Juz 23
Surat Sad |38:57|
هَٰذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ
haażaa falyażuuquuhu ḥamiimuw wa ghossaaq
Inilah (azab neraka), maka biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.
This - so let them taste it - is scalding water and [foul] purulence.
(Inilah) azab neraka; pengertian ini disimpulkan dari lafal sesudahnya (biarlah mereka merasakannya, minuman mereka air yang sangat panas)
lagi membakar (dan nanah ahli neraka) dapat dibaca Ghassaaqun atau Ghasaaqun artinya nanah yang meleleh dari penghuni neraka.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 57 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:58|
وَآخَرُ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ
wa aakhoru min syaklihiii azwaaj
dan berbagai macam (azab) yang lain yang serupa itu.
And other [punishments] of its type [in various] kinds.
(Dan azab yang lain) dapat dibaca dalam bentuk jamak sehingga menjadi Ukharu atau dapat pula dibaca dalam bentuk Mufrad sehingga bacaannya menjadi Aakharu
(yang serupa itu) serupa dengan azab yang telah disebutkan tadi, yaitu air yang sangat panas dan cairan nanah (berbagai macam) beraneka ragam siksaan, maksudnya, azab mereka bermacam-macam.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 58 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:59|
هَٰذَا فَوْجٌ مُقْتَحِمٌ مَعَكُمْ ۖ لَا مَرْحَبًا بِهِمْ ۚ إِنَّهُمْ صَالُو النَّارِ
haażaa faujum muqtaḥimum ma'akum, laa mar-ḥabam bihim, innahum shoolun-naar
(Dikatakan kepada mereka), "Ini rombongan besar (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desakan bersama kamu (ke neraka)." Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka (kata pemimpin-pemimpin mereka).
[Its inhabitants will say], "This is a company bursting in with you. No welcome for them. Indeed, they will burn in the Fire."
Dan dikatakan kepada mereka sewaktu mereka diseret ke dalam neraka bersama dengan para pengikutnya ("Ini adalah suatu rombongan) suatu gelombang
(yang masuk berdesak-desak) dijejalkan masuk (bersama kalian") ke neraka. Kalimat itu dikatakan kepada mereka dengan nada yang keras; maka berkatalah pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka,
("Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka) artinya, tiada kelapangan buat mereka (karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka.")
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 59 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:60|
قَالُوا بَلْ أَنْتُمْ لَا مَرْحَبًا بِكُمْ ۖ أَنْتُمْ قَدَّمْتُمُوهُ لَنَا ۖ فَبِئْسَ الْقَرَارُ
qooluu bal antum laa mar-ḥabam bikum, antum qoddamtumuuhu lanaa, fa bi`sal-qoroor
(Para pengikut mereka menjawab), "Sebenarnya kamulah yang (lebih pantas) tidak menerima ucapan selamat datang, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab, maka itulah seburuk-buruk tempat menetap."
They will say, "Nor you! No welcome for you. You, [our leaders], brought this upon us, and wretched is the settlement."
(Pengikut-pengikut mereka berkata) atau mengatakan, ("Sebenarnya kalianlah; tiada ucapan selamat datang bagi kalian, karena kalianlah yang menjerumuskan kami) ke dalam kekafiran (maka amat buruklah tempat tinggal") bagi kami dan kalian, yaitu neraka.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 60 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:61|
قَالُوا رَبَّنَا مَنْ قَدَّمَ لَنَا هَٰذَا فَزِدْهُ عَذَابًا ضِعْفًا فِي النَّارِ
qooluu robbanaa mang qoddama lanaa haażaa fa zid-hu 'ażaaban dhi'fan fin-naar
Mereka berkata (lagi), "Ya Tuhan kami, barang siapa menjerumuskan kami ke dalam (azab) ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dua kali lipat di dalam neraka."
They will say, "Our Lord, whoever brought this upon us - increase for him double punishment in the Fire."
(Mereka berkata) lagi, ("Ya Rabb kami! Barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda) dua kali lipat azab yang diterimanya, sebagai balasan dari kekafirannya (di dalam neraka.")
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 61 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:62|
وَقَالُوا مَا لَنَا لَا نَرَىٰ رِجَالًا كُنَّا نَعُدُّهُمْ مِنَ الْأَشْرَارِ
wa qooluu maa lanaa laa naroo rijaalang kunnaa na'udduhum minal-asyroor
Dan (orang-orang durhaka) berkata, "Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).
And they will say, "Why do we not see men whom we used to count among the worst?
(Dan mereka berkata,) yakni orang-orang kafir Mekah, sedang mereka berada dalam neraka, ("Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu kami anggap) sewaktu di dunia (sebagai orang-orang yang hina.")
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 62 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:63|
أَتَّخَذْنَاهُمْ سِخْرِيًّا أَمْ زَاغَتْ عَنْهُمُ الْأَبْصَارُ
attakhożnaahum sikhriyyan am zaaghot 'an-humul-abshoor
Dahulu kami menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena penglihatan kami yang tidak melihat mereka?"
Is it [because] we took them in ridicule, or has [our] vision turned away from them?"
(Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan) lafal Sukhriyyan dapat pula dibaca Sikhriyyan, yakni kami dahulu sewaktu di dunia menghina mereka. Huruf Ya pada lafal Sukhriyyan adalah Nasab;
maksudnya apakah mereka tidak ada (ataukah karena tidak melihat) yakni terhalang (mata kami dari melihat mereka) sehingga mata kami tidak dapat melihat mereka.
Yang mereka maksud adalah kaum muslimin yang miskin, seperti Ammar, Bilal, Shuhaib, dan Salman.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 63 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:64|
إِنَّ ذَٰلِكَ لَحَقٌّ تَخَاصُمُ أَهْلِ النَّارِ
inna żaalika laḥaqqun takhooshumu ahlin-naar
Sungguh, yang demikian benar-benar terjadi, (yaitu) pertengkaran di antara penghuni neraka.
Indeed, that is truth - the quarreling of the people of the Fire.
(Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi) sudah pasti terjadinya, yaitu (pertengkaran penghuni neraka) sebagaimana yang telah dijelaskan tadi.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 64 |
penjelasan ada di ayat 55
Surat Sad |38:65|
قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ ۖ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
qul innamaaa ana munżiruw wa maa min ilaahin illallohul-waaḥidul-qohhaar
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa,
Say, [O Muhammad], "I am only a warner, and there is not any deity except Allah, the One, the Prevailing.
(Katakanlah) hai Muhammad kepada orang-orang kafir Mekah! ("Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan) seorang yang memperingatkan
kalian dengan neraka (dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 65 |
Tafsir ayat 65-70
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah lagi mendustakan rasulNya, bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan bukanlah seperti yang kalian duga.
{وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ}
dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Shad: 65) Yakni hanya Dia sematalah yang dapat mengalahkan dan memaksa segala sesuatu.
{رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا }
Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (Shad: 66) Artinya, Dia adalah Raja dari semuanya dan Yang Mengaturnya,
الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengampuni. (Shad: 66) lagi Maha Pengampun, sekalipun Dia Mahabesar lagi Mahaperkasa.
{قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ}
Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang besar.” (Shad: 67) Yang dimaksud dengan berita besar ialah diutus-Nya aku kepada kalian.
{أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ}
yang kamu berpaling darinya. (Shad: 68) Yakni lalai darinya. Mujahid, Syuraih Al-Qadi, dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, "Berita itu adalah berita yang Besar.” (Shad: 67) Yaitu Al-Qur'an. Firman Allah Swt.:
{مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلإ الأعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ}
Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Shad: 69) Yakni seandainya tidak ada wahyu, maka dari manakah aku dapat mengetahui perselisihan yang terjadi
di kalangan mala-ul a'la Yakni tentang Adam a.s. dan membangkangnya iblis tidak mau bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya karena Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya. Adapun mengenai hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ حَدَّثَنَا جَهْضَمٌ الْيَمَامِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَائِشٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ يُخَامِرَ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: احْتَبَسَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى كِدْنَا نَتَرَاءَى قَرْنَ الشَّمْسِ. فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيعًا فَثَوّب بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى وتَجَوّز فِي صَلَاتِهِ فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: "كَمَا أَنْتُمْ عَلَى مَصَافِّكُمْ". ثُمَّ أَقْبَلُ إِلَيْنَا فَقَالَ: "إِنِّي سَأُحَدِّثُكُمْ مَا حَبَسَنِي عَنْكُمُ الْغَدَاةَ، إِنِّي قُمْتُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ مَا قُدّر لِي فَنَعَسْتُ فِي صَلَاتِي حَتَّى اسْتَيْقَظْتُ فَإِذَا أَنَا بِرَبِّي فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَتَدْرِي فِيمَ يختصم الملأ الأعلى؟ قُلْتُ لَا أَدْرِي رَبِّ -أَعَادَهَا ثَلَاثًا-فَرَأَيْتُهُ وَضَعَ كَفَّهُ بَيْنَ كَتِفِي حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ أَنَامِلِهِ بَيْنَ صَدْرِي فَتَجَلَّى لِي كُلُّ شَيْءٍ وَعَرَفْتُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى؟ قُلْتُ: فِي الْكَفَّارَاتِ. قَالَ: وَمَا الْكَفَّارَاتُ؟ قُلْتُ نَقْلُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْجُمُعَاتِ وَالْجُلُوسُ فِي الْمَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عِنْدَ الْكَرِيهَاتِ. قَالَ: وَمَا الدَّرَجَاتُ؟ قُلْتُ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَلِينُ الْكَلَامِ وَالصَّلَاةُ وَالنَّاسُ نِيَامٌ. قَالَ: سَلْ. قُلْتُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً بِقَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّهَا حَقٌّ فَادْرُسُوهَا وَتَعَلَّمُوهَا"
telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Jahdam Al-Yamami, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Abu Salam, dari Abu Salam, dari Abdur Rahman ibnu Aisy, dari Malik ibnu Yukhamir,
dari Mu'az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam salat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit. Tiba-tiba Rasulullah Saw. keluar dengan cepat,
lalu diiqamahkanlah salat Subuhnya. Beliau mengerjakan salat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, beliau Saw. bersabda, "Tetaplah di tempat." - Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda:
Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu salat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam salatku hingga aku sadar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, 'Hai Mumammad,
tahukah kamu, mengapa mala-ul a'la berbantah-bantahan?” Aku menjawab.”Ya Tuhanku, aku tidak megetahui, " sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua tulang belikatku,
sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemari-Nya menembus dadaku. Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya.”Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala-ul a'la?”
Aku menjawab, "Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa.” Allah Swt. bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu?” Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju ke salat berjamaah,
duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan salat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit.” Allah Swt. bertanya.”Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan derajat itu?" Aku menjawab,
"Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.” Allah Swt. berfirman, "Mintalah.” Aku memohon, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau
(agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepada-Mu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat.
Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu,
dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-Mu.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah. Ini adalah hadis mimpi yang terkenal,
dan orang yang menganggapnya terjadi saat beliau Saw. dalam keadaan terbangun merupakan suatu kekeliruan. Hadis ini ada di dalam kitab-kiab sunan diriwayatkan melalui berbagai jalur. Hadis yang sama telah diriwayatkan
oleh Imam Turmuzi melalui riwayat Jahdam ibnu Abdullah Al-Yamami dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Bantah-bantahan ini bukanlah bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an,
karena bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an akan ditafsirkan dalam penjelasan berikutnya, yaitu:
Surat Sad |38:66|
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
robbus-samaawaati wal-ardhi wa maa bainahumal-'aziizul-ghoffaar
(yaitu) Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun."
Lord of the heavens and the earth and whatever is between them, the Exalted in Might, the Perpetual Forgiver."
(Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha Pengampun") terhadap kekasih-kekasih-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 66 |
penjelasan ada di ayat 65
Surat Sad |38:67|
قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ
qul huwa naba`un 'azhiim
Katakanlah, "Itu (Al-Qur´an) adalah berita besar,
Say, "It is great news
(Katakanlah) kepada mereka! ("Berita itu adalah berita besar.)
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 67 |
penjelasan ada di ayat 65
Surat Sad |38:68|
أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ
antum 'an-hu mu'ridhuun
yang kamu berpaling darinya.
From which you turn away.
(Yang kalian berpaling darinya) dari Alquran yang aku beritakan dan aku datangkan kepada kalian; di dalamnya terdapat hal-hal yang tidak dapat diketahui, melainkan hanya dengan jalan wahyu. Yang dimaksud dengan berita yang besar itu ialah:
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 68 |
penjelasan ada di ayat 65
Surat Sad |38:69|
مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الْأَعْلَىٰ إِذْ يَخْتَصِمُونَ
maa kaana liya min 'ilmim bil-mala`il-a'laaa iż yakhtashimuun
Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al mala´ul a´la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.
I had no knowledge of the exalted assembly [of angels] when they were disputing [the creation of Adam].
(Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang Al-Mala'ul A'la) yakni para malaikat itu (ketika mereka berbantah-bantahan) tentang perihal Nabi Adam,
ketika Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi...' (Q.S. Al-Baqarah, 30)
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 69 |
penjelasan ada di ayat 65
Surat Sad |38:70|
إِنْ يُوحَىٰ إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ
iy yuuḥaaa ilayya illaaa annamaaa ana nażiirum mubiin
Yang diwahyukan kepadaku, bahwa aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata."
It has not been revealed to me except that I am a clear warner."
(Tidak) tiada (diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku) yakni aku ini (hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata") artinya nyata peringatannya.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 70 |
penjelasan ada di ayat 65
Surat Sad |38:71|
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ
iż qoola robbuka lil-malaaa`ikati innii khooliqum basyarom min thiin
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.
[So mention] when your Lord said to the angels, "Indeed, I am going to create a human being from clay.
Ingatlah (ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah) yaitu Adam.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 71 |
Tafsir ayat 71-85
Kisah ini telah disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, permulaan surat Al-A'raf, surat Al-Hijr, surat Al-Isra, dan surat Al-Kahfi serta dalam surat ini. Allah Swt. sebelum menciptakan Adam a.s. memberitahukan kepada malaikat-malaikat-Nya
bahwa Dia akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Allah Swt. memerintahkan kepada mereka bahwa apabila Adam telah diciptakan dan telah disempurnakan bentuknya,
hendaklah mereka bersujud kepadanya sebagai penghormatan buat Adam, sekaligus sebagai pengamalan dari perintah Allah Swt. Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat,
dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam
karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah. Dengan demikian, berarti iblis bersikap keliru dan menentang perintah Allah Swt. yang menyebabkan dia kafir.
Karena itulah maka Allah Swt. menjauhkan iblis dari rahmat-Nya, menjauhkannya dari hadapan Allah Swt. Yang Mahasuci, serta menjadikannya terhina. Allah Swt. menamainya iblis karena dijauhkan dari rahmat-Nya, dan Allah mengusirnya
dari langit dalam keadaan tercela lagi hina ke bumi. Maka iblis meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kiamat, dan Allah Yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya; Dia tidak segera menurunkan azab-Nya
terhadap orang yang durhaka kepadaNya. Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka ia berlaku membangkang dan melampaui batas. Lalu ia mengatakan, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
{لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ}
Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Muyang mukhlis di antara mereka. (Shad: 82-83) Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا}
Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil. (Al-Isra: 62)
Mereka yang berjumlah sedikit ini adalah orang-orang yang dikecualikan di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
{إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلا}
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga. (Al-Isra: 65) Adapun firman Allah Swt.:
{قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ. أَقُولُ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ}
Allah berfirman, "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan.” Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka
kesemuanya. (Shad:84-85) Demikianlah menurut qiraat sejumlah ulama, antara lain Mujahid, yaitu dengan me-rafa '-kan lafaz al-haqqu yang pertama. Mujahid menafsirkan bahwa makna yang dimaksud ialah 'Akulah Yang Mahahak
dan hanya kebenaran belakalah yang Kukatakan.' Menurut riwayat lain yang juga bersumber darinya, makna yang dimaksud ialah 'kebenaran itu datangnya dari-Ku dan hanya kebenaran belakalah yang Kukatakan.'
Ulama lainnya me-nashab-kannya. As-Saddi mengatakan bahwa ungkapan ini adalah ungkapan sumpah yang dinyatakan oleh Allah Swt. Menurut hemat kami, ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ}
tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.”(As-Sajdah: 13) Dan firman-Nya:
{قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا}
Tuhan berfirman, "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.” (Al-Isra: 63)
Surat Sad |38:72|
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
fa iżaa sawwaituhuu wa nafakhtu fiihi mir ruuḥii faqo'uu lahuu saajidiin
Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya."
So when I have proportioned him and breathed into him of My [created] soul, then fall down to him in prostration."
(Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya) telah sempurna kejadiannya (dan Kutiupkan) Kualirkan (kepadanya roh ciptaan-Ku) sehingga ia menjadi hidup.
Dimudhafkannya lafal ruh kepada Allah dimaksud untuk memuliakan Nabi Adam. Roh adalah tubuh yang lembut dan tidak kelihatan oleh mata, yang membuat manusia dapat hidup karena memasuki tubuhnya
(maka hendaklah kalian bersungkur dengan sujud kepadanya") sujud penghormatan dengan cara membungkukkan badan.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 72 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:73|
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
fa sajadal-malaaa`ikatu kulluhum ajma'uun
Lalu para malaikat itu bersujud semuanya,
So the angels prostrated - all of them entirely.
(Lalu seluruh malaikat itu sujud semuanya) di dalam ayat ini terdapat dua Taukid, yaitu lafal Kulluhum dan lafal Ajma 'uuna.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 73 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:74|
إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
illaaa ibliis, istakbaro wa kaana minal-kaafiriin
kecuali iblis, ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.
Except Iblees; he was arrogant and became among the disbelievers.
(Kecuali iblis) dia adalah bapaknya jin yang dahulunya campur bersama dengan malaikat (dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir) menurut ilmu Allah.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 74 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:75|
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
qoola yaaa ibliisu maa mana'aka an tasjuda limaa kholaqtu biyadayy, astakbarta am kunta minal-'aaliin
(Allah) berfirman, "Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?"
[Allah] said, "O Iblees, what prevented you from prostrating to that which I created with My hands? Were you arrogant [then], or were you [already] among the haughty?"
(Allah berfirman, "Hai iblis! Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan kekuasaan-Ku) maksudnya, yang telah Aku atur penciptaannya secara langsung;
ungkapan ini dimaksud memuliakan kedudukan Nabi Adam, karena sesungguhnya setiap makhluk diciptakan oleh Allah secara langsung. (Apakah kamu menyombongkan diri) sekarang sehingga kamu tidak mau bersujud kepadanya;
Istifham atau kata tanya di sini menunjukkan makna cemoohan (ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi") merasa tinggi diri sehingga kamu bersikap takabur tidak mau bersujud.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 75 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:76|
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
qoola ana khoirum min-hu kholaqtanii min naariw wa kholaqtahuu min thiin
(Iblis) berkata, "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."
He said, "I am better than him. You created me from fire and created him from clay."
(Iblis berkata, "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.")
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 76 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:77|
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ
qoola fakhruj min-haa fa innaka rojiim
(Allah) berfirman, "Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk.
[Allah] said, "Then get out of Paradise, for indeed, you are expelled.
(Allah berfirman, "Maka keluarlah kamu dari surga) menurut pendapat yang lain dari langit (sesungguhnya kamu adalah orang yang diusir) yang terusir.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 77 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:78|
وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ
wa inna 'alaika la'natiii ilaa yaumid-diin
Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari Pembalasan."
And indeed, upon you is My curse until the Day of Recompense."
(Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan") yakni hari Allah melakukan pembalasan.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 78 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:79|
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
qoola robbi fa anzhirniii ilaa yaumi yub'aṡuun
(Iblis) berkata, "Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan."
He said, "My Lord, then reprieve me until the Day they are resurrected."
(Iblis berkata, "Ya Rabbku! Berilah aku tenggang waktu sampai hari mereka dibangkitkan") sampai manusia dibangkitkan.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 79 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:80|
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
qoola fa innaka minal-munzhoriin
(Allah) berfirman, "Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan,
[Allah] said, "So indeed, you are of those reprieved
(Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh.)
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 80 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:81|
إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
ilaa yaumil-waqtil-ma'luum
sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)."
Until the Day of the time well-known."
(Sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya") yakni waktu tiupan sangkakala yang pertama atau hari kiamat.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 81 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:82|
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
qoola fa bi'izzatika la`ughwiyannahum ajma'iin
(Iblis) menjawab, "Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
[Iblees] said, "By your might, I will surely mislead them all
(Iblis menjawab, "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya).
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 82 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:83|
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
illaa 'ibaadaka min-humul-mukhlashiin
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."
Except, among them, Your chosen servants."
(Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka") yakni orang-orang yang beriman.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 83 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:84|
قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ
qoola fal-ḥaqqu wal-ḥaqqo aquul
(Allah) berfirman, "Maka yang benar (adalah sumpahku), dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan.
[Allah] said, "The truth [is My oath], and the truth I say -
(Allah berfirman, "Maka yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan") dapat dibaca Falhaqqa Wal Haqqa atau Falhaqqu Wal Haqqa;
kalau dibaca Nashab berarti dinashabkan oleh Fi'il yang sesudahnya. Bila lafal pertama dinashabkan, menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa dinashabkan oleh Fi'll yang telah disebutkan.
Menurut pendapat yang lainnya lagi dinashabkan karena menjadi Mashdar, bentuk asalnya adalah Uhiqqal Haqqa. Menurut pendapat yang lainnya lagi karena huruf Qasamnya dicabut.
Dibaca Rafa' atas dasar karena menjadi Mubtada yang dibuang Khabarnya, bentuk asalnya adalah Falhaqqu Minnii. Menurut pendapat yang lainnya lagi bentuk asalnya adalah, Falhaqqu Qasami, dan jawab Qasamnya ialah kalimat berikutnya, yaitu:
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 84 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:85|
لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ
la`amla`anna jahannama mingka wa mim man tabi'aka min-hum ajma'iin
Sungguh, Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."
[That] I will surely fill Hell with you and those of them that follow you all together."
(Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu) berikut keturunanmu (dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka) yakni umat manusia (semuanya.)
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 85 |
penjelasan ada di ayat 71
Surat Sad |38:86|
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ
qul maaa as`alukum 'alaihi min ajriw wa maaa ana minal-mutakallifiin
Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku), dan aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada.
Say, [O Muhammad], "I do not ask you for the Qur'an any payment, and I am not of the pretentious
(Katakanlah! "Aku tidak meminta kepada kalian atas hal ini) atas penyampaian risalah ini (upah sedikit pun) persenan sedikit pun dari kalian
(dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan) maksudnya, membuat-buat Alquran dari diriku sendiri.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 86 |
Tafsir ayat 86-88
Allah Swt. berfirman, "Katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu, bahwa tidaklah kamu meminta imbalan kepada mereka atas risalah yang kami sampaikan kepada mereka dan nasihat yang kamu berikan kepada mereka suatu upah pun dari harta duniawi ini."
{وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ}
dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (Shad:86) Aku tidak mempunyai kehendak sedikit pun, tidak pula kemauan untuk menambah-nambahi apa yang diamanatkan oleh Allah Swt. kepadaku untuk manyampaikannya.
Tetapi apa yang aku diperintahkan untuk menyampaikannya, maka hal itu kusampaikan dengan utuh tanpa ada penambahan atau pengurangan. Dan sesungguhnya kutunaikan tugasku ini hanyalah semata-mata menginginkan rida Allah
dan kebahagiaan di hari kemudian. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-A'masy dan Mansur, dari Abud Duha, dari Masruq yang mengatakan bahwa kami mendatangi Abdullah ibnu Mas'ud r.a. Maka ia berkata, "Hai manusia,
barang siapa yang mengetahui sesuatu, hendaklah ia mengutarakannya; dan barang siapa yang tidak mengetahui, hendaklah ia mengatakan, 'Allah lebih mengetahui.' Karena sesungguhnya termasuk ilmu bila seseorang tidak mengetahui
sesuatu mengatakan, 'Allah lebih Mengetahui." Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman kepada nabi kalian:
{قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ}
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” (Shad: 86) Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan asar ini melalui Al-A'masy dengan sanad yang sama. Firman Allah Swt.:
{إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ}
Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (Shad: 87) Yakni bagi semua mukallaf dari kalangan manusia dan jin, ini menurut Ibnu Abbas r.a. Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula dari ayahnya,
dari Abu Gassan Malik ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Qais, dari Ata ibnus Sa'ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya, "Al- alam'ina," bahwa yang dimaksud adalah jin dan manusia.
Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
{لأنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ}
supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya). (Al-An'am: 19) Dan firman Allah Swt.:
{وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الأحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ}
Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17) Adapun firman Allah Swt.:
{وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ}
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi. (Shad: 88) Yakni sebentar lagi. Qatadah mengatakan sesudah mati, dan Ikrimah mengatakan pada hari kiamat nanti.
Kedua pendapat tidak bertentangan, karena sesungguhnya orang yang telah mati itu secara hukum telah memasuki kiamat. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran)
berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi. (Shad: 88) Al-Hasan Al-Basri mengatakan, "Hai anak Adam, di saat engkau menjelang kematian, berita yang meyakinkan akan datang kepadamu."
Demikianlah akhir dari tafsir surat Shad, segala puji dan karunia hanyalah milik Allah, dan Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi, Maha Mengetahui.
Surat Sad |38:87|
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ
in huwa illaa żikrul lil-'aalamiin
(Al-Qur´an) ini tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam.
It is but a reminder to the worlds.
(Tiada lain ini) Alquran ini (hanyalah peringatan) yakni nasihat dan peringatan (bagi semesta alam) maksudnya bagi jenis manusia, jin dan makhluk-makhluk yang berakal selain malaikat.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 87 |
penjelasan ada di ayat 86
Surat Sad |38:88|
وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ
wa lata'lamunna naba`ahuu ba'da ḥiin
Dan sungguh, kamu akan mengetahui (kebenaran) beritanya (Al-Qur´an) setelah beberapa waktu lagi."
And you will surely know [the truth of] its information after a time."
(Dan sesungguhnya kalian akan mengetahui) hai orang-orang kafir Mekah (berita Alquran) yaitu berita kebenarannya (setelah beberapa waktu lagi")
yakni pada hari kiamat nanti. Lafal 'Alima bermakna 'Arafa yakni mengetahui. Huruf Lam sebelumnya adalah Lam Qasam bagi lafal yang diperkirakan, bentuk asalnya adalah, Wallaahi Lata'lamunna.
Tafsir Ibnu Katsir | Sad | 38 : 88 |
penjelasan ada di ayat 86
Surat Az-Zumar |39:1|
تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
tanziilul-kitaabi minallohil-'aziizil-ḥakiim
Kitab (Al-Qur´an) ini diturunkan oleh Allah Yang Maha Mulia, Maha Bijaksana.
The revelation of the Qur'an is from Allah, the Exalted in Might, the Wise.
(Turunnya Kitab ini) yakni Alquran; berkedudukan sebagai Mubtaba (dari Allah) berkedudukan sebagai Khabar dari Mubtada (Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam tindakan-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 1 |
Tafsir ayat 1-4
Allah Swt. memberitahukan bahwa penurunan Kitab ini (yakni Al-Qur'an) adalah dari sisi-Nya. Al-Qur'an adalah Kitab yang benar yang tiada kebimbangan dan keraguan padanya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِنَّهُ لَتَنزيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ. نزلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ. عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ. بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ}
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dan dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195)
{وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنزيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ}
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana Lagi Maha Terpuji. (Fussilat: 41-42) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{تَنزيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ}
Kitab (Al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa. (Az-Zumar: 1) Yakni Zat Yang Mahakokoh lagi Mahaperkasa.
{الْحَكِيمِ}
lagi Mahabijaksana. (Az-Zumar: 1) dalam semua ucapan, syariat, dan takdir-Nya.
{إِنَّا أَنزلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ}
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (Az-Zumar: 2) Yaitu sembahlah Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya,
dan serulah makhluk untuk menyembah-Nya, dan beri tahukanlah kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain hanya Dia semata. Dan bahwa tiada sekutu bagi-Nya, tiada saingan, serta tiada tandingan bagi-Nya.
Karenanya dalam firman berikutnya disebutkan:
{أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ}
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3) Maksudnya, tiada suatu amal pun yang diterima kecuali yang dikerjakan oleh pelakunya dengan niat ikhlas hanya karena Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3) Bahwa yang dimaksud ialah persaksian yang menyatakan bahwa
tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan hanya Allah. Kemudian Allah memberitahukan tentang alasan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala, bahwa mereka mengatakan:
{مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى}
Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar: 3) Yakni sesungguhnya hal yang mendorong mereka menyembah berhala-berhala itu hanyalah
karena berhala-berhala tersebut mereka pahat dengan rupa malaikat-malaikat yang terdekat (dengan Allah) menurut dugaan mereka. Lalu mereka sembah patung-patung itu yang mereka anggap sebagai malaikat-malaikat.yang terdekat,
agar malaikat-malaikat tersebut mau meminta pertolongan bagi mereka di sisi Allah Swt. untuk menolong mereka, memberi mereka rezeki, dan melepaskan dari mereka perkara duniawi yang menimpa diri mereka. Adapun terhadap hari kemudian,
maka mereka mengingkari dan kafir terhadapnya. Qatadah, As-Saddi, dan Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam dan Ibnu Zaid sehubungan dengan makna firman-Nya: melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar: 3) Yaitu agar sembahan-sembahan itu dapat menolong kami dan mendekatkan kami kepada Allah Swt. Karena itulah mereka mengatakan dalam talbiyahnya bila melakukan ibadah haji di masa Jahiliah,
"labbaika la syarikalaka illa syar'ikan huwa laka tamlikuhu wama malak.” (Kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang kepunyaan-Mu, Engkau memilikinya, sedangkan sekutu-sekutu itu tidak memiliki).
Kekeliruan semacam inilah yang sengaja dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa silam dan masa sekarang. Lalu datanglah kepada mereka para rasul yang menolak keyakinan seperti ini, melarangnya, serta menyeru mereka untuk memurnikan
penyebaran hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang dibuat-buat oleh orang-orang musyrik dari diri mereka sendiri. Allah tidak mengizinkan hal itu, tidak merestuinya,
bahkan murka terhadapnya dan melarangnya.
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah tagut itu.”(An-Nahl:36) Dan firman Allah Swt.:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ}
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Al-Anbiya: 25)
Allah Swt. memberitahukan bahwa para malaikat yang ada di langit, yaitu para malaikat yang terdekat dan juga malaikat lainnya, semuanya ialah hamba-hamba Allah yang tunduk patuh kepada-Nya; mereka tidak mau meminta syafaat
di sisi-Nya kecuali dengan seizin-Nya terhadap orang yang direstui-Nya. Para malaikat di sisi-Nya tidaklah seperti keadaan para amir di hadapan raja-raja mereka yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) di sisi raja-raja mereka tanpa restu
dari raja-raja mereka; raja mereka setuju ataukah tidak, syafaat tetap dilakukan.
{فَلا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الأمْثَالَ}
Maka janganlah kamu membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah. (An-Nahl: 74) Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dari hal tersebut dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Firman Allah Swt.:
{إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ}
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka (kelak di hari kiamat) tentang apa yang mereka berselisih padanya. (Az-Zumar: 3) Yakni kelak Allah akan memutuskan perkara di antara semua makhlukNya pada hari mereka dikembalikan, dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلائِكَةِ أَهَؤُلاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ}
Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Allah berfirman kepada malaikat, "Apakah mereka ini dahulu menyembahmu?" Malaikat-malaikat itu menjawab, "Mahasuci Engkau.
Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.” (Saba: 40-41) Adapun firman Allah Swt.:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ}
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (Az-Zumar: 3) Maksudnya, Allah tidak menunjuki mereka ke jalan hidayah, yaitu orang-orang yang tujuannya dusta dan mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah Swt. serta hatinya kafir kepada ayat-ayat-Nya, juga ingkar kepada hujah-hujah dan bukti-bukti yang jelas dari-Nya. Kemudian Allah Swt. menjelaskan bahwa Dia tidak beranak, tidak seperti apa yang dikira
oleh orang-orang yang bodoh dari kalangan kaum musyrik yang mengira bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, juga tidak seperti yang diduga oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani terhadap Uzair dan Isa.
Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{لَوْ أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا لاصْطَفَى مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ}
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. (Az-Zumar: 4) Yakni tentulah kejadiannya berbeda dengan apa yang diduga oleh mereka.
Hal ini semata-mata syarat yang tidak mengharuskan kejadiannya dan tidak pula membolehkannya, bahkan merupakan suatu hal yang mustahil. Dan sesungguhnya tujuan utama dari ungkapan ini hanyalah semata-mata menggambarkan
tentang kebodohan mereka dalam dakwaan dan perkiraannya, seperti yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا لاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا إِنْ كُنَّا فَاعِلِينَ}
Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah kami telah melakukannya). (Al-Anbiya: 17) Dan firman Allah Swt.:
{قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ}
Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” (Az-Zukhruf: 81) Semua ini termasuk ke dalam ungkapan syarat,
dan diperbolehkan menggantungkan syarat dengan hal yang mustahil karena tujuan tertentu dari si pembicara. Firman Allah Swt.:
{سُبْحَانَهُ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ}
Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az-Zumar: 4) Yakni Mahatinggi lagi Mahasuci bila dikatakan Allah mempunyai anak, karena sesungguhnya Dia Maha Esa, Tuhan Yang Satu lagi Tunggal,
bergantung kepada-Nya segala sesuatu, segala sesuatu merupakan hambaNya dan berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya dari yang lainNya. Segala sesuatu kalah, tunduk, dan hina di hadapan-Nya serta patuh kepada-Nya.
Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim lagi ingkar dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
Surat Az-Zumar |39:2|
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
innaaa anzalnaaa ilaikal-kitaaba bil-ḥaqqi fa'budillaaha mukhlishol lahud-diin
Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur´an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.
Indeed, We have sent down to you the Book, [O Muhammad], in truth. So worship Allah, [being] sincere to Him in religion.
(Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu) hai Muhammad (Kitab Alquran dengan membawa kebenaran) lafal Bilhaqqi berta'alluq kepada lafal Anzalnaa.
(Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) yakni dari kemusyrikan, maksudnya mentauhidkan-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 2 |
penjelasan ada di ayat 1
Surat Az-Zumar |39:3|
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
alaa lillaahid-diinul-khoolish, wallażiinattakhożuu min duunihiii auliyaaa`, maa na'buduhum illaa liyuqorribuunaaa ilallohi zulfaa, innalloha yaḥkumu bainahum fii maa hum fiihi yakhtalifuun, innalloha laa yahdii man huwa kaażibung kaffaar
Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.
Unquestionably, for Allah is the pure religion. And those who take protectors besides Him [say], "We only worship them that they may bring us nearer to Allah in position." Indeed, Allah will judge between them concerning that over which they differ. Indeed, Allah does not guide he who is a liar and [confirmed] disbeliever.
(Ingatlah, hanya kepada Allahlah ketaatan yang murni itu) tiada seorang pun yang berhak menerimanya selain-Nya. (Dan orang-orang yang mengambil selain-Nya)
yang mengambil berhala-berhala (sebagai pelindung) mereka adalah orang-orang kafir Mekah yang mengatakan,
("Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.") yakni untuk mendekatkan diri kami kepada-Nya.
Lafal Zulfaa adalah Mashdar yang maknanya sama dengan lafal Taqriiban/mendekatkan diri. (Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka) dan kaum Muslimin
(tentang apa yang mereka berselisih padanya) tentang masalah agama, maka kelak orang-orang yang beriman akan masuk surga dan orang-orang yang kafir akan masuk neraka.
(Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang yang pendusta) yaitu orang yang mengatakan terhadap Allah, bahwa Dia mempunyai anak (lagi sangat ingkar) karena menyembah kepada selain-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 3 |
penjelasan ada di ayat 1
Surat Az-Zumar |39:4|
لَوْ أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا لَاصْطَفَىٰ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ سُبْحَانَهُ ۖ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
lau aroodallohu ay yattakhiża waladal lashthofaa mimmaa yakhluqu maa yasyaaa`u sub-ḥaanah, huwallohul-waaḥidul-qohhaar
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa.
If Allah had intended to take a son, He could have chosen from what He creates whatever He willed. Exalted is He; He is Allah, the One, the Prevailing.
(Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak) seperti apa yang mereka katakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,
"Tuhan Yang Maha Pengasih telah mengambil (mempunyai) anak..." (Q.S. Al-Anbiya, 26) (tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang diciptakan-Nya)
untuk dijadikan-Nya anak; bukan seperti apa yang telah mereka katakan, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, Uzair itu putra Allah dan juga Al-Masih adalah putra Allah
(Maha Suci Allah) kalimat ini memahasucikan-Nya dari mengambil anak (Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 4 |
penjelasan ada di ayat 1
Surat Az-Zumar |39:5|
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
kholaqos-samaawaati wal-ardho bil-ḥaqq, yukawwirul-laila 'alan-nahaari wa yukawwirun-nahaaro 'alal-laili wa sakhkhorosy-syamsa wal-qomar, kulluy yajrii li`ajalim musammaa, alaa huwal-'aziizul-ghoffaar
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun.
He created the heavens and earth in truth. He wraps the night over the day and wraps the day over the night and has subjected the sun and the moon, each running [its course] for a specified term. Unquestionably, He is the Exalted in Might, the Perpetual Forgiver.
(Dia menciptakan langit dan bumi dengan -tujuan- yang benar) lafal Bilhaqqi berta'alluq kepada lafal Khalaqa (Dia menutupkan) yakni memasukkan (malam atas siang)
sehingga waktu malam bertambah. (dan menutupkan siang) memasukkannya (atas malam) sehingga waktu siang bertambah (dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan)
pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yakni hari kiamat. (Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya
dan Yang Maha Membalas terhadap musuh-musuh-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada kekasih-kekasih-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 5 |
Tafsir ayat 5-6
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Dan bahwa Dia adalah Raja Yang mengaturnya, Dia jadikan malam dan siang hari silih berganti.
{يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ}
Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam. (Az-Zumar: 5) Yakni Allah-lah Yang menundukkan malam dan siang hari hingga keduanya berputar silih berganti tiada henti-hentinya, masing-masing dari keduanya mengejar yang lain dengan cepat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا}
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al-A'raf: 54) Demikianlah menurut pengertian yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya. Firman Allah Swt.:
{وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى}
dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. (Az-Zumar: 5) Yakni masa yang telah diketahui di sisi Allah Swt, kemudian masa itu habis pada hari kiamat nanti.
{أَلا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ}
Ingatlah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (Az-Zumar: 5) Artinya, walaupun Allah Mahaperkasa, Mahabesar, dan Mahaagung. tetapi Dia Maha Pengampun terhadap orang yang durhaka kepada-Nya, lalu bertobat dan taat kepada-Nya. Firman Allah Swt.:
{خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ}
Dia menciptakan kalian dari seorang diri. (Az-Zumar: 6) Yaitu menciptakan kalian dengan berbagai macam jenis, bahasa, warna kulit kalian dari seorang diri, yaitu Adam a.s.
{ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا}
kemudian Dia jadikan darinya istrinya. (Az-Zumar: 6) Yakni Siti Hawa a.s. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً}
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. (An-Nisa: 1) Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَنزلَ لَكُمْ مِنَ الأنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ}
dan Dia menurunkan untuk kalian delapan ekor yang berpasang-pasangan dari binatang ternak. (Az-Zumar: 6) Maksudnya, Dia telah menciptakan bagi kalian dari binatang ternak delapan ekor yang berpasang-pasangan,
seperti yang disebutkan di dalam surat Al-An'am dengan istilah samaniyata azwaj, yaitu sepasang dari domba, sepasang dari kambing, sepasang dari unta, dan sepasang lagi dari sapi. Firman Allah Swt.:
{يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ }
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu. (Az-Zumar: 6) Yakni menetapkan kejadianmu dalam perut ibumu.
خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ
kejadian demi kejadian. (Az-Zumar: 6) Kejadian seseorang dari kalian pada mulanya berbentuk nutfah, kemudian beralih bentuk menjadi 'alaqah, lalu menjadi segumpal daging, kemudian memberi bentuk dalam rupa daging, tulang,
dan otot-otot serta urat-urat, lalu ditiupkan roh ke dalam tubuhnya sehingga jadilah ia makhluk yang berbentuk lain.
{فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ}
Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik, (Al-Mu-minun: 14) Firman Allah Swt.:
{فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاثٍ}
dalam tiga kegelapan. (Az-Zumar: 6) Yaitu kegelapan rahim, kegelapan pelapis ari-ari yang menjaga bayi, dan kegelapan perut ibu. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Ikrimah, Abu Malik, Ad-Dahhak, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid. Firman Allah Swt.:
{ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ}
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah Tuhan kamu. (Az-Zumar: 6) Yakni Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, dan yang menciptakan kalian dan bapak moyang kalian adalah Allah, Tuhan Yang memiliki dan Yang mengatur kesemuanya itu.
{لَا إِلَهَ إِلا هُوَ}
Tidak ada Tuhan (yang wajib disembah) selain Dia. (Az-Zumar: 6) Artinya, ibadah itu hanyalah ditujukan kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.
{فَأَنَّى تُصْرَفُونَ}
maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan (Az-Zumar: 6) Yakni mengapa kalian menyembah selain-Nya di samping menyembah Dia? Lalu kalian ke manakan akal sehat kalian?
Surat Az-Zumar |39:6|
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
kholaqokum min nafsiw waaḥidatin ṡumma ja'ala min-haa zaujahaa wa anzala lakum minal-an'aami ṡamaaniyata azwaaj, yakhluqukum fii buthuuni ummahaatikum kholqom mim ba'di kholqin fii zhulumaatin ṡalaaṡ, żaalikumullohu robbukum lahul-mulk, laaa ilaaha illaa huw, fa annaa tushrofuun
Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia, maka mengapa kamu dapat dipalingkan?
He created you from one soul. Then He made from it its mate, and He produced for you from the grazing livestock eight mates. He creates you in the wombs of your mothers, creation after creation, within three darknesses. That is Allah, your Lord; to Him belongs dominion. There is no deity except Him, so how are you averted?
(Dia menciptakan kalian dari seorang diri) yaitu dari Nabi Adam (kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya) yaitu Siti Hawa (dan Dia menurunkan untuk kalian binatang ternak)
yakni unta, sapi, kambing, domba dan biri-biri (sebanyak delapan ekor yang berpasang-pasangan) yakni dari setiap jenis sepasang,
yaitu jantan dan betina sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al-An'am (Dia menjadikan kalian dalam perut ibu kalian kejadian demi kejadian) yaitu mulai dari air mani,
kemudian menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging (dalam tiga kegelapan) yaitu gelapnya perut, gelapnya rahim dan gelapnya selaput pelindung bayi.
(Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Rabb kalian, Rabb Yang mempunyai kerajaan; tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimanakah kalian dapat dipalingkan) dari menyembah kepada-Nya, kemudian kalian menyembah yang lain-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 6 |
penjelasan ada di ayat 5
Surat Az-Zumar |39:7|
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
in takfuruu fa innalloha ghoniyyun 'angkum, wa laa yardhoo li'ibaadihil-kufr, wa in tasykuruu yardhohu lakum, wa laa taziru waazirotuw wizro ukhroo, ṡumma ilaa robbikum marji'ukum fa yunabbi`ukum bimaa kuntum ta'maluun, innahuu 'aliimum biżaatish-shuduur
Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridai kekafiran hamba-hambanya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada(mu).
If you disbelieve - indeed, Allah is Free from need of you. And He does not approve for His servants disbelief. And if you are grateful, He approves it for you; and no bearer of burdens will bear the burden of another. Then to your Lord is your return, and He will inform you about what you used to do. Indeed, He is Knowing of that within the breasts.
(Jika kalian kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan kalian dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-hamba-Nya) sekalipun ada di antara hamba-hamba-Nya yang menghendakinya
(dan jika kalian bersyukur) kepada Allah, karenanya lalu kalian beriman (niscaya Dia meridai tasyakur) dapat dibaca Yardhah atau Yardhahu, artinya Dia pasti meridai tasyakur
(kalian itu; dan tidaklah akan menanggung dosa) yakni seseorang (yang telah berbuat dosa akan dosa) orang (yang lain) maksudnya, seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
(Kemudian kepada Rabb kalianlah kembali kalian lalu Dia memberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada) dalam kalbu kalian.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 7 |
Tafsir ayat 7-8
Allah Swt. berfirman, menceritakan keadaan diri-Nya bahwa Dia Mahakaya dari selain-Nya, yakni dari semua makhluk. Seperti yang dikatakan oleh Musa a.s. yang disitir oleh firman-Nya:
{إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ}
Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (Ibrahim: 8) Didalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui salah satu hadisnya yang mengatakan:
"يَا عِبَادِي، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ، كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا"
Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dan orang-orang yang terakhir dari kalian, dari jenis manusia dan jin, mereka semuanya durhaka sebagaimana seseorang yang paling durhaka di antara kalian, tidaklah hal tersebut mengurangi kerajaanKu barang sedikit pun. Adapun firman Allah Swt.:
{وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ}
Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-hamba-Nya. (Az-Zumar: 7) Artinya, Allah tidak menyukai kekufuran dan tidak memerintahkannya.
{وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ}
dan jika kamu bersyukur, niacaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu. (Az-Zumar: 7) Yakni menyukai kalian jika bersyukur dan Dia akan menambahkan kepada kalian sebagian dari kemurahan-Nya.
{وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى}
dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Az-Zumar: 7) Maksudnya, seseorang tidak dapat menanggung sesuatu dari orang lain barang sedikit pun, bahkan setiap orang yang dimintai pertanggungjawaban hanyalah ditanyai tentang urusan dirinya saja.
{ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ}
Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu. (Az-Zumar: 7) Yakni tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah Swt. Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ}
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya. (Az-Zumar: 8) Yaitu disaat terdesak ia berendah diri memohon pertolongan hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإنْسَانُ كَفُورًا}
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih. (Al-Isra: 67) Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya dalam surat ini:
{ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ}
kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya, lupalah dia akan kemudaratan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu. (Az-Zumar: 8) Yakni dalam keadaan sejahtera dan makmur
dia lupa terhadap doa dan tadarru' yang pernah ia panjatkan kepada Allah Swt. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
{وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ}
Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat),
seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. (Yunus: 12) Adapun firman Allah Swt.:
{وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ}
dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) darijalan-Nya. (Az-Zumar: 8) Yaitu dalam keadaan sejahtera dia mempersekutukan Allah menjadikan bagi-Nya tandingan-tandingan.
{قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ}
Katakanlah; "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Az-Zumar: 8) Yakni katakanlah kepada orang yang keadaannya demikian dan jalan hidupnya seperti itu,
"Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu sedikit waktu.' Ini merupakan ancaman yang keras dan janji yang pasti, semakna dengan firman-Nya:
{قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ}
Katakanlah, "Bersenang-senanglah kamu karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka.” (Ibrahim: 30) Dan firman-Nya:
{نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ}
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24)
Surat Az-Zumar |39:8|
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
wa iżaa massal-insaana dhurrun da'aa robbahuu muniiban ilaihi ṡumma iżaa khowwalahuu ni'matam min-hu nasiya maa kaana yad'uuu ilaihi ming qoblu wa ja'ala lillaahi andaadal liyudhilla 'an sabiilih, qul tamatta' bikufrika qoliilan innaka min ash-ḥaabin-naar
Dan apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya, tetapi apabila Dia memberikan nikmat kepadanya, dia lupa (akan bencana) yang pernah dia berdoa kepada Allah sebelum itu, dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, "Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka."
And when adversity touches man, he calls upon his Lord, turning to Him [alone]; then when He bestows on him a favor from Himself, he forgets Him whom he called upon before, and he attributes to Allah equals to mislead [people] from His way. Say, "Enjoy your disbelief for a little; indeed, you are of the companions of the Fire."
(Dan apabila manusia itu ditimpa) yakni orang yang kafir (kemudaratan, dia memohon -pertolongan- kepada Rabbnya) yakni merintih kepada-Nya meminta pertolongan (dengan kembali)
maksudnya, bertobat (kepada-Nya; kemudian apabila Rabb memberikan nikmat kepadanya) Dia memberinya nikmat (dari-Nya lupalah dia) artinya, dia meninggalkan (akan apa yang pernah ia serukan)
yaitu lupa akan rintihannya (kepada-Nya sebelum itu) lupa kepada Allah. Lafal Maa di sini bermakna Man (dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah) tandingan-tandingan bagi-Nya
(untuk menyesatkan) manusia; lafal liyudhilla dapat dibaca liyadhilla (dari jalan-Nya) dari agama Islam (Katakanlah, "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu) selama sisa hidupmu (sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.")
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 8 |
penjelasan ada di ayat 7
Surat Az-Zumar |39:9|
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
am man huwa qoonitun aanaaa`al-laili saajidaw wa qooo`imay yaḥżarul-aakhirota wa yarjuu roḥmata robbih, qul hal yastawillażiina ya'lamuuna wallażiina laa ya'lamuun, innamaa yatażakkaru ulul-albaab
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Is one who is devoutly obedient during periods of the night, prostrating and standing [in prayer], fearing the Hereafter and hoping for the mercy of his Lord, [like one who does not]? Say, "Are those who know equal to those who do not know?" Only they will remember [who are] people of understanding.
(Apakah orang) dibaca Amman, dan dapat dibaca Aman (yang beribadah) yang berdiri melakukan amal ketaatan, yakni sholat (di waktu-waktu malam) di saat-saat malam hari
(dengan sujud dan berdiri) dalam sholat (sedangkan ia takut kepada hari akhirat) yakni takut akan azab pada hari itu (dan mengharapkan rahmat) yakni surga (Rabbnya)
apakah dia sama dengan orang yang durhaka karena melakukan kekafiran atau perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Menurut qiraat yang lain lafal Amman dibaca Am Man secara terpisah,
dengan demikian berarti lafal Am bermakna Bal atau Hamzah Istifham (Katakanlah, "Adakah sama orang-orang yong mengetahui dengan orang-orang yong tidak mengetahui")
tentu saja tidak, perihalnya sama dengan perbedaan antara orang yang alim dan orang yang jahil. (Sesungguhnya orang yang dapat menerima pelajaran)
artinya, man menerima nasihat (hanyalah orang-orang yang berakal) yakni orang-orang yang mempunyai pikiran.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 9 |
Allah Swt. berfirman bahwa apakah orang yang mempunyai sifat demikian sama dengan orang yang mempersekutukan Allah dan menjadikan bagi-Nya tandingan-tandingan? Jawabannya tentu tidak sama di sisi Allah. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ}
Mereka itu tidak sama: di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka mambaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (salat). (Ali Imran,: 113) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا}
(Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri. (Az-Zumar: 9) Yakni dalam keadaan sujud dan berdirinya mereka berqunut. Karena itulah
ada sebagian ulama yang berdalilkan ayat ini mengatakan bahwa qunut ialah khusyuk dalam salat bukanlah doa yang dibacakan dalam keadaan berdiri semata, yang pendapat ini diikuti oleh ulama lainnya.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Firas, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa al-qanit artinya orang yang selalu taat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Ibnu Abbas r.a, Al-Hasan, As-Saddi,
dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ana-al lail ialah tengah malam, yakni waktu-waktu tengah malam. As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur yang mengatakan, bahwa telah sampai kepadanya bahwa
makna yang dimaksud ialah waktu malam yang terletak antara Magrib dan Isya. Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ana-al lail ialah permulaan, pertengahan, dan akhirnya. Firman Allah Swt.:
{يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ}
Sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. (Az-Zumar: 9) Yaitu dalam ibadahnya ia takut dan berharap kepada Allah. Dan merupakan suatu keharusan dalam ibadah terpenuhinya hal ini,
juga hendaknya perasaan takut kepada Allah mendominasi sebagian besar dari masa hidupnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: sedangkan ia takut kepada (azab) hari akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. (Az-Zumar: 9)
Dan apabila sedang menjelang ajal, hendaklah rasa harap lebih menguasai diri yang bersangkutan, seperti yang dikatakan oleh Imam Abdu ibnu Humaid di dalam kitab musnadnya. Ia mengatakan:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ، فَقَالَ لَهُ: "كَيْفَ تَجِدُكَ ؟ " قَالَ: أَرْجُو وَأَخَافُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الَّذِي يَرْجُو، وَأَمْنَهُ الَّذِي يَخَافُهُ".
telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdul Hamid, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menjenguk seorang lelaki
yang sedang menjelang ajalnya, lalu beliau bertanya, "Bagaimanakah perasaanmu sekarang?" lelaki itu menjawab, "Aku berharap dan aku takut (kepada azab Allah)." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Tidaklah terhimpun perasaan ini
pada kalbu seseorang hamba dalam keadaan seperti ini, melainkan Allah Swt. memberikan kepadanya apa yang diharapkannya dan mengamankannya dari apa yang ditakutinya. Imam Turmuzi dan Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah
telah meriwayatkan hadis ini, serta Imam Ibnu Majah; semuanya melalui hadis Sayyar ibnu Hatim, dari Ja'far ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib. Sebagian dari mereka meriwayatkannya
melalui Sabit, dari Anas, dari Nabi Saw. secara mursal. Ibnu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abu Syaibah, dari Ubaidah An-Numairi, telah menceritakan kepada kami Abu Khalaf ibnu'Abdullah ibnu Isa Al-Kharraz,
telah menceritakan kepada kami Yahya Al-Bakka, bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar r.a. membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: (Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah
di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az-Zumar: 9) Lalu ia berkata bahwa dialah Usman ibnu Affan r.a. Dan sesungguhnya Ibnu Umar r.a.
mengatakan demikian karena ia melihat Amirul Mu-minin Usman r.a. banyak mengerjakan salat di malam hari, juga banyak membaca Al-Qur'an, bahkan sering ia membaca Al-Qur'an dalam satu rakaat, seperti yang telah diriwayatkan
oleh Abu Ubaidah dari Ibnu Umar r.a. Dan seorang penyair mengatakan,
ضَحُّوا بأشْمَطَ عُنوانُ السُّجُودِ بِهِ ... يُقَطَّع الليلَ تَسْبيحا وقُرآنا ...
"Mereka berada di Asymat tempat mereka mengerjakan sujud (salat) dihabiskannya malam hari dengan bertasbih dan membaca Al-Qur'an."
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: كَتَبَ إِلَيَّ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ: حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ حُمَيْدٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَاقِدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ، عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِي لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ".
Imam Ahmad mengatakan bahwa Ar-Rabi’ ibnu Nafi' pernah berkirim surat kepadanya yang isinya menyebutkan, telah menceritakan kepada kami Al-Haisam ibnu Humaid, dari Yazid ibnu Waqid, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Kasir ibnu Murrah,
dari Tamim Ad-Da'ri r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang membaca seratus ayat dalam semalam, maka dicatatkan baginya pahala qunut semalam suntuk. Hal yang sama telah diriwayatkan
oleh Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah-nya dari Ibrahim ibnu Ya'qub, dari Abdullah ibnu Yusuf dan Ar-Rabi' ibnu Nafi', keduanya dari Al-Haisam ibnu Humaid dengan sanad yang sama. Firman Allah Swt.:
{قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ}
Katakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9) Maksudnya, apakah orang yang demikian sama dengan orang yang sebelumnya yang menjadikan
tandingan-tandingan bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah? (Jawabannya tentu saja tidak sama).
{إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ}
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Az-Zumar: 9) Yakni sesungguhnya yang mengetahui perbedaan antara golongan ini dan golongan yang sebelumnya hanyalah orang yang mempunyai akal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Surat Az-Zumar |39:10|
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
qul yaa 'ibaadillażiina aamanuttaquu robbakum, lillażiina aḥsanuu fii haażihid-dun-yaa ḥasanah, wa ardhullohi waasi'ah, innamaa yuwaffash-shoobiruuna ajrohum bighoiri ḥisaab
Katakanlah (Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu." Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.
Say, "O My servants who have believed, fear your Lord. For those who do good in this world is good, and the earth of Allah is spacious. Indeed, the patient will be given their reward without account."
(Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian") takutlah kalian akan azab-Nya, yaitu dengan jalan menaati-Nya.
(Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh) melalui jalan ketaatan kepada Rabbnya (kebaikan) yakni surga. (Dan bumi Allah itu adalah luas)
maka hijrahlah ke negeri yang lain meninggalkan orang-orang kafir demi menghindarkan diri dari menyaksikan hal-hal yang mungkar. (Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan)
yang sabar di dalam menjalankan ketaatan dan sabar di dalam menahan ujian yang menimpa diri mereka (pahala mereka tanpa batas) yakni tanpa memakai neraca dan timbangan lagi.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 10 |
Tafsir ayat 10-12
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar terus-menerus mengerjakan ketaatan kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya:
{قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ}
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. (Az-Zumar: 10) Yakni bagi orang yang mengerjakan amal baik di dunia ini pahala kebaikan baginya di dunia dan akhiratnya. Firman Allah Swt.:
{وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ}
Dan bumi Allah itu adalah luas. (Az-Zumar: 10) Mujahid mengatakan bahwa karena itu berhijrahlah kalian padanya, berjihadlah dan pisahkanlah diri kalian dari berhala-berhala. Syuraik telah meriwayatkan dari Mansur, dari Ata sehubungan
dengan makna firman Allah Swt.: Dan bumi Allah itu adalah luas. (Az-Zumar: 10) Karena itu, apabila kalian diseru untuk melakukan perbuatan durhaka, larilah kalian darinya. Kemudian ia membaca firman-Nya: Bukankah bumi Allah itu luas,
sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu. (An-Nisa: 97) Firman Allah Swt.:
{إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ}
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Az-Zumar: 10) Al-Auza'iy mengatakan bahwa pahala mereka tidak ditukar ataupun ditimbang melainkan diberikan secara borongan
tanpa perhitungan. Ibnu Juraij mengatakan bahwa pahala mereka tidak diperhitungkan melainkan ditambah terus-menerus As-Saddi menyatakan sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar: 10) Yakni kelak di surga. Firman Allah Swt.:
{قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ}
Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (Az-Zumar: 11) Yaitu sesungguhnya aku hanya diperintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
{وَأُمِرْتُ لأنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ}
Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. (Az-Zumar: 12). As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian dari umatnya.
Surat Az-Zumar |39:11|
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
qul inniii umirtu an a'budalloha mukhlishol lahud-diin
Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.
Say, [O Muhammad], "Indeed, I have been commanded to worship Allah, [being] sincere to Him in religion.
(Katakanlah sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) dari perbuatan syirik.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 11 |
penjelasan ada di ayat 10
Surat Az-Zumar |39:12|
وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ
wa umirtu li`an akuuna awwalal-muslimiin
Dan aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri."
And I have been commanded to be the first [among you] of the Muslims."
(Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri) dari kalangan umat ini.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 12 |
penjelasan ada di ayat 10
Surat Az-Zumar |39:13|
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
qul inniii akhoofu in 'ashoitu robbii 'ażaaba yaumin 'azhiim
Katakanlah, "Sesungguhnya aku takut akan azab pada hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku."
Say, "Indeed I fear, if I should disobey my Lord, the punishment of a tremendous Day."
(Katakanlah, "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Rabbku").
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 13 |
Tafsir ayat 13-16
Allah Swt. berfirman, "Katakanlah, hai Muhammad, sebagai seorang utusan Allah Swt.:
{إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}
'Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku. '(Az-Zumar: 13) Yakni hari kiamat. Ungkapan ini merupakan syarat, sedangkan makna yang dimaksudnya adalah sindiran kepada yang lainnya
dengan skala prioritas. (Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa jika Nabi Saw. yang sedemikian dekatnya dengan Allah takut berbuat durhaka, maka terlebih lagi bagi yang lainnya, pent.)
{قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ}
Katakanlah, "Hanya Allah sajalah yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.” Maka sembahlah olehmu (hai orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. (Az-Zumar: 14-15) Hal ini pun merupakan ancaman dan pernyataan bersih diri dari perbuatan orang-orang musyrik.
{قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ}
Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi.” (Az-Zumar: 15) Yaitu kerugian yang sesungguhnya hanyalah dialami oleh,
{الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ}
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. (Az-Zumar: 15) Yakni mereka bercerai berai dan tidak akan bertemu lagi untuk selama-lamanya, apakah keluarga mereka dimasukkan ke dalam surga,
sedangkan mereka sendiri masuk ke dalam neraka ataukah keluarga mereka sama-sama menjadi penghuni neraka, semuanya sama saja. Sekalipun sama-sama di neraka, mereka tidak dapat berkumpul dan tiada kebahagiaan bagi mereka.
{ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ}
Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Az-Zumar: 15) Maksudnya, yang demikian itu adalah kerugian yang jelas, gamblang, dan terang-terangan. Kemudian Allah menggambarkan keadaan mereka di neraka melalui firman-Nya:
{لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ}
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). (Az-Zumar: 16) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat:
{لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ}
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (Al-A'raf: 41)
{يَوْمَ يَغْشَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ وَيَقُولُ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}
Pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata (kepada mereka), "Rasailah (pembalasan dari) apa yang telah kamu kerjakan.” (Al-'Ankabut: 55) Adapun firman Allah Swt.:
{ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ}
Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. (Az-Zumar: 16) Yakni sesungguhnya Dia mengisahkan berita yang pasti terjadi ini untuk mempertakuti hamba-hamba-Nya agar mereka menjauhi hal-hal yang diharamkan dan perbuatan-perbuatan dosa. Firman Allah Swt.:
{يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ}
Maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku. (Az-Zumar: 16) Artinya, takutlah kalian terhadap pembalasan, siksaan, dan kemurkaan-Ku.
Surat Az-Zumar |39:14|
قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
qulillaaha a'budu mukhlishol lahuu diinii
Katakanlah, "Hanya Allah yang aku sembah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku."
Say, "Allah [alone] do I worship, sincere to Him in my religion,
(Katakanlah, "Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya") dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 14 |
penjelasan ada di ayat 13
Surat Az-Zumar |39:15|
فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ ۗ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
fa'buduu maa syi`tum min duunih, qul innal-khoosiriinallażiina khosiruuu anfusahum wa ahliihim yaumal-qiyaamah, alaa żaalika huwal-khusroonul-mubiin
Maka sembahlah selain Dia sesukamu! (wahai orang-orang musyrik). Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat." Ingatlah! Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
So worship what you will besides Him." Say, "Indeed, the losers are the ones who will lose themselves and their families on the Day of Resurrection. Unquestionably, that is the manifest loss."
(Maka sembahlah oleh kalian apa yang kalian kehendaki selain Dia) selain-Nya. Di dalam ungkapan ayat ini terkandung makna ancaman bagi orang-orang musyrik dan sekaligus sebagai pemberitahuan,
bahwa mereka tidak menyembah Allah swt. (Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat")
karena mereka akan menjadi penghuni neraka yang abadi, dan karena mereka tidak memperoleh bidadari-bidadari yang disediakan buat mereka, jika mereka beriman.- (Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata) jelas sekali ruginya.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 15 |
penjelasan ada di ayat 13
Surat Az-Zumar |39:16|
لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ ۚ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
lahum min fauqihim zhulalum minan-naari wa min taḥtihim zhulal, żaalika yukhowwifullohu bihii 'ibaadah, yaa 'ibaadi fattaquun
Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawahnya juga ada lapisan-lapisan yang disediakan bagi mereka. Demikianlah Allah mengancam hamba-hamba-Nya (dengan azab itu). "Wahai hamba-hamba-Ku, maka bertakwalah kepada-Ku."
They will have canopies of fire above them and below them, canopies. By that Allah threatens His servants. O My servants, then fear Me.
(Bagi mereka gumpalan-gumpalan di atas mereka) lapisan-lapisan (dari api dan di bawah mereka pun gumpalan-gumpalan) lapisan-lapisan dari api. (Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu)
yakni hamba-hamba-Nya yang beriman, supaya mereka bertakwa kepada-Nya; pengertian ini disimpulkan dari firman selanjutnya, yaitu, (Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku).
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 16 |
penjelasan ada di ayat 13
Surat Az-Zumar |39:17|
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ
wallażiinajtanabuth-thooghuuta ay ya'buduuhaa wa anaabuuu ilallohi lahumul-busyroo, fa basysyir 'ibaad
Dan orang-orang yang menjauhi Tagut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, mereka pantas mendapat berita gembira, sebab itu sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku,
But those who have avoided Taghut, lest they worship it, and turned back to Allah - for them are good tidings. So give good tidings to My servants
(Dan orang-orang yang menjauhi thaghut) yakni berhala-berhala (yaitu tidak menyembahnya dan kembali) menghadap (kepada Allah, bagi mereka berita gembira) yaitu mendapatkan surga (sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku).
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 17 |
Tafsir ayat 17-18
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah meriwayatkan dari ayahnya sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang menjauhi tagut (yaitu) tidak menyembahnya. (Az-Zumar: 17) Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan Zaid ibnu Amr ibnu Nufail r.a, AbuZar r.a, dan Salman Al-Farisi r.a. Tetapi yang benar ayat ini mencakup mereka dan orang-orang selain mereka dari kalangan orang-orang yang menjauhi penyembahan berhala dan selalu taat
menyembah Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
{فَبَشِّرْ عِبَادِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ}
sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. (Az-Zumar: 17-18)
Yakni mereka memahaminya dan mengamalkan apa yang dipesankan olehnya, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya kepada Musa a.s. ketika diberikan kitab Taurat kepadanya:
{فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا}
Berpegang teguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya. (Al-A'raf: 145) Adapun firman Allah Swt.:
{أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ}
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk. (Az-Zumar: 18) Maksudnya, orang-orang yang mempunyai sifat ini adalah mereka yang mendapat petunjuk dari Allah di dunia dan di akhirat.
وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Az-Zumar: 18) Yakni mempunyai akal yang sehat dan fitrah yang lurus.
Surat Az-Zumar |39:18|
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
allażiina yastami'uunal-qoula fa yattabi'uuna aḥsanah, ulaaa`ikallażiina hadaahumullohu wa ulaaa`ika hum ulul-albaab
(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Who listen to speech and follow the best of it. Those are the ones Allah has guided, and those are people of understanding.
(Yaitu, orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya) mengikuti sesuatu yang mengandung kemaslahatan bagi mereka.
(Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal) yang mempunyai pikiran.
Tafsir Ibnu Katsir | Az-Zumar | 39 : 18 |
penjelasan ada di ayat 17