Juz 19

Surat Asy-Syuara |26:144|

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ

fattaqulloha wa athii'uun

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

So fear Allah and obey me.

Tafsir
Jalalain

(Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepadaku).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 144 |

Penjelasan ada di ayat 141

Surat Asy-Syuara |26:145|

وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ

wa maaa as`alukum 'alaihi min ajr, in ajriya illaa 'alaa robbil-'aalamiin

Dan aku tidak meminta sesuatu imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.

And I do not ask you for it any payment. My payment is only from the Lord of the worlds.

Tafsir
Jalalain

(Dan aku sekali-kali tidak meminta upah atas ajakan itu, tiada lain) (upahku hanyalah dari Rabb semesta alam).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 145 |

Penjelasan ada di ayat 141

Surat Asy-Syuara |26:146|

أَتُتْرَكُونَ فِي مَا هَاهُنَا آمِنِينَ

a tutrokuuna fii maa haahunaaa aaminiin

Apakah kamu (mengira) akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman,

Will you be left in what is here, secure [from death],

Tafsir
Jalalain

(Adakah kalian akan dibiarkan tinggal di sini bergelimangan) dengan kebaikan-kebaikan (dengan aman).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 146 |

Tafsir ayat 146-152

Nabi Saleh berkata kepada mereka seraya menasehati dan memperingat­kan mereka akan siksaan Allah yang akan menimpa mereka, sekaligus mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka

melalui rezeki yang berlimpah, dan Allah menjadikan mereka aman dari bahaya, ditumbuhkan-Nyalah bagi mereka kebun-kebun, dan dialirkan-Nya bagi mereka mata air-mata air, serta dikeluar-kan-Nyalah bagi mereka tanam-tanaman dan buah-buahan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:


{وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ}


dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut. (Asy-Syu'ara': 148) Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan Hadim ialah mekar dan masak. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan

dengan makna firman-Nya: dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut. (Asy-Syu'ara': 148) Yakni yang subur.Ismail ibnu Abu Khalid telah meriwayatkan dari Amr ibnu Abu Amr —yang menjumpai masa sahabat— dari Ibnu Abbas

sehubungan dengan makna firman-Nya: dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut. (Asy-Syu'ara': 148) Yaitu bila telah masak dan bergayutan; diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Kemudian Abu Hatim mengatakan,

telah diriwayatkan hal yang semisal dari Abu Saleh. Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Abul Ala sehubungan dengan makna firman-Nya: dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut. (Asy-Syu'ara': 148) Maksudnya,

mayang kurma yang berekor (karena isinya yang banyak). Mujahid mengatakan bahwa hadim ialah bila kering banyak buahnya sehingga berserakan. Ibnu Juraij mengatakan, ia pernah mendengar Abdul Karim mengatakan bahwa

telah menceritakan kepada kami Umayyah yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut. (Asy-Syu'ara': 148)

Yakni saat mayang tersebut muncul mengatup dan menutupi buahnya, maka buahnya yang masih basah itu dinamakan hadim. Sedangkan kurma yang kering bila terkatup oleh mayangnya, maka buahnya yang kering itu dinamakan hasyim.

Ikrimah mengatakan —demikian pula Qatadah— bahwa hadim artinya buah kurma yang lembut. Ad-Dahhak mengatakan bahwa apabila tandan kurma banyak buahnya sehingga buahnya sebagian di antaranya bertumpang tindih

dengan sebagian yang lain, maka dinamakan hadim. Murrah mengatakan bahwa hadim ialah mayang kurma saat mekar dan kelihatan hijau (yakni subur buahnya). Al-Hasan Al-Basri mengatakan, hadim ialah buah kurma yang tidak ada bijinya.

Abu Sakhr mengatakan, "Manakala engkau melihat mayang kurma mekar, lalu engkau lihat buahnya bersusun-susun, maka itulah yang dinamakan hadim. Firman Allah Swt.:


{وَتَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا فَارِهِينَ}


Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. (Asy-Syu'ara': 149) Ibnu Abbas dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa farihin artinya dengan cerdik.

Tetapi menurut riwayat lain yang juga bersumber dari Ibnu Abbas, artinya tamak lagi jahat. Pendapat yang terakhir inilah yang dipilih oleh Mujahid dan sejumlah ulama. Tidak ada pertentangan di antara kedua pendapat tersebut,

karena sesungguhnya mereka membuat rumah-rumah pahatan di gunung-gunung itu dengan tujuan kesombongan, ketamakan, dan main-main, bukan karena keperluan untuk tempat tinggal. Dan mereka adalah Orang-orang yang ahli

dalam hal pahat-memahat seperti yang dapat disaksikan dari bekas peninggalan mereka. Karena itulah nabi mereka berkata kepada mereka:


{فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ}


maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu'ara': 150) Yaitu terimalah apa yang manfaatnya kembali kepada kalian di dunia dan di akhirat ini, yaitu menyembah Tuhan kalian yang telah menciptakan

dan memberi rezeki kalian. Maksudnya, sembahlah Allah dan esakanlah Dia serta bertasbihlah kepada-Nya setiap pagi dan petang.


{وَلا تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ * الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ وَلا يُصْلِحُونَ}


dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan. (Asy-Syu'ara': 151-152)

Yakni para pemimpin dan para pembesar mereka yang menyeru mereka untuk berbuat kemusyrikan, kekufuran, dan menentang kebenaran.

Surat Asy-Syuara |26:147|

فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

fii jannaatiw wa 'uyuun

di dalam kebun-kebun dan mata air,

Within gardens and springs

Tafsir
Jalalain

(Di dalam kebun-kebun serta mata air).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 147 |

Penjelasan ada di ayat 146

Surat Asy-Syuara |26:148|

وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ

wa zuruu'iw wa nakhlin thol'uhaa hadhiim

dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.

And fields of crops and palm trees with softened fruit?

Tafsir
Jalalain

(Dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut) yakni lemah lembut

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 148 |

Penjelasan ada di ayat 146

Surat Asy-Syuara |26:149|

وَتَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا فَارِهِينَ

wa tan-ḥituuna minal-jibaali buyuutan faarihiin

Dan kamu pahat dengan terampil sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah,

And you carve out of the mountains, homes, with skill.

Tafsir
Jalalain

(Dan kalian pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin) dengan penuh semangat; menurut suatu qiraat dibaca Farihina, artinya, dengan penuh keangkuhan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 149 |

Penjelasan ada di ayat 146

Surat Asy-Syuara |26:150|

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ

fattaqulloha wa athii'uun

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,

So fear Allah and obey me.

Tafsir
Jalalain

(Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan taatlah kepadaku) dengan mengerjakan apa yang telah kuperintahkan kepada kalian untuk melakukannya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 150 |

Penjelasan ada di ayat 146

Surat Asy-Syuara |26:151|

وَلَا تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ

wa laa tuthii'uuu amrol-musrifiin

dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas,

And do not obey the order of the transgressors,

Tafsir
Jalalain

(Dan janganlah kalian menaati perintah orang-orang yang melewati batas).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 151 |

Penjelasan ada di ayat 146

Surat Asy-Syuara |26:152|

الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ

allażiina yufsiduuna fil-ardhi wa laa yushliḥuun

yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan."

Who cause corruption in the land and do not amend."

Tafsir
Jalalain

(Yang membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan perbuatan-perbuatan durhaka (dan tidak mengadakan perbaikan.") yakni menjalankan ketaatan kepada Allah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 152 |

Penjelasan ada di ayat 146

Surat Asy-Syuara |26:153|

قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ

qooluuu innamaaa anta minal-musaḥḥariin

Mereka berkata, "Sungguh, engkau hanyalah termasuk orang yang kena sihir,

They said, "You are only of those affected by magic.

Tafsir
Jalalain

(Mereka berkata, "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir) termasuk orang-orang yang banyak kena sihir, sehingga akalnya tidak waras lagi.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 153 |

Tafsir ayat 153-159

Allah menceritakan tentang kaum Samud dalam jawaban mereka kepada nabi mereka Saleh a.s. ketika Saleh a.s. menyeru mereka menyembah Tuhan mereka;


{قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ}


Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir. (Asy-Syu'ara': 153) Mujahid dan Qatadah mengatakan, mereka bermaksud bahwa Saleh termasuk orang yang terkena sihir. Abu Saleh telah meriwayatkan

dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: salah seorang dari orang-orang yang kena sihir. (AsyrSyu'ara': 153) Bahwa makna musahharin ialah salah seorang makhluk biasa. Sebagian di antara mereka ada yang memakai dalil untuk memperkuat pendapatnya ini dengan perkataan salah seorang penyair:


فَإِنْ تَسْأَلِينَا: فِيمَ نَحْنُ؟ فَإِنَّنَا ... عَصَافِيرُ مِنْ هَذَا الْأَنَامِ الْمُسَحَّرِ


Maka jika engkau bertanya tentang apa yang kami alami, sesungguhnya kami ini makhluk yang kecil lagi lemah, yang diberi paru-paru.Yakni orang-orang yang mempunyai paru-paru, diambil dari kata as-sahar yang artinya paru-paru.

Akan tetapi, pendapat yang kuat sehubungan dengan makna ini adalah pendapat yang dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah. Disebutkan bahwa mereka mengatakan, "Sesungguhnya perkataan yang kamu ucapkan ini tiada lain

menunjukkan engkau adalah orang yang terkena sihir," yakni dalam keadaan tidak sadar. Selanjutnya mereka mengatakan:


{مَا أَنْتَ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا}


Kamu tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kami. (Asy-Syu'ara': 154) Maksudnya, mana mungkin kamu diberi wahyu, sedangkan kami tidak. Seperti juga yang diceritakan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{أَؤُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ * سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الأشِرُ}


Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 25-26)

Kemudian mereka meminta kepada Saleh a.s. agar mendatangkan suatu mukjizat kepada mereka sebagai tanda yang membenarkan kerasulan­nya, agar mereka mengetahui kebenaran dari apa yang disampaikannya dari Tuhan mereka.

Orang-orang terkemuka mereka berkumpul dan meminta kepada Nabi Saleh agar mengeluarkan seekor unta betina yang telah beranak dari sebuah batu besar saat itu juga, sedangkan batu besar itu telah ditunjuk oleh mereka

yang mempunyai ciri khas anu dan anu. Maka pada saat itu juga Nabi Saleh mengambil janji dan ikrar dari mereka, bahwa sesungguhnya dia sanggup memenuhi permintaan mereka, tetapi mereka sungguh akan beriman kepadanya

dan mengikutinya, lalu mereka setuju dengan syarat itu. Nabi Saleh a.s. berdiri, lalu melakukan salat. Sesudah itu ia berdoa kepada Allah, memohon agar Dia mengabulkan permintaan mereka. Maka terbelahlah batu besar itu

yang ditunjuk oleh mereka, dan keluarlah darinya seekor unta betina yang telah beranak menurut spesifikasi yang mereka minta. Maka sebagian dari mereka beriman, sedangkan kebanyakan dari mereka ingkar.


{قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ}


Saleh menjawab, "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kalian mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu.”(Asy-Syu'ara': 155) Yakni unta betina ini mendapat giliran minumnya satu hari, sedangkan pada hari berikutnya adalah giliran minum kalian.


{وَلا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍ}


Dan janganlah kalian sentuh unta betina ini dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kalian akan ditimpa oleh azab hari yangbesar. (Asy-Syu'ara': 156) Nabi Saleh memperingatkan mereka akan pembalasan Allah jika mereka berani

mengganggu unta betina tersebut. Unta itu tinggal di kalangan mereka selama beberapa lama; unta itu mendapat giliran minumnya seperti biasanya, dan ia makan dedaunan serta rerumputan, sedangkan mereka dapat mengambil

manfaat air susunya yang mereka perah dari unta itu dalam jumlah yang cukup buat mereka minum.Setelah hal itu berlangsung cukup lama di kalangan mereka, lalu muncullah orang-orang yang celaka di antara mereka,

selanjutnya orang-orang celaka itu membuat kesepakatan untuk membunuh dan me­nyembelih unta betina tersebut.


{فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا نَادِمِينَ * فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ}


Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal, maka mereka ditimpa azab. (Asy-Syu'ara': 157-158) Azab tersebut berupa gempa hebat yang menimpa tanah tempat mereka tinggal, lalu mereka ditimpa suatu teriakan

mengguntur yang membuat hati manusia copot dari tempatnya. Mereka kedatangan azab dari arah yang tidak mereka duga-duga, sehingga jadilah mereka mati ber­gelimpangan di tempat tinggal mereka.


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ * وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 158-159)

Surat Asy-Syuara |26:154|

مَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

maaa anta illaa basyarum miṡlunaa fa`ti bi`aayatin ing kunta minash-shoodiqiin

engkau hanyalah manusia seperti kami, maka datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau termasuk orang yang benar."

You are but a man like ourselves, so bring a sign, if you should be of the truthful."

Tafsir
Jalalain

(Kamu tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kami, maka datangkanlah suatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar") di dalam pengakuanmu sebagai seorang Rasul.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 154 |

Penjelasan ada di ayat 153

Surat Asy-Syuara |26:155|

قَالَ هَٰذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ

qoola haażihii naaqotul lahaa syirbuw wa lakum syirbu yaumim ma'luum

Dia (Salih) menjawab, "Ini seekor unta betina, yang berhak mendapatkan (giliran) minum, dan kamu juga berhak mendapatkan minum pada hari yang ditentukan.

He said, "This is a she-camel. For her is a [time of] drink, and for you is a [time of] drink, [each] on a known day.

Tafsir
Jalalain

(Saleh menjawab, "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air) maksudnya air minum (dan kalian mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 155 |

Penjelasan ada di ayat 153

Surat Asy-Syuara |26:156|

وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍ

wa laa tamassuuhaa bisuuu`in fa ya`khużakum 'ażaabu yaumin 'azhiim

Dan jangan kamu menyentuhnya (unta itu) dengan sesuatu kejahatan, nanti kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat."

And do not touch her with harm, lest you be seized by the punishment of a terrible day."

Tafsir
Jalalain

(Dan janganlah kalian sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kalian akan ditimpa azab hari yang besar") yakni azab yang besar-besar.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 156 |

Penjelasan ada di ayat 153

Surat Asy-Syuara |26:157|

فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا نَادِمِينَ

fa 'aqoruuhaa fa ashbaḥuu naadimiin

Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka merasa menyesal,

But they hamstrung her and so became regretful.

Tafsir
Jalalain

(Kemudian mereka membunuhnya) yakni disembelih oleh sebagian dari mereka dengan persetujuan mereka semua (lalu mereka menjadi menyesal) karena telah membunuhnya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 157 |

Penjelasan ada di ayat 153

Surat Asy-Syuara |26:158|

فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ

fa akhożahumul-'ażaab, inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin

maka mereka ditimpa azab. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

And the punishment seized them. Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.

Tafsir
Jalalain

(Maka mereka ditimpa azab) yang telah diancamkan itu, sehingga binasalah mereka semuanya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman)

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 158 |

Penjelasan ada di ayat 153

Surat Asy-Syuara |26:159|

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim

Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.

And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 159 |

Penjelasan ada di ayat 153

Surat Asy-Syuara |26:160|

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ

każżabat qoumu luuthinil-mursaliin

Kaum Lut telah mendustakan para rasul,

The people of Lot denied the messengers

Tafsir
Jalalain

(Kaum Luth telah mendustakan Rasul-rasul).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 160 |

Tafsir ayat 160-164

Allah Swt. menceritakan tentang hamba dan Rasul-Nya Lut a.s. Dia adalah Lut ibnu Haran ibnu Azar yang berarti dia adalah keponakan Nabi Ibrahim a.s. Allah mengutusnya kepada suatu kaum yang besar di masa Nabi Ibrahim a.s.

masih hidup; mereka tinggal di Sadom dan kota-kota yang ada di sekitarnya yang dibinasakan oleh Allah, lalu Allah mengubah bekas tempat tinggal mereka menjadi danau yang baunya busuk lagi kotor. Letaknya adalah di negeri Al-Gaur

yang bersebelahan dengan bukit-bukit Baitul Maqdis, juga bersebelahan dengan negeri Al-Kark dan Asy-Syawik. Nabi Lut menyeru mereka untuk menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,

dan hendaknya mereka taat kepada rasul mereka yang diutus oleh Allah kepada mereka. Nabi mereka melarang mereka melakukan perbuatan durhaka kepada Allah dan melarang melakukan perbuatan yang belum pernah ada seorang pun

di dunia ini berani melakukannya selain mereka, yaitu menggauli laki-laki, bukan wanita. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya:

Surat Asy-Syuara |26:161|

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ

iż qoola lahum akhuuhum luuthun alaa tattaquun

ketika saudara mereka Lut berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?

When their brother Lot said to them, "Will you not fear Allah?

Tafsir
Jalalain

(Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak bertakwa).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 161 |

Penjelasan ada di ayat 160

Surat Asy-Syuara |26:162|

إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

innii lakum rosuulun amiin

Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

Indeed, I am to you a trustworthy messenger.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan yang diutus kepada kalian).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 162 |

Penjelasan ada di ayat 160

Surat Asy-Syuara |26:163|

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ

fattaqulloha wa athii'uun

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

So fear Allah and obey me.

Tafsir
Jalalain

(Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 163 |

Penjelasan ada di ayat 160

Surat Asy-Syuara |26:164|

وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ

wa maaa as`alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illaa 'alaa robbil-'aalamiin

Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.

And I do not ask you for it any payment. My payment is only from the Lord of the worlds.

Tafsir
Jalalain

(Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepada kalian atas ajakan itu, tidak lain) (upahku hanyalah dari Rabb semesta alam).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 164 |

Penjelasan ada di ayat 160

Surat Asy-Syuara |26:165|

أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ

a ta`tuunaż-żukroona minal-'aalamiin

Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks),

Do you approach males among the worlds

Tafsir
Jalalain

(Mengapa kalian mendatangi jenis laki-laki di antara manusia) melakukan homosex.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 165 |

Tafsir ayat 165-175

Setelah Nabi Lut melarang mereka melakukan perbuatan fahisyah dan menggauli laki-laki, seraya memberi petunjuk kepada mereka untuk mendatangi kaum wanita yang telah diciptakan oleh Allah buat mereka, maka tiada lain jawaban mereka adalah seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:


{لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا لُوطُ}


Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, hai Lut. (Asy-Syu'ara': 167) Yakni dari apa yang kamu datangkan kepada kami itu.


{لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ}


benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir. (Asy-Syu'ara': 167) Maksudnya, kami akan membuangmu jauh dari kami. Seperti yang diceritakan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya:


فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ


Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan, “Usirlah Lut beserta keluarganya dari negeri kalian, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan) dirinya bersih.” (An-Naml: 56)

Setelah Nabi Lut melihat bahwa mereka tidak juga kapok dari kebiasaan mereka, bahkan mereka semakin gencar dalam kesesatannya, maka Lut berlepas diri dari mereka seraya berkata:


{قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ}


Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian. (Asy-Syu'ara': 168) Yaitu tidak menyukainya dan tidak pula merestuinya dan sesungguhnya aku berlepas diri dari perbuatan kalian. Kemudian Nabi Lut berdoa kepada Allah untuk kebinasaan mereka, seperti yang disitir oleh firman-Nya:


{رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ}


Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan. (Asy-Syu'ara': 169) Adapun firman Allah Swt.:


{فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ}


Lalu Kami selamatkan Lut beserta keluarganya semua. (Asy-Syu'ara': 170) Yakni seluruh keluarganya,


{إِلا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ}


kecuali seorang perempuan tua yang termasuk dalam golongan yang tinggal. (Asy-Syu'ara': 171) Dia adalah istri Lut sendiri yang sudah berusia tua lagi berwatak jahat. Ia tinggal dan akhirnya binasa bersama orang-orang

dari kaumnya yang tinggal. Hal yang sama telah disebutkan pula dalam surat Al-A'raf, surat Hud, dan surat Al-Hijr, yaitu ketika Allah memerintahkan kepada Lut agar berangkat membawa keluarganya di malam hari kecuali istrinya.

Mereka tidak ada yang menoleh ke belakang manakala mereka mendengar suara mengguntur yang menimpa kaumnya. Dan mereka bersabar menaati perintah Allah, lalu mereka meneruskan langkah-langkahnya.

Allah menurunkan azab yang menimpa kaum yang berdosa itu secara keseluruhan; Allah menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:


{ثُمَّ دَمَّرْنَا الآخَرِينَ. وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا}


Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). (Asy-Syu'ara': 172-173) sampai dengan firman-Nya:


وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ


Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara": 175)

Surat Asy-Syuara |26:166|

وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ

wa tażaruuna maa kholaqo lakum robbukum min azwaajikum, bal antum qoumun 'aaduun

dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampaui batas."

And leave what your Lord has created for you as mates? But you are a people transgressing."

Tafsir
Jalalain

(Dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Rabb kalian untuk kalian) yakni farji-farji mereka (bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas").

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 166 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:167|

قَالُوا لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا لُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ

qooluu la`il lam tantahi yaa luuthu latakuunanna minal-mukhrojiin

Mereka menjawab, "Wahai Lut! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang-orang yang terusir."

They said, "If you do not desist, O Lot, you will surely be of those evicted."

Tafsir
Jalalain

(Mereka menjawab, "Hai Luth! Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti) dari mengingkari perbuatan kami ini (benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir") dari negeri kami ini.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 167 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:168|

قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ

qoola innii li'amalikum minal-qooliin

Dia (Lut) berkata, "Aku sungguh benci kepada perbuatanmu."

He said, "Indeed, I am, toward your deed, of those who detest [it].

Tafsir
Jalalain

(Berkata) Nabi Luth, ("Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian) sangat membencinya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 168 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:169|

رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ

robbi najjinii wa ahlii mimmaa ya'maluun

(Lut berdoa), "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan."

My Lord, save me and my family from [the consequence of] what they do."

Tafsir
Jalalain

(Ya Rabbku! Selamatkanlah aku beserta keluargaku dari akibat perbuatan yang mereka kerjakan") yakni dari azab yang akan menimpa mereka disebabkan perbuatan itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 169 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:170|

فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ

fa najjainaahu wa ahlahuuu ajma'iin

Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua,

So We saved him and his family, all,

Tafsir
Jalalain

(Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 170 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:171|

إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ

illaa 'ajuuzan fil-ghoobiriin

kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.

Except an old woman among those who remained behind.

Tafsir
Jalalain

(Kecuali seorang perempuan tua) yakni istri Nabi Luth sendiri (yang termasuk dalam golongan yang tinggal) orang-orang yang dibinasakan.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 171 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:172|

ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ

ṡumma dammarnal-aakhoriin

Kemudian Kami binasakan yang lain.

Then We destroyed the others.

Tafsir
Jalalain

(Kemudian Kami binasakan yang lain) yaitu mereka yang tinggal semuanya.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 172 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:173|

وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ

wa amthornaa 'alaihim mathoroo, fa saaa`a mathorul-munżariin

Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.

And We rained upon them a rain [of stones], and evil was the rain of those who were warned.

Tafsir
Jalalain

(Dan Kami hujani mereka dengan hujan) batu sebagai alat untuk membinasakan mereka (maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu) sejelek-jelek hujan adalah hujan yang menimpa mereka itu

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 173 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:174|

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ

inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata, kebanyakan manusia tidak beriman).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 174 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:175|

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim

Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.

And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 175 |

Penjelasan ada di ayat 165

Surat Asy-Syuara |26:176|

كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ

każżaba ash-ḥaabul-aikatil-mursaliin

Penduduk Aikah telah mendustakan para rasul,

The companions of the thicket denied the messengers

Tafsir
Jalalain

(Penduduk Aikah telah mendustakan) dalam satu qiraat Aikati dibaca Laikata; adalah nama sebuah sumber air yang banyak pepohonan di sekitarnya di dekat kota Madyan (Rasul-rasul).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 176 |

Tafsir ayat 176-180

Menurut pendapat yang sahih, mereka (penduduk Aikah) tinggal di negeri Madyan. Nabi Allah Syu'aib adalah salah seorang dari mereka, dan sesungguhnya di sini tidak disebutkan 'saudara mereka' tiada lain karena mereka dinisbatkan

kepada Aikah, nama sebuah pohon yang menjadi sembahan mereka. Menurut suatu pendapat, Aikah adalah sebuah pohon yang rindang dedaunannya sama dengan pohon gaidah; mereka menyembah pohon tersebut.

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syu'ara': 176) Dalam ayat selanjutnya tidak disebutkan saudara mereka Syu'aib (seperti pada nabi lainnya yang telah disebutkan di atas), melainkan disebutkan oleh firman-Nya:


{إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ}


ketika Syu'aib berkata kepada mereka. (Asy-Syu'ara': 177) Hubungan persaudaraan di antara mereka diputuskan karena pengertian nisbat yang menjadi predikat mereka, sekalipun pada kenyataannya Syu'aib adalah saudara mereka

secara nasab.Sebagian ulama tidak menyadari akan adanya makna yang lembut ini, sehingga ia menduga bahwa penduduk Aikah bukan penduduk Madyan. Lalu ia menduga bahwa Syu'aib a.s. diutus oleh Allah kepada dua umat.

Di antara ulama ada pula yang mengatakannya kepada tiga umat. Ishaq ibnu Bisyar Al-Kahili yang berpredikat daif mengatakan telah menceritakan kepadaku Ibnus Saddi, dari ayahnya dari Zakaria ibnu Amr, dari Khasif, dari Ikrimah.

Keduanya mengatakan bahwa Allah belum pernah mengutus seorang nabi dua kali kecuali Syu'aib, yang pertama kali ke negeri Madyan, lalu Allah mengazab penduduknya dengan pekikan yang mengguntur. Yang kedua kalinya

ke penduduk negeri Aikah, dan penduduk negeri Aikah ini pada akhirnya diazab Allah dengan suatu azab di hari yang penuh dengan awan. Abul Qasim Al-Bagawi telah meriwayatkan dari Hudbah, dari Hammam, dari Qatadah sehubungan

dengan makna firman-Nya: dan penduduk Rass. (Al-Furqan: 38) Bahwa mereka adalah kaumnya Nabi Syu'aib. Dan Firman Allah Swt.: dan penduduk Aikah. (Asy-Syu'ara': 176) Bahwa mereka adalah kaum Nabi Syu'aib pula.

Pendapat ini dikatakan oleh Ishaq ibnu Bisyr. Selain Juwaibir mengatakan bahwa penduduk Aikah dan Madyan adalah sama. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.


وَقَدْ رَوَى الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ فِي تَرْجَمَةِ "شُعَيْبٍ"، مِنْ طَرِيقِ مُحَمَّدِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ سَيْفٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ قَوْمَ مَدْيَنَ وَأَصْحَابَ الْأَيْكَةِ أُمَّتَانِ، بَعَثَ اللَّهُ إِلَيْهِمَا شُعَيْبًا النَّبِيَّ، عَلَيْهِ السَّلَامُ"


Al-Hafiz ibnu Asakir telah meriwayatkan di dalam biografi Syu'aib melalui jalur Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, dari ayahnya, dari Mu'awiyah ibnu Hisyam, dari Hisyam ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnu Abu Hilal, dari Rabi'ah ibnu Saif,

dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya kaum Madyan dan penduduk Aikah adalah dua umat, Allah telah mengutus kepada kedua umat tersebut Nabi Syu’aib a.s.

Hadis ini garib dan dipandang dari segi predikat marfu'-nya masih diragukan, tetapi yang lebih mendekati kebenaran hadis ini berpredikat mauquf. Menurut pendapat yang benar, mereka adalah satu umat, tetapi mempunyai dua sebutan nama

disesuaikan dengan konteksnya. Karena itulah Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar menunaikan takaran dan timbangan secara penuh (yakni tidak boleh dikurangi), sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam kisah penduduk Madyan. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya merupakan satu umat.

Surat Asy-Syuara |26:177|

إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ

iż qoola lahum syu'aibun alaa tattaquun

ketika Syu´aib berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?

When Shu'ayb said to them, "Will you not fear Allah?

Tafsir
Jalalain

(Ketika Syuaib berkata kepada mereka,) tidak dikatakan saudara mereka, karena Nabi Syuaib bukan berasal dari kalangan mereka ("Mengapa kalian tidak bertakwa).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 177 |

Penjelasan ada di ayat 176

Surat Asy-Syuara |26:178|

إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

innii lakum rosuulun amiin

Sungguh, aku adalah rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

Indeed, I am to you a trustworthy messenger.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan yang diutus kepada kalian).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 178 |

Penjelasan ada di ayat 176

Surat Asy-Syuara |26:179|

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ

fattaqulloha wa athii'uun

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,

So fear Allah and obey me.

Tafsir
Jalalain

(Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepadaku).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 179 |

Penjelasan ada di ayat 176

Surat Asy-Syuara |26:180|

وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ

wa maaa as`alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illaa 'alaa robbil-'aalamiin

dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.

And I do not ask you for it any payment. My payment is only from the Lord of the worlds.

Tafsir
Jalalain

(Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepada kalian atas ajakan itu; tiada lain upahku hanyalah dari Rabb semesta alam).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 180 |

Penjelasan ada di ayat 176

Surat Asy-Syuara |26:181|

أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ

auful-kaila wa laa takuunuu minal-mukhsiriin

Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain,

Give full measure and do not be of those who cause loss.

Tafsir
Jalalain

(Sempurnakanlah takaran) genapkanlah (dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan) yakni mengurangi hak-hak orang lain.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 181 |

Tafsir ayat 181-184

Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang mereka melihat (mengurangi) takaran dan timbangan. Untuk itu ia mengatakan:


{أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ}


Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. (Asy-Syu'ara': 181) Yakni bila kalian membayar kepada orang lain, maka sempurnakanlah takaran mereka dan janganlah kalian mengurangi

takaran mereka yang menyebabkan kalian serahkan kepada mereka pembayaran yang kurang. Tetapi bila kalian mengambil dari mereka, maka kalian memintanya dalam keadaan sempurna dan cukup. Maka ambillah sebagaimana yang kalian serahkan, dan serahkanlah sebagaimana yang kalian ambil.


{وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ}


dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. (Asy-Syu'ara': 182) Al-qistas artinya timbangan, pendapat yang lain mengatakannya neraca. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa kata qistas ini diarahkan dari bahasa Romawi (Latin).

Mujahid mengatakan bahwa Al-qistasul mustaqim artinya neraca yang adil menurut bahasa Romawi. Qatadah mengatakan bahwa qistas artinya adil (seimbang). Firman Allah Swt.:


{وَلا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ}


Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya. (Asy-Syu'ara': 183) Maksudnya, janganlah kalian mengurangi harta benda mereka.


{وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ}


dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. (Asy-Syu'ara': 183) Yang dimaksud dengan membuat kerusakan ialah membegal orang-orang yang melewati jalan, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{وَلا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ}


Dan janganlah kalian duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti. (Al-A'raf: 86) Adapun firman Allah Swt.:


{وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الأوَّلِينَ}


dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu. (Asy-Syu'ara': 184) Nabi Syu'aib menakut-nakuti mereka dengan azab Allah yang telah menciptakan mereka dan nenek moyang mereka di masa silam, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt. yang menceritakan perkataan Nabi Musa a.s.:


{رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ}


Tuhan kalian dan Tuhan bapak-bapak kalian yang terdahulu. (As-Saffat: 126) Ibnu Abbas, Mujahid, As-Saddi, Sufyan ibnu Uyaynah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:


{وَالْجِبِلَّةَ الأوَّلِينَ}


dan umat-umat yang terdahulu. (Asy-Syu'ara': 184) Yakni Yang menciptakan orang-orang dahulu. Ibnu Zaid membaca firman-Nya dengan bacaan berikut:


{وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلا كَثِيرًا}


Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. (Yasin: 62)

Surat Asy-Syuara |26:182|

وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ

wa zinuu bil-qisthoosil-mustaqiim

dan timbanglah dengan timbangan yang benar.

And weigh with an even balance.

Tafsir
Jalalain

(Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus) timbangan yang baik dan tidak berat sebelah.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 182 |

Penjelasan ada di ayat 181

Surat Asy-Syuara |26:183|

وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

wa laa tabkhosun-naasa asy-yaaa`ahum wa laa ta'ṡau fil-ardhi mufsidiin

Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi,

And do not deprive people of their due and do not commit abuse on earth, spreading corruption.

Tafsir
Jalalain

(Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya) janganlah kalian mengurangi hak mereka barang sedikit pun (dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan)

melakukan pembunuhan dan kerusakan-kerusakan lainnya. Lafal Ta'tsau ini berasal dari 'Atsiya yang artinya membuat kerusakan; dan lafal Mufsidiina merupakan Hal atau kata keterangan keadaan daripada 'Amilnya, yaitu lafal Ta'tsau.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 183 |

Penjelasan ada di ayat 181

Surat Asy-Syuara |26:184|

وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ

wattaqullażii kholaqokum wal-jibillatal-awwaliin

dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu."

And fear He who created you and the former creation."

Tafsir
Jalalain

(Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan makhluk) yakni umat-umat (yang dahulu").

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 184 |

Penjelasan ada di ayat 181

Surat Asy-Syuara |26:185|

قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ

qooluuu innamaaa anta minal-musaḥḥariin

Mereka berkata, "Engkau tidak lain hanyalah orang-orang yang kena sihir,

They said, "You are only of those affected by magic.

Tafsir
Jalalain

(Mereka berkata, "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 185 |

Tafsir ayat 185-191

Allah Swt. menceritakan tentang jawaban kaum Syu'aib terhadap Syu'aib, yaitu jawaban yang sama seperti yang dikatakan oleh kaum Samud kepada rasul mereka, karena hati mereka (yang kafir) itu sama saja. Mereka mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:


{إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ}


Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir. (Asy-Syu'ara': 185) Yakni termasuk orang yang terkena sihir, sebagimana yang telah dijelas­kan di atas.


{وَمَا أَنْتَ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَإِنْ نَظُنُّكَ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ}


dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. (Asy-Syu'ara': 186) Yaitu sengaja berdusta dalam pengakuanmu itu bukan karena Allah telah mengutusmu kepada kami.


{فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ}


Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara': 187) Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sisi langit, yakni sebagian darinya. Qatadah mengatakan potongan dari langit.

Sedangkan As-Saddi mengatakan azab dari langit. Pengertian ayat ini mirip dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy, yang disitir oleh firman-Nya:


{وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الأرْضِ يَنْبُوعًا}


Dan mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami.” (Al-Isra': 90) sampai dengan firman-Nya:


{أَوْ تُسْقِطَ السَّمَاءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِيَ بِاللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ قَبِيلا}


"atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.” (Al-Isra': 92) Dan firman Allah Swt. yang lainnya, yaitu:


{وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ}


Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, "Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit" (Al-Anfal: 32), hingga akhir ayat. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh orang-orang kafir yang jahil dalam surat ini:


{فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ}


Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara': 187) Adapun firman Allah Swt.:


{قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ}


Syu'aib berkata, "Tuhanku lebih mengetahui apa yang kalian kerjakan." (Asy-Syu'ani': 188) Nabi Syu'aib menjawab, "Allah lebih mengetahui tentang kalian. Jika kalian berhak mendapatkannya, niscaya Dia akan menimpakannya

kepada kalian. Dia tidak akan menganiaya kalian." Dan memang apa yang mereka mintakan itu benar-benar terjadi pada diri mereka sebagai pembalasan yang setimpal dari perbuatan mereka. Karena itulah Allah Swt. menyebutkan dalam firman selanjutnya:


{فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}


Kemudian mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189) Azab tersebut termasuk jenis dari apa yang dimintakan oleh mereka,

yaitu ditimpakannya gumpalan dari langit kepada mereka. Karena Allah Swt. menjadikan azab yang menimpa mereka berupa panas yang tinggi selama tujuh hari, tiada sesuatu pun yang terlindungi dari panas tersebut. Kemudian datanglah

gumpalan awan yang besar menaungi mereka, lalu mereka pergi menuju arah awan itu dengan maksud menaungi diri mereka dengan naungannya dari sengatan panas yang sangat tinggi. Setelah mereka semua kumpul

di bawah awan besar itu, maka Allah menurunkan kepada mereka percikan api dari neraka dan luapan api yang sangat besar. Bumi berguncang menggoyahkan mereka, dan mereka ditimpa oleh pekikan yang keras sehingga arwah mereka melayang, lalu binasalah mereka semuanya. Karena itu Allah Swt. berfirman:


{إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}


Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189) Allah Swt. menyebutkan gambaran kebinasaan mereka dalam tiga tempat tinggal. Setiap tempat tinggal sesuai dengan teksnya. Di dalam surat Al-A'raf disebutkan

bahwa mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Demikian itu karena mereka telah mengatakan:


{لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا}


Sesungguhnya kami akan mengusir kamu, hai Syu’aib, dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami. (Al-A'raf: 88)

Mereka menakut-nakuti Nabi Allah Syu'aib dan orang-orang yang mengikutinya, maka mereka ditimpa azab gempa bumi. Dan di dalam surat Hud disebutkan:


{وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ}


dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur. (Hud: 94) Demikian itu karena mereka mengejek Nabi Syu'aib melalui perkataan mereka yang disitir oleh firman-Nya:


{أَصَلاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إِنَّكَ لأنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ}


apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah

orang yang sangat penyantun lagi berakal. (Hud: 87) Mereka mengatakan demikian dengan nada yang sinis dan mengejek serta sebagai penghinaan, maka sesuailah bila mereka ditimpa oleh pekikan yang mengguntur untuk membungkam mereka. Karena itu, disebutkan oleh firmari-Nya:


{وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ}


dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur. (Hud : 94), hingga akhir ayat. Sedangkan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:


{فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ}


Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara': 187), hingga akhir ayat. Yakni dengan nada ingkar dan tidak percaya akan terjadinya hal tersebut. Maka sesuailah bila apa yang dianggap oleh mereka mustahil terjadi dikabulkan.


{فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}


lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguh­nya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189) Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa sesungguhnya Allah mengirimkan awan

kepada mereka; hingga manakala mereka semua telah berkumpul, maka Allah membuyarkan awan itu dari mereka dan memanggang mereka dengan sinar matahari sehingga terbakarlah mereka sebagaimana udang terbakar

di atas penggorengan. Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa sesungguhnya penduduk Madyan diazab dengan tiga macam azab, yaitu gempa yang menimpa rumah tempat tinggal mereka sehingga mereka keluar darinya.

Setelah keluar dari rumahnya masing-masing, mereka tertimpa huru-hara yang sangat keras, lalu mereka lari bercerai-berai dan masuk kembali ke dalam rumah-rumah mereka, dan rumah-rumah mereka runtuh menimpa mereka.

Kemudian Allah mengirim awan kepada mereka. Maka masuklah seseorang dari mereka ke bawah naungannya, lalu berkata, "Aku belum pernah merasakan naungan yang segar lagi sejuk seperti hari ini. Maka kemarilah semua,

hai orang-orang!" Kemudian mereka semuanya masuk ke bawah naungan awan itu, lalu terjadilah teriakan yang mengguntur sekali teriakan dan mereka semuanya mati karenanya. Lalu Muhammad ibnu Ka'b membaca firman-Nya:

lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189) Muhammad ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Haris, telah menceritakan kepadaku

Al-Hasan, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Zaid (saudara Hammad ibnu Zaid), telah menceritakan kepada kami Hatim ibnu Abu Sagir, telah menceritakan kepadaku Yazid Al-Bahili, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas

tentang makna firman-Nya: lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. (Asy-Syu'ara': 189), hingga akhir ayat. Ibnu Abbas menjawab, "Allah menimpakan kepada mereka gempa dan panas yang membakar

sehingga membuat napas mereka terasa sesak, lalu mereka keluar dari rumahnya masing-masing melarikan diri menuju padang pasir. Maka Allah mengirimkan kepada mereka awan dan menaungi mereka dari sengatan sinar matahari

yang membakar. Mereka merasakan kesejukan dan kesegaran di bawah naungan awan itu. Lalu sebagian dari mereka memanggil sebagian yang lain untuk bergabung di bawah naungan awan tersebut. Manakala mereka

semua telah berkumpul di bawah naungan awan itu, lalu Allah menimpakan api kepada mereka." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Itulah azab di hari mereka dinaungi oleh awan, sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar."


{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ. وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ}


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.

(Asy-Syu'ara': 190-191) Yakni Mahaperkasa dalam pembalasan-Nya terhadap orang-orang kafir, lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin.

Surat Asy-Syuara |26:186|

وَمَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَإِنْ نَظُنُّكَ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ

wa maaa anta illaa basyarum miṡlunaa wa in nazhunnuka laminal-kaażibiin

dan engkau hanyalah manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin engkau termasuk orang-orang yang berdusta.

You are but a man like ourselves, and indeed, we think you are among the liars.

Tafsir
Jalalain

(Dan kamu tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan isimnya tidak disebutkan,

lengkapnya berasal dari Innahuu (kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 186 |

Penjelasan ada di ayat 185

Surat Asy-Syuara |26:187|

فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

fa asqith 'alainaa kisafam minas-samaaa`i ing kunta minash-shoodiqiin

Maka jatuhkanlah kepada kami gumpalan dari langit, jika engkau termasuk orang-orang yang benar."

So cause to fall upon us fragments of the sky, if you should be of the truthful."

Tafsir
Jalalain

(Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan) dapat dibaca Kasafan dan Kisfan, artinya gumpalan-gumpalan (dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar") dalam pengakuan risalahmu itu.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 187 |

Penjelasan ada di ayat 185

Surat Asy-Syuara |26:188|

قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ

qoola robbiii a'lamu bimaa ta'maluun

Dia (Syu´aib) berkata, "Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan."

He said, "My Lord is most knowing of what you do."

Tafsir
Jalalain

(Syuaib berkata, "Rabbku lebih mengetahui apa yang kalian kerjakan") maka Dia kelak akan membalasnya kepada kalian.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 188 |

Penjelasan ada di ayat 185

Surat Asy-Syuara |26:189|

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

fa każżabuuhu fa akhożahum 'ażaabu yaumizh-zhullah, innahuu kaana 'ażaaba yaumin 'azhiim

Kemudian mereka mendustakannya (Syu´aib), lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap. Sungguh, itulah azab pada hari yang dahsyat.

And they denied him, so the punishment of the day of the black cloud seized them. Indeed, it was the punishment of a terrible day.

Tafsir
Jalalain

(Kemudian mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan) yakni awan yang menaungi mereka sesudah hari yang panas sekali,

kemudian awan itu menurunkan hujan api kepada mereka sehingga terbakarlah mereka semuanya (sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 189 |

Penjelasan ada di ayat 185

Surat Asy-Syuara |26:190|

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ

inna fii żaalika la`aayah, wa maa kaana akṡaruhum mu`miniin

Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers.

Tafsir
Jalalain

(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 190 |

Penjelasan ada di ayat 185

Surat Asy-Syuara |26:191|

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

wa inna robbaka lahuwal-'aziizur-roḥiim

Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.

And indeed, your Lord - He is the Exalted in Might, the Merciful.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 191 |

Penjelasan ada di ayat 185

Surat Asy-Syuara |26:192|

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ

wa innahuu latanziilu robbil-'aalamiin

Dan sungguh, (Al-Qur´an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam,

And indeed, the Qur'an is the revelation of the Lord of the worlds.

Tafsir
Jalalain

(Dan sesungguhnya ia) yakni Alquran ini (benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam).

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 192 |

Tafsir ayat 192-195

Allah Swt. menceritakan tentang Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepada hamba dan Rasul-Nya (yaitu Muhammad Saw.) melalui firman-Nya:


{وَإِنَّهُ}


Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini. (Asy-Syu'ara: 192) Yakni Al-Qur'an yang telah disebutkan pada permulaan surat dalam firman-Nya yang mengatakan:


{وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَنِ مُحْدَثٍ}


Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah. (Asy-Syu'ara': 5), hingga akhir ayat.


{لَتَنزيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ}


benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 192) Yaitu diturunkan oleh Allah kepadamu melalui wahyu yang disampaikan kepadamu.


{نزلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ}


dia dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin. (Asy-Syu'ara: 193) Maksudnya, malaikat Jibril a.s. menurut ulama Salaf yang bukan hanya seorang mengatakannya, seperti Ibnu Abbas, Muhammad ibnu Ka'b, Qatadah, Atiyyah Al-Aufi,

As-Saddi, Ad-Dahhak, Az-Zuhri, dan Ibnu Juraij. Hal ini termasuk pendapat yang tidak dipertentangkan lagi. Az-Zuhri mengatakan bahwa ayat ini sama dengan firman-Nya:


{قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نزلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ}


Katakanlah, "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya. (Al-Baqarah: 97)

Mujahid mengatakan bahwa barang siapa yang pernah diajak bicara oleh Ar-Ruhul Amin, tubuhnya tidak akan dimakan oleh tanah.


{عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ}


ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. (Asy-Syu'ara': 194) Yakni Al-Qur'an ini diturunkan oleh malaikat yang mulia, yang mem­punyai kedudukan di sisi Allah,

lagi ditaati di kalangan penduduk langit. ke dalam hatimu. (Asy-Syu'ara': 194) hai Muhammad, dalam keadaan bersih dari campuran, penambahan, dan pengurangan. agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi

peringatan. (Asy-Syu'ara': 194) Yaitu agar kami memberi peringatan dengannya kepada orang-orang yang menentang dan mendustakannya, bahwa mereka akan ditimpa azab Allah; juga membawa berita gembira dengannya kepada orang-orang mukmin yang mengikuti petunjuknya. Firman Allah Swt.:


{بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ}


dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara': 195) Yakni Al-Qur'an ini yang Kami turunkan kepadamu. Kami menurunkannya dengan memakai bahasa Arab yang fasih, sempurna, lagi padat isinya agar jelas lagi terang dan menang atas semua alasan, serta menjadi hujah yang tegak dan dalil yang memberikan petunjuk kepada akal.


قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ العَتَكيّ، حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ الُمهَلَّبي، عَنْ مُوسَى بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ أَصْحَابِهِ فِي يَوْمِ دَجْن إِذْ قَالَ لَهُمْ: "كَيْفَ تَرَوْنَ بَوَاسِقَهَا؟ ". قَالُوا: مَا أَحْسَنَهَا وَأَشَدَّ تَرَاكُمَهَا. قَالَ: "فَكَيْفَ تَرَوْنَ قَوَاعِدَهَا؟ ". قَالُوا: مَا أَحْسَنَهَا وَأَشَدَّ تَمَكُّنَهَا. قَالَ: "فَكَيْفَ تَرَوْنَ جَوْنَها ؟ ". قَالُوا: مَا أَحْسَنَهُ وَأَشَدَّ سَوَادَهُ. قَالَ: "فَكَيْفَ تَرَوْنَ رَحَاهَا اسْتَدَارَتْ ؟ ". قَالُوا: مَا أَحْسَنَهَا وأشد اسْتِدَارَتَهَا. قَالَ: "فَكَيْفَ تَرَوْنَ بَرْقَهَا، أومَيض أَمْ خَفْو أَمْ يَشُق شَقّا ؟ ". قَالُوا: بَلْ يَشَقُّ شَقًّا. قَالَ: "الْحَيَاءَ الْحَيَاءَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ". قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بِأَبِي وَأُمِّي مَا أَفْصَحَكَ، مَا رَأَيْتُ الَّذِي هُوَ أعربُ مِنْكَ. قَالَ: فَقَالَ: " حُقَّ لِي، وَإِنَّمَا أُنْزِلَ الْقُرْآنُ بِلِسَانِي، وَاللَّهُ يَقُولُ: {بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ}


Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Bakar Al-Ataki, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Abbad Al-Mahlabi, dari Musa ibnu Muhammad,

dari Ibrahim At-Taimi, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah Saw. sedang bersama para sahabatnya di hari yang gelap, tiba-tiba beliau Saw. bertanya kepada mereka, "Bagaimanakah pendapatmu

tentang permulaan awan itu?" Mereka menjawab, "Alangkah indahnya dan alangkah tebalnya susunan-susunannya." Beliau bertanya lagi, "Bagaimanakah pendapat kalian tentang pilar-pilarnya?" Mereka menjawab, "Alangkah baiknya

dan alangkah kokohnya." Beliau bertanya lagi, "Bagaimanakah menurut kalian tentang gerakannya?" Mereka menjawab, "Alangkah indahnya dan alangkah hitam warnanya."Nabi Saw. bertanya lagi, "Bagaimanakah menurut penglihatanmu

tentang putaran anginnya?". Mereka menjawab, "Alangkah indahnya dan alangkah bulat putarannya." Beliau Saw. bertanya, "Bagaimanakah menurut penglihatan kalian tentang kilatnya, apakah berkilauan ataukah redup,

ataukah benar-benar membelah?" Mereka menjawab, "Tidak, bahkan membelah dengan belahan yang lurus." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Insya Allah, membawa kehidupan, akan membawa kehidupan. Maksudnya,

bukan awan yang membawa azab. Maka ada seorang lelaki yang berkata, "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku (yang menjadi tebusanmu), alangkah fasihnya engkau. Saya belum pernah melihat orang yang lebih fasih darimu

dalam bertutur Arab." Rasulullah Saw. menjawab: Suatu keharusan bagiku, sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan dengan memakai bahasaku, dan Allah telah berfirman, "Dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu'ara': 195)

Sufyan As'-Sauri mengatakan bahwa tidak sekali-kali wahyu diturunkan melainkan dengan bahasa Arab, kemudian masing-masing nabi menerjemahkannya kepada kaumnya. Bahasa yang dipakai pada hari kiamat ialah bahasa Suryani; dan barang siapa yang masuk surga, maka ia berbahasa Arab. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.

Surat Asy-Syuara |26:193|

نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ

nazala bihir-ruuḥul-amiin

Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),

The Trustworthy Spirit has brought it down

Tafsir
Jalalain

(Dan dibawa turun oleh Ruhul Amin) yakni malaikat Jibril.

Ibnu katsir

Tafsir Ibnu Katsir | Asy-Syuara | 26 : 193 |

Penjelasan ada di ayat 192