan dan minum kepadaku).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 79 |

Penjelasan ada di ayat 78

Surat Asy-Syuara |26:80|

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

wa iżaa maridhtu fa huwa yasyfiin

dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,

And when I am ill, it is He who cures me

Tafsir
Jalalain

(Dan apabila aku sakit. Dialah yang menyembuhkan aku).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 80 |

Penjelasan ada di ayat 78

Surat Asy-Syuara |26:81|

وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ

wallażii yumiitunii ṡumma yuḥyiin

dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),

And who will cause me to die and then bring me to life

Tafsir
Jalalain

(Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 81 |

Penjelasan ada di ayat 78

Surat Asy-Syuara |26:82|

وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ

wallażiii athma'u ay yaghfiro lii khothiii`atii yaumad-diin

dan yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat."

And who I aspire that He will forgive me my sin on the Day of Recompense."

Tafsir
Jalalain

(Dan Yang amat kuinginkan) amat kuharapkan (akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat") yaitu hari pembalasan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 82 |

Penjelasan ada di ayat 78

Surat Asy-Syuara |26:83|

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

robbi hab lii ḥukmaw wa al-ḥiqnii bish-shooliḥiin

(Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,

[And he said], "My Lord, grant me authority and join me with the righteous.

Tafsir
Jalalain

(Ya Rabbku! Berikanlah kepadaku hikmah) yakni ilmu (dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh) golongan para nabi.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 83 |

Tafsir ayat 83-89

Ini mengisahkan tentang permohonan Ibrahim a.s. agar diberi hikmah oleh Tuhannya. Menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan hikmah ialah ilmu. Menurut Ikrimah adalah akal. Menurut Mujahid yaitu Al-Qur'an, dan menurut As-Saddi kenabian. Firman Allah Swt. yang menyitir doa Ibrahim a.s.:


{وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ}


dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. (Asy-Syu'ara': 83) Maksudnya, jadikanlah aku ke dalam golongan orang-orang saleh di dunia dan akhirat, seperti yang dikatakan oleh Nabi Saw. ketika menjelang kewafatannya:


اللَّهُمَّ الرَّفِيقَ الْأَعْلَى" قَالَهَا ثَلَاثًا


Ya Allah, (masukkanlah aku) ke dalam Rafiqul A'la (golongan orang-orang yang saleh yang menempati surga yang tertinggi). sebanyak tiga kali. Di dalam sebuah hadis mengenai doa disebutkan:


اللَّهُمَّ أَحْيِنَا مُسْلِمِينَ وَأَمِتْنَا مُسْلِمِينَ، وَأَلْحَقْنَا بِالصَّالِحِينَ، غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مُبْدِّلَيْنِ


Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan muslim, dan matikanlah aku dalam keadaan muslim, dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, bukan orang-orang yang kecewa dan bukan pula orang-orang yang diganti. Firman Allah Swt.:


{وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الآخِرِينَ}


dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. (Asy-Syu'ara': 84) Yakni jadikanlah aku seorang yang menjadi buah tutur yang baik sesudahku yang selalu diingat dan dianuti dalam kebaikan. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


{وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ. سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ}


Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu), "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

(As-Saffat: 108-110) Mujahid dan Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. (Asy-Syu'ara': 84) Yaitu sanjungan yang baik.

Mujahid mengatakan bahwa semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. (An-NahI: 122), hingga akhir ayat. Dan firman Allah Swt. lainnya, yaitu: Dan Kami berikan kepadanya

balasannya di dunia. (Al-'Ankabut: 27), hingga akhir ayat. Lais ibnu Abu Sulaim mengatakan bahwa semua agama mencintainya dan memihaknya. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah. Firman Allah Swt.:


{وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ}


dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan. (Asy-Syu'ara': 85) Artinya, berikanlah nikmat kepadaku di dunia dengan menjadi buah tutur yang baik sesudahku; juga nikmat di akhirat,

yaitu Engkau jadikan aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan. Ucapan Ibrahim yang disitir oleh firman-Nya:


{وَاغْفِرْ لأبِي}


dan ampunilah bapakku. (Asy-Syu'ara': 86), hingga akhir ayat. sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


{رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ}


Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku.(lbr§him: 41) Ini merupakan doa yang dicabut kembali oleh Ibrahim a.s., seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:


{وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لأبِيهِ إِلا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا}


Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. (At-Taubah: 114) sampai dengan firman-Nya:


إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ


Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (At-Taubah: 114) Allah Swt. telah memutuskan permohonan ampun Ibrahim buat ayahnya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:


قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ


Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. (Al-Mumtahanah: 4) sampai dengan firman-Nya:


وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ


dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah. (Al-Mumtahanah: 4) Adapun firman Allah Swt.:


{وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ}


dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Asy-Syu'ara': 87) Maksudnya, lindungilah aku dari kehinaan di hari kiamat dan di hari semua makhluk dibangkitkan dari yang pertama sampai yang terakhir. Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan ayat ini:


قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ إِبْرَاهِيمَ رَأَى أَبَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ الغَبَرَةُ والقَتَرَةُ"


bahwa Ibrahim ibnu Tahman telah meriwayatkan dari Ibnu Abu Zi-b, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id Al-Maqbari, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Kelak di hari kiamat Ibrahim menjumpai bapaknya dalam keadaan berdebu dan hitam. Menurut riwayat lain:


حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنَا أَخِي، عَنِ ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَنَّكَ لَا تُخْزِينِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. فَيَقُولُ اللَّهُ: إِنِّي حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ".


telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami saudaraku, dari Ibnu Abu Zi-b, dari Sa'id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Ibrahim bersua dengan bapaknya,

maka Ibrahim berdoa, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakanku di hari berbangku.” Maka Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku telah mengharamkan surga

atas orang-orang kafir.” Demikianlah menurut riwayat Imam Bukhari sehubungan dengan ayat ini. Di dalam hadis-hadis mengenai para nabi disebutkan hadis ini dengan sanad yang sama, tetapi diriwayatkan secara tunggal. Teksnya berbunyi seperti berikut:


يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ آزَرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَعَلَى وَجْهِ آزَرَ قَتَرَةٌ وغَبَرة، فَيَقُولُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ: أَلَمْ أَقُلْ لَكَ: لَا تَعْصِنِي فَيَقُولُ أَبُوهُ: فَالْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ. فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ: يَا رَبِّ، إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَلَّا تُخْزِينِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، فَأَيُّ خِزْيٍ أَخْزَى مِنْ أَبِي الْأَبْعَدِ؟ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: إِنِّي حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ. ثُمَّ يُقال: يَا إِبْرَاهِيمُ، مَا تَحْتَ رِجْلَيْكَ؟ فَيَنْظُرُ فَإِذَا هُوَ بِذَبْحٍ مُتَلَطِّخٍ، فَيُؤْخَذُ بِقَوَائِمِهِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ


Ibrahim bersua dengan Azar (bapaknya) pada hari kiamat, sedangkan pada wajah Azar terdapat debu dan warna hitam. Maka Ibrahim berkata kepadanya, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, 'Janganlah kamu durhaka kepadaku'.”

Azar menjawab, "Hari ini aku tidak akan durhaka kepadamu.” Maka Ibrahim berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakan diriku pada hari mereka dibangkitkan,

maka kehinaan apa lagi yang lebih parah daripada memiliki bapak yang dijauhkan (dari rahmat-Mu)?” Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku telah mengharamkan surga atas orang-orang kafir.” Kemudian Allah berfirman lagi,

"Hai Ibrahim, lihatlah ke bawah kakimu!" Maka Ibrahim melihat, dan ternyata ia melihat seekor hewan dubuk yang belepotan dengan kekotorannya lalu kakinya diseret dan dicampakkan ke dalam neraka.

Abdur Rahman An-Nasai telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitab tafsir, bagian dari kitab Sunanul Kabir-nya tentang Firman Allah Swt.: dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Asy-Syu'ara': 87)


أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، حدَّثني أَبِي، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَان، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ المقبرِي، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِنَّ إِبْرَاهِيمَ رَأَى أَبَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ الغَبَرة والقَتَرة، وَقَالَ لَهُ: قَدْ نَهَيْتُكَ عَنْ هَذَا فَعَصَيْتَنِي. قَالَ: لَكِنِّي الْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ وَاحِدَةً. قَالَ: يَا رَبِّ، وَعَدْتَنِي أَنْ لَا تُخْزِينِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، فَإِنْ أَخْزَيْتَ أَبَاهُ فَقَدْ أَخْزَيْتَ الْأَبْعَدَ. قَالَ: يَا إِبْرَاهِيمُ، إِنِّي حَرَّمْتُهَا عَلَى الْكَافِرِينَ. فَأُخِذَ مِنْهُ، قَالَ: يَا إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ أَبُوكَ؟ قَالَ: أَنْتَ أَخَذْتَهُ مِنِّي. قَالَ: انْظُرْ أَسْفَلَ مِنْكَ. فَنَظَرَ فَإِذَا ذِيخٌ يَتَمَرَّغُ فِي نَتَنِهِ، فَأُخِذَ بقوائمه فألقي في النار


Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hafs ibnu Abdullah, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Ibrahim ibnu Tahman, dari Muhammad ibnu Abdur Rahman, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id Al-Maqbari,

dari ayahnya, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Ibrahim melihat ayahnya di hari kiamat dalam keadaan penuh dengan debu dan berwarna hitam, lalu Ibrahim berkata kepadanya,

"Sesungguhnya aku telah melarangmu melakukan perbuatan (yang berakibat seperti) ini, tetapi engkau durhaka kepadaku.”Ayahnya menjawab, "Tetapi hari ini aku tidak akan durhaka lagi kepadamu barang sekali pun.” Ibrahim berdoa,

"Wahai Tuhanku, Engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakanku di hari mereka dibangkitkan. Karena sesungguhnya barang siapa yang Engkau hinakan orang tuanya, maka sesungguhnya

dia telah mendapat kehinaan yang sangat.” Allah berfirman, "Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku mengharamkan surga atas orang-orang kafir.” Lalu bapak Ibrahim diambil darinya, dan Allah bertanya, "Hai Ibrahim, di manakah bapakmu?"

Ibrahim menjawab, "Engkau telah mengambilnya dariku.” Allah berfirman, "Lihatlah ke arah bawahmu!" Maka Ibrahim memandang ke arah bawahnya. Tiba-tiba ia melihat hewan dubuk yang berbau busuk karena kotoran

yang melumuri tubuhnya, lalu hewan itu diseret kakinya dan dicampakkan ke dalam neraka. Sanad hadis ini garib, di dalamnya terdapat Nakarah. Az-Zaih artinya hewan dubuk (hyena) jantan, seakan-akan ayah Ibrahim (yaitu Azar)

pada hari kiamat diubah bentuknya menjadi seekor hewan dubuk yang berlumuran dengan kotorannya, lalu dicampakkan ke dalam neraka. Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Bazzar berikut sanadnya melalui

hadis Hammad ibnu Salamah, dari Ayub, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw., hanya di dalamnya masih terdapat hal yang garib. Al-Bazzar telah meriwayatkannya pula melalui hadis Qatadah, dari Ja'far ibnu Abdul Gafir, dari Abu Sa'id, dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal. Firman Allah Swt.:


{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ}


(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. (Asy-Syu'ara': 88) Yakni tiada yang dapat melindungi seseorang dari azab Allah harta bendanya, sekalipun ia memiliki emas sepenuh bumi. Tidak dapat pula menebusnya

dari azab Allah, sekalipun dengan seluruh manusia yang ada di bumi. Tiada yang bermanfaat pada hari itu kecuali iman kepada Allah dan mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam beragama serta berlepas diri dari kemusyrikan dan para penganutnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:


{إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}


kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu'ara': 89) Yaitu bersih dari keyakinan yang kotor dan kemusyrikan. Ibnu Sirin mengatakan bahwa hati yang bersih itu ialah bila pemiliknya mengetahui

bahwa Allah adalah hak, dan hari kiamat pasti terjadi tiada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan semua makhluk dari kuburnya.Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu'ara': 89) Hati yang bersih ialah yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Mujahid dan Al-Hasan serta lain-lainnya mengatakan, hati yang bersih

maksudnya bersih dari kemusyrikan. Sa'id ibnul Musayyab mengatakan bahwa hati yang bersih ialah hati yang sehat, yaitu hatinya orang mukmin, karena hati orang kafirdan orang munafik sakit. Allah Swt. telah bertiman:


{فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ}


Dalam hati mereka ada penyakit. (Al-Baqarah: 10) Abu Usman An-Naisaburi mengatakan bahwa hati yang bersih ialah yang bersih dari bid'ah dan mantap serta tenang dengan sunnah.

Surat Asy-Syuara |26:84|

وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ

waj'al lii lisaana shidqin fil-aakhiriin

dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,

And grant me a reputation of honor among later generations.

Tafsir
Jalalain

(Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik) pujian yang baik (bagi orang-orang yang datang kemudian) maksudnya orang-orang yang datang sesudahku hingga hari kiamat.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 84 |

Penjelasan ada di ayat 83

Surat Asy-Syuara |26:85|

وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ

waj'alnii miw waroṡati jannatin-na'iim

dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,

And place me among the inheritors of the Garden of Pleasure.

Tafsir
Jalalain

(Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan) yakni di antara orang-orang yang memperolehnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 85 |

Penjelasan ada di ayat 83

Surat Asy-Syuara |26:86|

وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ

waghfir li`abiii innahuu kaana minadh-dhooolliin

dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,

And forgive my father. Indeed, he has been of those astray.

Tafsir
Jalalain

(Dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk orang-orang yang sesat) umpamanya, Engkau memberikan jalan bertobat kepadanya, lalu Engkau mengampuninya.

Doa ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim sebelum jelas baginya, bahwa dia adalah musuh Allah, sebagaimana yang telah diterangkan dalam surah Al Bara'ah atau surah At Taubah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 86 |

Penjelasan ada di ayat 83

Surat Asy-Syuara |26:87|

وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ

wa laa tukhzinii yauma yub'aṡuun

dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,

And do not disgrace me on the Day they are [all] resurrected -

Tafsir
Jalalain

(Dan janganlah Engkau hinakan aku) janganlah Engkau jelek-jelekkan aku (pada hari mereka dibangkithan) di hari semua manusia dibangkitkan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 87 |

Penjelasan ada di ayat 83

Surat Asy-Syuara |26:88|

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

yauma laa yanfa'u maaluw wa laa banuun

(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,

The Day when there will not benefit [anyone] wealth or children

Tafsir
Jalalain

Yang pada hari itu Allah berfirman, ("Di hari ini harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna) bagi seorang pun.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 88 |

Penjelasan ada di ayat 83

Surat Asy-Syuara |26:89|

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

illaa man atalloha biqolbin saliim

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

But only one who comes to Allah with a sound heart."

Tafsir
Jalalain

(Kecuali) lain halnya dengan (orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih") dari syirik dan munafik, yang dimaksud adalah hati orang Mukmin, maka sesungguhnya imannya itu dapat memberi manfaat kepada dirinya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 89 |

Penjelasan ada di ayat 83

Surat Asy-Syuara |26:90|

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ

wa uzlifatil-jannatu lil-muttaqiin

dan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa,

And Paradise will be brought near [that Day] to the righteous.

Tafsir
Jalalain

(Dan didekatkanlah surga) yakni dijadikan dekat- (kepada orang-orang yang bertakwa) hingga mereka dapat melihatnya dengan jelas.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 90 |

Tafsir ayat 90-104

Firman Allah Swt.:


{وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ}


dan (di hari itu) didekatkanlah surga. (Asy-Syu'ara': 90) Maksudnya, didekatkan kepada calon penghuninya dalam keadaan gemerlapan dan penuh perhiasan bagi orang-orang yang memandangnya. Mereka adalah orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang mendambakannya ketika di dunia dan beramal untuk dapat meraihnya ketika di dunia.


{وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ}


dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat. (Asy-Syu'ara': 91) Yakni ditampakkan dan dibukakan, lalu muncullah darinya lidah api yang bergemuruh suaranya membuat hati copot dan naik ke tenggorokan (karena ketakutan yang sangat). Dan dikatakan kepada calon penghuninya dengan nada kecaman dan cemoohan:


{أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ. مِنْ دُونِ اللَّهِ هَلْ يَنْصُرُونَكُمْ أَوْ يَنْتَصِرُونَ}


Di manakah berhala-berhala yang dahulu kalian selalu menyembahnya selain Allah? Dapatkah mereka menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri. (Asy-Syu'ara': 92-93) Berhala-berhala yang kalian sembah-sembah selain Allah

yang kalian jadikan sebagai sekutu-sekutu-Nya tidak dapat memberikan manfaat kepada kalian barang sedikit pun, tidak pula dapat menolak bahaya yang menimpa diri mereka. Maka sesungguhnya kalian dan berhala-berhala itu pada hari ini adalah kayu bakar neraka Jahanam, dan kalian pasti akan memasukinya. Firman Allah Swt.:


{فَكُبْكِبُوا فِيهَا هُمْ وَالْغَاوُونَ}


Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat. (Asy-Syu'ara': 94) Mujahid mengatakan, makna yang dimaksud ialah mereka dicampakkan ke dalamnya. Sedangkan selain Mujahid

mengatakan bahwa mereka dijungkirkan ke dalamnya; dan huruf kafnya diulangi, seperti yang dikatakan terhadap lafaz sarsar. Makna yang dimaksud ialah bahwa sebagian dari mereka dilemparkan kepada sebagian yang lain ke dalam neraka, yaitu orang-orang kafir dan para pemimpinnya yang menyeru mereka kepada kemusyrikan.


{وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ}


dan bala tentara iblis semuanya. (Asy-Syu'ara': 95) Mereka dilemparkan ke dalam neraka beserta antek-anteknya, tanpa ada yang ketinggalan.


{قَالُوا وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ}


Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka, "Demi Allah; sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Tuhan semesta alam.” (Asy-Syu'ara': 96-98)

Orang-orang yang lemah dari orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang yang kuat dan sombong dari kalangan mereka, "Sesungguhnya kami hanya mengikuti kalian, maka apakah kalian dapat menyelamatkan kami dari azab neraka?" Mereka yang lemah itu berkata seraya menyadari akan kesalahan dirinya sendiri:


{تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ}


Demi Allah, sesungguhnya, kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 97-98) Yakni kami dahulu menjadikan perintah kalian ditaati oleh kami sebagaimana perintah Tuhan semesta alam, dan kami sembah kalian beserta Tuhan semesta alam.


{وَمَا أَضَلَّنَا إِلا الْمُجْرِمُونَ}


Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa. (Asy-Syu'ara': 99) Artinya, tiada yang menyeru kami berbuat demikian kecuali orang-orang yang berdosa (jahat).


{فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ}


Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun. (Asy-Syu'ara': 100) Sebagian ulama tafsir mengatakan, yang dimaksud dengan pemberi syafaat adalah para malaikat, seperti yang mereka katakan:


{فَهَلْ لَنَا مِنْ شُفَعَاءَ فَيَشْفَعُوا لَنَا أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ}


Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan? (Al-A'raf: 53) Begitu pula yang mereka katakan dalam surat ini, yang disitir oleh firman-Nya:


{فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ. وَلا صَدِيقٍ حَمِيمٍ}


Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab. (Asy-Syu'ara': 100-101) Yang dimaksud dengan hamim ialah kerabat. Qatadah mengatakan bahwa demi Allah, mereka mengetahui bahwa teman yang saleh itu dapat memberikan manfaat dan kerabat yang saleh itu dapat memberikan syafaat.


{فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}


maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia), niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman. (Asy-Syu'ara': 102) Demikian itu karena mereka berharap untuk dikembalikan ke kampung dunia untuk melakukan

amal ketaatan kepada Tuhan mereka, menurut dugaan mereka. Padahal Allah mengetahui bahwa seandainya mereka dikembalikan ke kampung dunia, niscaya mereka akan kembali melakukan apa-apa yang mereka dilarang melakukannya.

Dan sesungguhnya mereka dusta dalam penyesalannya itu. Allah Swt. telah menceritakan perihal pertengkaran ahli neraka di dalam surat Sad, melalui firman-Nya:


{إِنَّ ذَلِكَ لَحَقٌّ تَخَاصُمُ أَهْلِ النَّارِ}


Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. (Sad: 64) Kemudian Allah Swt. berfirman:


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara': 103) Yakni sesungguhnya dalam kisah bantahan Ibrahim kepada kaumnya

dan kemenangan hujah (alasan)nya atas mereka tentang keesaan Allah benar-benar terdapat tanda yang jelas dan gamblang yang menunjukkan bahwa tiada Tuhan selain Allah.


{وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ. وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ}


tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 103-104)

Surat Asy-Syuara |26:91|

وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ

wa burrizatil-jaḥiimu lil-ghoowiin

dan Neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat,"

And Hellfire will be brought forth for the deviators,

Tafsir
Jalalain

(Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim) yakni ditampakkan (kepada orang-orang yang Sesat) yakni orang-orang kafir.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 91 |

Penjelasan ada di ayat 90

Surat Asy-Syuara |26:92|

وَقِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ

wa qiila lahum aina maa kuntum ta'buduun

dan dikatakan kepada mereka, "Di mana berhala-berhala yang dahulu kamu sembah,

And it will be said to them, "Where are those you used to worship

Tafsir
Jalalain

(Dan dikatakan kepada mereka, "Di manakah berhala-berhala yang dahulu kalian menyembahnya).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 92 |

Penjelasan ada di ayat 90

Surat Asy-Syuara |26:93|

مِنْ دُونِ اللَّهِ هَلْ يَنْصُرُونَكُمْ أَوْ يَنْتَصِرُونَ

min duunillaah, hal yanshuruunakum au yantashiruun

selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?"

Other than Allah? Can they help you or help themselves?"

Tafsir
Jalalain

(Selain dari Allah) selain dari-Nya, yang dimaksud adalah berhala-berhala. (Dapatkah mereka menolong kalian) menolak azab yang akan menimpa diri kalian

(atau menolong diri mereka sendiri") yaitu menyelamatkan diri mereka sendiri dari azab, tentu saja tidak bisa.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 93 |

Penjelasan ada di ayat 90