Juz 19
Surat Asy-Syuara |26:94|
فَكُبْكِبُوا فِيهَا هُمْ وَالْغَاوُونَ
fakubkibuu fiihaa hum wal-ghoowuun
Maka mereka (sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat,
So they will be overturned into Hellfire, they and the deviators
(Maka sesembahan-sesembahan itu dijungkirkan) dicampakkan (ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 94 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:95|
وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ
wa junuudu ibliisa ajma'uun
dan bala tentara iblis semuanya.
And the soldiers of Iblees, all together.
(Dan bala tentara iblis) yakni pengikut-pengikutnya dan orang-orang yang menaatinya dari jenis jin dan manusia (semuanya).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 95 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:96|
قَالُوا وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ
qooluu wa hum fiihaa yakhtashimuun
Mereka berkata sambil bertengkar di dalamnya (neraka),
They will say while they dispute therein,
(Mereka berkata,) orang-orang yang sesat itu (sedangkan mereka bertengkar di dalam neraka itu) bersama dengan sesembahan-sesembahan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 96 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:97|
تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
tallohi ing kunnaa lafii dholaalim mubiin
"Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,
"By Allah, we were indeed in manifest error
("Demi Allah; sungguh) lafal In di sini merupakan bentuk takhfif daripada Inna, sedangkan isimnya tidak disebutkan, pada asalnya adalah Innahuu (kita dahulu dalam kesesatan yang nyata) yakni jelas sesatnya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 97 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:98|
إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
iż nusawwiikum birobbil-'aalamiin
karena kita mempersamakan kamu (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh alam.
When we equated you with the Lord of the worlds.
(Karena) sebab (kita mempersamakan kalian dengan Rabb semesta alam) dalam hal menyembah.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 98 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:99|
وَمَا أَضَلَّنَا إِلَّا الْمُجْرِمُونَ
wa maaa adhollanaaa illal-mujrimuun
Dan tidak ada yang menyesatkan kita kecuali orang-orang yang berdosa.
And no one misguided us except the criminals.
(Dan tiadalah yang menyesatkan kita) dari petunjuk (kecuali orang-orang yang berdosa) yakni setan atau para pendahulu kita yang kita tiru perbuatan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 99 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:100|
فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ
fa maa lanaa min syaafi'iin
Maka (sekarang) kita tidak mempunyai seorang pun pemberi syafaat (penolong),
So now we have no intercessors
(Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun) tidak sebagaimana orang-orang Mukmin; mereka memiliki para Malaikat, para Nabi dan orang-orang Mukmin lainnya yang dapat memberi syafaat kepada mereka.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 100 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:101|
وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ
wa laa shodiiqin ḥamiim
dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.
And not a devoted friend.
(Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab) yaitu teman yang memperhatikan perkara kita.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 101 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:102|
فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
falau anna lanaa karrotan fa nakuuna minal-mu`miniin
Maka seandainya kita dapat kembali (ke dunia) niscaya kita menjadi orang-orang yang beriman."
Then if we only had a return [to the world] and could be of the believers... "
(Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi) ke alam dunia (niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman") makna Lau di sini menunjukkan arti Tamanni atau mengharapkan sesuatu yang mustahil dapat dicapai, dan lafal Nakuunu adalah Jawab dari Lau.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 102 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:103|
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.
(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yaitu apa yang telah disebutkan tadi menyangkut kisah Nabi Ibrahim bersama dengan kaumnya (benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 103 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:104|
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim
Dan sungguh, Tuhanmu benar-benar Dialah Maha Perkasa, Maha Penyayang.
And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.
(Dan sesungguhnya Rabbmu benar- benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 104 |
Penjelasan ada di ayat 90
Surat Asy-Syuara |26:105|
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
każżabat qoumu nuuḥinil-mursaliin
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.
The people of Noah denied the messengers
(Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul) disebabkan mereka mendustakan Nabi Nuh, maka mereka dikatakan telah mendustakan para Rasul yang lain; karena sesungguhnya
semua ajaran yang dibawa para Rasul itu adalah sama, yaitu menyeru kepada ajaran tauhid. Atau makna yang dimaksud karena mengingat Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya
dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga kedudukan Nabi Nuh sama saja dengan kedudukan Rasul-rasul yang banyak. Di-ta'nits-kannya dhamir yang kembali kepada lafal Qaum karena memandang
dari segi makna lafal Qaum, sedangkan jika dhamir yang kembali kepadanya itu berbentuk mudzakkar, karena memandang dari segi lafalnya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 105 |
Tafsir ayat 105-110
(NULL)
Ini adalah kisah dari Allah Swt. tentang hamba dan rasul-Nya Nuh a.s. Dia adalah rasul pertama yang diutus oleh Allah untuk penduduk bumi setelah berhala dan tandingan-tandingan disembah-sembah oleh para penduduknya.
Maka Allah mengutus Nuh sebagai orang yang mencegah mereka melakukan hal tersebut dan sebagai pemberi peringatan terhadap azabnya yang keras. Tetapi kaum Nuh mendustakannya, bahkan mereka tetap pada perbuatannya
yang jahat, yaitu penyembahan mereka kepada berhala-berhala di samping Allah Swt. Allah mendudukkan kedustaan mereka kepada Nuh a.s. sama dengan kedustaan mereka kepada semua rasul. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلا تَتَّقُونَ}
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?” (Asy-Syu'ara': 105-106) Yakni mengapa kalian tidak takut kepada Allah karena kalian menyembah selain-Nya?
{إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ}
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 107) Yaitu sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian lagi dipercaya untuk mengemban risalah Tuhanku yang harus aku sampaikan kepada kalian tanpa dilebihkan dan tanpa dikurangi.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ
maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepada kalian atas ajakan-ajakan itu. (Asy-Syu'ara': 108-109), hingga akhir ayat. .Artinya, aku tidak akan meminta imbalan upah dari kalian atas jasa ajakan-ajakanku kepada kalian ini, bahkan aku menyimpan pahala tersebut di sisi Allah.
{فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ}
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu'ara': 110) - , Sesungguhnya telah jelas dan gamblang bagi kalian kebenaranku dan seruanku serta kejujuranku dalam apa yang diutuskan oleh Allah kepadaku dan dipercayakan-Nya kepadaku.
Surat Asy-Syuara |26:106|
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
iż qoola lahum akhuuhum nuuḥun alaa tattaquun
Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?
When their brother Noah said to them, "Will you not fear Allah?
(Ketika Saudara mereka berkata kepada mereka,) yang dimaksud adalah Nabi Nuh sendiri, pengertian saudara di sini adalah dari segi nasab atau keturunan ("Mengapa kalian tidak bertakwa") kepada Allah.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 106 |
Penjelasan ada di ayat 105
Surat Asy-Syuara |26:107|
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
innii lakum rosuulun amiin
Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
Indeed, I am to you a trustworthy messenger.
(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan yang diutus kepada kalian) guna menyampaikan apa yang aku diutus untuk menyampaikannya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 107 |
Penjelasan ada di ayat 105
Surat Asy-Syuara |26:108|
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
fattaqulloha wa athii'uun
maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.
So fear Allah and obey me.
(Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku) di dalam semua apa yang kuperintahkan kalian mengerjakannya, yaitu mentauhidkan Allah dan taat kepada-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 108 |
Penjelasan ada di ayat 105
Surat Asy-Syuara |26:109|
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
wa maaa as`alukum 'alaihi min ajr, in ajriya illaa 'alaa robbil-'aalamiin
Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam,
And I do not ask you for it any payment. My payment is only from the Lord of the worlds.
(Dan aku sekali-kali tidak meminta kepada kalian atas ajakan-ajakan itu) imbalan dari menyampaikannya (suatu upah pun, tidak lain) (upahku) pahalaku (hanyalah dari Rabb semesta alam).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 109 |
Penjelasan ada di ayat 105
Surat Asy-Syuara |26:110|
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
fattaqulloha wa athii'uun
maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku."
So fear Allah and obey me."
(Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku) Nabi Nuh mengulang-ulang kalimat ini untuk menegaskan perintahnya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 110 |
Penjelasan ada di ayat 105
Surat Asy-Syuara |26:111|
قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ
qooluuu a nu`minu laka wattaba'akal-arżaluun
Mereka berkata, "Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina?"
They said, "Should we believe you while you are followed by the lowest [class of people]?"
(Mereka berkata, "Apakah kami akan beriman) percaya (kepadamu) dengan perkataan itu (padahal yang mengikuti kamu) menurut suatu qiraat dibaca Atbaa'uka,
jamak dari lafal Taabi'un yang berkedudukan menjadi Mubtada (ialah orang-orang yang hina") yakni orang-orang yang rendah.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 111 |
Tafsir ayat 111-115
Mereka mengatakan bahwa kami tidak mau beriman kepadamu dan tidak mau mengikutimu karena kami merasa enggan dengan orang-orang hina yang mengikutimu dan membenarkanmu; mereka adalah orang-orang yang dipandang hina di kalangan kami. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الأرْذَلُونَ. قَالَ وَمَا عِلْمِي بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
Mereka berkata, "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” Nuh menjawab, "Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? (Asy-Syu'ara': 111-112)
Yakni tiada sesuatu pun yang mengharuskan diriku agar mereka mengikutiku. Seandainya mereka berada dalam urusan yang biasa mereka lakukan, maka bukanlah merupakan suatu keharusan bagiku mengorek dan meneliti serta menyelidiki
perihal mereka. Sesungguhnya tugasku hanyalah menerima pembenaran mereka kepadaku dan aku serahkan rahasia mereka kepada Allah Swt.
{إِنْ حِسَابُهُمْ إِلا عَلَى رَبِّي لَوْ تَشْعُرُونَ وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِينَ}
Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kalian menyadari. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. (Asy-Syu'ara': 113-114) Seakan-akan mereka meminta agar Nuh a.s.
mengusir orang-orang yang mereka anggap hina itu dari sisinya, lalu mereka baru mau mengikutinya. Tetapi Nuh a.s. menolak dan tidak mau memenuhi permintaan mereka, dan ia mengatakan:
{وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِينَ * إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ مُبِينٌ}
Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan.” (Asy-Syu'ara': 114-115) Sesungguhnya aku diutus hanya sebagai pemberi peringatan.
Maka barang siapa yang taat kepadaku, mau mengikutiku, dan membenarkanku, dia termasuk golonganku dan aku pun merupakan bagian darinya, baik dia orang yang lemah ataupun orang yang mulia, dan baik dia seorang yang terhormat
ataupun orang yang hina.
Surat Asy-Syuara |26:112|
قَالَ وَمَا عِلْمِي بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
qoola wa maa 'ilmii bimaa kaanuu ya'maluun
Dia (Nuh) menjawab, "Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan.
He said, "And what is my knowledge of what they used to do?
(Nuh menjawab, "Bagaimana aku mengetahui) mana mungkin aku mengetahui (apa yang telah mereka kerjakan).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 112 |
Penjelasan ada di ayat 111
Surat Asy-Syuara |26:113|
إِنْ حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّي ۖ لَوْ تَشْعُرُونَ
in ḥisaabuhum illaa 'alaa robbii lau tasy'uruun
Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu menyadari.
Their account is only upon my Lord, if you [could] perceive.
(Tidak lain) (perhitungan amal perbuatan mereka hanyalah kepada Rabbku) maka Dia akan membalasnya kepada mereka (kalau kalian menyadari) jika kalian mengetahui hal tersebut niscaya kalian tidak akan mencelanya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 113 |
Penjelasan ada di ayat 111
Surat Asy-Syuara |26:114|
وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِينَ
wa maaa ana bithooridil-mu`miniin
Dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.
And I am not one to drive away the believers.
(Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.)
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 114 |
Penjelasan ada di ayat 111
Surat Asy-Syuara |26:115|
إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
in ana illaa nażiirum mubiin
Aku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas."
I am only a clear warner."
(Tiada lain) (aku ini hanyalah pemberi peringatan yang jelas") jelas peringatannya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 115 |
Penjelasan ada di ayat 111
Surat Asy-Syuara |26:116|
قَالُوا لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا نُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمَرْجُومِينَ
qooluu la`il lam tantahi yaa nuuḥu latakuunanna minal-marjuumiin
Mereka berkata, "Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati)."
They said, "If you do not desist, O Noah, you will surely be of those who are stoned."
(Mereka berkata, "Sungguh jika kamu tidak mau berhenti hai Nuh,) dari apa yang kamu katakan kepada kami itu (niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam") dengan batu atau dengan makian.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 116 |
Tafsir ayat 116-122
Setelah Nuh a.s. tinggal lama di kalangan mereka seraya menyeru mereka untuk menyembah Allah siang dan malam, baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan, dan setiap kali Nuh a.s. menyeru mereka
untuk menyembah Allah, maka semakin nekad pula sikap mereka dalam kekafirannya dan makin sengit pula penolakan mereka terhadap seruannya. Pa'da akhirnya mereka mengatakan:
لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا نُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمَرْجُومِينَ
Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti, hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116) Yakni sungguh jika kamu tidak mau berhenti dari seruanmu itu yang mengajak agar memeluk agamamu.
{لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمَرْجُومِينَ}
niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116) Artinya, sungguh kami akan merajammu. Maka pada saat itulah Nabi Nuh a.s. berdoa kepada Allah untuk kebinasaan mereka, yaitu dengan suatu doa yang diperkenankan oleh Allah Swt.
{رَبِّ إِنَّ قَوْمِي كَذَّبُونِ. فَافْتَحْ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَنَجِّنِي وَمَنْ مَعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}
Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka. (Asy-Syu'ara': 117-118), hingga akhir ayat. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Maka dia mengadu kepada Tuhannya, "Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan. Oleh sebab itu, tolonglah (aku).”(Al-Qamar: 10), hingga akhir ayat. Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ. ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ.}
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (Asy-Syu'ara': 119-120)
Al-masyhun artinya penuh dengan muatan barang dan berbagai macam binatang yang dimuat di dalamnya, masing-masing jenis satu jodoh. Yakni Kami selamatkan Nuh beserta semua pengikutnya dan Kami tenggelamkan
semua orang yang kafir kepadanya dan menentang perintahnya.
{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ. وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 121-122)
Surat Asy-Syuara |26:117|
قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوْمِي كَذَّبُونِ
qoola robbi inna qoumii każżabuun
Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh kaumku telah mendustakan aku,
He said, "My Lord, indeed my people have denied me.
(Berkata) Nuh ("Ya Rabbku! Sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 117 |
Penjelasan ada di ayat 116
Surat Asy-Syuara |26:118|
فَافْتَحْ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَنَجِّنِي وَمَنْ مَعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
faftaḥ bainii wa bainahum fat-ḥaw wa najjinii wa mam ma'iya minal-mu`miniin
maka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersamaku."
Then judge between me and them with decisive judgement and save me and those with me of the believers."
(Karena itu adakanlah keputusan antaraku dan mereka) putuskanlah (dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku").
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 118 |
Penjelasan ada di ayat 116
Surat Asy-Syuara |26:119|
فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
fa anjainaahu wa mam ma'ahuu fil-fulkil-masy-ḥuun
Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan.
So We saved him and those with him in the laden ship.
Allah berfirman, ("Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan) yang penuh dengan manusia, hewan dan burung-burung.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 119 |
Penjelasan ada di ayat 116
Surat Asy-Syuara |26:120|
ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ
ṡumma aghroqnaa ba'dul-baaqiin
Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.
Then We drowned thereafter the remaining ones.
(Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan) sesudah Nabi Nuh dan orang-orang yang besertanya diselamatkan (orang-orang yang tertinggal) di antara kaumnya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 120 |
Penjelasan ada di ayat 116
Surat Asy-Syuara |26:121|
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.
(Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda -kekuasaan Allah- tetapi kebanyakan mereka tidak beriman).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 121 |
Penjelasan ada di ayat 116
Surat Asy-Syuara |26:122|
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.
And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.
(Dan sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang").
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 122 |
Penjelasan ada di ayat 116
Surat Asy-Syuara |26:123|
كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ
każżabat 'aadunil-mursaliin
(Kaum) ´Aad telah mendustakan para rasul.
'Aad denied the messengers
(Kaum Ad telah mendustakan para Rasul).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 123 |
Tafsir ayat 123-135
Ini cerita dari Allah Swt. tentang hamba dan rasul-Nya Hud a.s. Sesungguhnya dia menyeru kaumnya, yaitu kabilah Ad. Kaumnya tinggal di bukit-bukit pasir, yakni bukit yang berpasir di dekat Hadramaut,
letaknya bersebelahan dengan negeri Yaman; masa mereka sesudah masa kaum Nabi Nuh, seperti yang disebutkan di dalam surat Al-A'raf melalui firman-Nya:
{وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَصْطَةً}
Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kalian sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakan kalian (daripada kaum Nuh itu).
(Al-A'raf: 69) Demikian itu karena mereka memiliki kekuatan yang hebat, tubuh yang besar serta sangat tinggi dan rezeki yang berlimpah, harta benda yang banyak, kebun-kebun, sungai-sungai, tanam-tanaman, buah-buahan,
juga mempunyai anak yang banyak. Tetapi sekalipun demikian, mereka menyembah selain Allah di samping menyembah Allah, maka Allah mengutus Nabi Hud kepada mereka. Hud adalah seorang lelaki dari kalangan mereka,
diangkat oleh Allah sebagai rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dia menyeru mereka untuk mengesakan Allah dan memperingatkan mereka terhadap pembalasan dan azab-Nya jika mereka menentang-Nya.
Maka dia berkata kepada mereka, seperti apa yang dikatakan oleh Nuh kepada kaumnya, hingga sampai pada firman-Nya:
{أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ}
Apakah kalian mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main. (Asy-Syu'ara': 128) Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna الرِّيعِ (ar-ri)', yang kesimpulan pendapat mereka mengatakan bahwa
ia adalah daerah yang tinggi di pinggir jalan-jalan yang terkenal (yang banyak dilalui manusia). Mereka membangun di tempat tersebut bangunan yang kokoh, besar, lagi megah. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan. (Asy-Syu'ara': 128) Yakni bangunan yang menjadi tanda lagi terkenal.
تَعْبَثُونَ
untuk bermain-main. (Asy-Syu'ara': 128) Yaitu sesungguhnya mereka membuat bangunan tersebut hanyalah untuk bermain-main, bukan untuk tujuan yang diperlukan, melainkan hanya sekadar bermain-main, bersenang-senang,
dan unjuk kekuatan. Karena itulah maka nabi mereka mengingkari perbuatan mereka yang demikian itu, mengingat perbuatan mereka itu sama dengan menyia-nyiakan waktu, memayahkan diri tanpa ada faedahnya,
serta menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
{وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ}
dan kalian membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal (di dunia). (Asy-Syu'ara': 129) Mujahid mengatakan bahwa masani' artinya tower-tower yang dibangun dengan kokoh dan benteng-benteng yang kuat lagi mantap.
Menurut riwayat lain bersumber dari Mujahid, disebutkan tower-tower air. Qatadah mengatakan tempat pengambilan air (gudang air). Qatadah mengatakan bahwa sebagian ulama kufah ada yang membaca ayat ini dengan bacaan berikut:
وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ كَأَنَّكُمْ خَالِدُونَ
dan kalian membuat benteng-benteng seakan-akan kalian hidup kekal. Menurut qiraat yang terkenal disebutkan seperti berikut:
{لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ}
dan kalian membangun benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal. Yakni agar kalian tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya. Demikian itu tidak akan terjadi bagi kalian, bahkan bangunan-bangunan itu pasti lenyap
dari kalian sebagaimana telah lenyap dari orang-orang dahulu sebelum kalian.Ibnu Abu Hatim rahimahullah telah meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Musa,
telah menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ajian, telah menceritakan kepadaku Aun ibnu Abdullah ibnu Atabah, bahwa Abu Darda r.a. ketika menyaksikan pembaharuan yang dilakukan oleh kaum muslim
di Al-Gautah terhadap bangunan-bangunan mereka dan penanaman pepohonan. Maka ia berdiri di masjid mereka, lalu berseru, "Hai penduduk kota Dimasyq." Maka mereka berkumpul kepadanya, dan ia memuji serta menyanjung Allah Swt.,
sesudah itu ia mengatakan, "Tidakkah kalian malu, tidakkah kalian malu, kalian mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, dan kalian membangun apa yang tidak kalian huni, dan kalian mengangan-angankan hal yang tidak dapat kalian raih.
Sesungguhnya telah terjadi di masa sebelum kalian banyak generasi yang menghimpunkan (keduniawian) sebanyak-banyaknya, mereka membangun bangunan-bangunan yang kokoh, dan mereka berangan-angan yang menyebabkan
mereka tenggelam di dalamnya, pada akhirnya mereka teperdaya oleh angan-angan mereka, apa yang telah mereka kumpulkan semuanya musnah, dan rumah-rumah mereka menjadi kuburan-kuburan (mereka). Ingatlah,
sesungguhnya kaum Ad memiliki kuda dan hewan kendaraan yang memenuhi antara kawasan Ad dan Yaman. Maka siapakah yang mau membeli harta peninggalan kaum Ad dengan harga dua dirham (yakni tiada artinya lagi)?"
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ}
Dan apabila kalian menyiksa, maka kalian menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. (Asy-Syu'ara': 130) Yakni mereka mempunyai ciri khas kuat, kasar, dan sewenang-wenang.
{فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ}
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu'ara': 131) Maksudnya, sembahlah Tuhan kalian dan taatlah kepada rasul kalian.Selanjutnya Nabi Hud mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada mereka:
{وَاتَّقُوا الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ. أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ. وَجَنَّاتٍ وَعُيُونٍ. إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}
Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada kalian apa yang kalian ketahui. Dia telah menganugerahkan kepada kalian binatang-binatang ternak dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air,
sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 132-135) Yaitu jika kalian mendustakan dan menentang-Nya. Nabi Hud menyeru mereka dengan metode targib (anjuran) dan tarhib (peringatan),
tetapi hal itu tidak bermanfaat bagi mereka.
Surat Asy-Syuara |26:124|
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ
iż qoola lahum akhuuhum huudun alaa tattaquun
Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?
When their brother Hud said to them, "Will you not fear Allah?
(Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak bertakwa).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 124 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:125|
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
innii lakum rosuulun amiin
Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
Indeed, I am to you a trustworthy messenger.
(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan yang diutus kepada kalian).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 125 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:126|
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
fattaqulloha wa athii'uun
maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
So fear Allah and obey me.
(Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan taatlah kepadaku).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 126 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:127|
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
wa maaa as`alukum 'alaihi min ajr, in ajriya illaa 'alaa robbil-'aalamiin
Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
And I do not ask you for it any payment. My payment is only from the Lord of the worlds.
(Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepada kalian atas ajakan itu, tiada lain upahku hanyalah dari Rabb semesta alam).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 127 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:128|
أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ
a tabnuuna bikulli rii'in aayatan ta'baṡuun
Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati,
Do you construct on every elevation a sign, amusing yourselves,
(Apakah kalian mendirikan pada tiap-tiap tanah yang tinggi) tempat yang tinggi (bangunan) yang berfungsi sebagai pertanda bagi orang-orang yang lewat (untuk bermain-main)
di tempat-tempat tersebut kalian memperolok-olok orang-orang yang melewatinya. Kalimat ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi dhamir yang terkandung di dalam lafal Tabnuuna.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 128 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:129|
وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ
wa tattakhiżuuna mashooni'a la'allakum takhluduun
dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal?
And take for yourselves palaces and fortresses that you might abide eternally?
(Dan kalian membuat benteng-benteng) yakni penampungan-penampungan air di bawah tanah (dengan maksud supaya kalian) seolah-olah kalian akan (hidup kekal) di dunia ini dan tidak akan mati.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 129 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:130|
وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ
wa iżaa bathosytum bathosytum jabbaariin
Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis.
And when you strike, you strike as tyrants.
(Dan apabila kalian menyiksa) dengan pukulan atau membunuh (maka kalian menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis) tanpa belas kasihan sedikit pun.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 130 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:131|
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
fattaqulloha wa athii'uun
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,
So fear Allah and obey me.
(Maka bertakwalah kalian kepada Allah) dalam hal itu (dan taatlah kalian kepadaku) di dalam semua apa yang aku perintahkan kalian untuk melakukannya.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 131 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:132|
وَاتَّقُوا الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ
wattaqullażiii amaddakum bimaa ta'lamuun
dan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.
And fear He who provided you with that which you know,
(Dan bertakwalah kalian kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada kalian) yakni yang telah melimpahkan nikmat kepada kalian (apa yang kalian ketahui).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 132 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:133|
أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ
amaddakum bi`an'aamiw wa baniin
Dia (Allah) telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak-anak,
Provided you with grazing livestock and children
(Dia telah menganugerahkan kepada kalian binatang-binatang ternak dan anak-anak).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 133 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:134|
وَجَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
wa jannaatiw wa 'uyuun
dan kebun-kebun, dan mata air,
And gardens and springs.
(Dan kebun-kebun) ladang-ladang (dan mata air) sungai-sungai.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 134 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:135|
إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
inniii akhoofu 'alaikum 'ażaaba yaumin 'azhiim
sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar."
Indeed, I fear for you the punishment of a terrible day."
(Sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar") di dunia dan di akhirat jika kalian durhaka kepadaku.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 135 |
Penjelasan ada di ayat 123
Surat Asy-Syuara |26:136|
قَالُوا سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنَ الْوَاعِظِينَ
qooluu sawaaa`un 'alainaaa a wa'azhta am lam takum minal-waa'izhiin
Mereka menjawab, "Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat,
They said, "It is all the same to us whether you advise or are not of the advisors.
(Mereka menjawab, "Adalah sama saja bagi kami apakah kamu memberi nasihat atau tidak memberi nasihat) pada prinsipnya sama saja, yaitu kami tidak akan mengindahkan lagi nasihatmu.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 136 |
Tafsir ayat 136-140
Allah Swt. berfirman, menceritakan jawaban kaum Hud terhadap Hud a.s. sesudah Hud menyeru mereka dengan anjuran dan peringatan dan mempertakuti mereka (dengan azab Allah), serta menjelaskan kepada mereka perkara yang hak dengan sejelas-jelasnya.
{قَالُوا سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنَ الْوَاعِظِينَ}
Mereka menjawab, "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasihat atau tidak memberi nasihat.” (Asy-Syu'ara': 136) Yakni kami tidak akan beranjak dari kebiasaan kami, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ}
dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. (Hud: 53) Dan memang demikianlah perkaranya, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ}
Sesungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Al-Baqarah: 6)
إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman. (Yunus: 96) Adapun firman Allah Swt.:
{إِنْ هَذَا إِلا خُلُقُ الأوَّلِينَ}
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. (Asy-Syu'ara': 137) Sebagian ulama ada yang membacanya khalqu, bukan khuluqu. Ibnu Mas'ud telah mengatakan, dan juga Al-Aufi dan Ibnu Abbas,
serta Alqamah dan Mujahid, bahwa mereka bermaksud "tiada lain apa yang kamu sampaikan kepada kami hanyalah kebiasaan orang dahulu," seperti yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dari kaum Quraisy:
{وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا}
Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (Al-Furqan: 5)
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ}
Dan orang-orang kafir berkata, "Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain; maka sesungguhnya mereka
telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu.” (Al-Furqan: 4-5) Dan firman Allah Swt.:
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنزلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ}
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu.” (An-Nahl: 24) Ulama yang lainnya lagi membacanya khuluqul awwalin,
yang artinya agama mereka dan tradisi yang biasa mereka lakukan itu adalah kebiasaan orang dahulu dari kalangan nenek moyang mereka. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa kami mengikuti mereka dan menelusuri jejak mereka;
kami hidup sebagaimana mereka hidup, dan kami mati sebagaimana mereka mati, tiada hari berbangkit dan tiada hari akhirat. Karena itulah mereka mengatakan:
{وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ}
dan kami sekali-kali tidak akan diazab. (Asy-Syu 'ara': 138) Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. (Asy-Syu'ara': 137)
Yaitu agama orang-orang dahulu. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Ata Al-Khurrasani, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir. Firman Allah Swt.:
{فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ}
Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan. (Asy-Syu'ara': 139) Yakni mereka tetap mendustakan Nabi Allah Hud, menentangnya, dan ingkar kepadanya. Maka Allah membinasakan mereka. Mengenai dibinasakan-Nya mereka
telah disebutkan di dalam Al-Qur'an bukan hanya pada satu tempat saja, bahwa Allah mengirimkan angin kencang yang dingin lagi kuat. Maka azab inilah yang mengakibatkan kebinasaan mereka, yaitu azab yang sesuai dengan tubuh mereka,
karena sesungguhnya mereka adalah makhluk yang paling kejam dan paling sewenang-wenang. Oleh sebab itulah maka Allah menimpakan azab yang lebih kuat dan lebih ganas dari pada mereka. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt.
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ }
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. (Al-Fajr: 6-7) Mereka adalah kaum 'Ad yang terdahulu, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الأولَى}
dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Ad yang pertama. (An-Najm: 50) Mereka adalah keturunan Iram ibnu Sam ibnu Nuh.
{ذَاتِ الْعِمَادِ}
yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. (Al-Fajr: 7) Mereka adalah orang-orang yang mendiami bangunan-bangunan yang tinggi. Pendapat orang yang mengatakan bahwa Iram adalah nama sebuah kota,
sesungguhnya ia mengambil sumber dari kisah Israiliyat, yaitu dari perkataan Ka'b dan Wahb. Pendapat seperti itu tidak mempunyai sumber yang asli. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
{الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلادِ}
yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. (Al-Fajr: 8) Yakni belum pernah diciptakan makhluk seperti mereka dalam hal kekuatan, kekerasan, dan kesewenang-wenangannya. Seandainya
yang dimaksud dengan Iram adalah nama sebuah kota, tentulah ayat tidak menyebutkannya lam yukhlaq (yang belum pernah diciptakan makhluk seperti mereka), melainkan lam yubna (yang belum pernah dibangun suatu kota seperti itu).
Allah Swt. telah berfirman:
{فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ}
Adapun kaum 'Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, 'Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah
yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. (Fussilat: 15) Dalam pembahasan terdahulu telah kami sebutkan bahwa Allah
tidak mengirimkan angin kencang atas mereka kecuali hanya sebentar. Angin itu menerjang perbendaharaan mereka, dan Allah memerintahkan kepada angin tersebut untuk menghancurkan mereka.
Lalu angin itu memorak-porandakan negeri mereka dan segala sesuatu milik mereka, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا}
yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya. (Al-Ahqaf: 25), hingga akhir ayat. Dan firman Allah Swt.:
{وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ}
Adapun kaum 'Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. (Al-Haqqah: 6) sampai dengan firman-Nya:
{فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ}
terus-menerus; maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (Al-Haqqah: 7) Yakni tinggal tubuh mereka tanpa kepala.
Demikian itu karena angin kencang itu menerbangkan setiap orang dari mereka dan membunuhnya, lalu menerbangkannya ke udara, kemudian menjatuhkannya dalam keadaan kepala di bawah sehingga kepalanya hancur,
dan angin itu menjatuhkannya seakan-akan mereka seperti tunggul-tunggul pohon kurma yang telah lapuk. Padahal mereka berlindung di dalam bukit-bukit dan gua-gua serta tempat-tempat perlindungan berupa parit-parit
yang mereka gali sampai tubuh mereka tidak kelihatan, tetapi hal tersebut tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun kepada mereka dari azab Allah.
{إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ}
Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan. (Nuh: 4) Karena itulah Allah Swt. menyebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
{فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ}
Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. (Asy-Syu'ara': 139)
Surat Asy-Syuara |26:137|
إِنْ هَٰذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ
in haażaaa illaa khuluqul-awwaliin
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
This is not but the custom of the former peoples,
(Tiada lain) (hal ini) apa yang kamu takut-takuti kami dengannya (hanyalah adat kebiasaan dahulu,) kebiasaan dan kedustaan mereka. Menurut qiraat yang lain dibaca Khalqul Awwaliina;
maksudnya: Tiada lain apa yang kami lakukan ini, yaitu ingkar kepada adanya hari berbangkit, melainkan kebiasaan dan tradisi orang-orang dahulu.
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 137 |
Penjelasan ada di ayat 136
Surat Asy-Syuara |26:138|
وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
wa maa naḥnu bimu'ażżabiin
dan kami (sama sekali) tidak akan diazab."
And we are not to be punished."
(Dan kami sekali-kali tidak akan diazab").
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 138 |
Penjelasan ada di ayat 136
Surat Asy-Syuara |26:139|
فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
fa każżabuuhu fa ahlaknaahum, inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin
Maka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
And they denied him, so We destroyed them. Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.
(Maka mereka mendustakannya) mendustakan adanya azab itu (lalu Kami binasakan mereka) di dunia dengan angin. (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda, kekuasaan Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 139 |
Penjelasan ada di ayat 136
Surat Asy-Syuara |26:140|
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.
And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.
(Dan sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 140 |
Penjelasan ada di ayat 136
Surat Asy-Syuara |26:141|
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ
każżabat ṡamuudul-mursaliin
Kaum Samud telah mendustakan para rasul.
Thamud denied the messengers
(Kaum Tsamud telah mendustakan Rasul-Rasul).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 141 |
Tafsir ayat 141-145
Berikut ini adalah kisah dari Allah Swt. tentang hamba dan Rasul-Nya Saleh a.s., bahwa Dia telah mengutusnya kepada kaumnya, yaitu Samud. Kaum Samud adalah bangsa Arab yang bertempat tinggal di kota Hajar yang terletak
di antara Lembah Qura dan negeri Syam. Bekas tempat tinggal mereka telah dikenal dan termasyhur. Dalam pembahasan terdahulu (yaitu dalam tafsir surat Al-A'raf) telah disebutkan hadis-hadis yang menceritakan
tentang berlalunya Rasulullah Saw. di bekas tempat kediaman mereka pada saat beliau hendak menyerang negeri Syam. Beliau sampai di Tabuk, kemudian kembali lagi ke Madinah untuk melakukan persiapan guna menghadapi tujuan tersebut.
Kaum Samud adalah kaum sesudah kaum 'Ad, tetapi sebelum masa Nabi Ibrahim a.s. Nabi mereka (yaitu Saleh a.s.) menyeru mereka untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan hendaknya mereka menaati
apa yang dia sampaikan kepada mereka sebagai risalah dari Tuhannya. Akan tetapi, mereka menolak dan mendustakannya serta menentangnya, sekalipun dia telah menceritakan kepada mereka bahwa dia tidak meminta upah dari mereka
atas seruan yang ia berikan kepada mereka; sesungguhnya ia hanya mengharapkan pahala tersebut dari Allah Swt. semata. Lalu Saleh mengingatkan kepada mereka akan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka.
Untuk itu Saleh mengatakan:
Surat Asy-Syuara |26:142|
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
iż qoola lahum akhuuhum shooliḥun alaa tattaquun
Ketika saudara mereka Salih berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?
When their brother Salih said to them, "Will you not fear Allah?
(Ketika saudara mereka Saleh, berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak bertakwa).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 142 |
Penjelasan ada di ayat 141
Surat Asy-Syuara |26:143|
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
innii lakum rosuulun amiin
Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
Indeed, I am to you a trustworthy messenger.
(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasu1 kepercayaan yang diutus kepada kalian).
Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 143 |
Penjelasan ada di ayat 141